Jumat, 28 Februari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


"Ciptakan Enam Lagu, Tahu Detail Aktivitas Anak" | Sisi Lain Gubernur Irwan Prayitno

Posted: 28 Feb 2014 03:30 PM PST


"Terbenam" dalam urusan protokoler, seakan nyaris membuat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno kehilangan sisi humornya. Namun siapa sangka, putra Kuranji Kota Padang itu, ternyata pandai "mencuri" waktu guna menikmati hidup sebagai orang kebanyakan.

Sambil memetik gitar, pria berkacamata itu terlihat enjoy melantunkan lagu bergenre religius. Sesekali tatapan matanya tertuju pada sesosok perempuan berkerudung biru di sampingnya. Senyum mengembang, tak mau lepas di wajah perempuan berjilbab itu.

Tak ada yang menonjol dalam video klip yang diupload di Youtube pertengahan tahun lalu itu.

Selain sangat sederhana, suasana romantis yang harusnya bisa dijual dalam klip itu, nyaris tak terlihat. Malah terkesan kaku, dan terlalu dipaksakan.

Namun, bukan itu sebetulnya yang menjadi nilai jual video klip berlatar gedung Gubernuran Sumbar itu. Tapi, kedua sosok yang tampil dalam video klip tersebut. Keduanya bukan orang biasa. Bukan artis, bukan pula penyanyi berkelas.

Ya, itulah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama istrinya, Hj Nevi. Lagu "Kau Istriku" memang secara khusus diciptakan Irwan buat sang istri. Itulah luapan kerinduan Irwan ketika dibunuh sepi, ditinggalkan istrinya ketika menjalani ibadah umrah ke Mekkah pertengahan tahun lalu.

Di awal – awal kemunculan klip lagu itu, sempat mencuri perhatian masyarakat Sumbar. Kendati begitu sederhana, namun di situlah orang tahu bahwa orang nomor satu di sumbar itu, memiliki jiwa seni. Bukan sekadar menyanyikan lagu orang lain, namun lagu ciptaan sendiri.

"Klip lagu itu memang tak digarap secara serius. Serba mendadak. Idenya muncul selepas santap sahur Ramadhan tahun lalu. Waktu itu, Aris (eksekutif produser padang TV) mengusulkan bagus juga dibikin klip lagu "Kau Istriku". Tanpa banyak pertimbangan, ya muncullah klip itu," papar pria yang sudah menulis 40-an judul buku itu.

Awalnya, klip video yang direkam menggunakan video kamera digital biasa itu, hanya untuk konsumsi terbatas. Namun atas inisiatif Aris, klip lagu itu di upload ke youtube. Hanya melalui informasi mulut ke mulut, lagu itu banyak diklik berbagai kalangan. Sejak diupload, tercatat sudah 11 ribu-an orang mengklik lagu itu.

"Ini (lagu Kau Istriku,red) adalah penghargaan pada istri saya, dan begitu pula hendaknya bagi para suami. Selama ini lagu-lagu dari segi cinta, janda dan selingkuhan lebih banyak. Makanya, saya khusus menciptakan lagu untuk istri saya," kata Irwan.

Lagu Kau Istriku bukanlah lagu pertama dan terakhir yang diciptakan bapak 10 orang anak itu. Paling kurang sudah enam lagu berhasil diciptakannya. Selain Kau Istriku, suami Nevi Zuairina juga menciptakan lagu Kepada Mu, Anakku Penyejuk Hatiku, Ayahku, Allah Taala, dan Rasul Teladanku.

"Semuanya bergenre lagu religi," aku Irwan yang di tengah kesibukannya masih menyempatkan diri berbagi ilmu dengan mengajar di Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta. Setiap semester (enam bulan, red), Irwan mengajar 12 kali, biasanya setiap Sabtu.

Sebetulnya, tak ada darah seni mengalir dalam diri pria kelahiran 20 Desember 1963 ini, baik dari sang bapak maupun ibunya. Boleh dibilang, Irwan "terpaksa" bersentuhan dengan dunia seni. Bila boleh dibilang, sebuah "kecelakaan".

Ya, semua itu terjadi sejak Irwan menjadi gubernur. Boleh jadi Irwan "terperangkap" dalam ungkapan "belum bisa menjadi pejabat, bila tak bisa menyanyi". Biasanya, setiap ada acara, pastilah Irwan diminta membawakan lagu.

"Saya menyukai musik sejak tahun 2012. Setelah menjadi gubernur. Karena, setiap acara, gubernur sering diminta untuk nyanyi. Akhirnya (terpaksa) belajar nyanyi dan juga belajar main drum," tutur penyuka olahraga ekstrim itu.

Sudah menjadi karakternya, professor ini tak mau setengah-setengah menggeluti sesuatu. Bila sesuatu sudah diputuskannya, sosok Irwan bersungguh-sungguh mencapai keinginan itu. "Sampai pukul 00.00 pun, pastilah akan saya pelajari. Alhamdulillah, akhirnya bisa," kata Irwan menjelaskan perjuangannya sampai bisa bermain musik dan melagu.

Rinaldi, salah seorang sahabat dekat Irwan, mengakui seperti itulah (bersungguh-sungguh,red) seorang Irwan. "Beliau tak akan pernah berhenti, bila keinginannya belum tercapai. Begitu juga dalam belajar nyanyi atau main drum. Selepas seluruh pekerjaannya selesai, dia terus belajar sampai berhasil," aku Rinaldi.

Nah, berkat kerja kerasnya belajar menyanyi dan bemain music, kini Irwan bertambah percaya diri.  Bahkan, pada penutupan Pameran Teknologi Tepat Guna di GOR H agus Salim, Irwan berkolaborasi dengan grup band GiGi menyanyikan lagu "Akhirnya".  Jumat (7/2) lalu, Irwan disaksikan seribu pasang mata tampil membawakan lagu "kau Istriku" diiringi orchestra di Institut Seni Indonesia Padang Panjang (ISI).

Karate, Badminton, Trabas

Bermain musik, ternyata bukanlah satu – satunya hobi pria asal Taratakpaneh, Kuranji itu. Ketika Padang Ekspres menyambangi rumah dinas Gubernur, Selasa (11/2) petang, si tuan rumah sedang bersiap bermain badminton ba'da Maghrib. Paginya (Rabu, 12/2) berlatih karate.

Ya, berbeda dengan musik, Irwan memang penyuka badminton dan karate. Untuk badminton, tak sepenuhnya terencana. Bila ada waktu lowong selepas menunaikan pekerjaan selaku kepala pemerintahan, Irwan biasanya menggunakan pesan singkat atau Blackberry messenger (BBM) janjian bermain badminton.

"Seperti inilah, selepas pekerjaan selesai kita saling ber SMS dan BBM-an janjian main badminton. Ya, sekadar mengeluarkan peluh," kata pria bergelar Datuk Rajo Bandaro Basa itu. Selama melakoni badminton, Irwan mengaku jarang kalah.

"Saya tak tahu juga, bila bermain ganda, biasanya salah satu lawan kurang hebat. Jadi, jarang pulalah saya kalah. Atau paling kurang rubber set," kata pria yang rutin puasa Senin – Kamis. Satu –satunya yang membuat dirinya "terpaksa" berbuka, bila menjamu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Khusus karate, siapa pun kudu berhati – hati. Dia bukanlah orang "kemarin sore" dalam bela diri ini. Irwan tercatat memgang DAN IV. Biasanya, seseorang pemegang DAN IV ini boleh dibilang sudah "putuih kaji".

Khusus trabas, Irwan sudah menunjukkan kehebatannya. Saking maniaknya, Irwan membuat race semipermanen di halaman belakang Gubernuran.

Yongki Salmeno, salah seorang sahabat dekatnya, mengakui kemahiran Irwan menunggangi kuda besi itu. "Jatuh dari motor sudah biasa ketika trabas," terang Yongki.

Sayang Keluarga

Sesibuk apapun, namanya keluarga tetap tak luput dari pikirannya. Suwirman, sahabat dekat Irwan, merasakan sendiri bagaimana perhatian Irwan pada keluarganya. Bahkan, Irwan tak segan langsung mendaftarkan anaknya masuk sekolah. "Menyangkut pendidikan anak, beliau tak segan turun tangan. Mendaftarkan sekolah, atau mengambil rapor anak," sebut Komisaris Utama Askrida itu.

Sampai hal – hal kecil seperti membeli pensil pun, tambah Suwirman, Irwan mengetahuinya. Begitu pula ketika si sulung Jundi Fadhlillah, yang tengah berkuliah di Southern New Hampshire University, Amerika, terbentur persoalan visa. "Beliau langsung menghubungi Kedubes setempat. Hanya butuh waktu singkat, visa abnk selesai," sebut Suwirman.

Rinaldi juga memiliki pengalaman sendiri pada sosok satu ini. "Biasanya, sesibuk apa pun beliau, selalu Shalat Maghrib berjamaah kalau sedang di rumah," kata Rinaldi yang juga ketua PPNSI Sumbar itu.

Irwan mengakui sendiri betapa kuatnya dukungan keluarga dalam karirnya. Itulah sebabnya, Irwan benar – benar senantiasa menjaga keharmonisan keluarganya. Termasuk, berkomunikasi dengan istri dan anaknya.

"Paling kurang sekali 4-5 jam, pastilah saya atau istri saling menelpon. Ya, sekadar mengetahui keberadaan dan kabarnya. Begitu juga dengan anak-anak, biasanya kita menggunakan grup BBM berbagi komunikasi. Bila kangen betul, kita biasanya menggunakan Skype berbincang dengan anak-anak yang berada di luar negeri," aku Irwan.

Bila komunikasi harmonis, Irwan mengaku lebih lapang dalam bekerja.


*Padang Ekspres, 10 Februari 2014

Kebesaran Jiwa

Posted: 28 Feb 2014 03:00 PM PST


Dikisahkan bahwa suatu kali Imam Syafi'i ingin membuat sehelai baju. Beliau pergi mengantarkan kain ke tukang jahit.

Ternyata tukang jahit itu adalah seorang yang benci kepada beliau. Sebabnya adalah karena beliau datang ke Mesir membawa mazhab baru, yang memalingkan orang dari mazhab Imam Malik. Sementara tukang jahit itu pengikut mazhab Imam Malik yang fanatik.

Tukang jahit itu berkata kepada temannya: Aku akan membuat Syafi'i marah kali ini.

Temannya menjawab: Kamu tidak akan mampu melakukan itu. Beliau tidak akan marah.

Untuk membuat Imam Syafi'i marah ia membuat lengan baju sebelah kanan kecil sepas tangan, sedangkan lengan baju sebelah kiri ia bikin lebar dan besar.

Dia sangat berharap ketika Imam Syafi'i mengambil bajunya, ia akan marah besar.

Pada hari yang sudah dijanjikan Imam Syafi'i datang menjeput pakaiannya. Ketika beliau melihat hasil jahitannya, Imam Syafi'i malah menjadi ta'jub.

Beliau berkata:

"Dari mana engkau mendapatkan ide cemerlang yang tidak aku bayangkan sebelumnya? Lengan kanan ini kecil, pas sekali untuk menulis. Aku menjadi tidak terganggu ketika menulis. Sementara lengan kiri yang lebar ini akan aku gunakan untuk membawa buku".

Karena itu Imam Syafi'i justru memberi upah lebih kepada si tukang jahit.

Tukang jahit itupun saling berpandangan dengan temannya. Mereka betul-betul salut menyaksikan sendiri kebesaran jiwa Imam Syafi'i. Beliau selalu berpandangan positif sekalipun dizalimi dan dijahili.


*by Zulfi Akmal


Seru nih! GKers gelar Festival “Kampoeng Dolanan" di Bundaran Senayan

Posted: 28 Feb 2014 06:15 AM PST


Minggu 2 Maret 2014 para GK'ers (Garuda Keadilan, remaja dan anak muda PKS) se-Jabodetabektangsel beserta Garuda Keadilan Pusat akan mengadakan acara fun, unik, kreatif dan bermanfaat. Acara untuk anak muda dan remaja ini bertajuk Festival "Kampoeng Dolanan" dan akan diadakan di Bundaran Senayan Jakarta.

Konsep acarapun dibuat sedemikian unik dan menarik. Akan menyediakan sarana dan space untuk arena bermain para remaja. Bukan sembarang permainan, yang dihadirkan kali ini adalah permainan masa kecil alias permainan tradisional. Tentu banyak remaja yang tertarik untuk mengenang masa kecilnya sambil bersenang-senang di akhir pekan.

Nah, bagi sobat GKers remaja dan kawula muda yang ingin bergabung dalam acara ini yuks datang langsung ke bundaran Senayan hari Minggu besok jam 7 pagi. Ajak juga teman-teman seSMA atau seKampus mu yaaaaaaa!!

Salam Pemuda Keep Smile ξ\(ˇ▼ˇ)/ξ


*CP event: Dhiaulhaq Al-A'zamie 085697200057 | Afifah Nusaibah 08567163252
@pemudakeepsmil3 on twitter


Isu-isu Sensitif Untuk Hentikan Langkah Akhir PKS

Posted: 28 Feb 2014 03:59 AM PST


Irsyad Syafar, Lc

Perang telah lama berkecamuk. Sudah berulang kali serangan dilancarkan untuk menumbangkan PKS. Puncaknya yang paling berat adalah kasus LHI. Dengan serangan yang langsung menusuk ke jantung PKS, diharapkan partai ini remuk, berpecah belah dan kemudian bubar. Memang sempat merosot dan menurun tajam elektabilitas PKS dalam banyak lembaga survei.

Akan tetapi, dengan izin Allah, kader partai tetap solid. Bahkan semakin solid. Kerja semakin meningkat dan terus bertambah. Sejak Juli 2013 survei PKS terus menunjukkan grafik naik dan tak pernah turun lagi. Sementara 4 partai besar lainnya terus menunjukkan penurunan semenjak Juli tersebut. Hanya Allah yang tahu bagaimana itu terjadi.

Tanggal 9 April sudah semakin dekat. Maka pertempuran politik semakin memanas dan bahkan dahsyat. Serangan terbaru adalah dengan membonsai PKS dari basis massa Islam. Paling tidak umat Islam akan digiring untuk golput, kalau bisa sampai membenci.

Maka dibukalah segala yang sensitive bagi umat Islam dari manufer PKS. Apalagi ruang perbedaan dalam beragama sangat luas. Materinya bisa dicari, atau sudah tersedia, atau bisa dibuat. Tinggal dikumpulkan oleh pihak berkepentingan, lalu dishare ke kelompok-kelompok yang sudah lama tidak suka dengan PKS, atau sakit hati kepada PKS, atau dari awal memang anti PKS, atau memang anti demokrasi dan anti partai. Setelah itu tinggal membiarkan bola salju menggelinding. Dalam teori pertaniannya, untuk membasmi sebuah hama, datangkan dan besarkan saja predatornya. Tanpa banyak biaya, tujuan bisa tercapai.

Seluruh kader PKS harus tetap solid, merapatkan barisan. Jangan mudah terpengaruh. Bila jatuh kepada kesalahan, segera bertobat dan kembali. Kita bukan orang-orang maksum yang tak pernah salah atau yang kebal kritikan dan nasehat. Semua nasehat yang baik mari kita terima dengan penuh tulus dan lapang dada. Dalam berbagai medan perjuangan tidak mustahil ada yang tergelincir. Termasuk dalam barisan pasukan Rasulullah saw ada juga orang-orang yang terjatuh kepada kesalahan.

Pihak-pihak (pribadi atau kelompok) yang memberikan nasehat, kritikan yang membangun dan dengan niat yang ikhlas dan penuh kecintaan kepada Partai Dakwah ini, semoga Allah memberikan mereka pahala yang berlipat ganda, kemudahan urusan di dunia dan akhirat dan masuk dalam barisan para pejuang kebenaran dan keadilan.

Namun, bagi yang kerjanya hanya mencari-cari kesalahan, membuka aib dan kekurangan, mengintai titik lemah, menyebarkan segala berita kekurangan, atau menginginkan PKS bubar, mohon maaf, mereka tentu akan dibalas sesuai dengan niat mereka. Dan tak usah pula mereka merasa yang benar sendirian.

Kepada mereka dan orang-orang yang semisal mereka, perlu paham, bahwa tidak ada keuntungan bagi umat Islam bila PKS dan partai-partai Islam lainnya mengalami kekalahan atau bubar setelah pemilu 9 April ini.

Justru umat Islam akan mengalami kerugian yang besar. Dengan porsi keterwakilan umat Islam saat ini saja, sudah begitu sulit menaikkan posisi tawar umat dalam berbangsa dan bernegara. Lihat saja RUU Halal yang sudah bertahun dan sampai sekarang masih terkatung-katung. Apalagi bila nanti mengalami penurunan dan kekalahan. Mereka yang sekarang begitu mudah dan kadang terlalu lantang bicara atas nama Islam, akan bisa "tiarap" dan takkan mudah lagi berbicara. Suara umat pun akan dibungkam.


Warga Kagumi Kader PKS, “Sudah kerja gak dibayar, diminta patungan pula”

Posted: 27 Feb 2014 08:25 PM PST


Kader DPC PKS Cipondoh Tangerang bersilahturahim dan melaksanakan kegiatan bakti sosial, yang rutin dilaksanakan setiap pekan di 6 kelurahan yang berbeda.

Kader PKS menjadikan pelayanan kesehatan gratis sebagai kegiatan pokok bakti sosial. Selain itu kader PKS juga melaksanakan bazzar baju dan lomba mewarnai untuk anak-anak. "Ini adalah salah satu ikhtiar kami untuk meringankan beban masyarakat," ujar Sumanto selaku ketua DPC PKS Cipondoh

Salah satu tempat pelaksaan bakti sosial pada pekan ini adalah RT 01/01 kelurahan Ketapang. Pak Hartono selaku tokoh masyarakat kagum dengan pengorbanan kader PKS. "Sudah kerja gak dibayar diminta patungan pula," ujarnya.

Hal ini menggerakkan Pak Hartono untuk juga bisa berkontribusi, dan membantu kegiatan PKS jika dibutuhkan.

Menurut Hartono "PKS beda dengan partai yang lain, yang kerja menjelang pemilu atau kerja jika ada maunya terutama saat pilkada".

Saimun warga yang pernah tinggal di Jakarta mengamini, "Dulu PKS juga yang banyak membantu saat rumah saya kebakaran, walau anak saya tidak tertolong saat musibah itu".

Hartono dan Saimun berharap dan mendoakan semoga Allah membalas keihklasan kader-kader PKS.

Senada dengan Hartono, Suri, tokoh masyarakat gang kabel Cipondoh pun salut dengan kerja kader PKS. "Mereka siap melayani,tidak hanya pengobatan medis tetapi juga pengobatan bekam". Suri dan Hartono bertekad mengabarkan apa yang mereka lihat dan rasakan hari ini kepada warga yang lain.


Luar Biasa, Kader PKS Non Caleg Ini Jual Rumah Untuk Infaq Pemenangan PKS

Posted: 27 Feb 2014 03:38 PM PST

mas Faqih (38 th)
Jual harta benda pribadi untuk modal caleg kampanye mungkin hal biasa. Calon anggota legislatif (caleg) memang perlu modal besar untuk sosialisasikan dirinya. Namun apa jadinya jika ada kader non caleg yang sampai rela menjual rumah tempat keluarganya berteduh untuk kampanye PKS? Dia makhluk langka!

Ini kisah nyata dari Mojoroto Jatinom, Sidoharjo, Wonogiri. Sebuah kabupaten di perbatasan Jawa Tengah. Faqih (38 tahun) ikhlas menjual rumah tempat tinggalnya untuk modal kampanye PKS. Dia ingin partai dakwah ini menang di daerahnya di Sidoharjo. Pria sederhana ini tak rela jika PKS tak dapat kursi di Dapil 2 Wonogiri hanya karena masalah dana.

Faqih, bukanlah caleg. Bukan pula petinggi elit partai. Dia hanya seorang kader biasa. Seorang wiraswasta kecil yang penghasilannya tidak menentu. Ingin dirinya berinfaq untuk kemenangan partai dakwah ini, tapi apa daya tabungan pun tak ada. Hanya rumah yang ditinggali Faqih beserta istri dan empat anak, harta paling berharga yang dimilikinya.

Setelah berunding dengan istriya, SMS pun dilayangkan Faqih kepada pimpinan partai. "Pak, njenengan sampaikan k Pak Hadi (Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPW PKS Jateng, Red) atau siapa kalau berkenan. Ane lg mau jual rumah dan pkarangane u kampanye PKS Pak yg d Mojoroto Jatinom. Harga pasaran 120 jt, tp mau aku jual 80 jt aja Pak, yg separo u kampanye sidoharjo Pak. Kondisi rumah skrg lengkap sangat layak pake, tanah 430 m2. Pengin iuran kampanya tp belum ada uang, biar ada 3000 suara u sidoharjo…"

Jika hasil penjualan rumahnya telah terkumpul, Faqih akan menginfaqkannya untuk pemenangan PKS di kecamatan Sidoharjo yang masuk dalam Dapil 2 Wonogiri (Ngadirojo, Nguntoronadi, Girimarto, Jatipuro dan Sidoharjo).

Masya Allah, benarlah firman Allah...

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan". (QS. Al-Kahfi : 46)

Rumah Faqih yang mau dijual

Catatan redaksi: Bagi Anda yang berminat membeli rumah Faqih sekaligus berinfaq bagi kemenangan PKS di Sidoharjo Wonogiri, dapat menghubungi redaksi PKS Jateng Online ke email: humaspksjateng@yahoo.com

*Sumber: PKS Jateng Online, PKS Wonogiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar