Sabtu, 19 April 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


PKS: Kami Tidak Pernah Ragu Membentuk Poros Islam

Posted: 18 Apr 2014 08:49 PM PDT


Jakarta - Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyatakan bahwa partainya tidak pernah ragu-ragu dalam membentuk poros partai berbasis massa Islam. Ia menilai bahwa umat Islam mengharapkan ada capres dan cawapres dari partai Islam.

"Kami di PKS tidak pernah ragu-ragu membuat poros itu (poros Islam). Bahwa nanti akan terselenggara atau tidak, nanti akan dilihat dan dibuktikan. Pertemuan-pertemuan sudah sejak lama," kata Hidayat dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya 'Ragu-ragu Poros Baru' di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (19/4/2014).

Sebelumnya, beberapa tokoh partai Islam sudah berkumpul di rumah almarhum pengusaha Hasyim Ning pada Kamis (17/4) untuk membahas kemungkinan munculnya poros Islam tersebut. Hidayat merupakan salah satu tokoh yang hadir saat itu. Perwakilan dari PKS paling banyak dalam pertemuan itu. Selain Hidayat, Presiden PKS Anis Matta juga hadir. Ada juga wasekjen Fahri Hamzah, Ketua DPP Ahmad Zainuddin dan seorang lagi politisi perempuan PKS. Menurut Hidayat, suara umat Islam yang diwakili oleh ormas menginginkan ada capres dan cawapres dari parpol Islam.

"Rakyat memberi suara mereka. Rakyat Islam tergabung dalam ormas. Ormas mengatakan, kami sudah pilih anda-anda. Amanat kami, rakyat yang tergabung di ormas, sudah memilih, dan suara kami agar partai Islam bersatu agar bisa beri alternatif capres dan cawapres mendatang," ujar Hidayat.

Suara partai-partai Islam bila digabungkan mencapai angka sekitar 32 persen dan ini lebih besar dari 3 partai nasionalis penghuni papan atas yaitu PDIP, Golkar dan Gerindra. Oleh sebab itu, kemungkinan partai Islam bergabung sangat besar.

Hidayat juga menilai anggapan bahwa tak ada satu tokoh dominan dari partai Islam bukanlah masalah. Ia mencontohkan Golkar dan Hanura yang masing-masing memiliki capres namun tetap bekerjasama.

"Misalkan dikatakan tidak ada tokoh, tunggu dulu. Ada Muhaimin, SDA, Anis Matta, Hatta, Amin Rais. Kalau tentang elektabilitas, kalau kita sepakat tidak masalah," ujar Ketua Fraksi PKS di DPR ini. (detik)


"Mereka Yang Masih Terjaga"

Posted: 18 Apr 2014 06:06 PM PDT


*by ustadz @Syukri_W 


Untuk Para Saksi PKS....

Hari-harimu ….kini terasa semakin berat, wajahmu memucat jelas pertanda kurangnya darah mengalir ke arah wajahmu.

Luapan kantukmu berkali-kali, tetaplah tidak berhasil merayu matamu untuk terpejam.

Bengkoknya tulang punggungmu belumlah mampu menyeret badanmu ke atas empuknya pembaringan.

Saudaraku, ku tahu dirimu lelah, ku tahu badanmu kuyuh, ku tahu matamu sendu, ku tahu hatimu keluh, Biarlah itu semua menjadi zikir amalmu...

Saudaraku….yang sedang terjaga disana, tidak perlu kau lukiskan perasaanmu sekarang, karena tubuhmu sudah mengatakannya kepadaku..

Kini rasa lelahmu menjadi "lelah" mengejar dirimu. Lukamu kini tak berasa lagi mengalirkan darah yang tak berwarna.

Bagaikan cerita yang tak bersuara, tangisanmu ada didalam ketawa menjadi deretan syair cinta & kini rasa bosan telah pamit menjauhimu..

Saudaraku yang sedang berdiri tegap disana. Tidak perlu kau katakan semuanya apa yang sedang kau alami kepadaku..

Karena ada yang paling tepat untuk mendengarkan apa yang kau rasakan semuanya dari diriku, yaitu Allah SWT..

Dialah yang mampu mendengar semua kata yang tak kau ucapkan, Dialah yang bisa melihat semua 'amal yg engkau kerjakan..

Karena sebab Dirinyalah engkau selalu sigap terjaga disana, dan kami sesama saudaramu hanya berharap dari hati yang dalam...

Agar kedua matamu itu, adalah mata yang dilindungi Allah SWT dari panasnya api neraka karena senantiasa terjaga di jalan Allah SWT..



Tanggapan atas tulisan "Harusnya PKS Tidak Seperti Itu"

Posted: 18 Apr 2014 05:25 PM PDT


Oleh Fendi Yuda Atmaja

Mohon maaf sebelumnya, saya harus menuliskan ini karena kegelisahan pribadi. Terutama ketika membaca tulisan/artikel saudara Fahrizal Aziz yang berjudul "Harusnya PKS Tidak seperti itu" (kompasiana -red). Saya gelisah karena beberapa sahabat saya "meng-aminkan" kebenaran tulisan ini. Bagi saya ada beberapa kesalahan pemahaman sejarah dan konteks oleh Bung Fahrizal yang perlu diluruskan dalam tulisan itu.

Baru saya membaca judulnya saja kok rasanya sudah memberi kesan negatif untuk PKS. Padahal dalam artikel bung Fahrizal Aziz membahas tentang PKS dan PDIP yang sering disebut. Kenapa judulnya hanya dimunculkan PKS? Bagi saya sebuah judul yang baik harus mencerminkan sesuai dengan isinya. Semoga judul tsb tidak sengaja untuk menyudutkan pihak tertentu atau sekedar mencari sensasi. Wallahua'lam.

PERTAMA, rakyat Jakarta sudah hampir putus asa dengan masalah banjir & kemacetan yang tak kunjung terselesaikan. Maka terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur DKI dianggap dapat memberikan harapan baru . Saya saja bangga dengan gebrakan-gebrakan Jokowi dalam aksi membenahi Jakarta. Namun rakyat Jakarta lah yang menilai semua itu. Mereka yang merasakan langsung dampaknya. Jika pada kenyataannya rakyat Jakarta tidak puas dengan kinerja Gubernur DKI maka sejarah akan terulang, yaitu rakyat akan mencari sosok lain yang dianggap dapat memberi harapan baru bagi Jakarta. Sebagaimana dulu citra Fauzi Bowo dijatuhkan dan mengangkat sosok baru Jokowi. Jadi dimunculkannya sosok Aher masih dalam kategori wajar.

KEDUA, seandainya Bung Fahrizal bilang kalo Fahri Hamzah itu banyak omong, maka saya akan bersepakat. Terkait kultwit Fahri Hamzah, saya tidak sepakat jika itu disebut aib. Itu adalah rekam jejak kepemimpinan Megawati , dianggap baik atau buruk yang jelas its based on fact. Toh Megawati sudah menjelaskan bahwa kebijakan saat itu adalah legal dilakukan, bahkan telah direstui oleh MPR kala itu.

Saya heran pada Bung Fahrizal yang mempermasalahkan hal ini. Ingat ketika video iklan politik PKS yang mencantumkan Soeharto sebagai salah satu pahlawan bangsa. Lihat betapa banyak Media & Parpol lain termasuk PDIP yang mengkritik habis-habisan dengan mengungkit dosa Orde Baru. Artinya adalah banyak yang menganggap masa Orde Baru Soeharto sarat dengan aib/dosa/kegagalan. Nah,,apakah itu juga etis?

Kemudian Bung Fahrizal menyimpulkan bahwa "semakin susah membedakan mana Partai Islam dan yang tidak". Terlalu dangkal bagi saya untuk menyimpulkan citra sebuah Parpol hanya dengan ulah segelintir kadernya. Jika tidak suka dengan ulah Fahri Hamzah maka kritik saja pribadinya, bukan dengan men-judge Partainya. Saya berharap Bung Fahrizal tidak ikut "menggarami lautan". Bung bilang tidak suka antar Parpol saling menjatuhkan dengan merusak citra, lantas apa maksud tulisan Bung yang menyudutkan PKS itu?
Maaf jika saya terlalu jujur mengatakan bahwa tulisan Bung Fahrizal adalah provokatif dan berpotensi menjatuhkan citra Partai Islam.

KETIGA, Saya sepakat bahwa upaya membanggakan diri agar terlihat lebih baik dari yang lain adalah perbuatan yang buruk. Namun menyebarkan kebaikan suatu partai agar diketahui dan memperoleh simpati masyarakat adalah sah dalam kampanye. Wajar jika dalam kampanye simpatisan membagus-baguskan partainya. Yang aneh jika simpatisan menjelek-jelekan partainya sendiri.

Media massa bukan pihak ketiga Bung. Tidak logis jika PKS hanya diam dengan kebaikannya dan mengharapkan media seperti yang bung sebutkan (Metro tv, Tv one, kompas, jawa pos dll) mau memberitakan kebaikan PKS, terlebih dalam masa kampanye.

- Metro tv itu milik Surya Paloh (Nasdem) ,
- TV One milik Bakrie (Golkar),
- kompas (afiliasi masih misterius),
- Jawa pos milik Dahlan Iskan (Demokrat).

Tak ada pihak ketiga bung. Media massa sekarang adalah milik Parpol.
Ingat ketika Ardi Bakrie marah besar gara2 Vivanews memposting iklan tentang Jokowi.
PKS ?? hanya punya PKS Piyungan yang gencar. Itupun cuma media online.

Saya hargai betul kepedulian Bung Fahrizal untuk menasehati PKS, namun alangkah baiknya tulisan langsung disampaikan kepada yang berkaitan (PKS ataupun Fahri Hamzah). Bukan diposting di media massa seperti ini. Apalagi dengan judul yang menyudutkan seperti itu.

Sungguh saya tidak rela karena tulisan bung itu telah membuat sahabat saya (simpatisan PKS) menjadi goyah kepercayaannya kepada PKS lantaran membaca tulisan yang tidak didasari pemahaman sejarah dan konteks yang lebih mendalam.

Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua.


Wallahua'lam.
Yuda

___
NB: tulisan diatas kami copas dari status fb penulis


PKS Siap Tampung Aspirasi Ormas Islam Soal Koalisi

Posted: 18 Apr 2014 05:02 PM PDT


Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan kesiapannya untuk mendengar aspirasi organisasi masyarakat (Ormas) Islam terhadap partainya jelang Pilpres 2014 nanti.

Presiden PKS, Anis Matta mengatakan partainya siap menampung aspirasi Ormas Islam untuk menghadapi Pilpres nanti.

"Kita sebagai partai politik, saya ingin mendengarkan aspirasi ormas Islam, seperti apa aspirasinya dengan perolehan suara partai islam yang meningkat," kata Anis, di kediaman Ratna Hasyim Ning, di Jl. Cikini Raya No. 24, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2014).

Apakah siap bersatu dengan partai Islam di Pilpres 2014? Anis mengatakan, partainya siap mendengarkan masukan dari tokoh-tokoh Islam.

"Saya mendengarkan dulu aspirasinya seperti apa," tukasnya.

Meski demikian, Anis enggan memberikan kepastian soal koalisi di Pilpres nanti. Menurutnya, PKS baru memutuskan koalisi setelah perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kalau soal koalisi, kita masih fokus perolehan suara," tambah Anis. (inilah)


"Partai yang Getol Tolak Dana Saksi, Ternyata Paling Curang" by @Fahrihamzah

Posted: 18 Apr 2014 04:59 PM PDT



Pantesan ada partai paling getol nolak dana saksi...dialah yg hari ini paling curang....masak 1+6+5=165.

Aktivitas beli suara partai itu memang gila dan memang lubangnya adalah ketiadaan saksi lengkap.

Kesepakatan #BelanjaSuara oleh #PartaiCurang rupanya sudah dirancang sejak awal....saksi adalah pintunya.

Apa akibat kalau saksi tidak lengkap?

Jika TPS saksinya tidak lengkap maka tidak semua partai merasa poses pemilu ada yang jaga...

Ketika kartu suara dihitung sebelum di coblos...ketika DPT di absen dan dibaca ulang...

Semua proses detail pemilu di TPS memiliki lubang yang mengharuskan penerimaan semua peserta.

Lubang akhirnya adalah penghitungan suara dan tabulasinya. Semua memerlukan saksi.

Bayangkan kalau saksinya tidak ada? Siapa yang menjamin keabsahannya?

Kenapa lubang tidak ditutup saja dari awal?


*Twit @Fahrihamzah (18/4/2014)

Pengakuan Saksi PDIP: "Makanannya Apa Orang PKS ini?"

Posted: 18 Apr 2014 04:11 PM PDT


Jarum jam menunjuk pukul 20.00 WIB (Selasa, 15 April 2014) saat pleno penghitungan suara pemilu/pemilukada pertama kali digelar di PPK Tanjung Senang, Bandar Lampung.

Pukul 02.00 WIB, saksi-saksi lain sudah terkantuk-kantuk, sedangkan 3 saksi dari PKS yaitu Zoni Fauzi, Rachmadi, dan Mulyanto masih seksama mengawal penghitungan. Pk. 02.30 dini hari penghitungan sepakat ditunda hingga Rabu (16/04) pk. 09.00 WIB.

Paginya, ketiga saksi PKS hadir ke PPK tepat sesuai kesepakatan. Rupanya oleh PPK penghitungan ditunda lagi pk. 19.30 WIB.

Malam itu semua saksi partai hadir. Tiba-tiba secara sepihak oleh PPK penghitungan kembali ditunda menjadi Kamis (17/04) pk. 10.00 WIB. Bahkan sempat terjadi kericuhan antara saksi dan petugas PPK akibat penundaan yang terjadi berulangkali tsb.

Nelson, saksi dari PDIP menyatakan bahwa dirinya maupun saksi dari partai lain sangat mengandalkan para saksi dari PKS.

"Kamorang (kalian, red.) itu datanya lengkap. Gua salut. Gak di TPS, PPS sampai PPK nongkrongin terus, gak pada tidur. Padahal saksi lain tidur, lo orang malah melotot. Makanannya apa lo orang ini?" ujar Nelson.

Ketua DPC PKS Tanjung Senang Rachmadi - yang juga menjadi saksi PPK - dkk saksi PKS tertawa, "Banyak-banyak dzikir sama istighfar aja, Bang."

Di tingkat PPK Tanjung Senang, memang saksi PKS pula yang menggagalkan percobaan penggelembungan suara untuk caleg DPR maupun DPD RI berdasarkan data C1 dan D1 yang mereka miliki.

*by @dettife 


Perolehan Kursi PKS Tertinggi Diantara Parpol Islam

Posted: 18 Apr 2014 03:51 PM PDT


PKS hari ini bikin arus sendiri ... menjaga suara yg telah diamanahkan kpd PKS. sekuat tenaga dipertahankan kader2nya di seluruh Indonesia.

Cara PKS menjaga amanah dr suara yg telah diamanahkan cukup berlapis ... mulai dr mengerahkan kader2nya utk jd saksi.

Kegigihan saksi2 PKS membuat Indonesia tau terjadi penggelembungan suara dimana2 secara massif.

Ada saksi PKS di bogor yg meninggal saat berjuang mempertahankan amanah ini..

Selain saksi yg lengkap, bahkan sampai hari ini masih bertarung di kecamatan, PKS juga siap dg Sistem Tabulasi Nasional nya.

PKS jadi satu2nya partai yg melakukan realcount dg menggunakan perangkat IT.

PKS satu2nya partai yg dg data realcount nya sdh punya data lengkap jumlah kursi yg di dapat.

Bahkan PKS adalah satu2nya institusi yg memanfaatkan IT utk perhitungan real count ... KPU pun tidak

Mulai 2 hari lalu, seluruh (struktur PKS) Indonesia mulai menginput data dari hasil pleno kecamatan ... alhamdulillah PKS sudah pegang data ini.

Data Tabulasi Nasional nya DPP PKS menerima input dari sms utk mendapatkan data cepat perolehan seluruh partai secara nasional.

Untuk data perolehan partai berikut data detil perolehan masing2 caleg dari seluruh partai menggunakan input XLS dan Scanning.

Input sms, xls atau scanner mengirimkan data, baik yg dari basis TPS, PPS , PPK atau KPUD ... semua dinput dikirim ke DPP.

Selesai perhitungan di TPS, PPS atau PPK saksi2 PKS langsung mengirim data ke tabulasi nasional utk data perolehan total partai.

Utk data detil caleg ... form C1 di entri ke xls atau dipindahkan ke form C1 IT nya PKS kemudian discan, data langaung masuk ke DPP.

Alhamdulillah, dr Pusat Tabulasi Nasional DPP PKS, perolehan kursi PKS masih tertinggi di antara seluruh partai Islam.

Perolehan Kursi PKS di atas PKB, PAN, PPP.

Jumlah kursi PKB kenapa lebih kecil dr PKS meski suara lebih besar? krn suara PKB terkonsentrasi di jawa timur ... berebut kursi mahal (1 kursi butuh jumlah pemilih besar)

Sedangkan suara PKS tersebar merata (di Indonesia).. bahkan ada daerah2 baru yg PKS pecah telur ... meskipun ada daerah yg lepas kursi.

Insya Allah seluruh dapil Jabar PKS msh dapat kursi senayan.


*by @hafidz_ary 
('Penunggu' Pusat Tabulasi Nasional DPP PKS)


'Koalisi Cikini' Bikin Panik

Posted: 18 Apr 2014 08:41 PM PDT


KOK KAMU SEWOT SIH...???

Yang nasionalis berkoalisi sesama nasionalis, ga ada yang sewot. Yang nasionalis berkoalisi dengan liberal, ga ada yang bawel.

Yang nasionalis berkoalisi dengan syiah dan ahmadiyah, ga ada yang uring-uringan. Yang juara korupsi koalisi dengan maling BLBI, ga apa-apa.

Tapi anehnya kini, di saat parpol Islam baru berniat koalisi, kenapa hampir semua tiba-tiba menjadi sewot, bawel dan uring-uringan?

Parpol Islam sebagai pemilik amanah suara ummat yang lumayan banyak kok diributin wacana koalisi mereka? UU membolehkan, kenapa pengamat meradang?

Suara seluruh parpol Islam jika digabungkan sudah mencukupi syarat yang ditentukan UU untuk mengajukan capres sendiri. Anehnya, kok diributin?

Sementara parpol nasionalis yang suaranya sangat kurang untuk mengajukan capres, kok ga dibawelin? Parpol yang didatangi asing, kok didiemin?

Jangan panik gitu dong. Cukup nikmati aja pertunjukan! Kalo ente sebagai pemain, mainkan strategi ente! Kalo ente sebagai pengamat, cukup nonton aja!

Biarkan Parpol Islam menjalankan rencananya. Seperti ente membiarkan parpol nasionalis menjalankan rencananya. Cukup mainkan aja peran ente!

Dari sini kita ke sana, dari Cikini kita ke Istana. ‪#‎KoalisiCikini‬ ‪


*by @harminonurbi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar