Minggu, 27 April 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


PKS Pilih Jadi Cawapres Prabowo

Posted: 27 Apr 2014 05:41 AM PDT


JAKARTA - Pertemuan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera  (PKS) sudah semakin mengerucut. Pertemuan yang digelar sejak pagi tadi semakin mengarah ke kata sepakat, jika PKS akan berkoalisi dan siap menjadi cawapres.

"Dari pertemuan di dalam kita semakin mengerucut. Kita sepakat untuk koalisi, bukan oposisi. Melihat dari suara di dalam, kita lebih baik berkoalisi untuk dapatkan posisi wapres ketimbang tidak," kata anggota Majelis Syuro Ahmad Heryawan kepada wartawan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (27/4)

Soal koalisi, lanjut Aher, Majelis Syuro menyarankan agar PKS berkoalisi dengan pihak atau partai yang sudah secara resmi mengajukan surat untuk berkoalisi. Dalam hal ini, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto merupakan capres yang pertama kali mengajukan surat resmi koalisi ke DPP PKS.

Maka dari itu, masih kata Aher, PKS menempatkan Prabowo dan Gerindra di tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Aburizal Bakrie (Ical) yang hanya mengajukan koalisi secara lisan.

"Kalau dibuat tahapan, Prabowo dan Gerindra sudah lebih tinggi karena sudah ada surat tertulis. Antara yang tertulis dengan yang lisan, kita utamakan yang tertulis," pungkas Gubernur Jawa Barat itu. [ian/rmol]


PKS Bahas Format Koalisi Ideal

Posted: 27 Apr 2014 02:26 AM PDT

Suasana Musyawarah XII Majlis Syuro PKS (27/4/2014)

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga saat ini belum menentukan siapa rekan koalisinya pada Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Musyawarah Majelis Syuro PKS, di Kantor DPP PKS Jakarta, Minggu (27/4), membahas format koalisi yang ideal.

"Kami tidak menginginkan kegagalan dalam berkoalisi seperti pada koalisi dua periode pemerintahan sebelumnya," kata Sekjen DPP PKS Taufik Ridho, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jaringnews, Minggu (27/4).

Menurut Taufik, belajar dari pengalaman koalisi sebelumnya, PKS mementingkan kebersamaan.

"Misalnya kebijakan energi, jangan diputuskan sendiri, tetapi diputuskan bersama. Kalau kemarinkan, semua kebijakan diputuskan sendiri oleh pemimpin koalisi, dan PKS diminta dukung. Kita tidak mau (hal tersebut terulang)," imbuh Ketua Bidang Humas PKS Mardani Ali Sera.

"Intinya PKS tidak mementingkan kursi, tapi kita ingin menegaskan koalisi yang akan datang ini yang membawa manfaat bagi bangsa dan negara, serta ummat juga," ungkap Mardani.

Taufik menegaskan bahwa PKS tidak akan terburu-buru memutuskan soal akan berkoalisi dengan partai atau calon presiden tertentu. Komunikasi, menurutnya, telah dan terus dibangun dengan berbagai pihak untuk menyamakan platform pemerintahan ke depan.

"Pimpinan PKS telah bertemu dengan Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie dan Wiranto, serta beberapa pimpinan partai lainnya," pungkasnya. (Hdy/jaringnews)


PKS: Tidak Ada Bagi-bagi Kursi

Posted: 27 Apr 2014 02:02 AM PDT


JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tidak mau berkoalisi dengan sistem bagi-bagi kursi dalam menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli mendatang. Juru bicara PKS Mardani Ali mengatakan, dalam berkoalisi, partainya mengusung kesamaan visi dan misi sehingga tercipta koalisi yang kuat dan efektif.

"Kita bukan bahas siapa capresnya atau cawapresnya, tapi dalam koalisi kita menginginkan sebuah kerjasama yang kuat. Yang menjunjung efektivitas," kata Mardani di sela-sela rapat Majelis Syuro di DPP PKS, Jakarta, Minggu (27/4/2014) siang.

Dalam rapat yang diikuti sekitar 80 anggota Majelis Syuro PKS itu, dibahas bagaimana langkah koalisi PKS dengan partai politik peserta pemilu lainnya. Menurut Mardani, rapat itu akan membahas bagaimana platform yang akan dibangun PKS dengan teman koalisinya nanti.

"Tidak ada transaksional, tidak ada bagi-bagi kursi menteri. Semunya harus diseuaikan kedalam platform itu," ujar dia.

Hal serupa disampaikan Sekjen PKS Taufik Ridho. Menurutnya, koalisi bagi-bagi kursi tak akan bisa membangun suatu pemerintahan yang kuat dan efektif. Dia berkaca pada pengalaman partainya saat berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam Sekretariat Gabungan.

Saat itu, hubungan PKS dengan Partai Demokrat sempat merenggang akibat sikap PKS yang menolak kebijakan kenaikan harga BBM. Padahal, partai-partai lain pendukung pemerintah mendukung kebijakan itu.

"PKS tidak mau seperti itu lagi. Dulu mungkin karena sudah ada transaksi jadi mereka bebas menentukan. Mereka rapat sendirian dulu, lalu setelah ada keputusan baru minta kita mendukung. Kedepannya, siapapun yang membentuk koalisi, dalam membuat kebijakan harus dilakukan bersama," ujarnya.

Meski mengeluhkan koalisi dengan Demokrat itu, namun Taufik mengaku tidak kapok. Partainya juga membuka peluang koalisi seluas-luasnya kepada partai manapun, termasuk Demokrat. "Tidak kapok, tapi harus dijadikan pelajaran bersama," katanya. (KOMPAS)


"Kemenangan Kita Bersama" | Oleh: Cahyadi Takariawan

Posted: 27 Apr 2014 05:28 AM PDT


Oleh : Cahyadi Takariawan

Proses Pemilu 2014 belum selesai. Masih ada beberapa daerah yang melakukan penghitungan ulang, dan belum selesai melaksanakan pleno penetapan kursi. Namun hasil sudah mulai bisa dibaca, walaupun masih bersifat sementara. Alhamdulillah, Allah memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada PKS, sehingga hasilnya tidak seperti yang diprediksi oleh banyak survai selama ini, dan banyak kalangan pengamat.

Banyak survai dan pengamat yang menyatakan PKS tidak akan mampu melewati parlementary treshold (PT), sehingga hilang dari Senayan. Alhamdulillah, PKS masih bertahan. Bahkan di berbagai daerah, kursi kabupaten dan kota justru meningkat cukup signifikan.

Oleh karena itulah sudah mulai beredar ucapan tahniah dari para kader atas hasil sementara yang sudah mulai terlihat. Sesiapa yang menjadi anggota dewan, dan sesiapa yang tidak menjadi dewan, sudah mulai tampak hasilnya. Di berbagai media sosial mulai marah ucapan-ucapan selamat, dan menyebut nama-nama kader yang berhasil menjadi anggota dewan.

Tahniah dan Doa untuk Siapa?

Saya terkejut membaca postingan di media sosial, tentang keberhasilan kader-kader dakwah meraih sejumlah kursi di sebuah daerah, pada Pemilu 2014 ini.  Satu sisi saya bersyukur, bahwa kader dakwah di daerah itu mengalami peningkatan perolehan kursi yang  signifikan. Namun yang membuat saya tercenung adalah, cara pemberitaan di media sosial tersebut.

Diberitakan, bahwa di dapil satu seorang kader dakwah bernama Fulan berhasil mendapatkan kursi. Di dapil dua, kursi berhasil didapatkan oleh si Falun. Dapil tiga, kursi berhasil didapatkan oleh sang penakluk bernama Falin. Dapil empat, sang penantang berhasil meraih kursi. Dan seterusnya. Seakan-akan kursi itu didapatkan oleh seseorang, sehingga kader tersebut menjadi sangat hebat dan sangat istimewa secara sendirian.

Saya juga membaca di jejaring sosial, beredarnya ucapan-ucapan selamat kepada para kader yang berhasil mendapatkan kursi di lembaga legislatif. Ucapan selamat disertai doa semoga mereka mampu mengemban amanah dengan istiqamah, demi kebaikan bangsa dan negara. Alhamdulillah, saya pun ikut memberikan ucapan tahniah tersebut. Sayapun mendoakan para kader yang mendapatkan kepercayaan masyarakat tersebut agar mereka selalu bekerja dengan lurus.

Bukan Kerja Individual

Ucapan selamat dan kisah-kisah heroik atas tercapainya kursi kita di berbagai daerah, tentu sangat wajar dan sudah semestinya kita semua bersyukur. Namun yang perlu kita ingatkan adalah, kerja yang kita lakukan untuk pemenangan Pemilu bukanlah kerja individual. Senyatanya kita melakukan kerja sebagai tim, sehingga hasil apapun yang kita dapatkan, adalah akumulasi dari kerja tim tersebut.

Oleh karena itu, kendatipun kita sangat pantas menyampaikan ucapan tahniah kepada para kader yang berhasil mendapatkan kursi, jangan sampai melupakan peran semua pihak dalam perjuangan hingga tercapainya kursi tersebut. Saya memberikan komentar di beberapa grup WhatsApp, grup BBM, maupun di milis grup, ketika bertebaran ucapan selamat kepada nama-nama tertentu yang berhasil terpilih sebagai anggota legislatif di seluruh levelnya, dengan komentar yang mengingatkan peran pihak-pihak lain yang sangat bayak.

"Sebut juga nama-nama caleg yag tidak berhasil mendapatkan kursi, dan ucapkan selamat kepada mereka atas kerja keras yang sudah mereka lakukan hingga berhasil mendapatkan kursi di dapilnya. Doakan juga mereka agar tetap istiqamah dan semangat melaksanakan amanah dakwah".

"Doakan juga para kader yang bukan caleg. Mereka sudah bekerja keras dan ikhlas, siang malam mereka terus beraktivitas. Dengan kerja mereka itulah kursi bisa kita dapatkan. Doakan agar mereka selalu istiqamah dan tegar menunaikan amanah dakwah".

"Doakan juga para pengurus partai di semua levelnya. Mereka sudah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sejak penyiapan Pemilu, pelaksanaan dan penjagaan suara serta kursi. Doakan agar mereka selalu istiqamah menunaikan amanah dakwah".

Demikian beberapa komentar saya di berbagai grup jejaring sosial. Saya hanya ingin supaya kita tidak melihat capaian kursi ini sebagai kerja individu, namun sebagai kerja kolektif. Kita bekerja sebagai tim, dimana semua pihak ikut berkontribusi atas hasil apapun yang kita dapatkan. Berhasil mendapat kursi atau tidak berhasil, adalah akumulasi dari kerja kolektif yang kita lakukan.

Apabila berhasil mendapatkan kursi, itu bukanlah kinerja seseorang. Lihat saja selisih perolehan suara antara seorang caleg yang berhasil jadi anggota legislatif, dengan caleg lainnya yang tidak menjadi anggota legislatif. Di beberapa dapil, selisih itu sangat sedikit. Saya mendapatkan cerita bahwa ada dapil yang selisihnya hanya 7 suara saja, ada yang selisih belasan suara, ada yang selisih duapuluhan suara, dan seterusnya. Ini menunjukkan, kursi didapatkan dari kerja kolektif di satu dapil. Bukan hasil pekerjaan seseorang.

Berikan Tahniah dan Doa

Maka berikan ucapan tahniah dan doa untuk kerja kita semua. Selamat untuk para qiyadah, para kader, para pengurus, para caleg, bahkan para simpatisan dan tim-tim yang dibuat untuk membantu pemenangan Pemilu dari pihak eksternal. Semua telah bekerja dengan segenap daya dan upaya untuk memenangkan Pemilu, dan kita hanya berharap balasa kebaikan dari Allah Ta'ala. Hasil akhir, berapapun jumlah suara dan kursi kita dapatkan, kita bertawakal kepada Allah.

Semoga Allah berikan kekuatan kepada kita semua, semoga Allah berikan keberkahan kepada kita semua, atas kerja-kerja yang sudah kita lakukan selama ini. Semoga yang mendapatkan amanah kursi dewan, bisa melaksanakan tugas dengan penuh kesungguhan, bekerja dengan serius dan lurus, memperjuangkan aspirasi masyarakat, menjaga kebaikan bangsa dan negara.

Para caleg yang belum berhasil mendapatkan kursi, kita doakan bersama agar tetap istiqamah, selalu tegar dan sabar, dan tetap aktif melaksanakan amanah dakwah yang masih sagat panjang membentang. Para kader yang bukan caleg semoga tetap berada dalam barisan dakwah, konsisten memperjuangkan tercapainya misi dakwah. Para simpatisan dan relawan semoga tetap istiqamah berada di barisan dakwah.

Semoga Allah berikan kekuatan, kebaikan, keberkahan kepada kita semua. Aamiin.


Jakarta, 27 April 2014
(Di sela acara Musyawarah Majlis Syuro PKS)


PKS: Prabowo Ajukan Surat Resmi Ajakan Berkoalisi

Posted: 27 Apr 2014 12:16 AM PDT


Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus capres Partai Gerindra Prabowo Subianto telah secara resmi mengajukan surat permohonan koalisi kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Demikian diumumkan Sekjen PKS, Taufik Ridho kepada wartawan di sela-sela Rapat Majelis Syuro, di kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (27/4).

"Prabowo sudah resmi kirim surat untuk ajak PKS berkoalisi. Masuk suratnya per tanggal 25 April," kata Taufik.

Menurut Taufik, PKS terus menjajaki koalisi terhadap semua parpol termasuk dengan Gerindra. PKS dan Gerindra, kata Taufik, mempunyai visi misi yang sama.

Meski demikian, PKS tak mau buru-buru mengumumkan secara resmi untuk berkoalisi. Taufik beralasan, pihaknya masih menunggu perhitungan tetap jumlah kursi parlemen untuk PKS.

"Tunggu keputusan KPU. Nanti sebelum 18 Mei baru kita umumkan," demikian Taufik.[wid/rmol]


Ustadz Hadi, Sosok Teladan yang Kami Relakan ke Senayan

Posted: 26 Apr 2014 04:46 PM PDT


"Semoga kita semua kelak berakhir di Syurga, dan semoga di Syurga nanti kita tidak malu saat bertemu burung hud hud yang menempuh jarak 12.000 kilometer seorang diri untuk misi da'wah, semoga kita tidak malu saat bertemu dengan burung hud-hud, yang lewat perantaraannya seluruh penduduk Negeri Saba akhirnya beriman pada Allah"

Begitu kira-kira kalimat yang menutup taujih Ust. Hadi Mulyadi beberapa waktu yang lalu di sebuah forum. Penuh semangat ilahiyah. Kembali mengingatkan bahwa apa yang kita kejar selama ini adalah ridho dan syurga Allah.

Pagi ini saat menulis berita tentang lolos nya beliau sebagai salah satu Anggota DPR RI di pemilu 2014, ada semacam perasaan campur aduk. Bahagia pastinya, bertambah lagi satu orang sholih yang akan duduk sebagai wakil rakyat. Tapi  ada semacam perasaan 'kehilangan' entah muncul dari mana.

Selama ini saya selalu berfikir, beliau adalah 'milik' kami, kader Kalimantan Timur. Kehadiran beliau ditengah-tengah kami seperti oase, tak jarang beliau menyempatkan hadir bahkan di forum-forum kecil ditengah padatnya agenda sebagai pimpinan DPRD Provinsi.

Selama menjabat sebagai Wakil ketua DPRD Kaltim, rumah dinas yang memang tak beliau tempati teramat sering kami pinjam untuk agenda-agenda da'wah. Mulai dari dauroh sampai mabit halaqoh.

Ustadz Hadi Mulyadi adalah teladan bagi begitu banyak orang, dikenal sampai ke pelosok-pelosok kampung yang bahkan belum ada listrik sekalipun.

Tidak hanya itu, istri beliau, Bu Erni, juga menyimpan begitu banyak kesan dihati. Sosoknya yang ramah dan bersahaja, ah.. saya akan sangat kehilangan.

Semoga walau sudah berkantor di Senayan nanti, beliau dan istri tetap bisa sering-sering menengok kami, jundi-jundi nya yang masih sangat perlu bimbingan.

Semoga Alloh memberkahi setiap langkah beliau dalam menebar manfaat yang lebih luas untuk umat.

Semoga inilah amanah yang kelak akan membawa beliau ke dalam Syurga dan bertemu burung hud hud dengan penuh senyuman.

*Cuma coret2an anak bawang.. We're So Proud Of You, SIR!* :,)


by @nastarabdullah


Hari Ini PKS Gelar Musyawarah Majlis Syuro Tentukan Koalisi

Posted: 26 Apr 2014 05:01 PM PDT


JAKARTA (27/4) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hari ini akan menggelar Musyawarah Majlis Syuro (MMS) di Jakarta. Musyawarah ke-12 ini (MMS XII) akan diikuti 99 Anggota Majlis Syuro memiliki arti penting menentukan arah koalisi PKS dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang.

Menurut anggota Majelis Syuro PKS Almuzzammil Yusuf, kandidat capres dan cawapres yang diputuskan dalam pertemuan hari ini akan ditawarkan ke partai lain. Nama hasil keputusan majelis syuro itu akan menjadi pegangan juru runding PKS saat menjajaki koalisi dengan partai lain.

PKS selama ini sudah menjalin komunikasi dengan berbagai parpol, termasuk dengan kandidat presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto. Ketua Dewan Pembina Gerindra ini telah melakukan pembicaraan dengan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Keduanya melakukan pertemuan di Bandung, Jawa Barat pada Rabu (23/4/2014) lalu.

Namun untuk menentukan arah koalisi dan siapa capres-cawapres yang akan diusung PKS sepenuhnya menjadi wewenang Majlis Syuro PKS sebagai lembaga tertinggi partai.

"Kita sedang buat laporan untuk Majelis Syuro 27, besok, sehingga akan diputuskan panduan bagi koalisi (PKS) itu akan bagaimana," kata Wasekjen PKS, Fahri Hamzah, di Jakarta kemarin, seperti dilansir media.

"Mohon doa karena hari ini PKS menyelenggarakan Musyawarah Majelis Syuro untuk menentukan arah ke depan. #KoalisiPKS" tulis Fahri Hamzah di laman twitternya hari ini (27/4/2014).

Kita iringi dengan doa untuk para qiyadah yang akan bermusyawarah menentukan arah dan kebijakan dakwah untuk maslahat bangsa. Apapun keputusan Majlis Syuro itu adalah yang terbaik, dan kewajiban semua kader hanyalah taat.


*Foto: MMS PKS XI sebelum Pileg yang digelar 31 Januari-1 Februari 2014. Foto diambil dari tayangan Metro TV (23/4/2014) tentang arah koalisi PKS.


Belajar dari Kekalahan 2009, PKS Kepulauan Selayar Kini Catat Sejarah

Posted: 26 Apr 2014 04:20 PM PDT


Rapat pleno KPUD Kepulauan Selayar (22/4/2014) yang sempat berlangsung alot yang dihadiri oleh saksi-saksi Parpol dan tentu saja saksi PKS dengan "senjata lengkap" formulir C1, memutuskan bahwa untuk suara DPR RI tercipta sejarah baru, PKS menjadi jawara yang selama ini dipegang oleh  partai Golkar, tentu saja hal ini membuat dominasi Golkar semakin "menipis" di Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu lumbung suara Golkar di tingkat nasional.

Dari hasil rekap suara DPR RI Kab. Kepulauan Selayar untuk Dapil Sulsel 1, diperoleh data PKS memperoleh 18.559 suara dengan komposisi Bapak Tamsil Linrung 1.197, Khuri Sho'idah 424, Syamsari 532, HM. Akib Patta 14.538, Asmin Amin 695, Ella Nurlaela 61, Sri Handini 76, Muhammad Ihsan 235). Suara pribadi tertinggi menjadi milik Bapak Drs. H.M. Akib Patta, mantan bupati Selayar selama 2 periode yang dikenal sebagai bupati berprestasi dan kini telah bergabung dengan barisan dakwah PKS. Sementara itu, runner up diduduki partai Golkar.

Selain itu, suara untuk DPRD Provinsi yang berada pada Dapil IV (Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar) berhasil ditingkatkan dari periode sebelumnya yakni tahun 2009. Pada 2009 PKS Kepulauan Selayar hanya meraih kisaran 4.000 suara sedangkan pada periode ini mencapai 11.632 suara. Dengan hasil ini caleg PKS asal Kepulauan Selayar, Ariady Arsal dengan raihan khusus Selayar 8.218 suara, melenggang ke DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.

Tak kalah fenomenal adalah perolehan suara pada level kabupaten. Pada periode 2009 PKS tidak memperoleh kursi meski sebelumnya pada periode 2004 sempat mendudukkan 2 kader. Namun setelah mengevaluasi "kepahitan" yang harus diterima, kader-kader PKS meningkatkan kinerja, membangun tim yang lebih solid, dan disempurnakan dimasa-masa menjelang Pemilu dengan program Gasspol dan Gesit, kerja-kerja itu berbuah manis, PKS mendapatkan 3 kursi untuk parlemen Kabupaten Kepulauan Selayar.


Tim Pelaporan Keuangan, Bekerja Dalam Senyap Menyelamatkan Caleg dan Partai

Posted: 26 Apr 2014 04:43 PM PDT


Oleh : Abu Haniyya

"Penyerahan laporan dana kampanye ke KPUD Kota Bogor...Insya Allah Caleg terpilih bisa dilantik."

Kalimat diatas muncul dibawah gambar yang masuk di ruang chatting Whatsaps saya. Gambar seorang pria tinggi berbaju batik motif hitam putih dengan sambil menyerahkan dokumen tebal ke seseorang yang saya duga anggota KPUD Kota Bogor. Lelaki tinggi yang sudah banyak ditumbuhi uban di kepalanya sudah menyelesaikan tugas sangat vital bagi suksesnya keikutsertaan PKS dalam pileg. Tugas beliau begitu penting namun belum banyak yang mengetahuinya.

Pria tinggi itu biasa kami sapa dengan panggilan Pak Dar, yang bernama lengkap Daryana Sumarto. Beliau salah satu personel Bidang Kepanduan dan Olahraga (BKO) DPD PKS Kota Bogor yang pada masa "pertarungan besar" pemilu legistalatif  sering berpindah peran menjadi "konsultan" laporan keuangan partai dan caleg.

"Aku nyaru sek bantuain kerjaan bendahara (saya berubah peran dulu membantu pekerjaan bendahara)"

Itu kalimat yang saya ingat ketika Pak Dar sering menghilang dari peredaran di Markaz Dakwah atau Agenda lain di DPD PKS Kota Bogor. Bayangkan, sambil terus menjalankan tugas sebagai personel Kepanduan menjaga markaz, keliling kota dan, ribath beliau hampir tiap hari bolak-balik Bogor Jakarta membantu tim DPP menyiapkan laporan dana pelaksanaan pemilu legislatif (pileg). Saya sering melihat motor gede Pak Dar ada di Markaz Dakwah DPD PKS Kota Bogor, tapi orangnya tidak ada. Ternyata beliau hanya memarkir motornya di markaz dan melanjutkan ke DPP dengan KRL Jabodetabek. Luar Biasa!

Sebelum pileg berlangsung, sejak bulan Desember, beliau sudah menyiapkan laporan pertama rencana penerimaan dan pengeluaran dana kampanye tahun 2014. Bulan Maret 2014 beliau membantu struktur (partai) dan caleg menyiapkan laporan kedua tentang pembukaan rekening khusus dana kampanye. Dan setelah pileg usai, laporan dana kampanye harus dibuat juga oleh beliau dan tim.

"Tuh berterima kasih pada Pak Dar, kita Kota Bogor bisa ikut pemilu," kata seorang ketua DPC PKS di Kota Bogor yang menyebutkan betapa laporan keuangan struktur dari DPD sampai DPP sangat menentukan keikutsertaan dalam pemilu.

Apa yang dikerjakan Pak Dar? Ini penjelasan Pak Dar pada saya:

"Struktur dan caleg harus bikin laporan dana pemiu. Harusnya per caleg harus buat sendiri (laporan keuangannya), tetapi karena keterbatasan mereka, kita bantu. Mereka mengumpulkan kwitansi kemudian saya bantu buat laporan dan mereka tandatangan." 

Pak Dar menambahkan,

"Kalau struktur (parpol) gak lapor, batal semuanya. Kalau caleg gak lapor, akan diumumkan di web KPU dan jadi "ganyangan" wartawan. Misalnya caleg PKS gak lapor, (ada dugaan) ada dana yang tak terhingga mungkin kayak gitu."

Saya lalu menelusuri peraturan terkait laporan dana pemilu. Nah, ketermu nih di UU nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilupada pasal 138 ayat 1 dan 3

"Dalam hal pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat pusat, tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten/kota tidak menyampaikan laporan awal dana Kampanye Pemilu kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 ayat (1), partai politik yang bersangkutan dikenai sanksi berupa pembatalan sebagai Peserta Pemilu pada wilayah yang bersangkutan. (ayat 1)

"Dalam hal pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota tidak menyampaikan laporan penerimaan dan pengeluaran dana Kampanye Pemilu kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135 ayat (1), partai politik yang bersangkutan dikenai sanksi berupa tidak ditetapkannya calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota menjadi calon terpilih." (ayat 3)

Saya semakin paham dan salut atas kerja senyap Pak Dar selama ini. Kerja senyap tanpa grasak-grusuk inilah yang menjadi penyelamat bagi PKS, tidak hanya di tingkat DPD (Kota/Kabupaten) tapi sampai Ke DPP (pusat).

"Tambahan, laporan bukan hanya Kabupaten/Kota tapi juga DPW/Provinsi dan DPP juga. Jadi Kalau DPP gak buat, jadi di senayan kita kosong. Alhamdulillah team bendahara di semua lapisan ada" Tegas Pak Dar kembali.

Inilah salah satu sosok orang-orang yang senyap dan sunyi dari pantauan orang bahkan kader, tapi perannya sangat vital dan tugasnya begitu mulia.

Terima kasih kepada Pak Dar, Tim Bendahara dan Pelaporan Keuangan PKS di seluruh nusantara yang bekerja siang malam berhari-hari untuk 'menyelamatkan' partai dan para caleg dari ancaman diskualifikasi. Semoga Allah meridhoi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar