Jumat, 25 April 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Ini Bukti Luthfi Hasan Ishaaq Diperlakukan Tidak Adil

Posted: 25 Apr 2014 04:19 AM PDT


Sugiharto keberatan terhadap putusan majelis Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menguatkan hukuman 16 tahun penjara kepada kliennya, Luthfi Hasan Ishaaq.

"Jika benar putusannya seperti yang disampaikan, kami melihat diperlukan nilai keadilan," kata Sugiharto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (25/4).

Mengapa tidak adil? Kata pengacara bekas presiden PKS ini, dalam perkara kliennya, pihak pemberi suap, dalam hal ini pihak-pihak dari PT Indoguna Utama hanya dihukum ringan.

"Pihak yang didakwa pemberi dari Indoguna dihukum sekitar 3 tahunan, sementara ustad LHI yang secara faktual tidak pernah menerima apapun dari Indoguna dihukum jauh lebih berat. Apakah adil?" kata Sugiharto.

"Coba bandingkan dengan kasus-kasus lain yang menyangkut penyelenggara negara yang nyata-nyata telah terima uang, pidana kepada ustad LHI adalah yang terberat. Padahal seperti saya sampaikan bahwa beliau nyata-nyata tidak menerima apapun," sambung dia.

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menguatkan hukuman terdakwa kasus dugaan suap pengurusan penambahan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Luthfi Hasan Ishaaq. PT DKI dalam putusannya menguatkan hukuman 16 tahun penjara kepada mantan Presiden PKS itu sebagaimana vonis di tingkat pertama Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta.

Putusan banding itu diketuk palu pada 16 April 2014 oleh Majelis Hakim Tinggi yang diketuai Marihot Lumban Batu. Dalam putusan itu Majelis Hakim Tinggi menilai pertimbangan hukum yang diambil Majelis Hakim pada tingkat pertama sudah tepat, benar, dan sesuai. [zul]

*sumber: www.rmol.co/read/2014/04/25/152723/1/Ini-Bukti-Luthfi-Hasan-Ishaaq-Diperlakukan-Tidak-Adil

Ketua Dewan Syariah PKS Jabar Terpilih Sebagai Wakil Rakyat

Posted: 25 Apr 2014 03:29 AM PDT


Rapat Pleno Rekapitulasi perolehan suara tingkat KPUD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, telah berakhir 21 April lalu.

Dari formulir model DB-KPUD, DPRD Provinsi Jabar VII, bisa diprediksi enam orang Calon Legislator yang meraih tiket ke DPRD Provinsi Jabar mewakili masyarakat Kabupaten Bekasi.

Mereka adalah ;
1. PDIP : 252.432 suara
(Meilina Kartika Kadir : 47.498)
2. Golkar : 183.345 suara
(Almaida Rosa Putra : 70.909)
3. Gerindra : 160.099 suara
(H. Syahrir : 32.964)
4. PKS : 130.140 suara
(Abdul Jabbar Majid : 37.676)
5. P.Demokrat : 127.743 suara
(Wiwin Winingsih : 33.727)
6. PPP : 93.351 suara
(Omin Basuni : 44.943)

PKS Kab Bekasi berhasil mengantarkan DR. Abdul Jabbar Majid, MA., yang juga Ketua Dewan Syariah Wilayah DPW PKS Jawa Barat ke gedung legislator. PKS meraih rangking ke-4 perolehan suara dengan 130.140 suara.

Dihubungi melalui telepon genggamnya, Ust. Jabbar, demikian beliau biasa disapa mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh kader dan masyarakat Bekasi yang sudah memilihnya.

"Do'akan kami tetap amanah dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat," kata Ustad yang masih keluarga besar Pesantren At-Taqwa Bekasi ini. (BP)


Mimpi 15 Tahun PKS Kota Metro Akhirnya Terwujud di Pemilu Ini

Posted: 24 Apr 2014 08:43 PM PDT


Seluruh kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro, Lampung, berbahagia. Pasalnya, setelah pleno KPUD Kota Metro yang berjalan alot selama 3 hari sejak Sabtu, 19-21 April  PKS Metro dipastikan mendapatkan 3 kursi, yang di cita-citakan selama 15 tahun terakhir. Ini merupakan capaian yang fantastis, karena selama 15 tahun paling banyak PKS Metro mendapatkan 2 kursi di DPRD.

Dari 4 Dapil yang tersebar di Kota Metro, PKS Metro mendapatkan masing-masing 1 kursi di 3 dapil, yaitu dapil Metro Pusat, dapil Metro Timur dan 'pecah telor' dapil Metro Utara yang notabene adalah dapil baru pemekaran dari dapil Metro Pusat.

Ust. Nasrianto Effendi, M.AP sang Jagoan dalam 10 tahun terakhir, kini berhasil kembali merebut kursi di dapil Metro Pusat dengan mendapatkan kursi ke 6 dari 8 kursi yang diperebutkan. Dan ada 2 nama baru yang juga berhasil menaklukan Kota Metro. Zas Dianur Wahid, A.Md atau biasa di panggil Bang IZED, mendapat kursi di dapil Metro Utara, dan Ustad Yulianto, S.E Ketua DPD PKS Kota Metro Pun berhasil meraih kursi di dapil Metro Timur.

Semua Perjuangan struktur dan kader dalam pemilu tahun ini sangat berharga untuk kemenangan PKS Metro. Alhamdulilah berkat kegigihan dan pengorbanan para kader yang menyumbangkan waktu, bahkan materi akhirnya mimpi 15 tahun lalu akhirnya tercapai.

Banyak cerita mengharukan dalam pemenangan PKS Metro. Di saat kondisi keuangan partai sedang sulit-sulitnya, banyak pengorbanan kader yang tidak di duga-duga. 3 buah motor dalam perjalanan kampanye diinfakan oleh 3 orang kader untuk pemenangan. Ada juga yang merelakan tablet kesayangan untuk dilelang.

Ini tahun penuh perjuangan, ini tahun penuh hikmah, semoga PKS Metro bisa mengambil ibroh  dari semua yang di lami. Dan pengorbanan semua kader yang luar biasa dibalas Allah sebagai amal shaliih.

(U_Kreatif)


Darah Biru NU di Tubuh PKS

Posted: 24 Apr 2014 06:23 PM PDT

Pak Ahad bersilaturahim dgn Gus Sholah, yg tak lain adalah sepupu dari neneknya (Nyai Abidah)

Pemilu lalu menyisakan banyak kenangan. Salah satu yang melekat dibenak saya adalah ini ; Suatu pagi saya mendamping Caleg PKS Propinsi Jabar dapil Karawang-Purwakarta, Ir Abdul Hadi Wijaya MSc (selanjutnya disebut Pak Ahad) blusukan di  Purwakarta. Rencananya kami akan mengunjungi beberapa titik, salah satunya bertemu seorang Ajengan (pemuka agama/Kyai) di daerah Bojong.

Sesampainya di rumah Pak Kyai, kami dipersilakan duduk. Maka dimulailah perkenalan. Dengan lancar Pak Ahad memperkenalkan dirinya. Yang membuat saya kaget adalah, ketika selesai menjelaskan bahwa dirinya adalah cicit dari pendiri NU Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari, Pak Kyai (yang jelas-jelas lebih tua) tiba-tiba mencium tangan Pak Ahad. Saya lihat Pak Ahad balas mencium tangan Pak Kyai sekaligus merangkulnya. Dan dengan mata berkaca-kaca Pak Kyai berucap, "Sungguh saya merasa senang dan bangga dikunjungi oleh turunan Hadratus Syaikh..".  Saya terpana...

Sebelumnya saya sering mendengar dan membaca bahwa di kalangan NU, tradisi cium tangan adalah bentuk ihtiram (penghormatan) mereka terhadap seseorang yang lebih tua, atau kepada kyai/ gurunya. Sekarang saya saksikan dengan mata kepala sendiri! Dalam hal Pak Ahad, tentu cium tangan Sang Kyai tadi bentuk penghormatan beliau secara tidak langsung kepada Hadratus Syaikh melalui cicitnya. Menurut saya sih..

Pak Ahad lahir di Surabaya tanggal 25 Nopember 1957. Mbah buyut beliau, Choiriyah adalah anak pertama Syaikh Hasyim Asyari. Seperti kita ketahui, anak kelima Hadratus Syaikh adalah Abdul Wahid Hasyim, ayah dari mantan presiden Abdurrahman Wahid. Choiriyah menetap di Makkah, melahirkan putri bernama Abidah binti Ma'shum Ali.  Abidah kemudian menikah dengan KH Mahfudz Anwar ( mantan ketua Lajnah Falakiyah PBNU ). Dari situlah lahir Hamnah, ibunda dari Pak Ahad. Ayah Pak Ahad adalah Drs Abdul Mughni yang masih kerabat dari KH Alawy Muhammad Sampang, Madura.

Berbeda dengan saudara-saudaranya, Pak Ahad menempuh pendidikan "sekuler". Beliau mendapatkan beasiswa ke Belanda selama 10 tahun. Jadi meski turunan Hadratus Syaikh, jangan ajak bahasa Arab, tapi kalau bahasa Londo cascus Bro hehe..Di negeri Arjen Robben  inilah beliau bersentuhan dengan dakwah dan aktif di dalamnya. Hingga kembali ke tanah air dan bekerja di IPTN. Terakhir beliau menjabat Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi dan Kewirausahaan DPW PKS Jawa Barat.

Sudah jadi isu lima tahunan, bahwa PKS itu wahabi lah, anti qunutlah, anti tahlil lah, anti rajaban lah dan anti-anti lainnya. Ini sering dijadikan senjata oleh lawan politik untuk menghantam PKS di masyarakat yang mayoritas Nahdliyin. Kehadiran Pak Ahad punya arti tersendiri dalam mengkounter isu tersebut. Hampir semua pesantren yang didatangi menyambut dengan tangan terbuka. Bahkan seorang tokoh NU Purwakarta pernah menyampaikan secara terbuka ke jamaahnya mendukung Pak Ahad. Katanya sih bukan karena PKSnya, tapi karena turunan darah biru NUnya ituh!

Dari rekapitulasi internal berdasarkan C1, insyaallah Pak Ahad berhasil duduk menjadi anggota DPRD Jawa Barat. Kita doakan beliau amanah dan diberi kekuatan mewakili konstituen, terutama kalangan pesantren yang banyak tersebar di Purwakarta dan Karawang.




*by @inisifani on twitter

"Sistem Sedang Mengalami Pembusukan" by @Fahrihamzah

Posted: 24 Apr 2014 04:40 PM PDT


Twit @Fahrihamzah
(24/4/2014)


Tidak ada jalan pintas bangun negara ...peta jalan menuju masa depan jangan ditulis dengan air ludah...

Bahaya jika ada yang memegang kuasa besar tetapi tidak mengerti masalah...

Barusan saya melihat diskusi di @Metro_TV soal pajak. Orang2 bicara angka2...lupa substansi.

Kasus Hadi Purnomo adalah kasus lama. Tolong jangan kantor pajak hari ini dimaki-maki.

Semua lembaga birokrasi telah berbenah, jangan ungkit2 praktik lama. Salahkan yg salah...jgn rusak lembaga.

Apalagi kasus HP ini banyak masalah karena drama yg dibuat KPK tidaklah murni hukum.

Terlalu banyak masalah dan kemungkinan musibah yang timbul oleh kesalahan fatal KPK.

KPK tetapkan HP tersangka di hari akhir jabatannya di BPK..lembaga yg menemukan banyak masalah.

Di antara banyak masalah yang ditemukan (oleh BPK) itu ada di KPK. Besar kuasa KPK besar pula masalah yang muncul.

Dalam kasus HP itu KPK tetapkan jumlah kerugian negara tanpa audit BPK. Apa hak KPK?

Dalam kasus ini KPK tentukan jumlah kekurangan bayar pajak. Lah pasal berapa di UU mana kewenangan itu ada?

KPK sudah lama ambil kewenangan semua lembaga.. Mungkin karena KPK yakin semua lembaga sudah bermasalah.

KPK tangkap anggota DPR maka kewenangan DPR dianggap bermasalah. Kewenangan budget mau dibatasi KPK.

Kemarin rame KPK mau batalkan kewenangan DPR bahas UU KUHP dan KUHP. KPK di atas DPR.

MK habis digeledah dan ditangkap KPK akhirnya Norma UU mau ditambah-kurang seenak KPK.

KPK tangkap pimpinan BPK akhirnya kewenangan BPK tentukan jumlah kerugian negara seenak KPK.

Mantan Dirjen Pajak (HP) ditersangkakan maka kewenangan tentukan jumlah tagihan pajak tiba-tiba diambil alih KPK.

Semua lembaga negara sudah tidak ada harganya dan karenanya tinggal KPK yang ada.

Jelang pileg kemarin, KPK bikin kampanye tentang siapa caleg yg harus dipilih. Terbatas hak partai.

Karena KPK sudah tangkap banyak orang partai maka pemilu pun bukan milih orang partai tapi orang KPK.

Hebat nih para mantan pimpinan KPK bikin kampanye pilih orang KPK di parpol. Daftar dibuat dari mana entah.

Sebentar lagi Pilpres, Presiden juga harus orang KPK. Ada satu tuh yang kasusnya gak mau diproses padahal jelas.

Inilah negara yang sekarang telah dikelola oleh hanya satu lembaga. Tinggal KPK yg sah. Yg lain maling semua.

Rasanya ini gak akan lama lagi. Sistem sedang mengalami pembusukan. Semua sedang lemah.

Mari kita waspada. Jangan mau jadi korban badut-badut citra. Tak ada masalah yang diselesaikan, ini hanya drama.

Setelah mereka hancur mereka tetap akan terima piala citra. Jaringan dunianya siap siaga.

Bagi kita, NKRI adalah negara hukum yang demokratis dalam transisi yg harus kita selamatkan.

Tidak ada jalan pintas....hati2 pada para pemburu citra...Bersekongkol dengan media...mereka hanya cari muka..

Biarlah kita jaga Indonesia kita...dari lupa...karena kita melawan lupa...


PKS Partai Paling Efisien

Posted: 25 Apr 2014 04:20 AM PDT


Pemilihan legislatif (pileg) telah terselenggara 9 April kemarin. Sesuai jadwal dan tahapan pemilu, hasil resmi perolehan suara parpol nasional baru akan diumumkan KPU antara tanggal 7 dan 9 Mei 2014. Namun dari berbagai quick count yang dirilis berbagai lembaga survei menunjukkan hanya 10 partai politik yang lolos ke Senayan. Dua parpol gagal, PBB dan PKPI, karena tidak mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 3,5 persen.

Dari hasil Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) yang dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), 3 parpol dengan dana kampanye terbesar adalah Partai Gerindra, PDIP dan Golkar. Sedang 3 parpol dengan dana kampanye terkecil adalah PKPI, PBB dan PKS.

Berikut data rangking dana pengeluaran kampanye parpol 2014:

1. Partai Gerindra: Rp 434,9 miliar
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P): Rp 404,7 miliar
3. Partai Golkar: Rp 402 miliar
4. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura): Rp 365,7 miliar
5. Partai Demokrat: Rp 307 miliar
6. Partai Nasdem: Rp 277,4 miliar
7. Partai Amanat Nasional (PAN): Rp 271,9 miliar
8. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): Rp 244 miliar
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP): Rp 157 miliar
10. Partai Keadilan Sejahtera (PKS): Rp121 miliar
11. Partai Bulan Bintang (PBB): Rp 71,3 miliar
12. Partai Keadilan dan Pembangunan Indonesia (PKPI): Rp 52 miliar

(Data KPU terkait dana kampanye ini dirilis berbagai media kemarin)

Kalau menilik dari hasil quick count dan data dana kampanye, perbandingan antara suara yang didapat dengan dana kampanye yang dikeluarkan, maka PKS menjadi partai dengan pengeluaran terkecil untuk setiap 1% perolehan suara pemilih. Dengan kata lain, PKS adalah partai yang paling efisien megeluarkan dana kampanye Pemilu 2014 (lihat tabel).




Diantara Caleg PKS yang Terpilih, Ada Keturunan Kelima KH Hasyim Asy'ari (Pendiri NU)

Posted: 24 Apr 2014 04:34 PM PDT


Siapa mengira ternyata diantara jajaran pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ada keturunan langsung dari Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari pendiri Nadlatul Ulama (NU).

Beliau adalah Abdul Hadi Wijaya, salah satu pimpinan DPW PKS Jawa Barat yang di pemilu 2014 ini diamanahi sebagai caleg tingkat propinsi Dapil Karawang-Purwakarta.

"Anak pertama Hadratusy Syaikh bernama Choiriyah. Beliau menetap di Makkah dan melahirkan nenek saya (Abidah binti Ma'shum Ali)," tutut Abdul Hadi menyebutkan silsilah keluarganya.

"Nenek menikah dengan KH Mahfudz Anwar, pernah jadi ketua Lajnah Falakiyah PBNU. Ibu saya Hamnah adalah anak kedua mereka," lanjutnya.

Namun tak seperti umumnya keluarga Nahdliyin, Abdul Hadi Wijaya tidak dibesarkan di pesantren. Pria kelahiran Surabaya, 25 Nopembet 1967 ini mengenyam pendidikan umum sampai mendapat beasiswa luar negeri dari Habibie untuk kuliah S1 dan S2 di Delft University of Technology Belanda 1986-1995.

Menikah dengan Anak Tokoh Muhammadiyah

Uniknya juga, beliau menikah dengan anak tokoh Muhammadiyah.

"Saya menikah 1991 dengan cucu pendiri Muhammadiyah Banten yang juga mendapat beasiswa, bukan di Belanda tapi di Jerman," ujarnya.

"Pernikahan ini asyik, semacam koalisi NU-Muhammadiyah," kelakarnya.

Dipl. Ing. Hj. Diah Nurwitasari, istri beliau, adalah aleg PKS di DPRD Propinsi Jawa Barat dua periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Kenal Tarbiyah

Bagaimana beliau bisa kenal dan menjadi kader serta pimpinan PKS?

"Saya kenal tarbiyah saat di Eropa. Saat kuliah itu kami sering undang ustad-ustad dari Indonesia. Ada Ustad Anis Matta, Ahmad Heryawan, Tifatul, Tate Qomarudin, dll. Itu sebelum ada PKS," tuturnya.

Saat beliau kuliah di Belanda, beliau aktif jadi pengurus Persatuan Pelajar Indonesia, Delft, The Netherlands, 1986-1995. Diantara kegiatannya adalah mengadakan pengajian untuk pelajar-pelajar Indonesia yang sedang menimba ilmu di Belanda.

"Pulang dari Eropa kami kerja di PT Dirgantara Indonesia. Disitu kegiatan tarbiyah berlanjut, ikut aktivitas dakwah bareng Mang Oded Muhammad Danial wakil walikota Bandung dari PKS," tuturnya.

Jadi Caleg PKS

"Di pemilu 2014 Saya yang ditugaskan jadi caleg PKS, menggantikan istri yang pensiun. Dapilnya Karawang & Purwakarta. Ternyata banyak pesantren NU," tutur beliau.

"Saya bertemu KH Abun Bunyamin ketua PCNU dan MUI Purwakarta. Atas bantuan beliau, banyak buka pintu pesantren-pesantren. Alhamdulillah saya diterima baik, bahkan jadi icon NU," sambungnya.

Karena ijin Allah dan dukungan kalangan pesantren beliau mendapat suara terbanyak di caleg PKS dapil itu. Dan PKS dapat 1 kursi DPRD Propinsi.

"Doain agar saya bisa mewarisi kebaikan Hadratusy Syaikh," tutur beliau atas amanah yang diembannya. 



___
NB: Sebagai orang teknik lulusan Belanda, pengabdian beliau ke NU diaplikasikan dengan aktif di Ma'had 'Aly Al-Mahfudz (Konsentrasi Ilmu Falak), Jombang (Jatim), dari 2012-sekarang.

Profil lengkap beliau, KLIK INI

Follow @ahadiwijaya on twitter



"Ketika Lamtim Bertasbih" PKS Lampung Timur Tembus Tiga Besar

Posted: 24 Apr 2014 04:00 PM PDT


Seluruh kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lampung Timur boleh berbangga. Pasalnya, setelah pleno KPUD Lampung Timur yang berjalan alot selama 4 hari sejak Sabtu, 19-22 April 2014, PKS dipastikan masuk 3 besar perolehan kursi di DPRD Lampung Timur bersama  PDIP dan PKB.

PDIP memperoleh 9 kursi, sementara PKB dan PKS masing-masing 7 kursi. Dari tujuh daerah pemilihan (dapil) di Lampung Timur, PKS berhasil memperoleh satu kursi untuk setiap dapil, termasuk "pecah telur" di dapil 6. Perolehan ini meningkat dibandingkan hasil pileg 2009 dimana PKS mendapat 6 kursi.

Setidaknya ada 3 wajah baru dalam komposisi aleg terpilih periode ini. Dapil 1 mengantarkan akhuna fillah Nur Fauzan, S.Pt. Dapil 2 incumbent Ismail Ja'far Lc. Dapil 3 Bendahara DPD Muslih Haryono, SP. Dapil 4 incumbent Adi Safri Marta S.Ag. Dapil 5 incumbent "Srikandi PKS Lamtim'' Nanik Hermin Astuti, Amd. Dapil 6 Sekum PKS Lamtim "Sang penakluk DP 6'' Hendri Nurhadi SP. Dan, Dapil 7 incumbent Teguh Suyatman S.Pd.

PKS Lampung Timur juga berhasil mengantarkan Ketua DPD Prio Budi Utomo, S.Hut ke DPRD Provinsi, dan KH. Ir Abdul Hakim, MM dari Dapil Lampung 2 ke Senayan.

Selamat yaa buat teman-teman Lamtim... bahkan di tahun yang badai kita tidak hanya mampu bertahan tapi juga tembus TIGA BESAR. Allahu Akbar wa lillahilhamd. (Indari Retno)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar