Sabtu, 05 Juli 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Pernyataan Jokowi tentang Koperasi dinilai tidak sesuai leluhur bangsa

Posted: 05 Jul 2014 08:50 AM PDT


Jakarta  - Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) Herman YL Wutun menilai pernyataan Calon Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, soal koperasi tidak sesuai nilai leluhur Bangsa Indonesia.

"Melalui pernyataannya Jokowi menunjukkan kualitasnya sebagai Capres tidak memahami dan mengetahui peran sejati dari koperasi," kata Herman di Jakarta, Jumat.

Herman menanggapi pernyataan Jokowi soal koperasi yang dianggap tidak efektif bagi petani dan nelayan saat kampanye di Indramayu, Jawa Barat Selasa (17/6).

Herman menyebutkan, mantan Wakil Presiden Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Bangsa pernah menyatakan koperasi dapat menghindari rakyat Indonesia dari kemiskinan.

Herman mengingatkan Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 mengamanatkan perekonomian negara disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Pasal 4 juga menerangkan perekonomian nasional diselenggarakan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan.

"Itu sebabnya dikatakan koperasi adalah guru perekonomian Bangsa Indonesia," ujar Herman.

Herman menjelaskan, koperasi memiliki konsep pengembangan ekonomi masyarakat dengan ideologi yang cocok dengan karakteristik budaya Bangsa Indonesia yakni musyawarah dan gotong royong.

Sementara itu, Direktur Utaman Inkud Sjukrianto menambahkan anggapan petani dan nelayan tidak senang keberadaan koperasi karena permodalan dikuasai pengurus merupakan pemikiran yang salah.

Sjukrianto mengungkapkan pengelolaan koperasi yang tidak baik karena disebabkan oknum pengurus yang tidak bertanggung jawab.

Ia menyebutkan anggota KUD di Indonesia mencapai 13,4 juta kepala keluarga mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Sjukrianto mencatat Indonesia pernah dianugerahi negara swasembada pangan dan mendapatkan penghargaan dari FAO pada 1987--1988 dengan kontribusi dari fungsi koperasi.

"Sehingga pemerintah perlu mendorong perkembangan koperasi dalam pembinaan anggotanya," tuturnya.

Saat ini, Inkud memiliki perwakilan 30 Pusat KUD/KSU/KOPPAS se- Indonesia dan lebih dari 9.000 jaringan KUD di pelosok Nusantara. (ANTARA)

*http://www.antaranews.com/berita/440157/pernyataan-jokowi-dinilai-tidak-sesuai-leluhur-bangsa


KPU Klarifikasi Berita HOAX Kemenangan Jokowi di Luar Negeri

Posted: 05 Jul 2014 07:07 AM PDT

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay

JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan belum ada penghitungan suara dilakukan di luar negeri. Penghitungan suara dilakukan bersamaan dengan penghitungan di dalam negeri mulai 9 Juli 2014.

"Penghitungan baru dimulai tanggal 9 Juli. Kalau ada yang rilis hasil penghitungan apa memang itu ada?, kalau quick count ga mungkin," kata Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, di Hotek Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7).

Pernyataan ini terkait dengan beredarnya pesan berantai, yang menyebut pasangan Jokowi-JK unggul dalam pemungutan suara di luar negeri di Pilpres 2014.

Menurut Hadar Kertas suara yang telah dicoblos disimpan dalam kotak suara yang telah disegel. Kotak disimpan di PPLN yang terletak di kantor kedutaan besar Indonesia (KBRI) dan KJRI di luar negeri.

Meski begitu, jika ada yang merilis hasil exit poll menurut Hadar hal tersebut memungkinkan. Hanya saja, setiap hasil exit poll yang dirilis diharapkan dilengkapi dengan metode jajak pendapat yang digunakan. Misalnya, polling dilakukan dalam rentang waktu tertentu terhadap beberapa jumlah pemilih yang baru keluar dari Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN).

"Kalau exit poll mungkin saja, tapi mereka harusa punya metodologi yang kuat. Karena hasil exit poll ini kan bisa saja mempengaruhi preferensi masyarakat," ujarnya.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan hasil jajak pendapat, hitung cepat, dan exit poll dirilis kapanpun, menurut Hadar memang memberikan dampak beragam bagi pemilih. Karena itu, masyarakat diminta mencermati dan hati-hati dalam memahami hasil survei dan exit poll.

Hasil pemantauan yang dilakukan Hadar hari ini di Kuala Lumpur, kata dia, tidak mendapati tim pasangan calon tertentu melakukan jajak pendapat atau exit poll.

"Saya mengunjungi dua tempat di Kuala Lumpur, di KBRI sama di sekolah Indonesia. Ada 22 TPSLN di KBRI dan 2 di sekolah, cukup ramai dan saya enggak lihat ada yang lakukan exit poll," ungkapnya.

Pemungutan suara luar negeri dilakukan lebih awal mulai dari 4 hingga 6 Juli. Pemungutan awal disesuaikan dengan jadwal libur WNI di luar negeri.

Rekapitulasi penghitungan suara di luar negeri baru akan dimulai panitia pemilihan luar negeri (PPLN) pada 9 Juli. Dilanjutkan dengan hasil penghitungan suara dari drop box dan lewat pos hingga 13 Juli. Hasil rekapitulasi kemudian dikirimkan ke dalamn negeri pada 14 Juli 2014. (ROL)


Takjil Cinta dari PKS Jogja

Posted: 05 Jul 2014 06:50 AM PDT


Di hari terakhir kampanye sebelum masa tenang, PKS DIY melakukan sosialisasi capres dan cawapres Prabowo-Hatta, sambil memberikan takjil gratis.

Kegiatan yang bertajuk Sejuta Cinta untuk Yogyakarta ini digelar pengurus dan kader DPW PKS DIY, Sabtu (5/7). Ditanya tentang tema ini, PKS bermaksud membawakan pesan cinta damai di tengah iklim politik yang mulai memanas di Yogyakarta.

Muhammad Rasyidi dari pengurus DPW PKS DIY mengatakan acara pembagian takjil ini tidak hanya dilakukan di satu lokasi. Agenda ini sudah diintruksikan kepada seluruh tingkat struktur pengurus PKS dari tingkat DPW (propinsi) hingga DPC (kecamatan).

"Acara yang sama sudah digelar kemarin di Sleman dan Bantul. Untuk di Titik 0 KM ini kami membagikan 1500 takjil." kata Muhammad Rasyidi.

Khusus untuk pembagian takjil di Titik 0 KM Yogyakarta ini, PKS DIY tidak hanya membagikan takjil tapi jadwal imsakiyah, pin dan stiker Prabowo-Hatta. Di hari terakhir kampanye ini PKS DIY tetap memanfaatkan waktu berusaha maksimal memenangkan Prabowo-Hatta.



Konser 2 Jari Menodai Bulan Suci

Posted: 05 Jul 2014 06:37 AM PDT


JAKARTA - Konser salam dua jari di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di bulan Ramadhan berjalan dengan tertib dan lancar, Sabtu (5/7). Ribuan massa simpatisan pendukung capres no urut dua Jokowi-JK antusias dalam konser tersebut.

Namun, pantauan di lapangan seperti kutip dari Republika, terdapat massa simpatisan pendukung Jokowi yang melakukan aktivitas makan, minum dan merokok saat jam-jam berpuasa. Padahal, seperti diketahui konser salam 2 Jari dilaksanakan pada bulan Ramadhan.

Pada beberapa titik sektor pintu stadion GBK, dengan mudah terlihat terdapat massa simpatisan pendukung Jokowi-JK yang makan dan minum. Tanpa rasa malu dan sikap yang dingin. Massa simpatisan dengan santai makan dan minum tak merasa bahwa ini bulan suci.
 
[ROL/Islamedia/YL]








Menutup Kampanye Terakhir, Kader PKS Makassar Bagi-bagi Ta'jil

Posted: 05 Jul 2014 06:17 AM PDT


Makassar - Menutup kampanye terakhir Pilpres, puluhan relawan Prabowo-Hatta melakukan freeze mob di jalan A.P Pettarani, Makassar, dengan memakai topeng Prabowo dan Hatta (5/07). Freeze mob tersebut rangkaian dari buka puasa bersama yang digelar oleh DPW PKS Sulsel di depan markas pemenangannya.

Selain melakukan freeze mob, relawan yang menggunakan topeng Prabowo-Hatta itu juga menggelar ta'jil on the road dengan membagikan ta'jil kepada pengguna jalan, aksi relawan Prabowo-Hatta itu mengundang perhatian pengguna jalan.

Buka puasa bersama yang digelar oleh DPW PKS Sulsel bersama relawan Prabowo-Hatta dihadiri sekitar 1000 orang, hadir diantaranya ketua Wilayah Dakwah Sulawesi (Widasi), Saefuddin, ketua DPW PKS Sulsel, Andi Akmal Pasluddin, ketua MPW PKS Sulsel, Ariady Arsal dan legislator PKS lainnya serta tokoh-tokoh pesantren.

Ketua Widasi PKS, Saefuddin tampil membawakan sambutan. Menurut Saefuddin, kader PKS harus menjadikan bulan ramadhan sebagai bulan kemenangan termasuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta. "Kita harus menang melawan hawa nafsu, kita juga harus memenangkan Prabowo-Hatta." Kata Saefuddin.

Menurut ketua DPW PKS Sulsel, Andi Akmal Pasluddin bahwa acara buka puasa ini serentak diadakan di semua DPD di Sulawesi Selatan. "Kegiatan buka puasa bersama dan ta'jil on the road ini agenda tahunan kita tiap bulan ramadhan." Kata legislator PKS itu. sebagai bentuk aksi pemenangan Prabowo-Hatta, PKS menggelar buka puasa itu bersama relawan Prabowo-Hatta di semua daerah.





Quick Count Jokowi Menang di Saudi Ternyata HOAX

Posted: 05 Jul 2014 06:01 AM PDT


Hari ini dapat kabar di social media tentang hasil 'katanya' quick count (QC) Pilpres di Arab Saudi dimana kubu Jokowi-JK mengklaim menang mutlak. Ini berita paling lucu dan absurd, kenapa? Karena tidak ada sumber data, hasil QC itu dari pihak mana? Siapa yang melakukan QC? Metodenya apa? Sama sekali tidak ada. Yang ada hanya klaim sepihak... pokoknya menang. titik.

Ini masih belum aneh. Yang aneh lagi, gosip tanpa didasari data ini langsung dipublis oleh media sekelas berita satu dan detikcom. Dan di berita satu maupun detik sama sekali tidak menyebut siapa yang melakukan QC, metode apa, samplingnya gimana? (baca: http://www.beritasatu.com/nasional/194717-hasil-hitung-cepat-di-arab-saudi-jokowijk-75-dan-prabowohatta-20.html)

Berita HOAX hasil QC Arab Saudi ini pun banyak yang membantah dan mempertanyakan. Diantaranya tulisan di Kompasiana yang 'menelanjangi' kengawuran (atau lebih pasnya, kepanikan) kubu Jokowi-JK yang selama ini dari hasil-hasil survei sudah disalip Prabowo-Hatta.

Dengan judul "Jokowi atau Prabowo Menang di Arab?" penulis kompasiana, Roko Patria Jati membeberkan hasil investigasinya:

Pada hari ini, Sabtu (5/7) atau sekira 3 jam yang lalu (Pkl 11.45), situs Berita Satu menurunkan berita bahwa Jokowi-JK telah memenangkan Hasil Hitung Cepat di Arab Saudi dengan 75%, sementara Prabowo mendapatkan 20%. Pemberitaan tersebut diberitakan di situs Berita Satu hari ini dengan judul: Hasil Hitung Cepat di Arab Saudi, Jokowi-JK 75% dan Prabowo-Hatta 20%.

Dalam pemberitaan itu, disebutkan bahwa pelaksanaan Pilpres 2014 Arab Saudi digelar di Jeddah pada Jumat (4/7) dan berdasarkan hasil penghitungan cepat, pasangan nomor urut 2, Jokowi-JK meraih sekitar 75 persen sementara pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta mendapatkan 20% suara. Atas dasar itulah, Berita Satu mengistilahkan kemenangan tersebut dengan istilah Kemenangan Mutlak.

Dari sini, muncul keganjilan PERTAMA, yaitu tidak ada penjelasan bahwa hasil penghitungan cepat itu bersifat sementara ataukah final, sementara total perolehan suara yang dilaporkan tidaklah bulat 100% melainkan baru mencapai 95%.

Kelanjutan berita tersebut menyebutkan bahwa sumber berita dimaksud adalah anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Yuddy Chrisnandi yang mendapatkan berita itu dari Ir. Widjayanto MPP (Wakil Rektor Universitas Paramadina).

Penasaran dengan berita dari sumbernya langsung, beberapa saat yang lalu saya mencoba menghubungi Ir. Wijayanto Samirin melalui twitternya (@Wija_Samirin). Tak berselang lama, konfirmasi yang saya harapkan datang juga. Pak Wijayanto mengatakan bahwa dalam hal ini, dia juga bukan sumber dari berita tersebut, melainkan hanya mem-forward info dari teman. Ketika didesak lebih jauh, tidak ada keterangan tambahan mengenai siapa teman yang dimaksud.



Disinilah letak keganjilan KEDUA, dimana tidak ada sumber jelas yang bisa dikonfirmasi secara pasti mengenai kebenaran berita tersebut, yaitu tentang bagaimana metodenya, kapan dilaksanakan, dimana, berapa orang, dsb.

Disisi lain, saya juga telah melakukan upaya konfirmasi dengan beberapa teman di Arab Saudi. Seorang teman yang saat dihubungi via Facebook masih berada di KBRI Jeddah menyatakan bahwa tidak ada sama sekali Quick Count melalui Exit Poll dan sejenisnya usai pemungutan suara.

Prabowo-Hatta Menang Telak di Malaysia

Pemberitaan Berita Satu tersebut terkesan "Kejar Tayang" hanya untuk menandingi berita kemenangan telah Prabowo-Hatta di Malaysia yang ditulis di media jurnalisme warga "Kompasiana" sehari sebelumnya (baca: Prabowo-Hatta Menang Telak di Malaysia). Bedanya, pada Exit Poll di Malaysia, disebutkan secara rinci hingga bentuk pertanyaan yang diberikan, bukti gambar, dan bahkan kontak person yang bisa dikonfirmasi mengenai kebenaran polling tersebut. Sementara, pemberitaan Berita Satu tidak merincikan sama sekali bahkan untuk sebatas waktu pelaksanaan polling dimaksud.

Penggiringan Opini

Dengan demikian, kalau memang berita hitung cepat di Arab Saudi tersebut masih simpang siur dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka patut diduga bahwa pemberitaan dari Berita Satu tersebut tak lebih dari sebatas berita Abal-Abal belaka yang dimaksudkan untuk penggiringan opini serta mencoba menyaingi berita kemenangan telak Prabowo di Malaysia sebelumnya (di Kompasiana).

Penulis lain di kompasiana, Gatot Swandito, juga membeberkan kengawuran berita itu dengan judul "Quick Count Ngawur: Di Arab Jokowi Raih 75 %, Prabowo Caplok 20 %". (Bisa dibaca: http://politik.kompasiana.com/2014/07/05/quick-count-ngawur-di-arab-jokowi-caplok-75-prabowo-caplok-20--666468.html)



Kampanye Terakhir, Prabowo Gelar Doa Bersama.. Jokowi Gelar Konser

Posted: 05 Jul 2014 02:39 AM PDT


Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tingkat Jawa Barat menggelar doa bersama di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2014). Itu jadi rangkaian penutup kampanye yang dilakukan di Jawa Barat dalam sebulan terakhir.

"Ini adalah kampanye terakhir yang dirancang dengan cara berbeda," kata Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Tingkat Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher).

Fokus dari kegiatan hari ini adalah doa bersama. Sebab kegiatan besar sudah digelar kemarin di Lapangan Tegalega, Kota Bandung, dan berlangsung meriah.

"Hari ini kami kampanye dengan tema kampanye titik akhir secara resmi dan kemudian kita berdoa sama-sama mudah-mudahan seluruh rangkaian kampanye diberkahi Allah SWT. Insya Allah masyarakat akan memilih Prabowo-Hatta," tutur Aher.

Ia kemudian memimpin doa bersama. Aher meminta semua hadirin di lokasi untuk berdiri dan mengacungkan jari tangan kanannya. Doa bersama pun dilakukan. (okezone)

***

Sementara itu, di waktu yang sama, tapi tempat yang berbeda dan oleh pihak yang berbeda.... Siang ini kubu Jokowi-JK menggelar konser di GBK.

Kampanye terakhir Jokowi-JK diisi dengan hura-hura... dan yang lebih miris Massa pendukung Jokowi-JK ini tanpa sungkan makan-minum di siang-siang bulan Ramadhan. Bulan suci ini mungkin bagi mereka tak berarti...



"PKS Baik Ya, Bu.." | Sepenggal Kisah di Perempatan Sudut Jakarta

Posted: 05 Jul 2014 02:30 AM PDT


Jakarta (4/7) - Partai Keadilan Sejahtera mengadakan Ta'jil on The Road serentak se-IndONEsia pada tanggal 4 dan 5 Juli 2014.

Diawali dengan packing 'amunisi' sejak pkl. 09.00 di Posko Klender (rumah Ust. M. Gunawan & Ustdzh. Iceu Hernawati) DPRa PKS Klender mengadakan Ta'jil on The Road di dua spot, pertigaan lampu lalulintas dekat Mall Klender dan perempatan lampu lalulintas Pohon Duren.

Saya, sebagai kader amatir, kebagian tugas menjadi salah satu PJ dokumentasi di area lampu lalulintas dekat Mall Klender. Saat sedang menyebrang jalan mencari objek foto, tiba-tiba ada seorang bapak pedagang asongan yang menghampiri saya dan bertanya, "dari PKS ya Bu?" Jawab saya, "Iya, Pak, betul." Lalu bapak tersebut berkata, "Tahun lalu PKS juga bagi-bagiin makanan di sini buat orang-orang buka, baik ya, Bu." "Iya, Pak. Alhamdulillah. InsyaALLAH setiap tahun PKS ngelakuin ini," sambut saya dengan sumringah.

Tiba-tiba lampu lalu lintas berubah merah. Sambil berlalu dengan senyum dan mengucapkan, "Makasih ya, Bu.." bapak tersebut kembali menjajakan dagangannya kepada para pengguna kendaraan bermotor yang mulai memperlambat lajunya.

Meski hanya perbincangan singkat, tetapi di dalam hati saya berucap, "Justru saya yang harusnya mengucapkan terima kasih, Pak :') Karena senyuman dan sapaan bapak menjadi salah satu semangat kami untuk terus berkontribusi."

Semoga ALLAH mengistiqamahkan kita untuk terus berkontribusi tanpa henti di jalan ini. Menjadi lentera di kala gulita. Menjadi angin penyejuk di kala panas menyengat. Hingga akhirnya ALLAH izinkan kita kelak untuk bermukin di Jannah-Nya, aamiin. [kni12]

*Yuk follow @PKSKlender :)





"Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi.." | Oleh Ustadz @salimafillah

Posted: 05 Jul 2014 01:04 AM PDT


Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, "Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah."

Maka yang kami harapkan pertama kali dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah kesadaran bahwa Anda bukan pahlawan tunggal dalam masa depan negeri ini. Barangkali memang pendukung Anda ada yang menganggap Andalah orang terbaik. Tetapi sebagian yang lain hanya menganggap Anda adalah sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah "yang lebih ringan di antara dua madharat".

Tentu saja, mereka yang tidak memiliih Anda menganggap Anda bukan yang terbaik, tidak tepat, dan juga berbahaya.

Dan jika Anda, Pak Prabowo, nantinya terpilih menjadi Presiden, maka mereka semua akan menjadi rakyat yang dibebankan kepada pundak Anda tanggungjawabnya di hadapan Allah. Maka kami berbahagia ketika Anda berulang kali berkata di berbagai kesempatan, "Jangan mau dipecah belah. Jangan mau saling membenci. Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan Maha Besar."

Dan Anda juga harus menyadari bahwa barangsiapa merasa jumawa dengan kekuasaan, maka beban kepemimpinan itu akan Allah pikulkan sepelik-peliknya di dunia, dan tanggungjawabnya akan Dia jadikan penyesalan serta siksa di akhirat. Adapun pemimpin yang takut kepada Allah, maka Dia jadikan manusia taat kepadanya, dan Dia menolong pemimpin itu dalam mengemban amanahnya.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih perkasa daripada kita semua, 'Umar ibn Al Khaththab, pernah mengatakan, "Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang yang terbaik di antara kalian dalam memimpin kalian, orang yang terkuat bagi kalian dalam melayani keperluan-keperluan kalian, dan orang yang paling teguh mengurusi urusan-urusan kalian, tidaklah saya sudi menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan."

Maka yang kami harapkan berikutnya dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah cita-cita yang menyala untuk menjadi pelayan bagi rakyat Indonesia.  Sebuah tekad besar, yang memang selama ini sudah kami lihat dari kata-kata Anda. Dan sungguh, kami berharap, ia diikuti kegentaran dalam hati, seperti 'Umar, tentang beratnya tanggungjawab kelak ketika seperempat milyar manusia Indonesia ini berdiri di hadapan pengadilan Allah untuk menjadi penggugat dan Anda adalah terdakwa tunggal bila tidak amanah, sedangkan entah ada atau tidak yang sudi jadi pembela.

Pak Prabowo, jangankan yang tak mendukung Anda, di antara pemilih Andapun ada yang masih meragukan Anda karena catatan masa lalu. Saya hendak membesarkan hati Anda, bahwa 'Umar pun pernah diragukan oleh para tokoh sahabat ketika dinominasikan oleh Abu Bakr sebab dia dianggap keras, kasar, dan menakutkan. Tapi Anda bukan 'Umar. Usaha Anda untuk meyakinkan kami bahwa kelak ketika terpilih akan berlaku penuh kasih kepada yang Anda pimpin harus lebih keras daripada 'Umar.

Pak Prabowo, kami memilih Anda karena kami tahu, seseorang tak selalu bisa dinilai dari rekam jejaknya. 'Umar yang dahulu ingin membunuh Nabi, kini berbaring mesra di sampingnya. Khalid yang dahulu panglima kebatilan, belakangan dijuluki 'Pedang Allah'. Tapi Anda bukan 'Umar. Tapi Anda bukan Khalid. Usaha Anda untuk berubah terus menjadi insan yang lebih baik daripada masa lalu Anda akan terus kami tuntut dan nantikan. Ya, maaf dan dukungan justru dari orang-orang yang diisukan pernah Anda 'culik' menjadi modal awal kepercayaan kami kepada Anda.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang jauh lebih dermawan daripada kita semua, 'Utsman ibn 'Affan, pernah mengatakan, "Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai tiga hal, selain kitab Allah dan Sunnah Nabi; yaitu agar aku mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin sebelumku dalam hal-hal yang telah kalian sepakati sebagai kebaikan, membuat kebiasaan baru yang lebih baik lagi layak bagi ahli kebajikan, dan mencegah diriku bertindak atas kalian, kecuali dalam hal-hal yang kalian sendiri menyebabkannya."

Ummat Islam amat besar pengorbanannya dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Pun demikian, sejarah juga menyaksikan mereka banyak mengalah dalam soal-soal asasi kenegaraan Indonesia. Cita-cita untuk mengamalkan agama dalam hidup berbangsa rasanya masih jauh dari terwujud.

Tetapi para bapak bangsa, telah menitipkan amanah Maqashid Asy Syari'ah (tujuan diturunkannya syari'at) yang paling pokok untuk menjadi dasar negara ini. Lima hal itu; pertama adalah Hifzhud Diin (Menjaga Agama) yang disederhanakan dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua Hifzhun Nafs (Menjaga Jiwa) yang diejawantahkan dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Ketiga Hifzhun Nasl (Menjaga Kelangsungan) yang diringkas dalam sila Persatuan Indonesia. Keempat Hifzhul 'Aql (Menjaga Akal) yang diwujudkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan kelima, Hifzhul Maal (Menjaga Kekayaan) yang diterjemahkan dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami berharap Anda akan melaksanakan setidak-tidaknya kelima hal tersebut; menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga kelangsungan, menjaga akal, dan menjaga kekayaan; dengan segala perwujudannya dalam kemaslahatan bagi rakyat Indonesia. Kami memilih Anda ketika di seberang sana, ada wacana semisal menghapus kolom agama di KTP, melarang perda syari'ah, mengesahkan perkawinan sejenis, mencabut tata izin pendirian rumah ibadah, pengalaman masa lalu penjualan asset-aset bangsa, lisan-lisan yang belepotan pelecehan kepada agama Allah, hingga purna-prajurit yang tangannya berlumuran darah ummat.

Pak Prabowo, seperti 'Utsman, jadilah pemimpin pelaksana ungkapan yang amat dikenal di kalangan Nahdlatul 'Ulama, "Al Muhafazhatu 'Alal Qadimish Shalih, wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah.. Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik."

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang lebih zuhud daripada kita semua, 'Ali ibn Abi Thalib, pernah mengatakan, "Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain."

Pak Prabowo, hal yang paling hilang dari bangsa ini selama beberapa dasawarsa yang kita lalui adalah keteladanan para pemimpin. Kami semua rindu pada perilaku-perilaku luhur terpuji yang mengiringi tingginya kedudukan. Kami tahu setiap manusia punya keterbatasan, pun juga Anda Pak. Tapi percayalah, satu tindakan adil seorang pemimpin bisa memberi rasa aman pada berjuta hati, satu ucapan jujur seorang pemimpin bisa memberi ketenangan pada berjuta jiwa, satu gaya hidup sederhana seorang pemimpin bisa menggerakkan berjuta manusia.

Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami tahu, kendali sebuah bangsa takkan dapat dihela oleh satu sosok saja. Maka kami menyeksamai sesiapa yang ada bersama Anda. Lihatlah betapa banyak 'Ulama yang tegak mendukung dan tunduk mendoakan Anda. Balaslah dengan penghormatan pada ilmu dan nasehat mereka. Lihatlah betapa banyak kaum cendikia yang berdiri memilih Anda, tanpa bayaran teguh membela. Lihatlah kaum muda, bahkan para mahasiswa.

Didiklah diri Anda, belajarlah dari mereka; hingga Anda kelak menjelma apa yang disampaikan Nabi, "Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Yang kalian doakan dan dia mendoakan kalian."

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang lebih adil daripada kita semua, 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz, pernah mengatakan, "Saudara-saudara, barangsiapa menyertai kami maka silahkan menyertai kami dengan lima syarat, jika tidak maka silahkan meninggalkan kami; yakni, menyampaikan kepada kami keperluan orang-orang yang tidak dapat menyampaikannya, membantu kami atas kebaikan dengan upayanya, menunjuki kami dari kebaikan kepada apa yang kami tidak dapat menuju kepadanya, dan jangan menggunjingkan rakyat di hadapan kami, serta jangan membuat-buat hal yang tidak berguna."

Sungguh karena pidato pertamanya ini para penyair pemuja dan pejabat penjilat menghilang dari sisi 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz, lalu tinggallah bersamanya para 'ulama, cendikia, dan para zuhud. Bersama merekalah 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz mewujudkan pemerintahan yang keadilannya dirasakan di segala penjuru, sampai serigalapun enggal memangsa domba. Pak Prabowo, sekali lagi, kami memilih Anda bukan semata karena diri pribadi Anda. Maka pilihlah untuk membantu urusan Anda nanti, orang-orang yang akan meringankan hisab Anda di akhirat.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi kalaupun Anda tidak terpilih, kami yakin, pengabdian tak memerlukan jabatan. Tetaplah bekerja untuk Indonesia dengan segala yang Anda bisa, sejauh yang Anda mampu.

Sungguh Anda terpilih ataupun tidak, kami sama was-wasnya. Bahkan mungkin, rasa-rasanya, lebih was-was jika Anda terpilih. Kami tidak tahu hal yang gaib. Kami tidak tahu yang disembunyikan oleh hati. Kami tidak tahu masa depan. Kami hanya memilih Anda berdasarkan pandangan lahiriyah yang sering tertipu, disertai istikharah kami yang sepertinya kurang bermutu.

Mungkin jika Anda terpilih nanti, urusan kami tak selesai sampai di situ. Bahkan kami juga akan makin sibuk. Sibuk mendoakan Anda. Sibuk mengingatkan Anda tentang janji Anda. Sibuk memberi masukan demi kemaslahatan. Sibuk meluruskan Anda jika bengkok. Sibuk menuntut Anda jika berkelit.

Inilah kami. Kami memilih Anda Pak Prabowo, tapi..

Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga kami sampaikan pada Anda, Pak Prabowo. Bunyi nasehat itu adalah, "Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam."

doa kami,

hamba Allah yang tertawan dosanya, warga negara Republik Indonesia

Salim A. Fillah


Mahasiswa 'Titipkan' Indonesia kepada Prabowo-Hatta

Posted: 04 Jul 2014 10:59 PM PDT


Jakarta: Seribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Mereka menitipkan Indonesia kepada pasangan Prabowo-Hatta yang dinilai mampu menjaga keutuhan NKRI.

"Setelah melakukan kajian mendalam, kami nilai Prabowo Subianto mampu menjaga kedaulatan NKRI," seru Fajar, koordinator Aksi Gerakan Nasional Mahasiswa Menitipkan Mandat, dalam orasinya di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (5/7/2014).

Menurut, Fajar, saat ini mahasiswa harus melakukan keberpihakan yang jelas. Kesadaran mahasisswa akan politik harus ditumbuhkan, terutama kesadaran yang berdasarkan akal sehat. Bukan malah mengabaikan hak dan kewajiban politik dengan tidak memilih atau golput.

"Karena mahasiswa adalah tulang punggung bangsa di masa depan. Menghadapi pilpres ini, mahasiswa jangan netral apalagi golput," sambungnya.

Juru Bicara Gerakan Nasional Mahasiswa Menitipkan Mandat, M Rizki, menambahkan, ribuan mahasiswa yang menitipkan mandat kepada pasangan Prabowo-Hatta merupakan perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Di antaranya adalah Aktivis Mahasiswa Unsyiah Aceh, USU, Andalas, Bengkulu, Unsri, IPB, Lampung, Bandung, Malang, Jogjakarta, Solo, Bali, NTB, Mulawarman dan lain-lain. "Perkiraan mahasiswa yang hadir sekitar tiga ribu orang,"ujar mahasiswa Universitas Barawijaya ini.

Meski demikian, Rizki menegaskan sikap keberpihakan terhadap pasangan Prabowo-Hatta, bukanlah sebagai tim sukses. Melainkan sebagai kaum intelektual yang menitipkan mandat dan akan meminta pertanggung jawaban atas mandat yang telah diberikan penuh kepada pasangan nomor urut 1 itu.

"Kami bukanlah tim sukses. Kami adalah mahasiswa yang mempunyai sikap dan keberpihakan. Oleh karena itulah kami menitipkan mandat ini pada Prabowo-Hatta untuk dijalankan. Namun kami juga dengan tegas akan menjadi orang pertama yang akan mencabut mandat dan turun ke jalan apabila Bung Prabowo mengkhianati mandat ini," tegas Rizki saat ditemui dalam kesempatan yang sama. (metrotvnews)


Insya Allah Hari Ini di Istiqlal Prabowo-Titiek Rujuk

Posted: 04 Jul 2014 10:45 PM PDT


Jakarta - Kabar Prabowo Subianto akan rujuk dengan mantan istrinya Siti Hediati atau Titiek Soeharto bukan sekadar isapan jempol. Keduanya akan kembali menikah hari ini di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

"Ini kemungkinan tempatnya di Istiqlal, insya Allah hari ini. Jamnya jam berapa tanya kawan-kawan RCTI," kata Jubir Tim Prabowo-Hatta, Sandiaga Uno, kepada wartawan usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).

Acara pernikahan itu kabarnya memang akan disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta.

Sandiaga memohon doa agar acara rujuk Prabowo-Titiek berlangsung lancar. "Kita doakan karena ini harapan rakyat," ujarnya.

Pemilik grup Saratoga ini mengatakan keinginan rujuk adalah inisiatif Prabowo dan Titiek sendiri. Dia menipis anggapan rujuknya keduanya karena alasan politis.

"Mereka sudah dewasa tentunya ini dorongan hati mereka berdua," ujarnya. (detik)

Titiek-Prabowo Rujuk di Istiqlal, Timses Sebut Insya Allah

Posted: 04 Jul 2014 10:40 PM PDT


JAKARTA - Kabar rujuknya calon presiden Prabowo Subianto dengan Siti Hediati atau dikenal dengan Titiek Soeharto semakin santer terdengar menjelang Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.

Sabtu (5/7/2014), beredar kabar Prabowo dan Titiek menikah lagi di Mesjid Istiqlal Jakarta. Saat dikonfirmasi mengenai kabar ini, anggota tim sukses Prabowo-Hatta, Sandiaga Uno menjawab, "Insya Allah, masyarakat Indonesia mendoakan," kata Sandiaga dalam diskusi di Jakarta, Sabtu.

Dia menjawab pertanyaan moderator diskusi mengenai isu rujuknya Prabowo dengan Titiek tersebut. Mulanya, Sandiaga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia suka kisah-kisah romantis. Dia lantas mencontohkan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang dianggapnya meningkat di akhir-akhir waktu kampanye.

"Masyarakat Indonesia paling senang come back story, under dog, jagoannya kalah dulu, terus besoknya bisa mengungguli. Kita senang yang seperti itu karena romantis," ujar Sandiaga.

Moderator pun usil bertanya kepada Sandiaga. "Termasuk kisah rujuknya Prabowo--Titiek hari ini?" ucap moderator Hardy Hermawan yang kemudian dijawab Sandiaga dengan "Insya Allah".

Kabar rujuknya Prabowo dan Titie semakin santer setelah Titiek terlihat hadir dalam sejumlah debat kandidat beberapa waktu lalu. Terakhir, Titiek terlihat berdampingan dengan Prabowo saat menyaksikan debat calon wakil presiden pada Minggu (29/6/2014) lalu.

Dalam debat kedua, 14 Juni 2014, Titiek tampak hadir bersama putranya, Didit. Titiek juga ikut menemani kampanye Prabowo di Stadion Gelora Bung Karno dan Bali. Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, mengatakan, peluang rujuk Prabowo-Titiek adalah 56 persen.

Sementara itu, anggota tim sukses Prabowo-Hatta, Eggi Sudjana, mengakui bahwa Prabowo dan Titiek sedang berupaya untuk rujuk kembali. Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, kehadiran Titiek dapat menarik simpati kaum perempuan terhadap Prabowo. (KOMPAS)


Franz Magnis Suseno Diskriminatif

Posted: 04 Jul 2014 10:34 PM PDT


Oleh Ustadz Irfan S Awwas
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin

Pada Pilpres, 9 Juli 2014, bertepatan dengan 11 Ramadhan 1435 H, rakyat Indonesia akan menentukan siapa Presiden RI pengganti SBY. Namun jelang pilpres, banyak yang khawatir nasib NKRI bila Prabowo terpilih jadi Presiden. Tapi lebih banyak lagi yang ketar-ketir, nasib jelek akan menimpa RI, bila Jokowi jadi presiden.

Salah seorang yang khawatir adalah Romo Franz Magnis Suseno. Melalui kicauannya di twitter, 25 Juni 2014, Magnis mengungkapkan terus terang bahwa dia tidak mungkin memberikan suaranya pada Capres Prabowo Subiyanto. Bukan karena tidak setuju program Prabowo. Juga, bukan meragukan kesetiaan pada Pancasila ataupun anti pluralisme.

Franz Magnis Suseno tidak mendukung Prabowo, karena alasan ideologis dan demografis. "Yang bikin saya khawatir adalah lingkungannya. Kok Prabowo sekarang sepertinya menjadi tumpuan pihak Islam garis keras. Seakan-akan apa yang sampai sekarang tidak berhasil mereka peroleh mereka harapkan bisa berhasil diperoleh andaikata saja Prabowo menjadi presiden?" katanya.

Siapa Islam garis keras itu? Magnis menuding Amien Rais, PKS, PPP dan FPI sebagai pihak yang dimaksud. Jika benar begitulah alasan Magnis. Maka kita bertanya, sekiranya mereka yang dilabeli Islam garis keras itu mendukung Jokowi, apakah Magnis Suseno akan meninggalkan Jokowi dan mendukung Prabowo Subiyanto? Belum tentu.

Pertanyaan itu sangat relevan, mengingat mereka yang mendukung Capres Prabowo, atau fans 'Asal Bukan Jokowi alias Ojo Koi' juga memiliki kekhawatiran yang sama jika Jokowi menjadi Presiden RI.

Mengapa? Karena lingkungan Jokowi sangat tidak steril dari ancaman sektarian dan SARA. Di dalam Timses Jokowi-JK berkumpul orang-orang yang anti agama, alergi dengan Islam dan sering mengeluarkan statemen yang bersifat provokatif dan permusuhan.

Adalah Trimedya Panjaitan, Ketua Timses Jokowi-JK bidang hukum yang membongkar agenda politik PDIP pasca Pilpres. Jika Jokowi menang, mereka akan menghapus Perda Syariah dan tidak membiarkan munculnya Perda Syariah baru. Trimedya juga menuduh Perda Syariah bertentangan dengan UU dan ideologi PDIP, yaitu Pancasila 1 Juni '45. Bukankah sikap ini berarti makar terhadap konstitusi dan menyebarkan propaganda anti Islam? Sedangkan Pancasila 1 Juni versi PDIP mengusung misi Marhaenisme yang susunannya berbeda dengan Pancasila yang dikenal sekarang. Yaitu, kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Majelis Mujahidin telah melayangkan klarifikasi dan menantang debat terbuka pihak Timses Jokowi-JK atas pernyataan di atas. Namun pihak PDIP dan Timses Jokowi tidak merespons secara semestinya. Dan tidak mau melayani tantangan debat terbuka.

Bukan hanya Trimedya yang jadi provokator times Jokowi, tapi juga pengusung liberalisme Musdah Mulia, dan mantan Ketua PRD Budiman Sujatmiko. Mereka menuntut dicabutnya UU anti komunis, menghilangkan kolom agama di KTP, dan menuding Prabowo mencari dukungan dari kelompok Islam garis keras. Pendukung Jokowi juga datang dari tokoh Syiah Jalaludin Rahmat yang ingin berlindung di balik popularitas Jokowi.

Lalu pernyataan intimidatif yang disuarakan Magnis Suseno sendiri: Jika Jokowi tidak menjadi Presiden akan terjadi chaos. Bukankah semua pernyataan ini membuktikan, bahwa pendukung Jokowi tidak menghendaki Indonesia damai. Sengaja merangkul dan memelihara kelompok minoritas yang bersikap bermusuhan dengan mayoritas penduduk negeri ini. Mengeliminir aspirasi penduduk mayoritas atas nama kepentingan minoritas, sesungguhnya sikap diskriminatif dan anti demokrasi. Bukankah demokrasi menghargai kehendak mayoritas?

Maka patut dipertanyakan, seperti juga yang dipertanyakan Magnis Suseno: Sekiranya Jokowi menjadi presiden karena dukungan pihak-pihak anti agama, liberal, aliran sesat, para pengusung dekadensi moral itu: "Bukankah akan tiba pay-back-time, bukankah akan tiba saatnya di mana ia harus bayar kembali hutang itu? Bukankah rangkulan itu berarti bahwa Jokowi sudah tersandera oleh kelompok-kelompok berbahaya yang akan mengancam eksistensi NKRI?"

Akan sangat mengerikan apabila negeri ini dikuasai oleh kekuatan jahat, ekstrem kiri dan kelompok bahaya laten yang begitu semangat dirangkul dan dipelihara. Kehadiran mereka sekarang tidak saja menakutkan tapi benar-benar menggelisahkan akan datangnya bahaya moral bagi generasi muda negeri ini. Pihak TNI khususnya, dan kaum intelektual tidak seharusnya mengabaikan bahaya laten ini.

Sekarang setiap kritik yang ditujukan kepada Capres Jokowi selalu dianggap sebagai kampanye hitam dan dituntut ke pengadilan. Namun keberanian masyarakat patut diapresiasi agar kita tidak salah pilih presiden.

Mantan Sekretaris Daerah Kota Solo Supradi Kertawamenwai buka-bukaan soal Joko Widodo (Jokowi). Supradi menegaskan imej Jokowi sebenarnya tidak seperti yang dicitrakan belakangan ini. Jokowi tidak sederhana seperti yang digembar-gemborkan. "Jokowi kalau memimpin arogan, tiap hari pakai dasinan (dasi) dan jas-jasan (jas). Ndak mau akui keberhasilan staf, kalau berhasil (jasa) dia, kalau salah staf," ucapnya.

Selain itu, ada pemberitaan bahwa Jokowi tidak menerima gaji saat menjadi wali kota Solo. Supradi menegaskan hal itu bohong. "Itu bohong. Terima gaji, saya yang sodorkan dan terima kuitansinya," ucapnya. "Saya paling banyak tahu (soal Jokowi) karena ruangan saya dengan wali kota cuma bersebelahan. Saya katakan Jokowi munafik lah," ujarnya saat diwawancarai tvOne, Selasa (1/7/2014).

Jokowi boleh saja dipuja dan dipuji, Tapi jujur saya katakana, secara intelektual dia bukanlah orang yang kapabel jadi Presiden. Dan secara demografi, Jokowi didukung ekstrem kiri, aliran sesat, Kristen-katolik radikal, itu fakta yang tidak terbantahkan. Konsep kepemimpinannya hanya bertumpu pada pengalaman pribadi sebagai mantan walkot dan gubernur. Pada kedua jabatan itu Jokowi gagal memenuhi amanah rakyat.

Tim Advokasi Jakarta akan menggugat Jokowi. Mereka menilai tindakan Jokowi meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI dan sebelumnya Wali Kota Solo, untuk mencalonkan diri sebagai Presiden RI merupakan perbuatan melawan hukum.

Keberadaan Magnis Suseno sebagai misionaris Katolik dan provokator diskriminatif harus diwaspadai. Karena itu, bijaksana apabila Franz Magnis Suseno bersikap jujur dan obyektif. Label negative bukan syarat pemilihan capres, melainkan sikap diskriminatif yang seharusnya dibuang. Saya bertanya, apakah warga Negara RI yang memiliki hak pilih dan dijamin UU tidak boleh mendukung Capres hanya karena dia dicap Islam garis keras?

Saudara-Saudari: Pilihlah Capres yang diprediksi dapat memenuhi aspirasi rakyat Indonesia, tidak dikelilingi oleh potensi ekstrim kiri dan anti agama, yang sangat potensial menciptakan permusuhan sesama warga bangsa. Pilih sosok yang paling dekat hubungannya dengan mayoritas penduduk negeri ini, tidak terindikasi antek asing yang bisa diperalat kekuatan jahat. Semoga rakyat Indonesia menemukan Presiden baru yang maslahat untuk semua.

Jogjakarta, 5 Juli 2014

Seperti Polwan, TNI Wanita Juga Ingin Berjilbab

Posted: 04 Jul 2014 10:00 PM PDT


Jakarta - Ketua Wasilah TNI Letkol Flora Sari mengatakan, ia sangat senang akhirnya keinginan Polwan untuk mengenakan jilbab sudah mulai ada hasilnya.

"Saya lihat perjuangan polwan yang ingin memakai jilbab memang gigih, jadi wajar saja mereka selangkah lebih maju. Ini merupakan langkah awal yang positif dan harus disyukuri," kata Flora, sebagaimana diberitakan Republika (5/7/2014).

Sebenarnya, ujar Flora, bukan hanya teman-teman polwan saja yang ingin mengenakan jilbab. "Kami TNI wanita juga ingin diizinkan mengenakan jilbab," ujarnya.

Diharapkan, kata Flora, pemberian izin penggunaan jilbab bagi polwan bisa menular pada TNI. "Sebenarnya banyak anggota TNI wanita yang ingin mengenakan jilbab, saya lihat teman-teman ada yang memakai jilbab usai tugas, ini menunjukkan keinginan mereka yang makin kuat," katanya. (rol/rem/dakwatuna)

Elektabilitas Prabowo Capai 54,3 Persen

Posted: 04 Jul 2014 08:05 PM PDT

Menjelang pilpres elektabilitas Prabowo-Hatta terus mengalami peningkatan (Ilustrasi Okezone)

JAKARTA - Indonesia Network Elections Survey (INES), menyebutkan pekan ini elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah menembus 54,3 persen, sedangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla 37,6 persen. 

Direktur Eksekutif INES, Sudrajat Saca Sawistra, menyebutkan hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaganya yang diambil dari 7.000 jumlah responden yang dapat 6.929 berdasarkan jumlah sampel ini diperkirakan confidential interval plus 1,31 persen dan minus 1,31 persen. Pada tingkat kepercayaan 95 persen dan dilakukan pada 25 Juni sampai 2 Juli 2014.

Kebanyakan masyarakat Indonesia, kata dia, mempunyai keinginan kuat untuk memiliki figur presiden yang memiliki sikap kepemimpinan yang kuat.

"Kami kira harapan masyarakat ada di dalam diri Prabowo. Karena dengan bermodalkan jiwa kepemimpinan yang kuat diaharapkan mampu mengatasi berbagai masalah di negara ini," Kata Sudrajat di Jakarta Pusat, Jumat, (4/7/2014).

Pasangan Prabowo-Hatta juga, lanjutnya, dianggap lebih responsif dibanding Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal ini dilihat oleh responden karena Prabowo adalah seorang mantan militer.

"Prabowo dianggap sudah dididik bersikap tegas dan mampu memutuskan dalam situasi sulit apapun. Berbeda dengan Jokowi yang dinilai responden lamban dalam menyelesaikan permasalahan bahkan cenderung tidak pernah tuntas," tutur dia.

Salah satu contoh program yang dianggapnya tidak tuntas, adalah kampung deret, penataan pasar Tanah Abang, penataan waduk yang kesemuanya masih menyisakan persoalan bagi masyarakat Jakarta.

"Apalagi pasangannya Jusuf Kalla yang usianya sudah menginjak 73 tahun dinilai akan sangat lamban untuk bisa menghadapi problematika bangsa yang semakin kompoleks," ucapnya.

Dalam melakukan survei itu, respionden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri dari 10 responden, sirvey dilakukan melalui teknik wawancara mendalam. (okezone)


Prabowo Ingin Akhiri Kampanye dengan Kesejukan

Posted: 04 Jul 2014 08:00 PM PDT


Bogor - Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya masih melakukan sejumlah kegiatan kampanye di beberapa daerah pada kampanye terakhir pada Sabtu 5 Juli 2014. Menurut Prabowo, kampanye terakhir ini merupakan satu rangkuman dari keseluruhan kampanye yang sudah dilakukan selama ini.

"Besok (Sabtu) masih ada beberapa kegiatan di beberapa daerah. Tapi ini merupakan suatu perampungan, ringkasan dari usaha kami selama ini," kata Prabowo usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/7/2014) malam.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengaku, pihaknya ingin mengakhiri kampanye dengan damai. Tanpa ada suatu yang bisa menimbulkan hal-hal negatif.

"Kami ingin akhiri kampanye dengan kesejukan, penuh persaudaraan, persahabatan. Kita kampanye dan bersaing keras dalam bingkai bangsa Indonesia," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menjadwalkan kampanye pada pasangan capres dan cawapres selama kurang lebih sebulan. Kampanye capres-cawapres dijadwalkan sejak 4 Juni dan akan berakhir pada 5 Juli atau hari ini.

Sebelum hari pencoblosan pada 9 Juli nanti, KPU menetapkan 6 sampai 8 Juli sebagai masa tenang. Pada saat itu, tidak boleh lagi ada kegiatan-kegiatan yang berbau kampanye dari masing-masing pasangan. (liputan6)


Jaga Kemenangan Prabowo-Hatta, PKS Solok Adakan Bintek Saksi

Posted: 04 Jul 2014 07:42 PM PDT


Tim Kampanye Daerah Prabowo-Hatta Kota Solok, Sumatera Barat, menggelar bimbingan teknis (bintek) Saksi tingkat TPS, PPS dan PPK, Jumat 04 Juli 2014 bertempat di Kantor DPD PKS Kota Solok. Bintek saksi ini dihadiri 148 orang saksi yang terdiri dari 121 saksi TPS se-Kota Solok, 13 saksi PPS dan 4 saksi untuk tingkat PPK.

Kegiatan bintek saksi ini dibuka oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Daerah Prabowo Hatta Kota Solok, Bapak Ilzan Sumarta, S.Pt, M.Si yang juga sekaligus sebagai Ketua DPD PKS Kota Solok.

Dalam sambutannya Ilzan Sumarta meminta kepada semua saksi untuk secara serius dan bertanggung jawab mengawasi dan menjaga perolehan suara pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Hatta dari berbagai bentuk kecurangan yang mungkin terjadi.

Pada kegiatan bintek saksi ini juga dihadiri oleh perwakilan dari DPW PKS Sumatera Barat bapak Mochklasin, S.Si. Dalam arahannya Mochklasin mengharapkan semua saksi bisa mendapatkan data secara akurat. Beliau juga menekankan bahwa saksi ini adalah amanah yang diberikan kepada PKS yang harus dilaksanakan dengan baik.

Sedangkan bimbingan teknis saksi disampaikan oleh Koordinator Data dan Saksi Tim Pemenangan Prabowo Hatta Kota Solok, Iqbal Anas, S.Pd. Dalam penyampainnya Iqbal Anas mengingatkan kepada saksi untuk bekerja secara professional dan serius. Inti dari kerja saksi adalah mendapatkan form C1 yang otentik yang sesuai dengan kebenaran penghitungan surat suara yang dituangkan dalam C1 Plano. Saksi juga harus mencatat, mendokumentasikan serta melaporkan setiap kecurangan yang terjadi di TPS.

Kegiatan bimtek ini ditutup dengan ifthor jama'i (buka puasa bersama) seluruh saksi.


Gubernur Sumut Sumbang 5000 US dolar untuk Palestina

Posted: 04 Jul 2014 07:43 PM PDT


Medan, (4/7) - Gubernur Sumatera Utara Bapak H. Gatot Pujo Nugroho, S.T, M.Si mengundang Syaikh H. Jihad Al'Abdiyyin (Abu Ahmad) dan istri Hj. Maryam Sa'adah (Ummu Ahmad) yang datang langsung dari Palestina untuk makan malam dan silaturrahim ke rumah dinasnya di jalan sudirman no.41.

Syaikh Abu Ahmad adalah utusan KNRP pusat (Komite Nasional untuk Rakyat Palestia) dalam kegiatan Safari Ramadhan (nashrul fikroh dan penggalangan dana) tahun 2014. Malam itu Syaikh Abu Ahmad dan istri beserta rombongan diterima dengan sangat baik di rumah dinas beliau.

"Beliau (pak gatot, red) adalah salah satu kader PKS yang rutin menyumbang untuk palestina sejak dulu sebelum beliau memimpin provinsi sumatera utara," kata Mustofa, asisten pribadi pak Gatot.

Malam itu pak Gatot menjamu syaikh Abu Ahmad dengan makanan-makanan arab dan buah-buahan.

Rombongan KNRP (Syeikh Abu Ahmad dan istri, Amry dan Aldy dari KNRP pusat dan panitia dari KNRP wilayah SUMUT) malam itu diterima dengan baik dari pukul 21.30-23.30.

Subhanallah, ketika berpamitan beliau menyumbangkan infaknya sebesar 5000 US dollar, setelah sehari sebelumnya istri beliau ibu Hj. Sutiyas Handayani menyumbang 1000 US dollar untuk Palestina di acara yang berbeda dalam rangkaian acara Safari Ramadhan KNRP pusat. Beliau juga mendoakan keselamatan dan secepatnya kebebasa Al-aqsho dan Palestina.

"Kami optimis al-Aqhso bisa dibebaskan, dan itu bukan dari kalangan arab, bisa jadi kemenangan itu datang dari Indonesia dan bisa jadi dari tangan anda," kata Syaikh Abu Ahmad kepada Gatot Pujo Nugroho yang diterjemahkan oleh Aldy, penerjemah bahasa dari KNRP pusat. (reporter: @nazrinazahra)



Kunjungi Piyungan, Hidayat Nurwahid Pesan Agar Tidak Terprovokasi Penyerangan Kantor PKS

Posted: 04 Jul 2014 07:14 PM PDT


Dalam rangka menyambut Pemilihan Presiden 9 Juli 2014, Tim pemenangan pasangan Prabowo Hatta kecamatan Piyungan, Bantul, mengadakan konsolidasi dan buka bersama pada hari Jumat, 4 Juni 2014 di Balai Muslimin, Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Piyungan.

Acara berlangsung dari pukul 16.00 sampai maghrib. Dalam acara hadir para tokoh desa se-kecamatan Piyungan, para ketua dewan perwakilan cabang partai koalisi merah putih dan beberapa jajaran muspida kecamatan Piyungan. Hadir pula anggota DPD RI terpilih dari dapil Yogyakarta Ir. Cholid Mahmud, MT.

Tokoh senior PKS, Ustadz Hidayat Nur Wahid yang sekaligus merangkap sebagai Jurkamnas Prabowo Hatta menyempatkan hadir dalam acara ini memberikan tausiyahnya.

Anggota Majlis Syuro PKS ini memaparkan alasan kenapa harus memilih Prabowo-Hatta. Beliau mengatakan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan seorang pemimpin yang tegas dan merakyat, dan itu ada pada diri Prabowo Subianto.

"Jangan mengira pak Prabowo itu tidak merakyat, beliau saat ini mempunyai belasan ribu anak asuh di berbagai daerah di Indonesia, dan perlu diingat pula beliau pernah membebaskan sandera OPM, dan itulah wujud kecintaannya terhadap rakyat." ujar mantan Ketua MPR ini.

Mensikapi kondisi 'panas' jelang hari H Pilpres dengan adanya provokasi dan penyerbuan kantor PKS yang terjadi di beberapa daerah, Hidayat menekankan agar tidak terpancing oleh provokasi dan tetap mengedepankan sikap santun dan menjaga kedamaian.

Acara konsolidasi ini ditutup dengan buka bersama, sholat Maghrib berjamaah dan juga pembagian DVD profil Prabowo Subianto.


Terus Sosialisasikan Prabowo-Hatta, Kader PKS Riau Gelar Ta’jil On The Road

Posted: 04 Jul 2014 06:25 PM PDT


RIAU  – DPC  Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kecamatan Rengat kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau mengadakan aksi Ta'jil On The Road dalam rangka mensyiarkan bulan Ramadhan  serta mensukseskan Pilpres pada 09 Juli 2014 dengan kegiatan sosialisasi Pasangan Capres/Cawapres Prabowo-Hatta.

Bertempat di perempatan lampu merah jalan K.H Agus Salim Kota Rengat Pada Jum'at 04 Juli 2014, kegiatan berbagi makanan berbuka puasa bagi pengguna jalan, pedagang dan para sopir ini dikomandani langsung oleh ketua DPC PKS Kota Rengat Dedi Efendi,S.E.

Beliau mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai pesan kepada masyarakat untuk memanfaatkan momentum bulan ramadhan dengan sebaik – baiknya dengan banyak berbagi kebaikan bagi saudara yang lain, sehingga dapat mengalir dan menyebar pula kebaikan itu, seperti permainan tongkat estafet yang terus berpindah. Selain itu pria yang akrab disapa Pak Dedi ini juga mengajak masyarakat agar tidak salah dalam memilih pemimpin dan melihat mana calon yang dekat dan berpihak dengan kepentingan bangsa.

Aksi para kader PKS yang tergabung dalam Relawan Prabowo – Hatta ini sempat mencuri perhatian pengguna jalan yang lewat, sampai – sampai mereka berebut paket ta'jil yang dibagikan relawan dan famplet/selebaran bergambar pasangan capres/cawapres no urut 1 serta asesoris  berupa pin garuda yang dibagikan para relawan pun laris manis diserbu masyarakat pengguna jalan, hal ini membuktikan dukungan masyarakat kota Rengat begitu kuat pada pasangan capres/cawapres no urut 1 ini. 


Bahkan ada beberapa pengendara motor yang penasaran rela turun dari kendaraan menghampiri relawan "Coblosnya Satu Aja Ya Bang ??? kalau Aku coblos dua nanti tidak sah ya.." tutur pengguna jalan tersebut bersemangat, dan rekan yang lain juga berucap kapan lagi kita punya cawapres dari Sumatera.

Dan menjelang kumandang adzan maghrib paket ta'jilpun habis dibagikan.

(Nof El_Ghifary)


Istri Anis Matta Kampanyekan Prabowo-Hatta Hingga Pelosok Bumiayu

Posted: 04 Jul 2014 06:04 PM PDT

Ibu Anaway Anis Matta berdialog dengan salah satu ibu pasien di RS Muhammadiyah Bumiayu

Brebes (4/7). Mesin politik Pasangan Prabowo-Hatta dinilai bekerja sangat maksimal. Hal ini terlihat dari sosialisasi capres-cawapres pasangan urut no 1 Prabowo-Hatta yang dilakukan secara masif oleh Barisan Kaum Perempuan pengusung pasangan tersebut.

Setelah Prabowo Subianto menggebrak kota Purwokerto beberapa hari yang lalu, kini giliran para istri petinggi partai pengusung Prabowo-Hatta tersebut melakukan sosialisasi kepada warga.

Diawali dengan Grebek pasar di Purwokerto, Ibu Anaway Anis Matta, Ibu Okke Hatta Rajasa dan beberapa istri petinggi partai pengusung pasangan Prabowo-Hatta melanjutkan sosialisasinya di daerah Bumiayu Brebes.

Menggunakan dua bus milik Partai Amanat Nasional dan Partai Glokar, rombongan tiba di Kota Bumiayu pukul 08.30. Setelah beristirahat sebentar, Ibu Anaway Anis Matta beserta rombongan mengunjungi RS Muhammadiyah Bumiayu yang terletak di depan Hotel Salsa Dalilah, tempat dimana posko pemenangan Prabowo-Hatta berada.

Ditemani Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Bumiayu, Ibu Anaway berbincang-bincang sambil mendengarkan keluh kesah para pasien sekaligus menanyakan harapan warga jika Pasangan Prabowo-Subianto menjadi presiden.

Setelah selesai berkunjung ke RS Muhammadiyah Bumiayu, rombongan bergerak ke pasar Induk dan pasar PKL Bumiayu. Ibu Anaway menyempatkan diri membeli sayur mayur dari pedagang dan berdiskusi dengan para pedagang sekaligus menjaring aspirasi pedagang pasar.

Dari pengamatan jalannya acara, ribuan pedagang di Pasar Induk nampak sangat antusias dan ingin melihat Istri Presiden PKS tersebut. Ini terlihat dari banyaknya ibu-ibu yang mengikutinya dari belakang saat Ibu Anaway berkeliling pasar.

Setelah menyambangi Kota yang dijuluki Kota Santri yang sejuk ini, rombongan melanjutkan perjalanan ke Brebes, Tegal dan Cirebon untuk melakukan hal yang sama.

(Laporan Tim Humas DPD PKS Brebes/Ifad)

Ponpes Lirboyo Tolak Jokowi

Posted: 04 Jul 2014 05:42 PM PDT


Adik ipar Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jusuf Kalla, Aksa Mahmud, terpaksa meninggalkan Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, dengan tangan hampa.

Penyebabnya permintaan Aksa agar Pesantren Lirboyo  mendukung Jokowi-JK dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang tidak direspons sesuai harapan. Sikap Lirboyo tetap tegas tetap memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.

"Sampai saat ini belum ada perubahan sikap di Lirboyo," tutur Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Kafabihi Mahrus kepada wartawan Rabu 2 Juli 2014 sebagaimana diberitakan sindonews.


Cucu Hasyim Asy'ari: Ide Hari Santri Akan Timbulkan Perpecahan Umat

Posted: 04 Jul 2014 05:37 PM PDT


JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persatuan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PP PSNU) Pagar Nusa mencermati janji untuk menjadikan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional berpotensi memecah belah umat Islam.

 "1 Muharam sudah diperingati sebagai Tahun Baru Islam dan sudah barang tentu milik seluruh umat Islam, tanpa memandang status sosialnya di masyarakat. Jika 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional sama artinya itu menafikan umat Islam lainnya, yang juga berpotensi menimbulkan perpecahan," kata Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa Aizzudin Abdurrahman, Jumat (4/7).

Tokoh yang kerap disapa Gus Aiz ini melihat, penetapan 1 Muharam sebagai hari santri juga bertentangan dengan prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin. Lantaran momen Muharam menjadi sesuatu yang sakral, yakni dilarang melakukan perbuatan yang bisa menimbulkan pertikaian.

Jika 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional, ujar Gus Aiz, justru berpotensi memecah belah, berpotensi menimbulkan pertikaian. Bulan Muharam, menurut cucu pendiri NU KH Hasyim Asy'ari ini, terdapat berbagai macam keutamaan yang semuanya digaransi Allah. Sehingga kaum santri dinilai tidak etis apabila mengklaim secara sepihak keutamaan tersebut.

"Sebaliknya, santri sebagai bagian dari umat Islam itu sendiri, sangat dianjurkan mengisi bulan Muharam dengan ibadah sunnah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Prinsip ke-NU-an, tawazun, tasamuh, tawasuth dan i'tidal tidak boleh bengkok apalagi luntur," tegas Gus Aiz.

Di sisi lain, Gus Aiz melihat janji penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional hanyalah komoditas politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden, di mana santri tidak semestinya dijadikan martir untuk diadu domba.

"Yang juga harus dicermati, tidak ada catatan sejarah untuk dijadikannya 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Perjuangan para santri sudah tercermin dalam Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ika. Tanpa harus diperingati, masyarakat tahu, santri memiliki saham atas berdirinya bangsa ini. Menurut saya, gagasan itu lebih banyak mudlarat daripada manfaatnya, ini yang harus dijaga" jelas Gus Aiz. (ROL)


Prabowo Subianto Paling Relevan untuk Memimpin Bangsa

Posted: 04 Jul 2014 05:22 PM PDT


Para pendiri bangsa tak hanya bersepakat untuk mengusir penjajah dari tanah air, tapi mereka juga menghimpun cita-cita membangun bangsa dan negara yang berdaulat. Yang bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Hal itu termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat.

Jadi kedaulatan adalah tujuan paling awal berdirinya NKRI. Negara berdaulat dan mempertahankan kedaulatan adalah alasan serta tujuan para pejuang mendirikan negara. Sehingga siapapun mandatoris negara wajib mempertahankan kedaulatan negara.

Melindungi seluruh tumpah darah, adalah konsep inti dari kedaulatan. Indonesia merebut kemerdekaan setelah perjuangan ratusan tahun melawan penjajahan. Penjajahan adalah bentuk lain dari meniadakan kedaulatan sebuah bangsa. Melindungi seluruh tumpah darah ini juga meliputi melindungi setiap jengkal tanah NKRI tidak direbut oleh negara lain.

Memajukan kejesahteraan umum dengan cara mengelola secara berdaulat segenap sumber daya kekayaan alam dan potensi-potensi yang ada di bumi tumpah darah Indonesia. Tidak menyerahkan dan membiarkan pengelolaan, pemanfaatan dan eksploitasi kekayaan NKRI kepada pihak asing. Dan semua hal tersebut berorientasi pada meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.

Mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk memajukan kualitas bangsa Indonesia melalui pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Memiliki keberpihakan terhadap penyiapan generasi penerus bangsa. Memiliki visi misi yang jelas dalam menjaga jati diri dan watak bangsa Indonesia. Serta penguatan identitas dan jati diri nasional yang akan menjadi barrier dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap kedaulatan NKRI.

Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan kedailan sosial adalah visi internasionalisme Indonesia. Menjadikan NKRI sebagai bangsa yang punya marwah, memiliki martabat dan kedudukan yang setara dengan bangsa dan negara lain di dunia. Tidak cukup itu saja, namun juga berkontribusi secara aktif dan siginifikan dalam upaya-upaya konstruktif untuk memberikan kemerdekaan bangsa dan negara lainnya, menjaga perdamaian bagi dunia internasional, dan meneguhkan keadilan dan nilai kemanusiaan universal.

Keempat tujuan bangsa tersebut dapat dicapai hanya bisa terjadi jika dan hanya jika, secara mental secara pemikrian, dan secara rekam jejak, pemimpin NKRI adalah sosok yang berdaulat. Memiliki nasionalisme tinggi, dan memiliki konsen yang sangat intens terhadap kedaulatan dan pembelaan terhadap bangsa dan negara.

Berdasarkan telaah terhadap jejak perjalanan hidup, ulasan atas visi misi, serta kerja-kerja yang dilakukan, diantara dua capres maka Prabowo Subianto yang paling relevan untuk memimpin bangsa ini dengan konsepsi tersebut. Di lain sisi, tantangan faktual kontemporer yang urgen dan mendesak dihadapi Indonesia adalah persoalan menjaga kedaulatan. Pemberlakuan CAFTA, sengketa perbatasan, kepungan titik-titik kekuatan militer asing di wilayah regional sekitar Indonesia, penetrasi intensif budaya asing yang dekaden dan jauh dari karakter keindonesiaan, ekploitasi sumber daya alam oleh pihak asing, kesemuanya itu adalah realitas faktual yang dihadapi Indonesia.

Persoalan mendesak tersebut menghajatkan Indonesia untuk memiliki pemimpin yang punya naluri serta dibentuk oleh proses perjalanan mental yang sedemikian panjang untuk menjaga kedaulatan, martabat, dan jati diri bangsa. Persoalan ini jauh lebih mendesak daripada persoalan kebangsaan lainnya, tanpa bermaksud mengesampingkan dan meminggirkan problem kebangsaan lain. Karena hanya dengan persepsi dan konstruksi mental yang berdaulat, maka kerja-kerja besar mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia serta memberikan kontribusi terhadap kehidupan kemanusiaan global dapat diwujudkan.

Setiap calon pemimpin Indonesia pastilah mempunyai konsep kesejahteraan bagi rakyat. Namun Indonesia membutuhkan bukan sekadar itu. Kesejahteraan harus diimbangi dengan pemahaman kedaulatan. Pun tak hanya pemahaman, namun juga wawasan, kapasitas, dan naluri mengenai geopolitik dan geostrategi. Hal itulah yang kami nilai ada dalam diri Prabowo Subianto. Maka mandat ini kami titipkan padanya. Mandat untuk berdaulat. []

Putro Samudro
aktivis mahasiswa

Prabowo Dinilai Pantas Jadi Presiden

Posted: 04 Jul 2014 05:00 PM PDT


JAKARTA - Letjen TNI Purn Romulo Simbolon menilai calon presiden Prabowo Subianto pantas menjadi presiden. Karena menurut dia, Prabowo lahir dari lingkungan keluarga pahlawan kemerdekaan dan perintis perbankan tanah air. Menurut dia, darah pejuang dan ekonom tersebut yang membentuk integritas kepribadian Prabowo saat ini. 

"Bibitnya memang sudah bagus. Jalan Kapten Subianto di Tangerang adalah nama Pamannya yang gugur dalam pertempuran bersama Daan Mogot di Lengkong, Tangerang. Tidak heran Prabowo saat menjadi prajurit TNI juga rela pertaruhkan jiwa raganya untuk Indonesia," jelas Romulo Jumat (4/7/2014).

Dia juga menilai memiliki bebet yang baik. Bebet dalam filosofi Jawa mengacu pada harkat, martabat atau prestise.

"Kehormatan Prabowo bisa dilihat dari sikap dan martabat kebangsaannya yang tinggi untuk tidak mau direndahkan dalam bentuk apapun oleh pihak asing. Saat ikuti pelatihan di luar negeri, dia menolak uang saku yang diberikan pemerintah Australia padanya," tegasnya.

Sementara dari bobot mengacu pada kualitas diri secara lahir dan batin. Secara kecerdasan intelektual tidak diragukan lagi.

"Secara pisik, Prabowo pernah menjadi prajurit dari kesatuan elite Kopassus. Sampai saat ini dia masih rajin menjaga pisiknya. Sementara secara kejiwaan atau psikologis, Prabowo tipe orang yang berani, tegas, setia kawannya tinggi, rela berkorban, suka melindungi dan mudah memaafkan. Orangnya fair, lihat saja bagaimana cara dia memperlakukan Jokowi dalam debat capres," paparnya.

Sedangkan Capres Jokowi kata dia, berbeda dengan Prabowo. Dia meragukan Jokowi memiliki bibit, bebet dan bobot yang memang cocok untuk menjadi Presiden RI.

Berbicara tentang trade mark/pencitraan Jokowi yang sederhana, bersih, dan merakyat, bila dibandingkan almarhum Romo Mangun Wijoyo tokoh masyarakat di bantaran Kali code Yogyakarta lebih sederhana, jujur, bersih, sangat merakyat dan ikhlas atau tidak digaji dan ambil untung, dalam membantu meningkatkan kehidupan masyarakat marginal di kota Yogyakarta tersebut, tidak lantas berarti beliau cocok untuk menjadi Presiden.

"Prilaku Jokowi cenderung membuat pencitraan sementara keberlanjutan hasil pekerjaan kecil yang digunakan sebagai alat pencitraan patut dipertanyakan," pungkasnya. (okezone)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar