Rabu, 07 Mei 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Prabowo Berjasa di Era Militer Anti-Islam

Posted: 07 May 2014 03:52 PM PDT


Jakarta - Aktivis 98 yang juga Ketua Umun PB HMI 1999-2001, Fakhrudin, mengatakan sebaiknya umat Islam tidak gampang terprovokasi gencarnya pemberitaan yang menyudutkan capres dari Gerindra, Prabowo Subianto. Bagaimanapun ada peran besar Prabowo saat militer Indonesia cenderung anti-Islam.

"Jangan gampang dikecoh," kata Fakhrudin dalam pembicaraan telepon dengan Inilahcom. Menurut dia, umat Islam Indonesia sejatinya berutang budi kepada Prabowo. "Prabowo adalah prajurit yang secara terbuka berani berhadapan dengan faksi militer yang fasis dan anti Islam, di bawah mendiang Benny Moerdani."

Prabowo-lah, kata Fakhrudin, yang berani mengambil risiko di saat kelompok Moerdani tengah kuat-kuatnya. "Dia tak rela umat Islam terus dikorbankan demi kepentingan politik mereka," kata dia.

Berkenaan dengan penculikan sejumlah aktivis, Fakhrudin juga yakin segala sesuatu harus dilihat dalam kontek kekuasaan saat itu. "Ada dua faktor; pertama karena pesanan rezim yang berkuasa, kedua karena adanya pertarungan di elite militer. Jadi faksionalisasi di internal militer menjadi pemicu untuk saling mendiskeditkan sesama mereka."

Keyakinan Fakhrudin bahwa isu HAM sudah jadi sekadar dagangan politik, karena waktu Megawati berkuasa, toh soal itu tak dimasalahkan. Ia menilai, mungkin karena Megawati pun tak lepas dari kedekatan dengan militer. Sayangnya, kata dia, Megawati lebih akomodatif kepada sayap militer yang anti-Islam. "Lihat figur-figur tentara yang di lingkaran Mega. Hampir sebagian besar loyalis Beny ada di sana. Ini menunjukkan bahwa PDIP kurang sensitif terhadap perasaan ummat Islam," kata dia.

Menurutnya, kalau Megawati konsisten dengan penegakan HAM, kenapa dia tidak tampil untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM saat mendapat mandat dari rakyat. "Jangankan pelanggaran HAM, penculikan, kasus priuk, tragedi lampung, kejadian di Aceh dan lain lain, kasus 27 Juli saja dia tidak bisa selesaikan dengan tuntas." [dsy/inilah]


Murobbi dan Titik Buta

Posted: 07 May 2014 03:12 PM PDT


Semua petinju profesional memiliki pelatih. Bahkan, petinju sehebat Mohammad Ali sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Mohammad Ali-lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut.

Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Mohammad Ali butuh pelatih kalau jelas-jelas dia akan menang melawan pelatihnya? Kita harus tahu bahwa Mohammad Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena ia butuh seseorang untuk melihat hal-hal yang ...
"TIDAK DAPAT DIA LIHAT SENDIRI"

Hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan "BLIND SPOT" atau "TITIK BUTA".

Kita hanya bisa melihat "BLIND SPOT" tersebut dengan bantuan orang lain.

Dalam hidup, kita butuh seseorang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser. (Dalam bahasa Tarbiyah itu disebut Murobbi, pembimbing)

Kita butuh orang lain
- Yang menasihati,
- Yang mengingatkan,
- Bahkan yang menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru, yang bahkan kita tidak pernah menyadari.

KERENDAHAN HATI kita
- Untuk menerima kritikan,
- Untuk menerima nasihat,
- Dan untuk menerima teguran itulah yang justru menyelamatkan kita.

Kita bukan manusia sempurna.
Biarkan orang lain menjadi "mata" kita di area 'Blind Spot' kita, sehingga KITA BISA MELIHAT apa yang TIDAK BISA KITA LIHAT dengan pandangan diri kita sendiri..


*sumber: Fb


Koalisi Gerindra-PKS Hampir Pasti Diresmikan

Posted: 07 May 2014 04:49 AM PDT


JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Suhardi mengungkapkan koalisi Partai Gerindra dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah hampir diresmikan.

"Semoga penjajakan yang dilakukan berjalan lancar, nanti kalau sudah selesai dan sepakat, kami akan segera deklarasikan koalisi yang telah terbentuk," kata Suhardi kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Menurutnya, PKS dapat menjadi rekan koalisi yang baik bagi Partai Gerindra, pasalnya PKS memiliki platform yang sama dengan Partai Gerindra.

"PKS sama-sama memiliki program ekonomi kerakyatan, dan sama-sama ingin menjadikan rakyat yang adil, makmur, dan sejahtera," ujarnya.

Seperti diketahui, Anggota Majelis Syuro PKS Refrizal mengatakan hubungan PKS dan Gerindra telah mendekati kepada kesepakatan untuk berkoalisi.

Refrizal mengungkapkan bakal ada 6 parpol yang akan mendukung pencapresan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

"Insya Allah akan terbentuk koalisi PKS, Gerindra, Golkar dan Hanura, serta bisa juga ditambah PPP dan PAN," kata Refrizal. (bisnis.com)


Fahri Hamzah: "Silakan Bully Saya"

Posted: 07 May 2014 04:22 AM PDT


Twit @Fahrihamzah
(7/5/2014)

Insya Allah saya janji gak akan block akun pengkritik. Kritik Anda gizi bagi akal dan jiwa saya. #PerluKritikSaya

Bantulah saya dengan kritik. Termasuk jika Anda lakukan dengan tidak sopan. No problem. #PerluKritikSaya

Mengkritik saya tak ada resikonya bahkan saya akan mendoakan agar Anda dapat pahala kebaikan. #PerluKritikSaya

Yang mau Bully saya ayo kemari....mumpung gratis...hehe...#PerluKritikSaya

Di Bully itu, lebih ringan dari gigitan semut....malah kadang mengharukan....coba deh.. #PerluKritikSaya

Manusia sama saja di depan Tuhan, jangan terpukau oleh gelar dan kedudukan. #PerluKritikSaya

Orang-orang yang mengaku suci itu di dalam perutnya banyak kotoran busuk. Maka rendah hati lebih baik. #PerluKritikSaya

Tapi rendah hati tidak terkait lemahnya suara. Hati-hati dengan yang begini. Kita sering tertipu. #PerluKritikSaya

Hati-hati dengan yang bersuara lemah tapi tinggi hati. #PerluKritikSaya

Bantu saya mencari Presiden yang asli. Asli karena tidak memakai topeng. #PerluKritikSaya

Jangan biarkan kemunafikan menutup wajah asli Presiden Republik Indonesia 2014-2019. #PerluKritikSaya

Jangan biarkan sesal berulang. Masih ingatkan? #PerluKritikSaya

Itulah saya, sya mohon maaf karena tak bisa bicara meter-muter. Kalau itu dosa, Ini dosa bawaan. #PerluKritikSaya

Saya akui saya bersuara keras tapi dari kecil saya diajarkan membedakan "sombong" dan "suara keras".#PerluKritikSaya

Saya takut menjadi sombong, angkuh, tinggi hati, congkak dan sejenisnya. #PerluKritikSaya

Karena kata AL-Qur'an, kalau kesombongan ada sebesar atom dalam hati, kita takkan mencium bau surga. #PerluKritikSaya

Padahal surga dapat dicium dari jarak yang jauh. #PerluKritikSaya

Dan sombong itu memiliki 2 ciri: menghina manusia dan menolak kebenaran. #PerluKritikSaya

Saya minta maaf kalau ada yang merasa terhina. Padahal saya hanya jalankan aspirasi publik. #PerluKritikSaya

Artinya, kalau bukan pejabat publik, buat apa saya mengkritik Anda? Atau jagoan Anda? #PerluKritikSaya

Kritik yang saya lakukan adalah kepada pejabat atau lembaga yang pakai APBN. #PerluKritikSaya

Kalau ada yang terhina. Saya tetap minta maaf sebagai pribadi tapi sy akan kejar Anda sebagai pejabat negara. #PerluKritikSaya

Lalu, kesombongan juga jika menolak kebenaran dan kebenaran itu datangnya dari Tuhan. #PerluKritikSaya

Jika Anda benar, meski kita berbeda agama atau suku atau golongan, saya jamin akan membela Anda. #PerluKritikSaya

Jika Anda salah, saya akan salahkan Anda, meski Anda adalah anak saya. Darah daging sendiri. #PerluKritikSaya

Prinsip ini yang saya pegang. Dan saya sudah yakin dengannya. #PerluKritikSaya

Memang saya tahu, politik adalah tempat paling sulit memelihara prinsip sebab politik itu kompromi. #PerluKritikSaya

Tapi, lebih baik berprinsip dalam politik daripada politik menjadi ajang transaksi kepentingan semata. #PerluKritikSaya

Jika demikian, mari kita terus mencoba. Saling membantu. #PerluKritikSaya

Kritik lah saya dengan cara yang paling Anda sukai. Jika ada kebenaran pasti akan saya miliki. #PerluKritikSaya

Hikmah adalah milik kami, akan aku terima dari manapun datangnya. #PerluKritikSaya

Inilah ikhtiar saya menjadi bangsa yang asli. Kepalsuan harus kita lawan.#PerluKritikSaya

Ya Allah ya Tuhan kami, bantulah bangsa kami. Amiin.. #PerluKritikSaya


Fahri Hamzah puji Prabowo

Posted: 07 May 2014 04:00 AM PDT


Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah memuji  calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"PKS merasa enjoy dengan Prabowo karena beliau berpikiran maju dan cepat. Saya sebel dengan orang yang enggak jelas. Prabowo tidak seperti itu. Prabowo tak pakai topeng, riil, tidak diputar-puter," kata Fahri di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Fahri mengemukakan PKS merasa dekat dengan Prabowo karena sosok tersebut lebih terbuka dan mengajak PKS membicarakan koalisi dan masalah lainnya secara terbuka.

"Enaknya dengan Prabowo, segalanya dimusyawarahkan, diletakkan diatas meja dan dibicarakan secara bersama-sama dan dengan baik-baik. Ini bagus untuk pemerintahan ke depan karena bisa membahas kompleksitas negara," kata Fahri.

"Komunikasi dengan Prabowo menunjukkan adanya jalan untuk membuat pemerintah yang mau melakukan terobosan untuk perbaikan bangsa," kata dia.

"Koalisi PKS makin dekat dengan Prabowo karena banyak kesamaan untuk perbaikan bangsa. Kami ajukan strategi bagaimana masalah laten diselesaikan yang selama ini tidak terselesaikan dengan baik," katanya.

Ketika ditanyakan soal Aburizal Bakrie atau ARB yang akan menjadi cawapresnya Prabowo dan PKS akan menarik diri dari Gerindra, Fahri mengatakan, bagi PKS tak ada masalah.

"Prabowo dan ARB adalah problem solver. Indonesia selama 16 tahun ini tertinggal. Keduanya memiliki speed yang baik untuk membangun bangsa. Kita tidak mungkin mengusung sendiri. Semakin banyak yang usung, semakin baik dan aspirasi publik ke Prabowo semakin besar. Kami dalam proses membahas kerangka kerjasama, tidak hanya kecukupan presidential threshold, tapi bagaimana menangkan pilpres," kata Fahri.

"Saat ini, kita ikuti 3 tahap, tiket koalisi, pemenangan pilpres dan membangun pemerintahan yang kuat. Saya kira, tinggal tunggu tinggal berapa sepakat untuk deklarasi. (ANTARA News)


Untuk Pertama Kalinya, PKS Papua Berhasil Mengirim Wakilnya ke Senayan

Posted: 07 May 2014 03:11 AM PDT


Fraksi Partai Keadilan Sejatera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2014-2019 akan diisi oleh wakil rakyat dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Papua. Hal ini diketahui setelah PKS memastikan satu kursi DPR RI didapat dari Papua berdasarkan Rapat Pleno KPU Papua yang selesai Rabu (7/5/2014) pukul 11 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Kabar ini disambut gembira Ketua Fraksi PKS saat ini, Hidayat Nur Wahid usai rapat internal Fraksi PKS pada Rabu (7/5) siang di Kompleks DPR - MPR. "Alhamdulillah, wakil PKS yang merata dari berbagai provinsi akan memudahkan PKS menyerap aspirasi dan keinginan rakyat. PKS akan semakin dekat dengan rakyat di seluruh Indonesia," tutur mantan Ketua MPR periode 2004-2009 tersebut.

Dihubungi saat berada di Jayapura, Wakil Ketua Bidang Wilayah Dakwah (Wilda) Indonesia Timur Aidil Heryana menyampaikan kabar, PKS berhasil meraih satu kursi dengan 159 ribu suara untuk DPR RI. PKS juga berhasil menempatkan tiga wakil di DPR Papua (DPRD Propinsi Papua) dan juga 64 anggota legislatif untuk berbagai DPRD Tingkat II di provinsi paling timur Indonesia tersebut.

"Kinerja PKS di Papua sangat memuaskan dalam mewujudkan kursi DPR dari Papua yang diinginkan sejak lama. Soliditas di internal PKS membuat seluruh kader dapat bekerja dengan lancar dan enjoy. Papua adalah etalase di Indonesia timur, kami bersyukur dapat pecah telur di sini," ungkap Aidil mengomentari pertama kalinya PKS mengirimkan wakil dari Papua ke DPR RI.

*sumber: pks.or.id

Gagal Pimpin Jakarta, Jokowi Ingin Jadi Presiden

Posted: 07 May 2014 03:14 AM PDT


Tahun lalu Ketua Komisi A Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah yang membuat pernyataan bahwa Jokowi lalai dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala daerah DKI Jakarta, terutama tugasnya untuk menjamin kesehatan warga Jakarta sebab pola kepemimpinan Jokowi masih menganut cara lama. Ini jelas sangat ironis mengingat jaminan kesehatan warga Jakarta adalah program unggulan Jokowi saat masih kampanye untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Melihat kinerja Jokowi hari ini adakah peningkatan kinerja? Sama sekali tidak ada karena semuanya bertambah parah.

Bertambah parahnya kondisi Jakarta tidak lepas dari pengamatan Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI yaitu Siti Zuhro yang menyimpulkan bahwa tidak ada prestasi nyata dari Jokowi bagi warga Jakarta, dan hal ini terbukti dari fakta bahwa kemacetan bertambah parah dibanding zaman Foke (yang mana Jokowi mengatakan tidak peduli bila dikatakan kinerjanya lebih buruk dari Foke); birokrasi masih luntang-lantung; antisipasi banjir masih buruk dan gagal menjalin komunikasi dengan pemerintah kota sekitar Jakarta seperti Banten, Bekasi dan Bogor, singkatnya rekam jejak prestasi Jokowi sangat buruk.

Sungguh, apakah ada yang heran atau bingung mengapa Jokowi gagal di Jakarta; mengapa tidak ada satupun proyeknya yang berjalan; dan mengapa bukan saja tidak ada perbaikan di Jakarta tapi malah bertambah parah? Mengapa Jokowi Gubernur gagal itu merusak Jakarta? Karena selama 1,5 tahun di Jakarta Jokowi tidak pernah sungguh-sungguh mengurus dan mengelola Jakarta, dan semua yang dia lakukan sejak saat dilantik adalah sekedar pencitraan demi mengejar target menjadi presiden Indonesia. Coba bayangkan berapa ratus trilyun uang rakyat Jakarta habis supaya Jokowi bisa melakukan pencitraan? Sudah demikian Jokowi masih tidak malu untuk menaikan pajak tanah di Jakarta hingga 300%!! Tidak heran, survei menunjukan bahwa 73,1% rakyat Jakarta menilai bahwa Jokowi gagal mengatasi kemacetan, banjir, kemiskinan dan persoalan kompleks lain di Jakarta.

Kinerja Jokowi sesungguhnya terbagi dua, yaitu pra deklarasi pencapresan dan pasca deklarasi. Bila pra deklarasi Jokowi setidaknya masih mau mengurus satu dua hal yang berhubungan dengan tugas dan kewajiban sebagai Gubernur DKI Jakarta (walaupun sebagian besar bolos kerja dan pencitraan), namun setelah deklarasi pencapresannya di Rumah Pitung yang tanpa izin tuan rumah itu Jokowi sudah tidak malu lagi tidak mengelola Jakarta dan malah mengurus pencapresan dirinya baik dalam kapasitasnya sebagai capres PDIP maupun dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini juga diutarakan oleh Adnan Anwar dari LP3ES, sebuah lembaga penelitian terkemuka bahwa selama menjadi Gubernur DKI Jakarta Jokowi memang tidak fokus mengurus Jakarta karena sibuk mengejar kekuasaan lebih tinggi.

Kita lihat, dua minggu terakhir ini saja, sepanjang minggu lalu Jokowi bolos kerja ke Lampung; Bogor; dan NTT demi melakukan kampanye ketahanan pangan di Indonesia yang disamarkan dengan program ketahanan pangan di Jakarta. Di Lampung Jokowi berbicara mengenai ayam potong; di Bogor Jokowi berbicara mengenai beras sedangkan di NTT Jokowi berbicara mengenai sapi padahal pusat peternakan Sapi di Indonesia adalah di NTB dan bukan di NTT. Bolos kerja ini belum termasuk kepergian Jokowi ke Bandung untuk menawarkan posisi cawapres kepada Aher dan maksudnya melakukan pencitraan di ITB, yang tentu saja kita ingat ditolak oleh mahasiswa ITB yang menimbulkan kegemparan luar biasa, masa mahasiswa ITB berani menolak Jokowi? begitu di pikiran Jokowi.

Selanjutnya program Jokowi minggu ini adalah berbicara mengenai pendidikan, dan bahkan dengan tidak tahu malu Jokowi mengkritisi pendidikan nasional yang terlalu fokus kepada aspek ilmu pengetahuan dan meninggalkan budi pekerti, seolah budi pekerja Jokowi sudah bagus. Memangnya melanggar janji kepada warga Jakarta adalah budi pekerja yang baik? Kemudian demi pencitraan sebagai sosok yang tegas Jokowi mencopot Kepala Sekolah SDN 09/Makasar, Jakarta Timur, sekolah di mana terjadi kematian anak SD bernama Renggo Khadafi karena dikeroyok kakak kelasnya. Saya bukan bermaksud memperdebatkan bahwa Jokowi salah karena menganggap kepsek harus bertanggung jawab, tapi saya hanya jadi ingat tentang pertanggung jawaban Jokowi terhadap semua hal yang terjadi di Jakarta termasuk masalah bus berkarat yang merugikan negara sebesar Rp. 1,7trilyun yang diimpor mantan tim suksesnya, Michael Bimo Putranto.

Dengan logika pemecatan Kepsek SDN 09/Makasar sebenarnya Jokowi sudah memahami bahwa dia bertanggung jawab atas kehancuran Jakarta semenjak dipimpinnya, namun demikian Jokowi yang terus mencoba mengelak dari pertanggung jawaban sebenarnya sudah menunjukan bahwa dia tidak memiliki budi pekerti yang baik. Sehubungan dengan ini saya jadi ingat tentang rencana Jokowi melakukan revolusi mental terhadap rakyat Indonesia bila dia terpilih jadi presiden, dilihat dari budi pekerja Jokowi yang buruk, maka seharusnya dia melakukan revolusi mental terhadap dirinya sendiri, bukan demikian?

Setelah malam harinya sempat menggunakan jabatan Gubernur DKI Jakarta untuk bertemu dengan meneer dan mister yang memeliharanya di Restoran Oasis, hari ini, sebagaimana yang lalu-lalu, Jokowi kembali bolos kerja, kali ini untuk datang ke acara pengukuhan Hendropriyono bersama Megawati. Jokowi mau melakukan apapun tentu hak dia dengan catatan dia tidak menerima gaji dari pajak rakyat, masalahnya dan yang menjadi dasar keberatan saya adalah, sampai sekarang Jokowi masih terus menerima gaji dari rakyat padahal dia tidak melakukan apapun; dia tidak bekerja; dan yang dia lakukan hanya bolos; bolos; bolos; dan bolos kerja!!! Gaji Jokowi itu dikumpulkan dari keringat dan darah rakyat, sehingga enak saja dia makan gaji buta tanpa memberikan keuntungan apapun kepada rakyat. Model manusia seperti ini mau memimpin Indonesia? Sungguh mimpi buruk bila dia benar terpilih!!

Silakan berpikir secara jernih dan rasional, adakah satu saja prestasi Jokowi di Jakarta? tidak ada; adakah Jokowi bekerja untuk rakyat? tidak ada; apakah Jokowi pemimpin yang akan membangkitkan Indonesida dari keterpurukan? tidak mungkin.

Bila saya tidak silap, tahun lalu Amin Rais pernah menyampaikan bahwa menjadi pemimpin tidak cukup bermodal popularitas dan bila Jokowi hanya bermodal populer, maka pasti gagal seperti Joseph Estrada, presiden Filipina yang diturunkan rakyat sebelum masa kepemimpinannya habis. Saat itu pendukung Jokowi langsung kalap dan membabi buta menyerang Amin Rais, namun sekarang saya ingin mengajak yang berjodoh membaca artikel ini untuk merenung baik-baik, apakah selain populer Jokowi memiliki kelebihan sebagai pemimpin? Jawabannya sekali lagi TIDAK, Jokowi tidak memiliki kehormatan sebagai pemimpin karena dia pembohong; Jokowi tidak memiliki harga diri sebagai pemimpin karena dia menyerahkan leher kepada meneer dan mister di rumah agen CIA dan restoran mewah; Jokowi tidak memiliki kemampuan dan prestasi apapun untuk memimpin; dan yang paling penting populernya Jokowi adalah bukan sesuatu yang alamiah melainkan bersifat artifisial, palsu, kosmetik yang dibuat oleh para tim sukses dan cukong-cukong di belakang Jokowi.

Silakan berpikir bagi yang bisa berpikir.

*sumber: Kompasiana


HNW sindir PDIP tak pernah ungkit HAM saat Prabowo cawapres Mega

Posted: 07 May 2014 04:04 AM PDT


Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kini mengungkit dosa politik Prabowo Subianto terkait pelanggaran HAM dan penculikan. Namun, persoalan ini dinilai sudah selesai dan proses penegakan hukum sudah dijalankan.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) salaah satu partai yang sedang intens menjalin koalisi dengan Gerindra melihat persoalan HAM bukan menjadi perkara besar untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai capres di pilpres nanti. Menurut dia, pelanggaran HAM yang diduga dilakukan oleh Prabowo sudah selesai.

"Beliau sudah menjelaskan, pada prinsipnya hukum sudah dijalankan, pengadilan sudah dilakukan, vonis sudah diberikan," ujar anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/5).

Hidayat merasa heran jika tiba-tiba isu ini kembali ramai diperbincangkan. Sebab pada tahun 2009, kata dia, saat Prabowo menjadi cawapres Megawati, hal itu tidak jadi soal.

"Semua tahu pada tahun 2009 Megawati gandeng Prabowo sebagai cawapres, enggak dipermasalahkan toh, enggak ada yang menganulir," terang dia.

Dia menilai, sangat penting bagi kehidupan bangsa untuk memperjuangkan HAM. Hal ini juga akan menjadi konsen PKS jika nanti benar-benar memerintah saat berkoalisi dengan Gerindra.

"Penting betul berikan jaminan terhadap HAM, kepastian hukum dan kebebasan beragama. Kita tidak ridho dengan politik culik-menculik, hukum sudah pernah dilakukan, vonis pernah diberikan," tegas dia.

Dengan alasan itu, PKS berminat untuk mendukung Prabowo sebagai capres. Apalagi, Prabowo sudah pernah menjadi cawapres dan tak pernah jadi persoalan tentang HAM itu. (merdeka.com)


PKS Ungkap Koalisi Besar Usung Prabowo

Posted: 06 May 2014 09:35 PM PDT


JAKARTA--Anggota Majelis Syuro PKS, Refrizal mengungkapkan koalisi tenda besar yang selama ini tengah dibangun oleh Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres sedikitnya akan diperkuat enam partai politik.

"Insya Allah segera terbentuk koalisi PKS, Gerindra, Golkar dan Hanura serta bisa juga tambah PPP dan PAN," kata Refrizal melalui keterangan tertulis kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Dia mengatakan, koalisi itu hampir bisa dipastikan dan tidak akan berubah-ubah lagi. PKS bersama koalisi tenda besar itu siap berjuang untuk memenangkan Pilpres 2014.

Menurut dia, bagi PKS yang terpenting adalah adanya semangat kebersamaan membangun bangsa dan negara.

"Bila koalisi tersebut ditakdirkan menang dalam pilpres maka akan sama-sama memerintah, dan bila takdirnya kalah sama-sama oposisi. Tetapi kami PKS akan berjuang untuk menang," ucapnya.

Sementara itu perihal sosok Prabowo yang kerap dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), Refrizal menyatakan hal itu sudah diklarifikasi oleh seluruh partai koalisi.

Sebelumnya Gerindra acap kali menyebut tengah membangun sebuah koalisi tenda besar yang terdiri dari banyak partai. Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto terus melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain. (bisnis.com)

PKS Usung Doktor Ikhsan Balon Walikota Dumai

Posted: 06 May 2014 05:00 PM PDT


DUMAI - Meskipun tinggal setahun lagi, PKS Dumai sudah memastikan Bakal Calon (Balon) Wali Kota Dumai periode 2015-2020.

Balon yang diusung adalah kader PKS sendiri, Dr. Muhammad Ikhsan.

Pengusungan Dr. Muhammad Ikhsan sebagai Balon Wako Dumai 2015-2020 langsung disampaikan Sekretaris Umum DPC PKS Dumai, Verdi Elfarian dalam konferensi pers, Selasa (6/5/14) di Gantino Lamo, Jalan Sudirman, Dumai.

Dalam sesi konferensi pers tersebut, Dr. Muhammad Ikhsan juga dihadirkan, dan ikut berbincang dengan awak media. Bahkan, pencalonan dari PKS ini merupakan Partai Politik (Parpol) pertama yang menyatakan secara terang-terangan.

"Kita resmi mengusung Dr. Muhammad Ikhsan untuk Walikota Dumai periode 2015-2020. Penetapan Balon dari PKS sudah di SK-kan oleh DPP PKS," kata Verdi.

Dikatakan Verdi, saat ini PKS mendapatkan 3 kursi di DPRD Dumai. Sedangkan untuk mencalonkan sebagai Wali Kota Dumai, butuh 5 kursi.

Artinya, PKS tidak cukup kursi mengusung calon yang dijagokan atau butuh koalisi.

"Saat ini kami sedang menjajaki semua partai untuk menjalin hubungan koalisi. Secara spesifik, hingga saat ini belum ada koalisi terjalin secara resmi. Namun, komunikasi politik mulai berjalan dengan baik," katanya.

Sementara Dr. Muhammad Ikhsan sendiri mengatakan akan membenahi 2 hal untuk Dumai. Pertama penyelesaian proyek air bersih, kedua membuka peluang kerja.

"Akibat sulitnya 2 hal tersebut, sehingga biaya hidup di Dumai semakin tinggi. Beda UMK Dumai dengan Pekanbaru saja lebih Rp 200 ribu. Jika dibiarkan kesulitan itu, maka biaya hidup di Dumai akan kian tinggi," katanya. [tribunnews]


Terpilih ke Senayan, Fikri Faqih: "Enyong pengen ngelayani masyarakat selawase urip"

Posted: 06 May 2014 04:22 PM PDT


Abdul Fikri, atau yang lebih dikenal dengan nama Fikri Faqih, Ketua DPW PKS Jawa Tengah dipastikan berhasil terpilih sebagai Anggota DPR RI periode 2014-2019.

Politisi PKS kelahiran Tegal ini maju sebagai Caleg dari Dapil Jawa Tengah IX yang meliputi Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Brebes. Di Dapil ini diperebutkan 8 kursi, dan PKS berhasil meraih 1 kursi, dan beliau menjadi caleg PKS yang lolos ke Senayan.

Bagi masyarakat Tegal, nama Fikri tak asing lagi. Pria kelahiran 17 Juli 1963 ini merupakan anak dari pasangan tokoh masyarakat, KH. Abdullah Faqih dan Hj. Muniroh. Kakeknya Kyai Abdul Rouf adalah Pendiri Roudlotul Islamiyah Mardiyah kumpulan santri Tebuireng asal Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang dan Pekalongan.

Fikri mendapat gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro dari IKIP Negeri Semarang, Magister Management dari UMS Solo, sekarang sedang menyelesaikan Program Doktor Ilmu Lingkungan di UNDIP Semarang.

Fikri, pernah menjadi Kepala Sekolah di Kota Tegal dan rela mundur meninggalkan status PNSnya saat diamanahi Partai Keadilan (PK) untuk maju dalam pencalonan Anggota Legislatif di pemilu 1999. Beliau pun terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Tegal.

Lalu, di Pemilu 2004 Fikri mendapat kepercayaan dari masyarakat Tegal untuk menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, mewakili suara tiga wilayah yaitu Kabupaten Tegal, Tegal dan Kabupaten Brebes.

Di Pemilu 2009, beliau kembali terpilih menjadi anggota dewan dan diamanahi menjadi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah hingga sekarang sekaligus menjabat sebagai Ketua DPW PKS Jawa Tengah.

Sebagai orang asli Tegal, Fikri berprinsip untuk apa bisa melakukan sesuatu yang hebat dan berprestasi, jika kampung halamannya masih tertinggal dibanding dengan daerah lain di Jawa Tengah. Oleh karenanya, amanah atas terpilihnya beliau sebagai wakil rakyat di Senayan akan digunakan untuk kemaslahatan masyarakat Tegal dan Brebes.

Fikri berkeinginan mewujudkan potensi dan produk unggulan daerah yang banyak menopang pendapat daerah yang sekarang belum optimal. "Kapan maning yen orak sak iki, enyong pengen ngelayani Masyarakat selawase urip (Kapan lagi kalau tidak sekarang, saya ingin melayani masyarakat hingga akhir hidup saya. red)", ujarnya.

Keluarga Abdul Fikri


"Kekeliruan Seputar Masalah Taubat" by Ustadz @abdullahhaidir1

Posted: 06 May 2014 04:06 PM PDT


Oleh Abdullah Haidir, Lc

Menganggap bahwa taubat hanya layak dilakukan apabila telah yakin bahwa dirinya tidak akan kembali bermaksiat.

Menunda-nunda bertaubat karena khawatir dirinya akan mengulangi kemaksiatan yang sama.

Kian larut dalam maksiat tanpa keinginan mengurangi. Menganggap bahwa hal tersebut tak bermanfaat selama masih suka berdosa.

Jika kembali berbuat dosa dirinya menganggap telah mempermainkn taubat dan bersikap munafik.

Lebih mengedepankan motivasi duniawi ketimbang ikhlas semata krn Allah seraya berharap ridho dan ampunanNya.

Rancu dlm memahami antar "tekad" tak kembali bermaksiat dengan "jaminan" tidak kembali bermaksiat.

Tekad tidak kembali bermaksiat adalah syarat taubat. Tapi jaminan tdk kembali bermaksiat bukan syarat taubat.

Meninggalkan kewajiban-kewajiban agama dan menjauhi majelis orang-orang saleh dan majelis zikir dengan anggapan dirinya masih penuh kotoran maksiat.

Hanya suka membesar-besarkan dosanya, lupa dengan kemurahan dan ampunan Allah yg lebih besar.

Tidak bertaubat lagi jika ternyata mengulangi maksiat dengan anggapan taubat berikutnya tidak diterima.

Yang benar, jika bermaksiat lagi, taubat lagi... bermaksiat lagi, taubat lagi. Kalahkan setan oleh taubatmu sebelum dia mengalahkanmu dg ke-putus asa-an mu..

Sebelum nyawa sampai kerongkongan, atau matahari terbit dari barat, tidak ada yg menutup pintu taubat, selama ikhlas...

Mari kita bertaubat..... Astaghfirullahal aziim wa atuubu ilaih.....


Menteri PU: Ahmad Heryawan Gubernur yang Paham Manajemen Air

Posted: 07 May 2014 03:34 AM PDT


BEKASI - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengungkapkan kekagumannya terhadap Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dia menilai, Heryawan adalah gubernur yang paham soal manajemen air.

"Kalau urusan sumber daya air, saya gak akan gurui itu Gubernur Jawa Barat," ujar Djoko Kirmanto pada saat peresmian Siphon Kali Bekasi, Selasa (6/5/2014).

Menurut Djoko, Heryawan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sumber daya air. Selain itu, Djoko juga mengatakan, pemahaman Ahmad Heryawan soal manajemen air sangat baik.

Bahkan, Djoko berpikir Ahmad Heryawan sudah menguasai seluruh undang-undang mengenai sumber daya air. Kondisi seperti ini menurutnya menguntungkan masyarakat Jabar.

Sebelumnya diberitakan, Menteri PU Djoko Kirmanto meresmikan Siphon Kali Bekasi yang akan membantu suplai air bersih bagi warga DKI Jakarta. Peresmian ini sekaligus untuk memperingati Hari Air Sedunia.

Djoko Kirmanto mengimbau kepada masyarakat untuk memberikan kepedulian terhadap sumber daya air. "Kita dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia hendaknya memberikan kepedulian lebih terhadap air. Tanpa air tidak akan ada masa depan. Tidak akan ada kehidupan," ujarnya. (KOMPAS)


Ketika Pejabat PKS Salah Kostum

Posted: 06 May 2014 03:30 PM PDT


by Ahmad Heryawan

Maaf jika salah kostum :)
Naik boat usai pelantikan Gubernur Maluku Utara Pak Abdul Ghani Kasuba (Senin, 5/5/2014), foto bersama Menteri Sosial pak Salim Segaf Al-Jufri dan pak Nurmahmudi Ismail (Walikota Depok).

Ternate memang indah.
Indonesia seluruhnya sangat kaya dan mempesona. Harus jadi primadona pariwisata dunia.

Apakah bisa? Insya Allah pasti bisa!!
Turki 15 tahun lalu adalah negara yang dibenci wisatawan karena kumuh dan banyak copet, sekarang dipimpin Perdana Menteri yang pekerja keras dan visioner, Turki jadi destinasi wisata terbaik dunia, mengalahkan negara-negara Eropa.

#semangatINDONESIA !!!


*sumber: fb Ahmad Heryawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar