Sabtu, 10 Mei 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Beginilah Umar bin Abdul Aziz Ditarbiyah Sejak Kecil

Posted: 10 May 2014 04:00 PM PDT


Di masa kecilnya Umar bin Abdul Aziz diutus orang tuanya Abdul Aziz bin Marwan untuk belajar adab di Madinah. Beliau meminta kepada Imam Shalih bin Kaisan untuk melakukan itu.

Adab pertama yang diajarkan gurunya adalah membiasakan shalat berjama'ah di mesjid.

Pada suatu kali ia terlambat untuk menghadiri shalat berjama'ah. Setelah ditanya oleh gurunya ia menjawab: "Tukang sisir rambutku kelamaan menyisirnya".

Gurunya berkata: "Segitunya menyisir rambut, sampai melambatkanmu untuk menghadiri shalat berjama'ah?"

Saat itu juga gurunya menulis surat kepada ayah Umar bin Abdul Aziz yang menjadi gubernur di Mesir, melaporkan hal itu.

Mendapatkan berita itu, ayah Umar bin Abdul Aziz segera mengirim tukang cukur dari Mesir ke Madinah. Sesampainya di Madinah ia terus saja menemui Umar bin Abdul Aziz. Tanpa ba bi bu langsung saja mencukur rambutnya sampai licin.

Di antara pelajaran yang bisa diambil:

1. Sebelum disekolahkan, anak-anak diajari adab terlebih dahulu.

2. Adab paling penting yang pertama sekali ditanamkan kepada anak adalah menghadiri shalat berjama'ah di mesjid.

3. Kepedulian tinggi dan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru dalam mendidik anak.


*by Zulfi Akmal


Pemerintah Diminta Buktikan HPP Gula Menguntungkan Petani

Posted: 09 May 2014 07:00 PM PDT


Anggota Komisi IV DPR, Habib Nabiel Almusawa meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar membuktikan bahwa Harga Patokan Petani (HPP) gula sebesar Rp 8.250/kg bisa membuat petani untung.

"Perhitungannya jangan hanya diatas kertas tapi buktikan di lapangan", katanya mengomentari pengumuman HPP gula oleh Menteri Perdagangan yang kemudian ditentang oleh asosiasi petani tebu.

Dilaporkan, penentuan HPP tersebut didapat dari perhitungan bahwa rata-rata Biaya Pokok Produksi (BPP) gula nasional adalah Rp 7.892/kg. Ditambah dengan keuntungan untuk petani sebesar Rp 350/kg, maka Kementerian Perdagangan menetapkan HPP gula untuk musim giling 2014 sebesar Rp 8.250/kg.

Namun perhitungan itu disanggah oleh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). APTRI menilai dasar yang digunakan Kemendag dalam penetapan HPP, yakni rendemen sebesar 8,07% adalah perhitungan yang salah.  APTRI menegaskan rata-rata rendemen tebu di Indonesia hanya sekitar 7%.

"Buktikan bahwa rendemen rata-rata bisa mencapai 8,07%.  Yakinkan dan bantu petani agar bisa mencapai angka rendemen tersebut", ucapnya. Tahun 2001 saja, menurutnya, rendemen gula kita hanya 6,18%. "Dulu zaman TIR (Tebu Intensifikasi Rakyat) rendemen kita bisa di atas 10%", ungkapnya.

Bila tidak sanggup, lanjutnya, revisi saja angka HPP tersebut.  "Intinya, petani harus untung.  Hal ini agar mereka tetap bersemangat menanam tebu dan tidak mengalihfungsikankan lahannya ke peruntukan lain", paparnya.

Habib juga menegur Meneg BUMN Dahlan Iskan agar merapikan PTPN-PTPN Gula agar rendemen bisa dinaikkan : "Instruksikan kepada semua pabrik gula dibawah PTPN agar penghitungan rendemen lebih transparan dan akurat, agar petani ter insentif untuk semangat menanam tebu, jangan cuma sindir sana-sini", pungkasnya


"Capres Gak Mikir"

Posted: 09 May 2014 05:30 PM PDT


"GAK MIKIIIIRRR... GAK MIKIIIIRRRR"

Kita harus bedakan dulu antara Jokowi sebagai seorang pribadi dengan Jokowi sebagai pejabat Negara agar kita tidak terjebak pada penyerangan -suudzan- terhadap pribadi seseorang.

Pernah dalam sebuah LPJ organisasi (Laporan Pertanggungjawaban -red), saya mengkritisi habis seorang teman saya yang melaporkan pertanggung jawabannya sebagai ketua saat itu, tapi saya katakan, hari ini saya mengkritisi anda sebagai ketua, bukan mengkritisi anda sebagai pribadi/personal, sebab anda adalah seorang pribadi yang baik, tapi ketika anda menjadi ketua, itu soal lain, ada hal-hal yang harus dinilai dari kepemimpinan anda.

Tentu jika Jokowi ditanya tentang kenapa rumput di belakang rumahnya panjang-panjang tapi tidak dipotong? lalu jawabnya "saya gak ngerti, saya gak mikir", saya tidak akan ambil pusing karena itu urusan pribadi beliau.

Akan tetapi, jika beliau ditanya soal Century kemudian jawabnya "saya gak ngerti". Saya kira siapapun boleh menghujat, sebab ini soal kapasitas dia sebagai pejabat Negara dan calon pejabat tertinggi Negara -Presiden-.

Aneh sekali. Padahal sejak dalam organisasi skala SMA, kampus dan di luar kampus saja kita sudah dibiasakan debat panjang soal kemampuan calon-calon pemimpin yang ada dengan menghujam pertanyaan-pertanyaan sangat tajam. Tapi dalam skala presiden, anda begitu saja menerima capres yang jika ditanya jawabnya "gak tahu, gak ngerti dan gak mikir" ??

Saya berangan-angan, nanti jika menjadi Presiden, jangan-jangan ketika ditanya soal devisa, energi, swasembada, pertahanan negara, BUMN, transportasi, sektor industri ekstraktif, nonekstaktif dan fasilitatif, agrobisnis, ekonomi makro dan mikro, freeport, dll jawabnya "saya gak ngerti, saya gak mikir".

Lalu apa ide yang ditawarkan untuk Indonesia ke depan??

***

Ini soal Negara dengan segala transparansinya, juga soal transparansi kapasitas dan kemampuan seorang calon pemimpin Negara -Presiden-. Bukan sedang pemilihan ketua RT.


*by Muhamad Miftah Alaflah


Patriotisme Tifatul Sembiring Dibalik Satelit BRI

Posted: 09 May 2014 04:30 PM PDT


"Dari Tual terbang ke Bali. Dulu jual sekarang beli." Itulah pantun yang tiba-tiba diucapkan seorang tokoh saat berada di dalam lift kantor pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Penandatanganan kontrak Program Satelit BRI antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Space System/Loral. LLC, dan Arianespace di Jakarta (28/4) akan membuat micro banking terbesar di dunia ini sebagai satu-satunya bank yang memiliki satelit sendiri. Rencananya satelit itu akan diluncurkan di Guyana Perancis pada tahun 2016.

Sejak Indosat dijual kepada asing di tahun 2002, maka kavling orbit satelitnya yang milik Indonesia juga ikut terjual. Dengan penandatanganan itu maka kavling orbit di slot 150.5 Bujur Timur tempat dulu Satelit Palapa C2 pernah mengorbit dapat kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN dalam Manufacturing Hope-nya mengakui untuk merebut kavling tersebut tidaklah mudah, sulit, dan sangat sulit. "BRI (dan kita semua) sangat berterima kasih kepada Menkominfo Tifatul Sembiring. Beliaulah yang berada di depan untuk berjuang mendapatkan kembali kavling satelit itu. Tentu juga mendapat dukungan penuh Bapak Presiden SBY. Perjuangan satelit ini tidak kalah heroiknya dibanding perjuangan mendapatkan Inalum tahun lalu."

Perlu diketahui bahwa lokasi BRIsat adalah orbit terbaik. Menurut Dahlan Iskan orbit ini mestinya hanya bisa diisi 360 satelit. Karena mereka harus dideretkan di tiap derajat dari 360 derajat keliling bumi. Orbit ini jadi rebutan semua negara. Saking banyaknya negara yang mengincarnya, sampai-sampai kompromi harus dilakukan. Lokasi yang mestinya diisi 360 satelit itu kini sudah diisi lebih dari 900 satelit! Alangkah padatnya. Alangkah berjejalnya. Betapa penuhnya orbit itu. Satelit dari seluruh dunia. Itulah sebabnya apa yang dilakukan BRI ini sungguh heroik! Terlambat sedikit, lokasi tersebut bisa jatuh ke negara lain.

Sebagaimana diberitakan Merdeka.com (28/2) Tifatul Sembiring sebelum penandatanganan tersebut pernah mengisyaratkan akan mencabut pengelolaan slot satelit 150,5 BT dari Indosat ke BRI. "Kita optimalkan jatah satelit untuk kepentingan 'Merah Putih'. Indosat kan saat ini kepemilikannya mayoritas asing," kata Tifatul.

Tifatul merealisasikan janjinya dengan menerbitkan surat dengan nomor B-297/M.KOMINFO/SP.02.01/03/2014 tertanggal 26 Maret 2014 yang menyatakan hak pemanfaatan filling satelit di slot orbit 150,5 BT untuk Indosat tak diperpanjang. Dengan demikian BRI telah mengantongi izin khusus pengelolaan satelit per tanggal 1 September 2015, lansir IndoTelko.

Menteri yang terpilih sebagai Anggota DPR RI di Pemilu 2014 dari Dapil Sumatera I ini pernah menyarankan kerjasama antara BRI dan Indosat nantinya adalah Indosat cukup menyewa transponder satelit ke BRI.

Ini kerja besar kali kesekian menteri berdarah batak itu dalam mengedepankan kepentingan bangsa. Sebelumnya di tahun 2011 Tifatul pernah dikritik dan diprotes habis ketika mengultimatum Research In Motion (RIM), perusahaan Kanada yang mengeluarkan layanan Blackberry, untuk menutup akses situs porno. Tifatul bergeming. Dalam akun twitternya Tifatul berujar, "Kalau ada nasionalisme di dada kita & ingin jd bangsa berwibawa, pasti sebagian kita akan setuju poin2 yg saya sampaikan tentang #RIM."

Saat ini, negeri ini, sejatinya  butuh pejabat  dengan nasionalisme dan patriotisme yang tinggi agar tidak ada lagi aset-aset yang dijual kepada asing dengan harga murah dan tidak mengedepankan kepentingan rakyat banyak.

*by @rizaalmanfaluth


"Catatan Perjalanan Menuju Menang"

Posted: 09 May 2014 04:30 PM PDT


by @penaamatir

(Ini cerita #menang kami dari Kab.Dompu NTB daan mengantarkan ustad Nasaruddin menjadi anggota DPRD Dompu)

Ingin mengurai satu demi satu cerita perjalanan #menang di 2014 ini. Karena ada banyak hikmah yang akan menjadi penguat langkah kedepan..

Perjalanan ini harus dicatat karena ada pelajaran tentang perjuangan sungguh-sungguh kita untuk #menang..

Saya akan catat satu per satu lompatan kita dari persiapan perhelatan besar kemarin, hari pencoblosan,dan ketika perhelatan selesai..#menang

Jauh hari sebelum pencalonan, hampir semua orang ragukan calon kita..mirisnya malah ada yang sebar berita calon kita tidak memasyarakat..

Ketika pasang nomor urut ada juga yang tidak ingin calon kita pakai nomor 1..Orang eksternal mau dipaksa masuk..

Pening kepalaku..Buntu otak bodoh ku..masa berjuang dimedan berat tapi pasang orang luar untuk perjuangkan idiologi kita..ini gatung diri..

Tapi alhamdulillah bisa kembali ke jalan yang benar..calon kita diberi nomor 1...ini harga diri sekaligus tanda menang sebelum perang..

Dalam perjalanan ternyata tidak gampang juga..karena meyakinkan orang bisa menang dengan strategi jitu tapi kemampuan terbatas itu susah..

Tapi ini menguatkan..kami justru susun strategi yang lebih hebat..kami berani mimpi tinggi..dan kami komit selamatkan eksistensi perjuangan.

Konsekwensinya tidak ada waktu selain bicara agenda pemenangan..tidak ada jumpa selain bicara target pemenangan..

Kami rapat tiap minggu, futsal 3 kali seminggu, kopi darat lebih sering lagi..dan kami pasti bicara agenda dan target menang disana..

Kami kumpulkan faham,mimpi,asahan strategi,peran rata,dan potensi lain..menjadi satu dalam ikhtiar kami untuk #menang di pileg 2014..

Data tim sukses dan pendukung kami pastikan berhari-hari..

Kami yakin bahwa menang itu rasional..Bukan sekedar perasaan yakin tanpa data..

Setelah semua ikhtiar kami lakukan dan semua potensi kami kerahkan..hari H pencoblosan kami serahkan semua pada Allah..

Semoga sujud panjang kami menembus langit dan memberi #menang pada kami..doa itu yang sama-sama kami panjatkan..

9 April..pagi buta semua saksi ada di TPS..semua kader juga ambil peran sekecil apapun tanpa menunggu instruksi karena perang telah mulai...

Ada yang ikut jelaskan ke pemilih awam tentang cara coblos...soalnya agak ribet..

Banyak yang cerita setelah di bilik suara mereka bingung..kertas suaranya besar dan nama calegnya banyak..shg banyak kertas suara kosong..

Siang hari setelah pencoblosan selesai ada yang tugas anter konsumsi para saksi..melihat semangat saksi semua kita juga ikut semangat..

Perhitungan suara dilakukan hingga malam hari bahkan ada yang lanjut besok pagi..dedikasi tak ada tandingan..

dan buah semua ihtiar tidak perlu tunggu lama..karena malam itu juga kami tau#menang karena suara suda 1.280..

Tp praktis tidak ada yang terlalu bersorak-sorai..bahagia hanya tenggelam dalam hati dan lahirkan syukur dan mata berkaca..

Memandangi wajah Ustad Nasaruddin tidak banyak yang beda dengan sebelumnya..tidak ada raut wajah yang berlebihan karena #menang..

Dia biasa saja..saat itu terlihat sambil melayani timses yang ingin tau berita #menang..semua salut..

Aku melihat seperti ada campur antara bahagia dan amanah berat sudah ada dipundak..karena amanah melayani rakyat..

Beginilah orang yang faham..kalah justru lebih ringan ujiannya dari pada #menang..karena banyak orang yang lupa diri..

#menang tidak lantas buat kami lupa..lalu berleha-leha..karena tugas selanjutnya menunggu..C1, D1, DA1..harus amankan..

Kami turun ke pelosok untuk ambil C1..tidak mudah..ada timses calon lain sengaja simbunyikan C1..karena kecewa tidak menang..

Kami juga tidak habis akal..kami putar otak..dan kami ambil alternatif kedua..sebar kesemua kantor desa untuk dapat D1..

Lebih kurang 3 hari D1 baru terkumpul..itupun tidak sedikit dana habis untuk transport dan konsumsi..Semoga Allah ganti semua..Amin

Rekapitulasi C1 dan D1 semakin yakinkan kami bahwa Ustad Nasaruddin pasti lolos ke DPRD Dompu..dan dapat urutan ke 5..

Kami penuh syukur Allah balas semua ikhtiar dan perjuangan kami..

Acara kumpul ngopi, futsal, obrol santai tidak hilang begitu saja..justru semakin sadarkan kami untuk lebih sering ada..

Tetapi dengan bahan obrol beda..kami bicara banyak soal strategi merawat konstituen dan penuhi aspirasi rakyat..5 tahun amanah dipundak..

Merawat lebih sulit dari pada mengejar..karena istiqomah itu berat..

Dalam rangka itu kami gelar evaluasi...kami bicara ulang perencanaan dulu dan ukur realisasinya..

Kami buka berkas perencanaan, kami bahas gap-nya, lalu temukan kesulitan serta rekomendasi dan pelajaran penting dari semua tahapan..

Terus kami buat formula untuk bantu Ustad Nasaruddin pertahankan visi-nya jd wakil rakyat..soalnya banyak yg disorientasi setelah disana..

Kami juga mulai perkuat struktur..karena amanah ini semakin besar..tugas ini masih banyak..

Kami mulai bangun faham sama tentang sistem kuat, struktur matang, dan kaderisasi efektif..ini kunci perjuangan dakwah kedepan..

Kami ingin sefaham bahwa amanah berat ini adalah amanah semua..tugas saja yang beda..

Masyarakat sudah tunggu bukti..semoga kami bisa amanah..

Semoga ustad Nasaruddin diberi kuat,sehat, untuk penuhi dan perjuangkan hak rakyat..

Semoga istiqomah..Amin


*sumber: http://novalpalandi.blogspot.com/2014/04/perjalanan-menuju-menang.html


Cinta Bersujud di Mihrab Taat | Salim A. Fillah

Posted: 09 May 2014 04:00 PM PDT


Julaibib, begitu dia biasa dipanggil. Sebutan ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri jasmani serta kedudukannya di antara manusia; kerdil dan rendahan.

Julaibib. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan dia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat kemasyarakatan yang tak terampunkan.

Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak. Abu Barzah, seorang pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, "Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!"

Demikianlah Julaibib.

Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhlukpun bisa menghalangi. Julaibib berbinar menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah dia tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi, Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. "Ya Julaibib", begitu lembut beliau memanggil, "Tidakkah engkau menikah?"

"Siapakah orangnya Ya Rasulallah", kata Julaibib, "Yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?"

Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orangtua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. "Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?" Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.

Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib kemudian membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. "Aku ingin", kata Rasulullah pada si empunya rumah, "Menikahkan puteri kalian."

"Betapa indahnya dan betapa berkahnya", begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa Sang Nabi lah calon menantunya. "Ooh.. Ya Rasulallah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram dari rumah kami."

"Tetapi bukan untukku", kata Rasulullah. "Kupinang puteri kalian untuk Julaibib."

"Julaibib?",  nyaris terpekik ayah sang gadis.

"Ya. Untuk Julaibib."

"Ya Rasulullah", terdengar helaan nafas berat. "Saya harus meminta pertimbangan isteri saya tentang hal ini."

"Dengan Julaibib?", isterinya berseru. "Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah tidak. Tidak akan pernah puteri kita menikah dengan Julaibib. Padahal kita telah menolak berbagai lamaran.."

Perdebatan itu tak berlangsung lama. Sang puteri dari balik tirai berkata anggun. "Siapakah yang meminta?"

Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.

"Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku." Sang gadis shalihah lalu membaca ayat ini;

Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS Al Ahzab [33]: 36)

Dan Sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, "Allahumma shubba 'alaihima khairan shabban.. Wa la taj'al 'aisyahuma kaddan kadda.. Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah.."

Doa yang indah.

Sungguh kita belajar dari Julaibib untuk tak merutuki diri, untuk tak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi orang seperti Julaibib. Hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas. Kita juga belajar lebih banyak dari gadis yang dipilihkan Rasulullah untuk Julaibib. Belajar agar cinta kita berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tak suka. Karena kita tahu, mentaati Allah dalam hal yang tak kita suka adalah peluang bagi gelimang pahala. Karena kita tahu, seringkali ketidaksukaan kita hanyalah terjemah kecil ketidaktahuan. Ia adalah bagian dari kebodohan kita.

Isteri Julaibib mensujudkan cintanya di mihrab taat. Ketika taat, dia tak merisaukan kemampuannya.

Memang pasti, ada batas-batas manusiawi yang terlalu tinggi untuk kita lampaui. Tapi jika kita telah taat kepada Allah, jangan khawatirkan itu lagi. Ia Maha Tahu batas-batas kemampuan diri kita. Ia takkan membebani kita melebihinya. Isteri Julaibib telah taat kepada Allah dan RasulNya. Allah Maha Tahu. Dan Rasulullah telah berdoa. Mari kita ngiangkan kembali doa itu di telinga. "Ya Allah", lirih Sang Nabi, "Limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah.."

Alangkah agungnya! Urusan kita sebagai hamba memang taat kepada Allah. Lain tidak! Jika kita bertaqwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah-masalah yang di luar kuasa kita. Urusan kita adalah taat kepada Allah. Lain tidak. Maka sang gadis menyanggupi pernikahan yang nyaris tak pernah diimpikan gadis manapun itu. Juga tak pernah terbayang dalam angannya. Karena ia taat pada Allah dan RasulNya.

Tetapi bagaimanapun ada keterbatasan daya dan upaya pada dirinya. Ada tekanan-tekanan yang terlalu berat bagi seorang wanita. Dan agungnya, meski ketika taat ia tak mempertimbangkan kemampuannya, ia yakin Allah akan bukakan jalan keluar jika ia menabrak dinding karang kesulitan. Ia taat. Ia bertindak tanpa gubris. Ia yakin bahwa pintu kebaikan akan selalu terbuka bagi sesiapa yang mentaatiNya.

Maka benarlah doa Sang Nabi. Maka Allah karuniakan jalan keluar yang indah bagi semuanya. Maka kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang isteri shalihah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya. Julaibib lebih dihajatkan langit meski tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat kepadanya. Adapun isterinya, kata Anas ibn Malik, tak satupun wanita Madinah yang shadaqahnya melampaui dia, hingga kelak para lelaki utama meminangnya.

Saat Julaibib syahid, Sang Nabi begitu kehilangan. Tapi beliau akan mengajarkan sesuatu kepada para shahabatnya. Maka Sang Nabi bertanya di akhir pertempuran, "Apakah kalian kehilangan seseorang?"

"Tidak Ya Rasulallah!", serempak sekali. Sepertinya Julaibib memang tak beda ada dan tiadanya di kalangan mereka.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?", beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu.

"Tidak Ya Rasullallah!" Kali ini sebagian menjawab dengan was-was dan tak seyakin tadi. Beberapa menengok ke kanan dan ke kiri.

Rasulullah menghela nafasnya. "Tetapi aku kehilangan Julaibib", kata beliau.

Para shahabat tersadar.

"Carilah Julaibib!"

Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di seputaran menjelempah tujuh jasad musuh yang telah dia bunuh.

Sang Rasul, dengan tangannya sendiri mengafani Sang Syahid. Beliau Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam menshalatkannya secara pribadi. Ketika kuburnya digali, Rasulullah duduk dan memangku jasad Julaibib, mengalasinya dengan kedua lengan beliau yang mulia. Bahkan pula beliau ikut turun ke lahatnya untuk membaringkan Julaibib. Saat itulah, kalimat Sang Nabi untuk si mayyit akan membuat iri semua makhluq hingga hari berbangkit. "Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya."

Ya. Pada kalimat itu; tidakkah kita cemburu?

sepenuh cinta,

Salim A. Fillah


Raih 6,79% PKS Ucapkan Terimakasih

Posted: 09 May 2014 03:56 PM PDT


JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan hasil akhir rekapitulasi perolehan suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014. PDI Perjuangan memperoleh suara terbanyak dengan 23.681.471 suara atau 18,95 persen.

Bagaimana dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)? Ternyata PKS meraih sebanyak 8.480.204 suara atau 6,79 persen. PKS juga berada di urutan ke-6, di bawah PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"PKS mengucapkan terima kasih atas seluruh petugas yang terlibat dalam tahapan Pemilu Legislatif ini," kata anggota DPR dari PKS, Fahri hamzah dalam pesan singkat yang diterima ROL, Sabtu (10/5).

Fahri menambahkan PKS tetap mendukung hasil kerja KPU, meskipun diakuinya masih ada yang harus dikritisi terkait sistem pemilu yang ada. Namun begitu, saat ini satu tahapan penting telah dilalui dan semoga untuk tahapan selanjutnya yaitu Pemilihan Presiden (Pilpres) dapat berlangsung lebih baik.

"Semoga tahapan berikutnya dapat kita lalui dengan lancar," harapnya. [amw/republika.co.id]


KPU Sahkan Hasil Pemilu, Suara PKS Naik - Kursi Turun

Posted: 09 May 2014 03:47 PM PDT


Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menyelesaikan penghitungan suara pemilu legislatif di 34 provinsi, satu jam sebelum batas akhir rekapitulasi pada Jumat malam (09/05). Maluku Utara menjadi provinsi terakhir yang disahkan hasil penghitungannya oleh Ketua KPU Husni Malik tepat pukul 23.05 WIB.

Berikut perolehan suara dan persentase nasional hasil Pemilu 2014:

1. PDIP 23.681.471 suara (18,95%)
2. Golkar 18.432.312 suara (14,75%)
3. Gerindra 14.760.371 suara (11,81%)
4. Partai Demokrat 12.728.913 suara (10,9%)
5. PKB 11.298.950 suara (9,04%)
6. PAN 9.481.621 suara (7,59%)
7. PKS 8.480.204 suara (6,79%)
8. Nasdem 8.402.812 suara (6,72%)
9. PPP 8.157.488 suara (6,53%)
10. Hanura 6.579.498 suara (5,26%)
11. PBB 1.825.750 suara (1,46%)
12. PKPI 1.143.094 suara (0,91%)

(sumber: BBC)

Hasil Pemilu 2014 yang diketok KPU tepat pukul 23.05 WIB ini PKS memperoleh 8.480.204 suara, naik sebesar 273.249 suara dibanding perolehan PKS di Pemilu 2009 yang memperoleh 8.206.955 suara.

Merunut hasil empat kali pemilu, PKS mengalami naik turun suara. PKS mengalami kenaikan saat Pemilu 2004, kemudian turun perolehan suaranya di 2009, dan sekarang Alhamdulillah di Pemilu 2014 yang diprediksi PKS bakal terkubur di tengah badai yang menimpa setahun penuh justru suara PKS mengalami kenaikan.

Berikut perolehan empat kali pemilu yang diikuti PKS (PK) :

Pemilu 1999: 1.436.565
Pemilu 2004: 8.325.020
Pemilu 2009: 8.206.955
Pemilu 2014: 8.480.204

Namun kenaikan suara ini setelah dikonversi ke jumlah kursi DPR diperkirakan (karena belum ditetapkan KPU) kursi DPR untuk PKS mengalami penurunan dari 57 kursi (2009) menjadi 40 kursi (2014). Rincian 40 kursi belum kami dapatkan informasinya.

Berikut tabel perkiraan perolehan jumlah kursi DPR RI masing-masing partai yang dirilis POLMARK Indonesia:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar