Sabtu, 12 Juli 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


DPR Minta KPU Laporkan Burhanudin ke Polisi

Posted: 12 Jul 2014 12:14 AM PDT


Pernyataan Burhanudin Muhtadi yang dianggap menghina Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak bisa dibiarkan. Pernyataan itu adalah bukti pelecehan dan pencemaran nama baik penyelenggara pemilu.

"Ini harus dimejahijaukan," imbuh Wakil Ketua Komisi III DPR, Almuzzammil Yusuf, saat dihubungi, Sabtu (12/7).

Menurutnya, pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik itu merusak KPU sebagai lembaga negara. Padahal, KPU merupakan lembaga yang kredibel dalam penyelenggaraan pemilu. Karena merupakan satu-satunya lembaga yang diberikan mandat untuk melakukan rekapitulasi suara.

Bayangkan, katanya, saat penghitungan semua saksi dipanggil dan diajak mengesahkan perolehan suara bersama-sama. "Quick count tidak seperti itu. Hitung cepat itu sepihak," imbu politikus PKS tersebut.

Ia pun berpesan kepada KPU untuk tidak segan melaporkan Burhanudin ke Bareskrim Polri. Karena yang dikatakan Burhanudin dinilainya sudah melanggar hukum. "Tidak bisa dibiarkan."

Beberapa waktu lalu, Burhanudin menyatakan hitung cepat yang dilakukan lembaganya sudah benar dan tepat. Bahkan, kalau ternyata hasil real count berbeda, maka KPU pasti salah. (ROL)

Lucunya C1 Jokowi-JK

Posted: 11 Jul 2014 11:35 PM PDT



Kisah dari seorang saksi PPS di Jakarta :

Di kecamatan Saya terdapat 7 Kelurahan atau 7 PPS (tingkat kelurahan).

Ketika Rekapitulasi di PPS (tingkat kelurahan) Tim Saksi Prabowo-Hatta membawa data C1 lengkap...

Tim Jokowi-JK sama sekali tidak bawa C1...hanya terlihat catatan2 lecek dan pulpen...dan ini terjadi di 7 Kelurahan...

Nah kalo Tim Jokowi-JK bisa input C1...C1 dari mana ya...???

Faktanya hampir semua rekap di PPS di Jakarta Saksi Jokowi-JK tidak punya C1...
Hehehe...

Apalagi ada kejadian lucu dimana saksi PPS Jokowi-JK dgn malu2 bertanya kepada saksi Prabowo-Hatta : "Mas mau tanya...apa bedanya "pleno" dengan "plano" wkwkwkwk...

Atau ada kejadian lucu juga ketika saksi Prabowo-Hatta banyak memprotes kejanggalan2 yg ditemukan dalam Rekap C1...saksi Jokowi-Jk protes; "kok Saksi Prabowo-Hatta terus yg protes?" Hehehe..
Dijawab sama Ketua PPS : "ya silakan Anda protes kalau Anda punya data pembanding..." saksi Jokowi-Jk diem dan merah raut wajahnya...krn mereka tdk punya data pembanding...

Atau kejadian lucu lagi ketika PPS terpaksa bongkar kotak suara krn perbedaan data C1...Saksi Jokowi-JK tanya : "Kok dibongkar emang knapa?" Hehehe...begitulah kalau ngga punya data...

Yaa...begitulah...lucunya C1 :)))

Timses Prabowo-Hatta akan Polisikan Burhanuddin Muhtadi

Posted: 11 Jul 2014 11:25 PM PDT


Jakarta - Kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan mempolisikan Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi. Sebab, Burhanuddin dianggap telah bertindak provokatif terkait hasil Pilpres 2014.

Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon mengatakan, Burhanuddin telah melanggar hukum terkait pernyataannya yang menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Pernyataan Burhan itu provokasi dan melanggar hukum, maka besok atau lusa akan kita laporkan kepada pihak kepolisian," ujar Fadli seusai Rilis Update Real Count Internal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (11/7/2014).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menegaskan akan melaporkan tindakan kriminal, kecurangan dan intimidasi tersebut ke kepolisian. Menurutnya, laporan itu sebagai jalur atas kepatuhan terhadap hukum yang berlaku di tanah air.

"Melaporkan kepada polisi adalah cara yang beradab tidak perlu ada pengepungan dan penyerangan, tujuannya supaya ada pembelajaran dalam proses berdemokrasi kita, jadi orang tidak seenaknya bicara gitu," imbuhnya.

Seperti diketahui sebelumnya pada acara konferensi pers Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kalau ada perbedaan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan hasil quick count lembaga survei yang menangkan Jokowi-JK maka KPU yang salah dan ada kecurangan.

Burhanuddin juga mengatakan "Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhanuddin. [mes/inilah]

Ini Metodologi Quick Count IRC yang Unggulkan Prabowo

Posted: 11 Jul 2014 07:39 PM PDT


Lembaga survei Indonesia Research Center (IRC) membedah metodologi hitung cepat yang dilakukannya untuk memprediksi hasil pemungutan suara pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.

IRC terdaftar di KPU sebagai lembaga yang berhak melaksanakan jajak pendapat, atau survei dan hitung cepat Pemilu 2014, dengan sertifikat bernomor 023/LS-LHC/KPU-RI/II/2014. Penyelenggaraan quick count didanai oleh RCTI, Global TV, dan Sindo TV.

Dalam keterangan pers, Jumat 11 Juli 2014, Direktur Penelitian IRC Yunita Mandolang, mengatakan bahwa penghitungan cepat (quick count) dilaksanakan dengan memilih 1.800 TPS sebagai sampel, yang tersebar di 33 provinsi se-Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode acak bertahap/wilayah. Pada tingkat kepercayaan 99 persen, ambang kesalahan adalah +/- 1 persen.

Berdasarkan hasil penghitungan yang berakhir pada pukul 15.36 WIB, maka prediksi perolehan suara kedua pasangan kandidat Presiden RI, pada 9 Juli 2014 adalah: Prabowo Subianto–Hatta Rajasa memperoleh 51,11 persen suara, dan Joko Widodo–Jusuf Kalla memperoleh 48,89 persen suara.

"Simpangan yang dimungkinkan terjadi adalah 50,11 persen sampai dengan 52,11 persen untuk Prabowo-Hatta, dan 47,89 persen sampai dengan 49,89 persen untuk Jokowi-JK," katanya.

Prediksi perolehan suara tersebut diperoleh dari rekapitulasi 1.800 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 33 Provinsi, 440 Kota/Kabupaten, 1640 Kecamatan, 1.723 Kelurahan/Desa yang terpilih secara acak. Mayoritas relawan yang memantau penghitungan suara adalah mahasiswa.

Pengecekan ulang data kepada ketua-ketua TPS sampel dilakukan secara simultan. Saat ini, IRC sedang menunggu kelengkapan lembar pengesahan perolehan suara yang ditandatangani oleh ketua-ketua TPS yang menjadi sampel dan dikirimkan oleh para koordinator area di berbagai daerah, sebagai bukti tertulis.

Hasil perolehan suara ini hendaknya disikapi secara proporsional sebagai sebuah prediksi yang dilakukan secara ilmiah melalui 1.800 TPS sebagai sampel, dengan tingkat kepercayaan 99 persen, dengan kesalahan yang dimungkinkan sebesar ± 1%. Perolehan suara yang dihitung dari seluruh TPS hanya dilakukan oleh KPU.

Distribusi TPS Sampel
(lihat tabel dibawah)


NO.
PROVINSI
Σ DPT
% DPT INDONESIA
Σ TPS SAMPEL
1
ACEH
3.330.719
1,8%
33
2
SUMUT
9.902.879
5,4%
97
3
SUMBAR
3.611.551
1,9%
35
4
RIAU
4.208.306
2,2%
40
5
JAMBI
2.480.927
1,3%
24
6
SUMSEL
5.865.025
3,1%
55
7
BENGKULU
1.379.067
0,7%
13
8
LAMPUNG
5.976.211
3,1%
56
9
BABEL
924.750
0,4%
8
10
KEPRI
1.323.627
0,7%
12
11
BANTEN
7.985.599
4,3%
77
12
DKI JAKARTA
7.070.475
3,8%
68
13
JABAR
33.045.101
17,6%
317
14
JATENG
27.385.213
14,7%
265
15
DI YOGYAKARTA
2.752.275
1,5%
27
16
JAWA TIMUR
30.638.982
16,3%
293
17
BALI
2.942.282
1,5%
27
18
NTB
3.522.679
1,9%
34
19
NTT
3.185.121
1,7%
30
20
KALBAR
3.506.277
1,9%
35
21
KALTENG
1.819.955
0,9%
16
22
KALSEL
2.820.304
1,6%
29
23
KALTIM
2.925.330
1,4%
26
24
SULUT
1.887.055
1,1%
19
25
SULTENG
1.935.646
0,9%
17
26
SULSEL
6.323.711
3,4%
61
27
SULTRA
1.798.732
0,9%
16
28
GORONTALO
794.450
0,4%
8
29
SULBAR
887.577
0,4%
8
30
MALUKU
1.216.296
0,7%
12
31
MALUT
840.253
0,4%
8
32
PAPUA
3.222.426
1,6%
29
33
PABAR
715.360
0,3%
5



100,0%
1800 TPS


Lembaga Survei Diminta Tak Intimidasi KPU

Posted: 11 Jul 2014 07:24 PM PDT


JAKARTA – Lembaga survei diminta tidak mengintimidasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi terkait hasil hitung cepat dan perhitungan Komisi Pemilihan Umum dinilai tidak tepat.

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA), Said Salahuddin mengatakan, meski sebuah lembaga survei seringkali tepat dalam melakukan hitung cepat hasil pemilu, tetapi mereka tidak boleh menyatakan bahwa keputusan KPU salah jika hasilnya berbeda.

Menurut dia, jika ada pernyataan demikian maka lembaga survei itu sudah terlalu kelewatan.

"Sebagai pegiat di bidang Pemilu saya tidak bisa terima kalau KPU diancam-ancam seperti itu. Itu intimidasi intelektual namanya," kata Said kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2014).

Said menilai, quick count merupakan salah satu produk ilmu pengetahuan yang manfaatnya besar bagi demokrasi. Meski demikian, kehadiran quick count tidak boleh merusak sistem hukum pemilu yang berlaku.

Ia menambahkan, bahwa posisi real count yang dilakukan KPU telah diatur di dalam undang-undang. Sehingga, kata dia, posisi real count jauh di atas quick count yang dilakukan oleh lembaga survei.

"Jadi jangan dibolak-balik, seolah hasil hitung manual harus mengikuti atau harus dicocok-cocokan dengan hasil hitung cepat lembaga survei," katanya.

Lebih jauh, ia mengatakan, sistem pemilu di Indonesia membuka ruang bagi peserta dan masyarakat untuk mengajukan komplain jika merasa dicurangi.

"Memang selalu ada potensi kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu dalam pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara. Tetapi tidak boleh memastikan ada kecurangan sebelum ditemukan bukti," ujarnya seperti diberitakan KOMPAS online.

KPU: Ingat, "Quick Count" Hanya Data dari Sampel!

Posted: 11 Jul 2014 07:14 PM PDT


JAKARTA — Pada hari pemungutan suara Pemilu Presiden 2014, hasil hitung cepat alias quick count sudah langsung bermunculan. Seberapa dekat hitung cepat ini dengan perhitungan sesungguhnya (real count) yang menjadi tugas kewenangan Komisi Pemilihan Umum? Apa bedanya quick count dengan real count?

"KPU tidak punya hubungan, tidak punya kaitan dengan quick count, karena KPU melakukan real count," kata anggota KPU Arief Budiman di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Kamis (10/7/2014). Dia menegaskan bahwa metode yang dipakai kedua cara penghitungan itu pun berbeda.

Arief mengatakan, dalam hitung cepat, lembaga survei hanya menggunakan sejumlah suara dari beberapa tempat pemungutan suara (TPS) sebagai sampel. Adapun KPU, tegas dia, menghitung seluruh suara dari semua TPS se-Indonesia.

Terkait lembaga survei penyelenggara quick count, Arief mengatakan, Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2013 yang diubah menjadi Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2014 mengatur kewajiban yang harus dipenuhi lembaga-lembaga itu.

Selain metodologi, personel yang melakukan survei, dan bagaimana cara pengambilan sampelnya (sampling), tutur Arief, lembaga survei juga harus menyatakan hasil quick count bukan hasil resmi pemilu. "Supaya masyarakat tidak mempersepsikan macam-macam," tegas dia.

Setiap kali memublikasikan hasil quick count, lanjut Arief, lembaga survei juga harus mengumumkan dengan jelas persentase sampel yang sudah diambil dari angka yang dimunculkan tersebut.

"(Kalaupun) perolehan suara ini memang sudah 100 persen, tapi 100 persen dari sampling yang dia punya, ini masyarakat harus tahu. Berbeda dengan KPU melakukan real count, begitu data 100 persen sudah masuk maka itu data 100 persen jumlah TPS se-Indonesia," papar Arief.

Terkait lembaga-lembaga survei yang telah mengumumkan hasil hitung cepat, Arief tidak dapat memastikan apakah semuanya terdaftar di KPU. Dia mengatakan, ada 56 lembaga survei yang melapor ke KPU.

Namun, Arief menegaskan kembali bahwa hasil quick count dari lembaga survei yang sudah melaporkan diri ke KPU pun perlakuannya sama. "Lembaga survei hanya mendaftar di KPU. Bukan sah atau tidak sah (hasil quick count-nya)," ujar dia.

Arief memastikan, KPU tidak melakukan akreditasi atas lembaga-lembaga survei yang melaporkan rencana mereka melakukan hitung cepat. "Statusnya hanya terdaftar," sebut dia.

Sementara itu, Ketua KPU Husni Kamil Manik sebelumnya telah mengingatkan juga bahwa hasil hitung cepat lembaga survei bukanlah hasil resmi penghitungan KPU. "Quick count itu partisipasi masyarakat yang dilegalkan UU kepemiluan dan UU KPU," kata Husni. (KOMPAS)


Pemain bola ini menjadi imam shalat di Brazil dan memimpin doa untuk Gaza

Posted: 11 Jul 2014 06:07 PM PDT


Mohamed Aboutrika, mantan pemain top timnas Mesir dan klub Al-ahly Mesir lagi-lagi menjadi perbincangan dikalangan pecinta sepak bola.

Muhammad Sadden Alkawary, presenter berita Qatar dalam akun twitter pribadinya menyebutkan, subuh jum'at kemaren (11/7) Aboutrika melakukan aksi simpatik terhadap Gaza, Aboutrika menjadi imam shalat subuh dan kemudian memimpin doa untuk kebebasan Palestina.

Aboutrika hadir di Brazil sebagai komentator pertandingan piala dunia yang disewa oleh salah satu stasiun TV Qatar, beIN sport.

Pemain terbaik benua Afrika tahun 2013 tersebut dikenal luas dimasyarakat Mesir sejak bergabungnya dengan klub Al-ahly, Mesir. Aboutrika dinilai sebagai faktor penting dalam mengahantarkan Al-Ahly menjurai banyak liga, termasuk beberapa kali menjuarai piala Afrika.

Nama Aboutrika semakin disanjung ketika pecinta sepak bola Mesir melihat aksi simpatik Aboutrika terhadap bangsa Palestina. Ketika Mesir menghadapi Sudan pada piala afrika 2008 silam, Aboutrika berhasil membobol gawang Sudan, dalam selebrasinya dia mengangkat jersey memperlihatkan kaos dalamnya bertuliskan "sympathize with gaza", pertandingan ini dimenangkan Mesir dengan skor 3-0.

Aboutrika juga dikenal sangat sensitif dengan penderitaan yang dialami takyat Mesir. Pada saat terjadi kudeta di Mesir, Aboutrika dengan beraninya menolak aksi kudeta tersebut, mengumumkan dirinya menjadi salah satu pendukung presiden sah Muhammad Mursi, yang membuatnya sangat dibenci pemerintah Mesir sekarang, dan beberapa kali hampir dipenjara. (bakhtiar)

*sumber: http://fj-p.com/Our_news_Details.aspx?News_ID=42335

Pernyataan Burhanudin Paling Provokatif Sepanjang Sejarah Pemilu

Posted: 11 Jul 2014 06:00 PM PDT


Membaca berita sebuah media nasional terkemuka tadi malam, Kamis 10 Juli 2014, dengan judul berita Jika KPU Menangkan Prabowo, Lembaga Survei Tuding KPU yang Salah, membuat kalangan akademik mengernyitkan dahi sebagai ekspresi keanehan.

Dalam berita tersebut Burhanudin mengemukakan, "Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhanudin.

Menurut pandangan akademik, itu pernyataan paling provokatif dan paling absolut sepanjang sejarah pemilu Indonesia pasca Reformasi. Meragukan KPU sah sah saja tetapi kalau sampai mengganggap quick count sebagai kebenaran mutlak itu yang keliru.

"Secara akademik quick count itu hanya sampel, validitasnya tidak 100 persen," kata Direktur Puspol Indonesia Ubedilah Badrun lewat pers rilis kepada Sindonews, Jumat (11/7/2014).

Karena ada dua faktor penting yang menentukan validitas quick count yaitu, faktor penentuan sampel TPS yang harus memertimbangkan keragaman segmentasi pemilih dan keragaman afiliasi politik pemilih.

"Kedua, kejujuran entri data suara dari surveyor di TPS dan kejujuran pengolah data di pusat data quick count. Oleh karena itu tidak ada kebenaran mutlak dari quick count," ucapnya.

Ubedilah menjelaskan, selain itu data kekeliruan quick count juga pernah terjadi di Indonesia saat pemilukada di Jawa Timur tahun 2008 dan pemilukada di Bali tahun 2013.

"Langkah terbaik saat ini adalah menghargai kerja kerja KPU dan menghargai keputusan KPU yang akan mengumumkan hasil pilpres 22 Juli mendatang. Jika ada perbedaan data solusi terbaiknya sudah ada melalui mekanisme di Mahkamah Konstitusi (MK)," pungkasnya. (sindonews)

Prof. Asep Warlan: Burhanuddin Menyesatkan!

Posted: 11 Jul 2014 05:58 PM PDT


Pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi yang menyebut KPU keliru jika hasil penghitungan manual tidak sama dengan hasil quick count yang dilakukan lembaganya, tak bisa ditolelir.

"Menurut saya pernyataan dia sangat naif dan tidak seharusnya dilontarkan oleh seseorang yang mengaku intelektual," kata Pakar Hukum Tata Negara  Universitas Parahyangan, Bandung, Prof. Asep Warlan Yusuf ketika dihubungi wartawan (Jumat, 11/7).

Tak itu saja, Asep juga menilai pernyataan itu sebagai pernyataan sombong dan cendrung menyesatkan. Karenanya dia berharap publik tidak terprovokasi oleh pernyataan konyol seperti Burhanuddin tersebut.
Menurut dia seharusnya Burhanudin memahami metode statistik manapun harus menegaskan margin error. Pasalnya hasil yang dikeluarkan bukan hasil sebenarnya karena hanya mengambil sample saja. "Yang namanya metode statistik yah pasti ada margin errornya.Tidak ada hasil survei tidak menempatkan margin error karena data yang diambil juga hanya sample," jelasnya.

Dia menambahkan, semakin kecil margin error maka seharusnya semakin baik kualitas survei yang dilaksanakan. Nah, dalam survei quick count ujarnya  lagi margin error biasanya ditetapkan 1-2 persen.
Artinya para pembuat survei menyadari ada kesalahan sampai 2 persen. Dan karena perbedaan suara yang tipis yang hanya mencapai putaran dua persen, maka bisa saja kesalahan itu terjadi sehingga orang yang seharusnya menang menjadi kalah dalam survei dan orang yang seharusnya kalah menjadi menang.

Dengan fakta ini,  menurut Asep  seharusnya tidak boleh ada lembaga survei menyatakan  kalau  hasil survei mereka  yang paling tepat.

"Jadi kalau survei mereka saja sudah menegaskan ada margin error atau kesalahan, maka sangat aneh mereka malahmenuduh hasil hitungan sebenarnya (KPU)  yang salah. Semua akademisi pasti akan menolak hasil pernyataan sombong seperti ini.  Burhanudin seolah ingin mengklaim bahwa survei yang dilakukannya tanpa margin error dan ini tidak akan mungkin diakui," ujarnya.[dem/rmol]


Hamas Sukses Bikin Israel Lemas

Posted: 11 Jul 2014 05:42 PM PDT


Abou Obaida, komandan gugus tempur Izzuddin Al-Qassam mengirimkan pesan tajam kepada Jenderal Mose Ye'lon, Pangkostrad Israel, "Wahai anak Yahudi. Kalian seringkali mengancam kami dengan sesuatu yang justru kami cintai."

Foto-foto berikut adalah bukti kemampuan HAMAS semakin meningkat. Semoga pertolongan Allah bersama mujahidin HAMAS. Allahu Akbar!

(Nandang Burhanudin)






Ini Tanggapan KPU Terkait Pernyataan Provokatif Burhanuddin Muhtadi

Posted: 11 Jul 2014 05:30 PM PDT


JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan proses rekapitulasi penghitungan suara secara berjenjang merupakan tahapan resmi untuk menghitung hasil suara pilpres 2014. Yaitu, sebagaimana telah diatur UU Pilpres.

Menanggapi pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, KPU menyatakan tidak terpengaruh oleh hasil lembaga survei mana pun.

"Bagi KPU data resmi itu adalah data yang diperoleh secara berjenjang. KPU merasa tidak terpengaruh oleh hasil lembaga survei mana pun," kata Komisioner KPU Sigit Pamungkas, di kantor KPU, Jakarta, Jumat (11/7).

Sebelumnya, Burhanuddin sangat yakin dengan hasil hitung cepat yang dilakukan lembaganya. Indikator menunjukkan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan 52,95 persen.

Sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya mendapat 47,05 persen. Dasarnya, kata dia, banyak lembaga survei lain seperti SMRC, dan Cyrus yang juga menunjukkan hasil serupa.

"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhanuddin, Kamis (10/7).

Sigit pun mengingatkan lembaga survei yang merilis hasil hitung cepat atau jajak pendapat untuk mematuhi pasal 23 ayat 1 PKPU 14/2014 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilu.

Di situ disebutkan, pengumuman hasil survei atau jajak pendapat atau hitung cepat dilakukan dengan memberitahukan sumber dana.

Kemudian metodologi yang digunakan, jumlah responden, tanggal pelaksanaan, cakupan pelaksanaan survei, dan pernyataan bahwa hasil tersebut bukan merupakan hasil resmi penyelenggara pemilu.

Menurut Sigit, KPU tetap mempercayakan hasil penghitungan suara dari proses rekapitulasi berjenjang. Dimulai dari tingkat desa-kelurahan yang dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) selama tiga hari. Mulai Kamis (10/7) hingga Sabtu (12/7).

Kemudian rekapitulasi di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pada 13 hingga 15 Juli. Di tingkat kabupaten/kota oleh KPU setempat mulai 16 sampai 17 Juli. Kemudian di KPU provinsi pada 18-19 Juli. Sementara tahapan rekapitulasi penghitungan perolehan suara di tingkat pusat selama tiga hari mulai 20 hingga 22 Juli.

"KPU tidak merasa tertekan atau ditekan, justru kami meminta masyarakat untuk bersama-sama mengawalnya. Silakan mengontrol setiap jadwal rekap yang ada," ujarnya. (ROL)


Raih 83,7% Suara, Prabowo-Hatta Menang Telak di Malaysia

Posted: 11 Jul 2014 05:00 PM PDT


Hasil perhitungan real count untuk Pilpres 2014 bagi WNI di Malaysia sebagaimana dimuat di web resmi PPLN Malaysia menunjukkan pasangan nomor satu Prabowo-Hatta menang telak.

Prabowo-Hatta mendapat 43.770 suara ( 83,7%)

Jokowi-JK hanya mendapat 8525 (16,3%).

Malaysia sejauh ini adalah negara dengan jumlah pemilih terbesar Diaspora Indonesia.


*sumber: http://ppln.kbrikl.org/index.php?r=site/rekapitulasipilpres

UPDATE Real Count 65% TPS: Prabowo-Hatta 51,58% Jokowi-JK 48,42%

Posted: 11 Jul 2014 04:54 PM PDT


JAKARTA- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Fadli Zon, menyatakan berdasar update data real count internalnya hingga sore hari tadi, tidak terjadi perubahan angka yang signifikan.

"Sampai dengan pukul 18.01 WIB dengan total suara masuk 65,06 persen atau 88.529.510 suara, Prabowo-Hatta masih unggul dengan presentase 51,58 persen atau 45.663.399. Sedangkan pasangan Jokowi-JK sebesar 48,42 persen atau 42.866.111 suara,"kata Fadli saat Konferensi Pers Update Real Count Internal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (11/7/2014).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, data yang diperolehnya berasal dari para saksi pada tiap TPS dengan panduan form C1. "Kita punya bukti form C1 yang akan kita buka ke media yang berasal dari saksi kredibel. Sedangkan kubu sebelah berani tidak buka datanya ke media?" tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya merasa siap beradu data dengan kubu Jokowi-JK yang juga melakukan real count internal. "Kita siap adu data. Kita punya data real count yang siap kita adu. Sekarang sudah di kecamatan dan akan berlanjut ke kabupaten," tandasnya.

Sebelumnya, data real count internal Prabowo-Hatta yang dirilis pada Kamis 10 Juni, pada pukul 18.20 WIB, pasangan nomor urut 1 unggul dengan presentase suara 51,67 persen, sedangkan perolehan suara Jokowi-JK 48,33 persen. Suara yang masuk saat itu, sebesar 82.975.065.(okezone)

Pengamat: Real Count Prabowo-Hatta Lebih Baik Dibanding versi Jokowi-JK

Posted: 11 Jul 2014 04:46 PM PDT


Jakarta — Pengamat menilai bahwa real count kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa jauh lebih baik dan siap dibanding kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Mereka lebih baik dan siap dibanding kubu Jokowi-JK," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago kepada media, Jumat (11/7).

Meski kubu Jokowi dan JK juga melakukan real count dari data saksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), menurut Pangi , koalisi merah putih memiliki kader PKS yang jauh lebih militan dibanding kader  PDIP.

"Meski kita tahu kaderisasi dua partai ini baik, namun PKS memberi pendidikan politik jauh lebih baik bagi kadernya dibanding PDIP ke kadernya.  Buktinya pada Pemilihan Legislatif lalu, para kader ini mengawal suara partai mereka dari awal sampai akhir. PKS akhirnya meraih 6,9 persen," tambahnya.

Jika tak dikawal dengan baik pasti perolehannya di bawah Parlementary Treshold (PT) 3,5 persen. Pangi juga menambahkan bahwa sebagian saksi PKS rela tidak mendapat imbalan dalam mengawal surat suaranya. Padahal menurutnya, tugas saksi berat karena harus bekerja dari pagi sampai malam.

"Ini berbeda dengan kader PDIP,meski keduanya sama-sama militan" katanya.

Pusat Tabulasi Data tim Saksi PKS untuk Prabowo Hatta mengolah data hasil perhitungan oleh saksi (C1) yang bertugas di 470 ribu TPS di 33 provinsi dan 359 kabupaten kota seluruh Indonesia. Sementara ini merilis angka 51,67 persen untuk Prabowo Hatta dan 48,33 persen untuk Jokowi-JK.

Menurut Pangi, real count yang dibuat masing-masing kubu capres bersifat data pembanding ."Data utama tetap data Komisi Pemilihan Umum (KPU)," kata Pangi. Menurutnya, jika KPU sudah merilis data, semua pihak harus menghargai  keputusan itu. Bukan malah menuding bahwa KPU salah hitung.

"Kecil kemungkinan KPU bermain curang karena banyak pihak yang terlibat. Mulai dari KPPS, para Saksi, petugas kemanan dan sebagainya," kata Pangi sebagimana diberitakan aktual.co.

Timses Prabowo-Hatta: Teror Kita Balas dengan Doa

Posted: 11 Jul 2014 04:31 PM PDT


Jakarta - Aksi teror pelemparan bom molotov terhadap lembaga survey JSI (Jaringan Suara Indonesia) tidak akan dibalas kubu Prabowo-Hatta dengan aksi serupa. Karena serangkaian teror tersebut justru akan dibalas kubu Prabowo-hatta dengan memanjatkan doa.

Hal ini ditegaskan oleh Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Kivlan Zen saat berada di Majlis Taklim Islamic Centre Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat malam (11/7).

"Kalau teror kita balas teror, tapi kita tidak melakukan teror (bom). Kita melakukan teror dengan doa, biar mereka tahu," katanya santai.

Meski Kivlan mengetahui pelaku yang melakukan aksi teror tersebut namun sedikitpun ia tidak pernah terlintas untuk membalas perbuatan para pelaku dengan hal yang sama.

Aksi teror yang dibalas dengan aksi munajat (berdoa) kepada Allah merupakan salah satu simbol kesantunan sikap kubu Prabowo-Hatta yang memang selalu ditunjukkan dalam setiap aktifitasnya selama Pilpres 2014.

Sebelumnya, kantor JSI di bilangan Warung Jati, Jakarta Selatan dilempari bom molotov oleh dua orang pengendara motor tak dikenal pada Jumat dini hari (11/7). Beruntung bom tersebut tidak meledak hingga urung mengakibatkan kebakaran. (spektanews)

Hamas: Gaza akan menjadi kuburan tentara Israel

Posted: 11 Jul 2014 04:23 PM PDT


Gerakan pejuang palestina, Hamas melalui juru bicaranya Samy Abu Zuhry menegaskan, bahwa peledakan alat militer Israel yang dilakukan oleh tentara Alqossam, sayap militer Hamas di wilayah selatan Gaza hari ini (Jumat, 11/7)  merupakan ucapan selamat datang bagi tentara Israel, yang berniat memulai serangan darat ke Gaza. Ini menjadi signal kesiapan sayap militer Hamas Alqossam dalam menghadapi peperangan dengan Israel dalam waktu yang lebih lama.

Dalam konferensi pers tersebut Samy Abu Zuhry juga menegaskan bahwa Gaza akan menjadi kuburan massal bagi tentara Israel.

Jumat petang kemaren, melalui akun twitter militer Israel mengumumkan dua tentaranya cidera dalam operasi militer yang dilakukan tentara Israel diborder keamanan dekat perbatasan dengan Gaza, ketika itu tentara Israel berniat mengoperasikan anti rudal 'Iron dome' untuk menangkal serangan roket kelompok Hamas, akan tetapi operasi tersebut justru memakan korban dari pihak tentara Israel sendiri.

Laporan dari Gaza, prajurit Alqossam berhasil meledakkan jeep militer Israel yang sampai berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari militer Israel menanggapi kejadian tersebut.

Dikesempatan terpisah pejabat militer Israel menyampaikan bahwa pasukannya akan terus melakukan serangan kewilayah Gaza, bahkan dihari kelima agresi militer, Israel berniat menurunkan pasukan daratnya untuk memasuki wilayah Gaza lebih luas guna menghentikan serangan roket Hamas yang berhasil menjangkau bagian utara dan tengah Israel.

Serangan udara yang dilakukan Israel kewilayah Gaza sudah memasuki hari kelima, akibat serangan udara tersebut 106 warga Palestina syahid, dan 753 lainnya luka luka dengan kondisi yang berbeda, seperti yang dikutip dari pernyataan kementrian kesehatan palestina. (bakhtiar)

*http://fj-p.com/Our_news_Details.aspx?News_ID=42351

Tidak ada komentar:

Posting Komentar