PKS PIYUNGAN |
- Kepemimpinan, Tak Hanya untuk Jadi Bahan Obrolan
- Kewajiban Kolektif "Mewujudkan Kemenangan"
- Lika-Liku Perjuangan Abdul Gani Kasuba Jadi Gubernur Maluku Utara
- Fahri Sebut Kasus Corby Mirip Century
- Menjual PKS Besar-Besaran
- Kuasai Konsep Megapolitan, Modal Aher Maju Capres
- Warga: “Nyong seneng nemen, ana kegiatan PKS kiye neng kene"
- Gatot Pujo Nugroho: "2 Kemenangan Dakwah 'Fathan Mubiina' dan 'Fathan Qoriiba'"
- Iman Sumber Kebahagiaan
Kepemimpinan, Tak Hanya untuk Jadi Bahan Obrolan Posted: 11 Feb 2014 03:08 PM PST
Oleh Abdullah Haidir Kepemimpinan, selalu menjadi bahan diskusi menarik. Dari mulai akar rumput hingga di kalangan cendikia, baik formal maupun informal. Ini semua memberikan isyarat kuat bahwa secara fitrah, kita menginginkan pemimpin ideal dan merupakan orang terbaik di tengah komunitas yang ada. Berikutnya, disadari atau tidak, kepemimpinan merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan bermasyarakat. Dan sebaliknya, tidak ada seorang pun yang secara fitrah, rela dipimpin oleh pemimpin zalim. Mereka pasti meyakini bahwa kepemimpinan zalim hanya akan mendatangkan bencana bagi rakyatnya. Syariat sendiri menguatkan urgensi kepemimpinan ini. Banyak nash yang menunjukkan hal tersebut. Contoh riil dalam masalah ini adalah, sikap para shahabat yang menunda penguburan Rasulullah saw sebelum menetapkan pemimpin mereka setelah kepergian beliau saw. Masalahnya adalah, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang lahir seketika, kapan dikehendaki, ketika itu pula akan terwujud. Atau dia sesuatu yang dapat dipesan begitu saja jauh-jauh hari sebelumnya, agar kita mendapatkan pemimpin 'sesuai pesanan' di kemudian hari. Justeru kepemimpinan lahir karena ada 'sesuatu langkah' yang menjadi faktor lahirnya pemimpin terbaik. Maka, bersikap proaktif dalam hal ini, selagi dilandasi oleh orientasi yang benar untuk kebaikan umat, tidak sekedar mengejar kekuasaan belaka, atau sekedar mengejar keuntungan pribadi, jauh lebih baik ketimbang sikap pasif, hanya melihat dari kejauhan atau hanya pandai memberikan komentar. Satu langkah nyata, lebih baik dari seribu kata tanpa realita. Sikap aktif seperti ini memang sering mengundang cibiran dengan berbagai macam tuduhan dan prasangka. Namun sesungguhnya, sekali lagi, selama dilandasi oleh orientasi yang benar, justeru sikap ini yang lebih bertanggung jawab, karena dengan begitu kepemimpinan ideal baginya bukan sekedar wacana, tapi sebuah harapan riil yang membutuhkan tindakan riil. Sikap ini akan memberikan dorongan untuk berkontribusi dan bahkan siap menanggung resiko untuk itu, baik tenaga, harta maupun mental. Bahwa ada pihak yang menggunakan perkara ini sebagai kesempatan untuk meraih keuntungan pribadi atau kelompok, hal tersebut semestinya tidak menjadi alasan untuk menjauhinya, justeru cara yang paling efektif menghadapi mereka adalah dengan terjun langsung mewarnai medan ini dengan membawa paradigma baru yang benar dan lurus. Berbicara tentang kepemimpin dalam skala nasional pada masa kini, nyaris tidak dapat kita pisahkan dari dunia politik. Lebih spesifik dapat kita katakan, bahwa bahwa kepemimpinan dalam skala nasional yang ada kini tak lepas dari institusi politik yang memproduk atau mengusungnya. Dalam hal ini adalah partai politik. Suka atau tidak suka, terima atau tidak terima, hal ini telah menjadi kenyataan. Memangada faktor pendidikan, budaya dan sosial yang menjadi bibit lahirnya kepemimpinan berkualitas. Namun pada akhirnya, secara legal formal, kepemimpinan nasional harus melalui pintu institusi politik resmi. Mayoritas, kalau tidak dikatakan semua, para pemimpin di berbagai negara kini berasal dari partai politik yang nota bene merupakan istitusi politik yang diakui, khususnyadi negara-negara yang mempraktekkan pemilu untuk memilih pemimpinnya. Bahkan termasuk negara-negara yang baru selesai melakukan revolusi di Timur Tengah sekalipun, partai politik lebih dahulu didirikan sebelum mereka memilih pemimpinnya. Terlepas apakah mekanisme yang ada di dalamnya fair atau tidak, terlepas apakah kemudian kepemimpinannya kredibel atau tidak. Bahkan, kalaupun ada figur yang cukup berpengaruh namun tidak berasal dari institusi politik, mereka pun tetap membutuhkan dukungan institusi politik sebagai kendaraan untuk dapat berkiprah dalam kepemimpinan nasional. Karenanya, tidak bijak jika hanya melihat sebelah mata terhadap keberadaan partai politik sebagai institusi politik yang diakui, apalagi dengan berbagai stigma negatif. Semestinya dia juga dilihat sebagai kancah pengkaderan kepemimpinan yang sangat dibutuhkan sebuah bangsa dan berbagai potensi positif lainnya. Maka, sehat tidaknya institusi politik ini pada akhirnya sangat menentukan seberapa banyak dan berkualitas kepemimpinan yang akan dilahirkan. Karena itu, mengingingkan kepemimpinan ideal, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, dalam kontek kini dan disini, salah satunya dapat dilakukan denganberkontribusi ikut memperkuat dan menyehatkan institusi politik yang ada. Baik sebagai fungsionaris, anggota, atau sekedar memberikan support positif. Semakinbagus dan transparan mekanisme organisasi dalam tubuh institusi tersebut,seperti tertatanya program kaderasisi, rapihnya manajemen dan roda organisasi, mulusnyaproses suksesi, serta hidupnya musyawarah atau diskusi, akan semakin baik danbanyak pemimpin yang akan diproduk. Berikutnya, semakin banyak calon-calonpemimpin kredibel yang siap dipentaskan dan akhirnya akan semakin menyehatkan perpolitikan sebuah bangsa. Disamping, jika kita merujuk dua syarat utama kepemimpinan dalam konsep Al-Quran,yaitu; Mumpuni dalam ilmu dan kekuatan (QS. Al-Baqarah: 247), hal tersebut sedikit banyak dapat terealisir melalui aktifitas dalam institusi politik.Karena, dari segi ilmu, aktif dalam institusi politik akan banyak menambahwawasan tentang ilmu politik dalam tataran aplikatif yang sulit didapatkankecuali mereka yang langsung terjun di dalamnya. Sesuatu yang sangat dibutuhkanbagi seorang pemimpin dalam dimensi luas. Akademisi berkelas dalam bidang kajian politik, tidak serta merta dapat menguasai dunia politik kalau dia tidakterjun langsung dalam agenda politik praktis. Belum lagi kalau berbicara masalah popularitas dan elektabilitas yang menjadi 'rumus baru' dalam dunia politik masa kini. Adapun dari segi kekuatan, pada masa sekarang kekuatan yang dibutuhkan tidak semata kekuatan fisik, tapi yang sangat prinsip dalam sebuah kepemimpinan masa kini justeru kekuatan politik. Sebesar apapun kekuatan individu seseorang dalam memimpin,kalau tidak didukung kekuatan politik, maka dia tidak akan dapat menjalankanroda kepemimpinannya dengan baik. Pengalaman kepemimpinan BJ Habibi saatmenjabat Presiden RI yang tidak didukup full berbagai kekuatan politik kalaitu, dapat dijadikan pelajaran. Bahkan SBY yang popularitasnya cukup tinggipada pilpres lalu merasa perlu membentuk koalisi beberapa partai politik untukmembangun kekuatan politik. Karenanya,menurut hemat saya, aktif bergabung dalam institusi politik atau mendukungnya secara positif dengan orientasi yang jelas dan benar, merupakan langkah ideal dan riil untuk mewujudkan kepemimpinan ideal. Meskipun harus diakui bahwa langkah inimengundang resiko dan konsekwensi. Namun, adakah sebuah harapan dan cita-cita besar tanpa resiko dan konsekwensi? Justeru itu lebih baik daripada menjadikan wacana kepemimpinan hanya sebatas topik pembahasan dalam diskusi dan obrolan yang tak kunjung habis, apalagi kalau berakhir dengan silang sengketa atau tuduhan dan prasangka, untuk kemudian secara praktis medan ini didominasi oleh orang-orang yang semata menjadikan kekuasan sebagai tujuan. Kini, carilah institusi politik yang kita anggap ideal, atau setidaknya mendekati ideal jika tidak ada yang kita anggap ideal, atau setidaknya lagi, yang paling ringan mudharatnya, untuk kita dukung atau berkiprah di dalamnya sebagai upaya mewujudkan kepemimpinan yang kita harapkan. Kalau saya...... Alhamdulillah, sudah mendapatkannya! Anda? | ||||
Kewajiban Kolektif "Mewujudkan Kemenangan" Posted: 11 Feb 2014 02:53 PM PST Kewajiban mewujudkan kemenangan dan kejayaan umat selalu menjadi tanggungjawab kolektif. Yang terpikul di atas pundak setiap pribadi umat secara keseluruhan, sesuai kadar kemampuan dan kewajibannya. Akan tetapi hisab di akhirat nanti akan dihadapi sendiri-sendiri. Oleh karena itu hendaklah setiap kita memperhatikan apa yang sudah ia lakukan. Hendaklah ia juga mencari solusi terhadap kekurangannya selaku pribadi. Dia harus curahkan keseriusannya untuk kebaikan usaha yang lagi dijalani umat. Jangan sampai maksiat yang ia lakukan, dosa dan kelalaiannya menjadi penghalang kelancaran berjalan program-program umat dalam mewujudkan tujuan besarnya. Tanggungjawab secara jama'ah, akan tetapi hisab nanti di akhirat secara pribadi-pribadi. Oleh karena itu tidak ada riya yang dilakukan jama'ah, yang ada adalah riya pribadi-pribadi. *by Zulfi Akmal | ||||
Lika-Liku Perjuangan Abdul Gani Kasuba Jadi Gubernur Maluku Utara Posted: 11 Feb 2014 03:09 PM PST
Hujan masih menyisakan gerimis ketika beliau bersama rombongan masuk ke dalam gedung Aisyiyah semalam (Selasa 11/02) dalam acara temu kader. Tidak seperti umumnya pejabat yang hanya menebar senyum, beliau langsung menyalami kader-kader ikhwan yang berdiri menyambut. Sosoknya mungkin tak seterkenal gubernur Jakarta, namun bagi rakyat Maluku Utara beliau adalah pemimpin impian. Dialah gubernur terpilih Provinsi Maluku Utara, Ustad Abdul Gani Kasuba. Sebelumnya tak pernah ia mengira akan menjadi sosok politisi. Sepulang dari Madinah di masa orde baru, beliau sama sekali tidak tertarik bergabung di partai politik. Beliau memilih mengabdi di masyarakat dengan membangun madrasah-madrasah di kampung-kampung yang tersebar dari Maluku hingga Papua. Hal ini beliau lakoni hingga 25 tahun lamanya. Memasuki tahun 2000-an, beberapa kader Partai Keadilan bahkan Ustadz Hilmi Aminuddin memintanya untuk bergabung. Meski semula enggan, ia akhirnya memutuskan menjadi salah satu kader dari partai dakwah tersebut. "Waktu itu saya merasa disebut muallaf dalam perpolitikan. Saya tidak dianggap. Yang pertama karena tidak banyak uang, kemudian tidak tahu lika-liku politik," katanya menceritakan proses pencalonan dirinya pada pemilihan legislatif di tahun 2004 untuk merebut kursi DPR RI. Namun, kenyataan di lapangan memperlihatkan antusias warga Maluku terhadap Ustad Gani, begitu sapaan akrabnya. Beliau meraih suara terbanyak dan melenggang sebagai anggota DPR RI. Bahkan tiga tahun kemudian, beliau terpilih menjadi wakil gubernur mendampingi calon incumben. Selanjutnya di tahun 2013, Partai Keadilan Sejahtera mengusung dirinya menjadi calon gubernur. Tidak seperti kelima kandidat yang lain, beliau terhitung tidak memiliki modal untuk bertarung. Olehnya, sejak awal beliau sudah mempersiapkan diri. Meskipun beliau juga tidak pesimis. "Jadi selalu saya punya patokan yaitu kerja. Jangan tanya uang dulu. Bekerja dulu. Uang pasti kejar dari belakang. Itu tekad saya sampai berani mencalonkan diri menjadi wakil DPR, wakil gubernur sampai berani mencalonkan diri menjadi gubernur," katanya lantang. Jalannya memang bukan tanpa hambatan. Dua kali ia melayangkan gugatan ke MK karena dicurangi. Ia merasa masyarakat dibodohi karena ulah kandidat lawan yang membagi-bagikan uang. Bahkan belakangan kegiatan bagi-bagi uang ini tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi tapi secara terang-terangan dengan menggunakan helikopter. "Bahkan dari helikopter mereka hambur uang. Itulah keadaan Malut. Sehingga orang-orang katakan, ini pertarungan antara katinting (perahu motor-pen) dan helikopter. Awalnya itu. Pertarungan kedua berubah lagi istilah, antara pertarungan doa dan doi (uang-pen). Pertarungan pertama itu saya menang di MK. Putaran kedua juga begitu," katanya diikuti gemuruh takbir. Selain menghamburkan uang, kecurangan juga dilakukan di TPS-TPS dengan menghapus hasil suara. Sehingga hasil suara menjadi jauh lebih sedikit dari yang seharusnya. "Itu hasil suara saya di tipe-x (hapus-pen). Jadi kalau saya punya suara itu 930, di tipe-x 9-nya tinggal 30. Kalau 811, itu di tipe-x 8 tinggal 11 suara. Kalau 328, di tipe-x 28 tinggal 3 suara," ujar Ust. Gani yang malam itu datang bersama istrinya. Perjuangan beliau menjadi jauh lebih berat di putaran ketiga (Pemungutan Suara Ulang/PSU). Pada putaran ketiga, lokasi pemilihan hanya dilakukan di salah satu kabupaten pemekaran yaitu Taliabu. Daerah ini merupakan daerah yang melakukan kecurangan paling banyak dan merupakan daerah 'kekuasaan' dari lawan politiknya. Namun, beliau tidak gentar meski ancaman, terror bahkan intimidasi menyertai perjuangannya. Selama 20 hari beliau tinggal pada sebuah rumah yang bersedia menampung ia dan istrinya. Sebab, rumah bahkan toko terprovokasi untuk melakukan boikot terhadap beliau. Bahkan hampir tiap malam beberapa orang suruhan lawannya melempari rumah yang ditinggalinya. Hingga sempat membuat istri beliau yang tengah berada dalam posisi tiarap panik dan mengadu kepada suaminya. "Saya bilang, Eh kamu jadi ibu gubernur itu jangan panako (penakut-pen). Kalau mau jadi calon ibu gubernur itu harus berani. Kalau tidak berani, kitorang (kita-pen) pulang saja. tidak usah berhadapan (ikut pemilu-pen)." Kenang beliau. Intimidasi bukan hanya ditimpa oleh Ust. Gani. Bahkan relawan pendukung Ust. Gani sempat diusir, dipukul bahkan diancam akan dibunuh ketika memasuki desa-desa di kebupaten tersebut. Beruntung mendekati hari-H, polisi dan TNI mengerahkan ratusan anggotanya untuk mengamankan pemilukada putaran ketiga di Kabupaten Pemekaran, Taliabu. Bahkan, TNI-AL menempatkan kapal perangnya di pelabuhan. Kekhawatiran aparat keamanan atas keselamatan Ust. Gani, membuat mereka mengusulkan agar beliau dan keluarga untuk mengungsi sementara ke Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah. Sebab, jarak kedua pulau itu cukup dekat sehingga hanya menempuh waktu dua jam menggunakan speedboat. Bahkan membujuk beliau dengan mengatakan bahwa ketika perang, jenderal harus berada di belakang pasukan. Sebab, jenderal menjadi otak atas keberhasilan perang pasukan tempurnya. Namun, beliau tetap bergeming untuk bermukim di Taliabu. "Saya bilang, ini kita pakai sistem dulu-dulu. Jenderal harus di depan, saya punya anak buah harus di belakang. Ya terpaksa kapolda minta brimob yang kawal saya sampai hari Senin, Selasa, Rabu. Rabu sudah terkumpul semua form C1 itu baru (kemudian-pen) saya sore itu meluncur ke Luwuk (Kab. Banggai, SULTENG-pen)." Ungkap Ust Gani yang juga baru selesai mengikuti mukernas Alkhairaat di Palu, Sulawesi Tengah. Akhirnya perjuangan Ust. Gani berakhir manis. Meski hanya menang 30% di kabupaten pemekaran. Namun secara keseluruhan total suara, beliau terpilih menjadi Gubernur Maluku Utara. Menurutnya, ini semua berkat doa dari seluruh kader. Bahkan ia menceritakan ada seorang ustad yang khusus berangkat umrah untuk mendoakan kemenangan beliau.
Selain itu, menurutnya kemenangan tersebut juga tidak terlepas dari usaha untuk berada di tengah-tengah masyarakat. Sehingga meskipun ada kecurangan yang sangat jelas dan dahsyat, kita tetap dapat memenangkan pemilihan legislatif dan eksekutif. Sebab, menurutnya lagi, jabatan itu merupakan beban berat yang diserahkan oleh masyarakat agar kemudian dapat mengurus dan melayani masyarakat dengan baik. Sehingga dalam penyampaiannya semalam di hadapan kader PKS Sulawesi Tengah, ia menegaskan bahwa selain doa, kerja kader juga harus terjun malayani langsung masyarakat. Meskipun saat ini badai fitnah masih senantiasa membayangi. Menurutnya, fitnah merupakan partner dari perjuangan dakwah. Fitnah bahkan sudah menemani perjalanan dakwah di masa para Nabi dan Rasul. Sehingga menurutnya, kader PKS tidak perlu berkecil hati. Namun, juga jangan merasa terlalu bersih. "Kalau kita menjalankan misi dakwah tidak difitnah, kita kembali ke belakang. Kau periksa dulu kau punya niat. Mungkin niat kau sudah terlalu sempit sehingga bajalan (berjalan-pen) seakan-akan tidak ada halangan. Tapi ketika kau dapatkan tantangan, dapatkan cobaan yang berat kau harus yakin bahwa jalanmu sudah benar. Sepeti ketika saya diusir, dilempar ketika masuk ke sebuah desa. Pokoknya intimidasi yang dahsyat. Tapi ketika saya diperlakukan seperti itu, saya yakin saya akan mendapat jalan dan pertolongan untuk jadi gubernur." Tutupnya diikuti riuh takbir. *by Lilasari M | ||||
Fahri Sebut Kasus Corby Mirip Century Posted: 10 Feb 2014 10:55 PM PST JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Fahri Hamzah menilai hukum tidak sama untuk semua orang. Hal itu terlihat dari pembebasan bersyarat yang diberikan kepada narapidana narkotika asal Australia, Schapelle Leigh Corby. "Kita tidak menolak apa yang disebut oleh menkumham sebagai prosedur dan bukan kebijakan karena Corby memang menuntut haknya sebagai terpidana," kata Fahri melalui pesan singkat, Senin (10/2/2014). Namun, Fahri tetap mempertanyakan sikap pemerintah yang memberikan pengurangan hukuman kepada Corby. "Apakah hak-hak seperti yang dimiliki Corby juga diberikan kepada orang-orang yang sama termasuk pemberian grasi? Dan apakah akan semudah Corby orang lain dan warga negara biasa mendapatkan perlakuan yang sama?" tanyanya. Ia mengingatkan Wamenkumham Deny Indrayana yang memperlakukan larangan remisi pada napi lainnya sampai terjadi pembakaran penjara tahun lalu. Tetapi ketika WNA begitu mudah dan lancar mendapatkan potongan hukuman. "Maka tidak mudah untuk tidak mencurigai bahwa ini bukan sekadar prosedur tetapi adalah kebijakan yang istimewa kepada seseorang," ujar Politisi PKS itu. Fahri mengatakan kasus Corby mirip dengan pemberian bail out kepada Bank Century dan membiarkan bank lainnya mati. Maka, kata Fahri, di dalam kebijakan ini tidak saja ada pelanggaran atas UU tetapi juga UUD 45 pasal 27 yang mengatur soal kesamaan di depan hukum dan pemerintahan. "Menkumham harus menjelaskan seluruh pertanyaan publik secara tertulis dan harus konsisten dengan penegakkan hukum yang tidak pandang bulu," tuturnya. (tribunnews) | ||||
Posted: 10 Feb 2014 07:11 PM PST Oleh: @bennysyamsuri Kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan pertempuranmu, "Mobilnya lagi di-branding" begitulah percakapan yang saya dengar dari seseorang yang mobilnya akan dipinjam untuk kepentingan kampanye. Mungkin disini maksudnya mobil yang di-branding itu adalah mobil yang dipasangi stiker logo dan nomor partai yang menutupi seluruh atau sebagian body mobil dengan tujuan untuk mengenalkan dan memasarkan partai tersebut. Ya boleh-boleh saja sih, mobil itu di-branding, tapi menurut saya itu hanya akan MENGINGATKAN konstituen akan logo dan nomor partai itu atau caleg yang ada didalamnya, tapi branding itu tak akan pernah menjual! Jika mobil yang di-branding tersebut, tak pernah MENAWARKAN apalagi menjual partainya kepada konstituen, tentu yang saya maksud disini, yang menawarkan dan menjual itu adalah anggota atau kader partainya, bukan mobil itu. Berapa banyak mobil yang di-branding menjelang hari pemilu, mulai dari mobil partai itu sendiri, mobil calegnya, mobil ambulance gratis partai itu sendiri dan lainnya, banyak yang berseliweran di jalanan. Pertanyaannya, apakah masyarakat merasakan manfaat langsung dari keberadaan mobil tersebut? Tidak, mungkin ada tapi sebagian. Jika mobil yang di-branding tersebut hanya ditempeli stiker logo, nomor partai dan caleg, kemudian hanya dipakai berseliweran di jalanan, tanpa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, maka saya katakan mobil itu hanya "MENGINGATKAN" masyarakat akan logo, nomor partai dan caleg yang ada di mobil tersebut, tapi tidak menjual (marketable) yang bisa membuat masyarakat mempunyai keputusan bulat untuk mencoblos partai dan caleg itu (closing). Apalagi jika mobil branding tersebut hanya dipakai untuk hura-hura, kebut-kebut di jalan, seperti yang sering saya lihat mobil branding partai berwarna biru dipakai anak-anak muda nongkrong, sambil minum kopi cappucinno cincau, setelah itu tancap gas sekencang-kencangnya. Ini membuat masyarakat menjadi tidak simpati terhadap partai dan caleg yang ada di branding mobil tersebut, setidaknya ini respon yang saya dengar dari sekitar saya. Branding itu adalah memasarkan merek, dan dalam hal ini merek itu tidak hanya sekedar logo dan nomor partai dan caleg, tapi segalanya! Merek adalah segala-galanya, bisa saja menjadi indikator nilai (value), asset, dan lain-lain. Ada dua arus utama dalam memasarkan sebuah merek, MENGINGATKAN dan MENAWARKAN. Arus MENGINGATKAN sering kali membutuhkan biaya yang besar dalam memasarkan sebuah merek, dalam konteks ini memasarkan merek itu adalah mensosialisasikan dan mengkampanyekan logo dan nomor partai dan caleg. Membuat dan menyebar stiker, kartu nama, baliho, iklan di media massa dan media elektronik, termasuk mobil branding itu hanya akan mengingatkan masyarakat akan partai tersebut, tapi belum tentu memilih partai tersebut dan sulit diukur dengan target yang dicapai. Sedangkan dalam arus MENAWARKAN, kegiatan memasarkan dan menjual nama partai bisa terukur dari segi biaya dan pencapaiannya. Sebut satu contoh, LT3 Besar PKS, kegiatan yang diadakan oleh kader PKS di akhir pekan, tidak membutuhkan biaya yang besar dan mendapatkan closing, ketetapan hati masyarakat untuk coblos PKS. Banyak varian dalam kegiatan ini yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat, door to door, layanan kesehatan gratis, tukar 3 botol bekas dengan tiga jenis sayuran (trade in), turun ke lokasi bencana, gotong royong, kongkow dengan anak-anak ABG pada malam minggu, kegiatan yang sepele tapi masyarakat mendapatkan manfaat langsung, sementara PKS mendapatkan gain yang besar. Masyarakat mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan PKS itulah yang harus tetap konsisten dilakukan dalam memasarkan PKS, apakah melalui LT3 atau kegiatan lainnya. Masyarakat mendapatkan manfaat langsung adalah adalah sebuah value dari branding PKS, semua manfaat yang didapat oleh masyarakat (total get) dibagi dengan semua pengorbanan yang diberikan oleh masyarakat (total give). Total get yang didapat masyarakat ini terdiri dari dua manfaat fungsional dan manfaat emosional. Sederhananya, kalau masyarakat coblos PKS, apa untungnya bagi mereka yang telah rela ikhlas coblos PKS, katakanlah contohnya, jika mereka coblos PKS yang dalam hal ini mendukung pasangan Agung – Paryadi (ABDI), maka PKS akan mewujudkan tujuh program unggulan ABDI diantaranya pendidikan gratis. Nah inilah manfaat fungsional yang masyarakat dapatkan ketika mencoblos PKS. Manfaat emosionalnya adalah, katakanlah, kader PKS yang memasyarakat, anggota dewannya sering silaturahmi, ada atau tidak ada bencana PKS tetap layani kesehatan gratis, dsb, sesuatu yang benar-benar menyentuh di hati masyarakat. Maka lakukanlah selalu PENAWARAN di setiap LT 3, katakan untung dan ruginya jika tidak coblos PKS. "PKS adakan acara lomba ya di Islamic Centre? Pakai baju putih semua", begitulah pertanyaan yang ditanyakan seorang jamaah masjid selepas shalat maghrib. Ada dua point penting yang diasosiasikan jamaah itu dalam benak pikirannya dan terlontar dalam pertanyaannya. Acara dan baju putih diasosiasikan kepada PKS. Padahal ketika itu PKS Lampung Utara tidak adakan acara di tempat tersebut. Tapi jamaah tersebut mengasosiasikan PKS (sering) adakan acara dan berpakaian putih-putih. Sama halnya seperti jilbab lebar, jenggotan, ikhwan & akhwat, aksi damai, anggota dewan sering isi ceramah dan khutbah jumat sering diasosiasikan kepada PKS, bahkan di masjid dimana saya shalat tarawih, seorang jamaah nyeletuk sembari bergurau "ini jadwal ustadz ceramahnya penuh dengan ustadz kamu, ustadz PKS semua". Dalam memasarkan dan menjual PKS, asosiasi yang positif mesti tetap dipertahankan di benak masyarakat secara konsisten dan persisten, bahkan mesti ditambah lagi variannya. Seperti LT 3 , harus tertanam dalam benak masyarakat bahwa LT 3 PKS itu adalah layanan peduli sosial PKS, di dalamnya ada layanan kesehatan gratis, bekam gratis, pelatihan wira usaha, pelatihan keterampilan (life skill), kader PKS sopan dan santun, ramah jika bertemu warga, mudah dimintai pertolongan, yang suka bersih-bersih kampung dan masjid itu kader PKS. LT 3 adalah nilai tambah (added value) bagi PKS, bukan produk komoditas, hal yang dilakukannya berbeda dengan partai lainnya, tiada duanya, tidak semua partai bisa mengerahkan kader dan simpatisannya untuk melakukan direct selling and closing. Inilah yang menjadi differentiation bagi PKS, kader dan simpatisannya mudah digerakkan, tanpa bayaran, lebih dekat ke masyarakat dan melakukan kegiatan di lingkungan masyarakat, sehingga mudah bagi masyarakat untuk asosiasikan PKS itu dengan LT 3 dan kegiatan peduli masyarakat lainnya. Jika sepanjang jalan Jend. Sudirman ada 10 penjual bakso yang berderet, apa yang membuat kita tertarik untuk beli di salah satunya dibandingkan 9 lainnya? Bisa jadi karena pelayanannya ramah, teh botol gratis, baksonya besar dibandingkan 9 penjual bakso lainnya, itu pentingnya added value & differentiation. Seperti halnya acara diatas yang identik dengan pakaian putih, kemudian diasosiasikan sebagai acara PKS, tentu hal ini menaikkan nilai branding PKS, maka LT 3 harus dikonsep dan dikemas menjadi Event Marketing (EM) & Marketing Public Relation (MPR), dimana setiap LT 3 atau acara lainnya dijadikan ajang untuk meningkatkan awareness masyarakat, mengkomunikasikan serba serbi PKS dan membuat PKS dan masyarakat saling mendekat, karena PKS mudah dikenali oleh masyarakat, apakah itu karena warna bajunya, kepeduliannya terhadap yang sakit, kader – non kader, simpatisan – non simpatisan. Lumbung Darah PKS, apakah partai lain melakukan hal yang sama?, tidak. Nah, event seperti ini harus dijadikan momentum untuk event marketing dan marketing public relation, yang akan membuat masyarakat lebih aware dan mengasosiasikan PKS dengan berbagai hal positif dalam mindset mereka. Ketika saya dimintai donor darah AB, dalam persiapan donor itu, Pak Ho ( Muhammad Ernanto, Caleg PKS No 7 Dapil 4 untuk DPRD Lampung Utara) yang menemani saya ke ruang PMI, saat itu melakukan event marketing dan marketing public relation kepada tiga orang keluarga si sakit yang menunggui donor darah saya, dia jelaskan semua tentang Lumbung Darah PKS dan semua layanan kemasyarakatan PKS. Jika sudah seperti itu, maka obrolan tersebut akan diceritakan pada keluarga lainnya, "kader PKS peduli, rela ikhlas donor darah", maka ini akan menjadi Mouth to Mouth Marketing (M2M Marketing), pada akhirnya bukan mulut kita yang akan banyak berbicara dan bercerita tapi tindakan dan aksi nyata kita. Take action n sold out ! (wallahu a'lam). | ||||
Kuasai Konsep Megapolitan, Modal Aher Maju Capres Posted: 10 Feb 2014 05:31 PM PST JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Heriyawan mengaku akan menggunakan konsep Megapolitan ala Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dalam menandingi beberapa calon presiden lainnya yang diusung partai politik. "Salah satunya konsep Megapolitan yang digagas Bang Yos (Sutiyoso)," katanya di kawasan Jalan Surabaya, Jakarta, Senin (10/2/2014) Dikatakannya, buah hasil pemikiran mantan Jendral bintang tiga itu merupakan konsep yang konkret yang sudah lama digagas. Konsep megapolitan ini merupakan sinergi DKI, Jakarta, Jawa Barat, Banten dan pemerintah pusat untuk mengatasi kendala ibukota seperi banjir, macet, kepadatan penduduk dan sampah. "Itu kendala Ibukota dan akan menjadi kendala semua ibukota, saya kenal Bang Yos sudah lama. Waktu beliau Gubernur saya Wakil Ketua DPRD DKI. Saya sepakat dengan gagasan megapolitannya dan ini tidak jadi masalah," ujarnya. Sementara itu, Sutiyoso mengaku konsep megapolitan ini sengaja diberikan kepada Aher karena memiliki latar belakang sendiri. "Ini gagasan untuk menjadikan semua lebih baik," pungkasnya. (ahm/okezone) | ||||
Warga: “Nyong seneng nemen, ana kegiatan PKS kiye neng kene" Posted: 10 Feb 2014 05:34 PM PST PURBALINGGA – Bagi sebagian warga Desa Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol, berobat ke dokter menjadi sesuatu yang mewah. Selain harus mengeluarkan uang lebih, jarak yang mesti ditempuh menuju pusat pelayanan kesehatan juga relatif berat. Tak heran jika Pengobatan Gratis yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Purbalingga disambut antusias warga. Mereka datang berbondong-bondong menuju rumah Rahmat di RT 07/03 yang menjadi pusat kegiatan sosial, belum lama ini. "Nyong seneng nemen, ana kegiatan kiye neng kene. Dadi ora kasi lunga adoh nggole berobat," (Saya senang sekali, ada kegiatan seperti ini disini. Jadi gak usah pergi jauh untuk berobat) kata Lamhatin, salah satu pasien pengobatan gratis ini. Lamhatin menjadi satu dari 12 ribu penduduk Tunjungmuli yang jarang terjamah kegiatan-kegiatan bakti sosial. Maklum, lokasinya memang terpencil. Selain ditangani tenaga-tenaga medis professional, kegiatan yang berlangsung sekitar 3 jam ini juga dibantu oleh salah seorang warga yang memiliki keahlian dalam hal pengobatan, Rahmat Ibnu Sina. Ibnu, begitu dia akrab disapa, dikenal masyarakat setempat karena kerelaan hatinya dalam mengobati banyak orang miskin tanpa memungut bayaran. "Ibnu tukang nulung wong lara," puji Joko, Kepala Desa Tunjungmuli. Pengobatan gratis ini menjadi salah satu agenda rutin PKS dalam melayani masyarakat. Sebelumnya, kegiatan sejenis telah terlaksana di Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Desa Maribaya Kecamatan Karanganyar dan beberapa tempat lainnya. "Selanjutnya, kegiatan bakti sosial ini akan kami laksanakan di desa-desa lain. Tak hanya menjelang Pemilu, tapi juga seterusnya. Karena ini memang sudah menjadi agenda rutin kami," ujar Ibnu yang kebetulan mendapatkan amanah dari PKS untuk menjadi Calon Anggota Legislatif Daerah Purbalingga di Daerah Pemilihan (Dapil) I meliputi : Rembang, Karanganyar, Karangmoncol, Kertanegara.
| ||||
Gatot Pujo Nugroho: "2 Kemenangan Dakwah 'Fathan Mubiina' dan 'Fathan Qoriiba'" Posted: 10 Feb 2014 05:07 PM PST PADANG LAWAS - Disela-sela kesibukannya, Gatot Pujo Nugroho menyempatkan diri untuk menghadiri acara silaturahmi dengan para kader, CAD dan Pengurus DPC PKS se Padang Lawas (9/2/14). Meskipun acara berlangsung malam hari, namun tak kurang dari dua ratusan peserta hadir memenuhi Aula Hotel Al Marwah Sibuhuan. Kedatangan Gatot Pujo Nugroho beserta rombongan disambut gembira oleh para kader. Beliau juga tak lupa menyapa anak-anak yang turut hadir dalam acara ini. Kerinduan para kader untuk bertemu dengan Beliau yang telah diperjuangkan pada Pilgub lalu serasa terobati. Turut hadir pula para Caleg DPR RI Iskan Qolba Lubis, Najamuddin Lubis dan Irwan Zainal Nasution serta Ketua Wilayah Dakwah VI Sumut Kasman Marasakti Lubis Caleg DPRD Prov. Sumut. Pada kesempatan ini, Gatot menyampaikan jalan dakwah harus dan pasti menang, dakwah tidak pernah kalah. Mencapai kemenangan merupakan seruan dalam Islam. Sebanyak Lima kali dalam sehari kita diseru Hayya alal falah. Artinya azan tidak hanya memanggil umat Islam untuk sholat saja, tetapi sholat yang kita laksanakan adalah persiapan untuk meraih kemenangan. "Allah swt menjanjikan dua kemenangan yang akan diraih oleh orang-orang yang bersama dakwah. Pertama adalah fathan mubiina, kemenangan yang nyata yaitu ketika kita bertemu dengan Allah di surga dan kedua adalah fathan qoriiba, kemenangan yang dekat yaitu kemenangan pada kehidupan kita salah satunya adalah kemenangan pada pemilihan demokrasi." Ujar Gatot Pujo Nugroho yang juga ketua pemenangan pemilu PKS. Beliau menargetkan PKS Padang Lawas harus mendapatkan minimal 1 fraksi pada Pileg 2014. Dengan demikian PKS Padang Lawas dapat mengusung kader terbaiknya sebagai Calon Bupati pada Pilbup 2019 mendatang. Terakhir beliau menyampaikan bahwa kunci dari kemenangan pada pemilu ini adalah silaturahmi. Maka Beliau menyeru agar para kader memperbanyak silaturrahim mengajak masyarakat memilih partai kita, menyampaikan program-progam jika kita menduduki jabatan legislatif nantinya. [Sa] | ||||
Posted: 10 Feb 2014 03:54 PM PST Oleh: Khairan M. Arif مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ "Siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dan dia" beriman", maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang bahagia. Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS: 16/97) Nabi Muhammad saw bersabda: "Iman adalah percaya pada Allah, MalaikatNya, Rasul-rasulNya, Kitab-kitabNya, Hari Kemudian dan TakdirNya yang baik maupun yang buruk" (HR. Bukhari Muslim). Jadi iman adalah keyakinan dan kepercayaan yang ada dalam jiwa anda terhadap Allah dan kekuasaanNya, Malaikat, Rasul, Kitab-kitabNya, Hari Kiamat dan takdirNya, bahwa semua itu harus diyakini dan dipercayai oleh hambaNya, Dia yang menciptakan dan mengatur kehidupan hambaNya, keyakinan ini tidak cukup dengan hati, tapi harus diikuti oleh lidah yang berikrar dan anggota badan yang mempraktekkan, sebagai perwujudan keyakinan itu. Imam Syafi'i berkata: "Iman adalah keyakinan seseorang kepada Allah dalam hati, diucapkan dengan lidah dan dipraktekkan dengan anggota badan". Keyakinan kepada tuhan adalah sumber kekuatan seseorang, karena keyakinan adalah energy terkuat yang ada dalam jiwa manusia, tiada energy yang lebih kuat yang dimiliki seseorang dibanding keimanan dan keyakinan pada Tuhan, keyakinan anda pada Sang Pencipta dan Sang Kuasa, akan mempengaruhi jiwa dan psikologi anda menghadapi kehidupan, kebesaran dan kekuasaan Allah yang ada dalam jiwa anda akan merubah paradigmA anda terhadap kekuatan lain di luar diri anda dan mempengaruhi unsur-unsur kemanusia anda, (unsur hati, akal dan fisik) kekuatan Allah yang ada dalam diri dan jiwa anda akan memeberikan "kekuatan jiwa" pada anda, kekuatan jiwa ini diesebut pula dengan kekuatan spiritual. Sebaliknya bila anda tidak memilki spiritual atau iman ini, maka anda akan merasa hidup ini sempit, berat dan melelahkan, kenapa? Karena semua beban hidup yang anda hadapi, anda pikirkan dan rasakan sendiri, tidak ada kekuatan lain yang Maha Kuat selain anda sendiri, tidak ada tempat lain selain diri anda dan teman dekat anda yang dapat anda pasrahkan dan serahkan atas beban hidupa anda, padahal teman atau keluarga anda juga memilki beban hidup yang sama dengan anda, perasaan ini yang membuat anda cepat lelah dan sempit dalam kehidupan sehari-hari, inilah yang dimaksud oleh Allah swt: "Siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit "(QS: 20/124). 'Aidh Al-Qarni berkata: "Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membantunya bahagia dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah swt". Abraham Maslow dan Ian Marshal membuktikan: bahwa 80% kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan spiritual, selainnya adalah factor lain. Iman adalah kekuatan dalam anda, iman adalah energy jiwa anda, bila jiwa anda kuat, maka semua yang diluar anda akan mudah ditaklukkan, anda akan dapat menaklukan masalah-masalah diluar anda, bila masalah-masalah di dalam anda dapat dengan mudah anda taklukkan. Bahkan dunia dapat anda taklikkan dengan energy iman yang anda milki, Alexis De Tocqueville berkata: "Dunia adalah milik mereka yang memiliki lebih banyak energy". Oliver Wendel Holmes berkata: "apa yang ada di belakang kita dan apa yang ada di depan kita merupakan hal kecil dibanding dengan apa yang ada di dalam kita". Kehidupan yang bahagia adalah ketika anda mampu memperoleh semua solusi atas problematika anda, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah kemampuan anda "menciptakan solusi", bukan kepemilikan sarana dan fasilitas untuk memecahkan solusi, oleh karenanya orang sukses adalah yang mampu "menciptakan pekerjaan" bukan mencari pekerjaan. Iman membuat semua kehidupan anda menjadi indah dan dinamis, iman membawa jiwa anda pada ketenangan dan kebahagiaan, iman membuat anda ringan, nyaman dan mudah menyelesaikan semua pekerjaan, iman adalah semangat dan iman adalah kehidupan. Bahkan seorang beriman selalu merindukan nuansa iman.. Ibnul Mubarak berkata: "Tidak ada yang lebih membuat aku bersedih dari tidak dapat bertemu dengan orang yang beriman". |
You are subscribed to email updates from PKS PIYUNGAN To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar