Sabtu, 01 Februari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Selalu Ada Peluang Amal

Posted: 01 Feb 2014 02:30 PM PST



حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

"Tidaklah seorang muslim yg bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya yg dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yg dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, apa yg dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, & tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkah ia menjadi sedekah baginya." [HR. Muslim No.2900].

Menjadi luar biasa ketika kita memikirkan manajemen harta dalam islam. Dari sudut mana orang memandang, selalu ada kebaikan baik dalam kondisi untung bahkan ketika dilanda kerugian.

Hadits diatas adalah salah satu dari sekian banyak hadits yang menjelaskan keindahan konsep Islam dalam manajemen hati dan harta. Dalam Islam keuntungan yang diperoleh  dengan cara yang baik maka bernilai sedekah, bahkan kerugian seorang muslim dalam usahanya bisa bernilai ibadah.

Memahami sedekah dengan memberikan harta kepada orang lain adalah tafsir umum yang kita pahami dan mudah diterima oleh hati. Namun ketika harta itu dicuri baik oleh manusia, binatang atau bahkan direnggut bencana alam, maka tidak banyak orang yang mampu memahaminya sebagai lorong ibadah dengan kategori sedekah, dan sangat tidak mudah diterima oleh hati.

Banjir adalah salah satu pencuri ulung tahunan bagi masyarakat ibu kota khususnya dan beberapa daerah di Indonesia pada umumnya. Ia menjadi sebab kerugian bagi para pengusaha baik dipasar tradisional, pasar swalayan bahkan pasar modal.

Namun dibalik itu semua, ada maksud Allah untuk mengetahui seberapa besar perbandingan cintanya kepada Rabbnya dan kepada harta yang dititipkan padanya. Harta yang bisa ia selamatkan untuk diri dan keluarganya maka bernilai sedekah baginya, dan yang Allah hanyutkan diluar kuasa mereka untuk menyelamatkannya ia juga tetap bernilai sedekah.

Banjir adalah kiriman Allah sebagai peluang amal bagi hambanya yang bersabar, dan juga peluang amal bagi saudara mereka yang turut membantu dan berkomitmen dalam syiar "Kami Tetap Melayani".


*By: Muhammad Hasan Hidayatulah
(Panitia Pembangunan Resort Tahfdz Kepulauan Riau)


Musyawarah XI PKS: Target 3 Besar dan Usung Capres Sendiri

Posted: 01 Feb 2014 01:05 AM PST


JAKARTA - Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Musyawarah XI selama dua hari, Jumat (31/1/2014) dan Sabtu (1/2/2014). Beberapa hal yang jadi pokok bahasan adalah strategi mencapai tiga besar dan mengusung capres sendiri.

"Paling tidak 3 besar lah. Ini untuk spirit kita juga," kata anggota Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan, di Kantor DPP PKS, Jumat (31/1/2014).

Pria yang akrab disapa Aher itu mengatakan, berbagai strategi disiapkan partai dalam musyawarah yang digelar pada Jumat sampai Sabtu ini. Strategi itu di antaranya menguatkan tokoh, mengemas dengan menarik PKS, dan memanfaatkan jaringan yang solid.

"Dengan jaringan tersebut, PKS terus menjalin silaturrahmi dan berjuang," lanjut dia.

Selama ini, lanjut Gubernur Jawa Barat itu, PKS sering dianggap sebelah mata. Pada pemilu 2004 PKS diperkirakan hanya mendapat 3% persen, nyatanya 7%. Kemudian pada 2009, PKS meraih 8%.

"PKS itu terkenal hebat gerakannya di titik-titk akhir, siapa tahu nanti dapat suara 50% dan mencalonkan presiden sendiri," tandas Aher.

Capres PKS

Hingga Sabtu (1/2/2014) siang, Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih melakukan rapat Musyawarah XI. Rapat tersebut masih membahas kandidat calon presiden (capres) yang akan maju pada Pemilu 2014.

Juru Bicara PKS, Mardani Ali Sera mengungkapkan, kandidat capres bisa saja mengerucut pada tiga nama atau langsung pada satu nama capres. "Iya, masih berlangsung pembahasan (penentuan capres). Indikasinya mengerucut ke satu atau tiga besar (kandidat capres)," kata Mardani melalui pesan singkat pada Kompas.com, Sabtu.

Namun, belum dapat dipastikan apakah kandidat capres tersebut segera diumumkan kepada publik. Rencananya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Taufik Ridho akan memberi penjelasan mengenai hasil rapat Majelis Syuro tersebut sekitar pukul 16.00 WIB di DPP PKS, Jakarta.

"Sedang berkembang dinamika diumumkan pasca Majelis Syuro ini ke publik. Penjelasan oleh Sekjen mungkin pukul 16.00 WIB ke atas," terang Mardani.

Kader PKS yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebelumnya mengatakan, kandidat capres ditentukan berdasarkan hasil pemilihan raya (pemira) PKS. Menurut dia, kemungkinan ada dua opsi sebagai tindak lanjut dari hasil pemira itu.

"Nanti itu apakah lima besar (dikerucutkan) ke tiga besar setelah itu diuji publik atau langsung satu besar. Itu opsi yang mungkin terjadi," kata Heryawan atau akrab disapa Aher itu.

Aher mengatakan, musyawarah itu bebas menentukan opsi mana yang akan diambil tanpa ada rekayasa. Pasalnya, kata dia, komposisi Majelis Syuro terdiri dari 99 anggota sehingga kemungkinan besar terjadi perbedaan pendapat.

Sebelumnya, PKS melakukan pemira pada akhir November 2013 oleh masing-masing Dewan Pimpinan Wilayah di 33 provinsi. Dalam pemira itu, Hidayat Nur Wahid mendapat dukungan terbanyak sebagai bakal capres.

Perolehan suara Hidayat mengalahkan empat kandidat kuat lainnya, yakni Anis Matta, Aher, Tifatul Sembiring, dan Nur Mahmudi Ismail. Hidayat memperoleh 18,34 persen suara, Anis Matta 17,46 persen, Ahmad Heryawan 16,69 persen, Tifatul 11,5 persen, dan Nur Mahmudi 7,41 persen.

Meskipun demikian, Hidayat tidak serta-merta menjadi capres yang diusung PKS karena ditentukan Majelis Syuro. (KOMPAS/pks.or.id/dll)


Anis Matta: Jangan Masukkan Jabatan Ke Dalam Hati

Posted: 31 Jan 2014 05:16 PM PST


Anis Matta berkali-kali mengajak kader dan relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk tidak memasukkan jabatan ke dalam hati. Ajakan ini disampaikan dibeberapa kegiatan, salah satunya seperti pada apel siaga PKS DKI Jakarta, Sabtu (25/1), di Lapangan Banteng, Jakarta.

"Karena itu, sejak saya menjadi presiden (PKS –red), langkah pertama yang saya ambil adalah meninggalkan jabatan sebagai wakil ketua DPR. Ini untuk menunjukkan kepada seluruh kader PKS, bahwa jabatan itu insya Allah tidak pernah masuk ke dalam hati kita," kata Anis.

Jabatan, menurut Anis, berbeda dengan kontribusi. Jabatan itu jumlahnya terbatas. Sedangkan kontribusi tidak terbatas. Maka setiap kader idealnya punya kontribusi, meski tanpa jabatan.

Jabatan memberi kekuasaan. Tapi kekuasaan tidak ada artinya bila tidak digunakan untuk kebaikan. Maka kekuasaan harus digunakan untuk menjalankan peritah Sang Maha Kuasa.

"Kita datang dan pergi kepada kekuasaan. Kita tidak mengejarnya. Sebab kita sadar bahwa kekuasaan hanyalah alat yang kita pakai untuk beribadah kepada Allah," tambah Anis.

Anis, yang lahir di Makasar pada 45 tahun lalu, juga menyampaikan optimismenya menghadapi pemilu 2014. Prahara yang menimpa PKS relatif sudah bisa dikendalikan dampaknya. Ini membuat kader dan relawan PKS sudah bisa fokus pada pemenangan pemilu.

"Kita sudah melewati turbulensi selama setahun ini. Hari ini kita menyaksikan suatu tanda kemenangan. Matahari menyinari kita. Insya Allah, kita akan mencapai tujuan dan mendarat seperti yang telah kita rencanakan bersama," Anis mengamsalkan perjalanan PKS seperti pesawat terbang.

Apel siaga yang bertema "Indonesia Punya Kita Semua" ini berlangsung sekitar dua jam. Acara ini bertujuan menyemangati kader dan relawan PKS agar meningkatkan kontribusi di masyarakat. Acara ini juga dihadiri oleh  Ketua Fraksi PKS DPR RI Hidayat Nur Wahid, Anggota DPR RI FPKS Adang Daradjatun, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, Ketua DPW PKS Jakarta Selamat Nurdin. (DLS/MFS)

*http://www.anismatta.net/2014/01/30/memberi-kontribusi-bukan-mengejar-posisi/


Ketangguhan Dibalik Perempuan PKS Berpolitik

Posted: 31 Jan 2014 05:11 PM PST


mbak Yul
Secara psikologis, perempuan dikenal dengan sosok yang lemah lembut. Ada yang bilang, perempuan itu lebih cocok di rumah saja, mengurus anak dan rumah. Berkecimpung di ranah publik ataupun politik sama halnya mengabaikan urusan domestik, yang dapat berujung pada keretakan rumah tangga. Ehm, apakah anda sependapat? Sepertinya, anda akan berfikir ulang usai membaca cerita saya berikut;

Kemarin (Jum'at, 31 Januari 2014) saya bersyukur bisa hadir di sebuah forum kewanitaan yang diadakan DPD PKS Bidang Kewanitaan Kabupaten Kediri. Pasalnya, hadir seorang politisi perempuan PKS bernama Yulyani, sosok perempuan asal Bengkulu yang kini hendak melenggangkan kiprahnya dalam panggung pemilu tingkat DPD RI tahun 2014-2019. Dengan HATI Jatim Berani, demikian jargon yang beliau usung.

Keberanian memang harus dimiliki seorang politisi. Bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan yang malah lebih dominan mengandalkan perasaan ketimbang logika. Berani mengambil kebijakan untuk kemaslahatan masyarakat, berani berbaur dengan keragaman serta berani mengatakan tidak pada korupsi.

Dari cara bertutur, mbak Yul (panggilan akrab) termasuk perempuan yang sangat tegas, suaranya lantang, enerjik, murah senyum, dan penuh semangat. Capacity building beliau tidak diragukan lagi, terbukti dari  rekam jejak kepemimpian Mbak Yul di berbagai organisasi baik internal maupun eksternal partai sejak tahun 1988. Berbagai penghargaan pun kerap ia raih diantaranya; Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terbaik Jawa Timur 2006, Women of the year 2006 (Bidang Politik)Citra Mandiri Indonesia, Kartini Tangguh Surabaya Radar Surabaya, Golder Leader Asia Pasific Taiwan 2010, International Visitor Leader Program USA 2010.

Bukan hanya bidang politik, sebagai seorang pengusaha, mbak Yul berhasil menyabet sederet penghargaan bisnis seperti The Best Marketing and Performance Indonesia Exotica Singapura, Delegation from Indonesia in 6th Forum for Businesswoman in Islamic Countries Bahrain, Career Women In Development Golden Award, dan masih banyak lagi.

Fantastis bukan? masihkah ada yang beranggapan bahwa perempuan tidak cocok memberikan kontribusi untuk bangsanya melalui parlemen? Lantas, bagaimana beliau membangun biduk rumah tangga dengan terbatasnya waktu untuk keluarga? 

Bahagia itu Banyak Memberi dan Terus Belajar

Di sela-sela acara kemarin, beliau juga menceritakan bagaimana suka dan dukanya menjadi perempuan yang kesehariaannya habis untuk urusan publik. Naluri seorang ibu, pasti akan dibenturkan dengan kondisi internal rumah. Saat anak sakit, cucian menumpuk, belum beres-beres rumah dan masih banyak lagi urusan domestik lainnya.

Menurut Mbak Yul, kunci sukses bagi perempuan yang sibuk di ranah publik adalah manajemen waktu, pintar mengelola waktu, pendelegasian, memanfaatkan quality time bersama keluarga, dan terus melakukan komunikasi dengan baik.

Satu hal yang membuat mbak Yul semangat untuk terus berkiprah di ranah politik adalah ingin memberikan kontribusi sebanyak- banyaknya untuk masyarakat Indonesia. Ia sangat yakin, giving is the best communication. Dengan banyak memberi, ia dan keluarga akan bahagia.

Bagi seorang perempuan, tentu hal ini tidaklah mudah, ibarat mengembara dalam hutan belantara, politisi perempuan memang harus cukup power untuk menjaga diri dari ancaman binatang buas atau jebakan pemburu liar. Power inilah yang dibangun melalui proses belajar panjang dan butuh waktu puluhan tahun. Tidak bisa instan. Hal ini juga dibuktikan mbak Yul, bagaimana ia belajar keras dari para pakar dan ahli di bidangnya untuk memecahkan satu persoalan atau menentukan suatu kebijakan baru.

Jika dalam RUU Pemilu telah disahkan bahwa partai politik benar-benar mengakomodasi kuota 30% calon legislatif bagi kader perempuan. Maka, ini menjadi peluang besar bagi para perempuan untuk untuk berkiprah dan membangun bangsa melalui dunia politik. Namun, lagi-lagi yang menjadi pertanyaan adalah sudah siapkah perempuan dari partai tersebut mengembara di hutan belantara tanpa bekal memadai?

Sepertinya, para calon anggota legislatif perempuan bisa belajar dari pergulatan mbak Yulyani sebagai politisi perempuan PKS, bagaimana menjadi Istri Shaliha dan Politis Bersih.  Ingin tahu lebih banyak tentang Mbak Yul, bisa mampir ke sini http://www.yulyani.net/.


*by Nurul Habeeba (Blogger)
Kader PKS Dapil VI Kabupaten Kediri, Jatim


"Juragan Valas dari Cilincing" | Lika liku Kader PKS

Posted: 31 Jan 2014 04:15 PM PST


Berawal dari usaha rental komputer, bendera usahanya kian berkibar setelah merambah bisnis perdagangan valas di usia 27 tahun. Ketua Asosiasi Pedagang Valas Indonesia (APVA) yang kian tajir dengan sejumlah usaha di bawah bendera Kinan Group.

Tanyakan berapa nilai tukar rupiah terhadapa dolar hari ini, kapan rupiah menguat atau melemah, kapan pula harga mata uang real Arab Saudi mahal, Muhamad Idrus dengan sigap mampu menjawabnya. Maklum, pria kelahiran Cilincing, Jakarta Utara, 36 tahun silam itu sudah malang-melintang di bisnis valuta asing (valas). Hanya dalam tempo tiga tahun, pria tiga anak itu melebarkan jejaring bisnisnya di bawah Kinan Group.

Idrus lahir 28 Maret 1978 dari orangtua berdarah Bugis yang menetap di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Darah bisnis mengalir dari orangtuanya, jurangan kapal Pinisi yang sering berniaga antar pulau. Pelayaran ke Jakarta biasanya mengangkut kayu, kemudian dari Jakarta membawa berbagai bahan pangan untuk dijual di tanah seberang. Dari keluarga pedagang itulah pria berkulit hitam manis itu dibesarkan.

Saat kelas III di SD Negeri 07 Pagi Kalibaru, otak bisnis Idrus sudah jalan. Ceritanya, di perkampungan nelayan Jakarta Utara itu saban hari banyak yang melaut mencari ikan. Setiap hendak berlayar, banyak es balok yang diangkut ke lambung kapal. Maklum, pelayaran paling cepat satu minggu di tengah laut. Agar hasil tangkapan tetap segar setiba dipantai, nelauan menaruhnya dibongkahan es.

Setiap nelayan mengangkut balok es, banyak pecahan dan serpihan batu es yang tercecer. Bagi Idrus kecil, ceceran itu adalah uang. Pecahan es itu dikumpulkannya di kantung plasti, kemudian di jual kepada ibu-ibu pedagang ikan di pasar ikan tradisional, "Lumayan satu kantung dihargai Rp 25," kata Idrus mengenang.

Uang "hasil bisnis" es balok itu tidak lantas untuk jajan. Idrus menabungnya di sekolah. Setelah terkumpul cukup banyak, ia jadikan sebagai modal, ia pun mencari peluang bisnis. Di wilayah Kalibaru, setiap siang banyak kuli angkut dan nelayan yang beraktifitas dibawah terik matahari. "Mereka kan kalau siang, istirahat butuh yang segar," tutur Idrus. Ia pun memilih berdagang es lilin produksi rumahan. Dari kocek tabungan, Idrus meminta bantuan bibinya untuk dibuatkan es lilin dan bibekukan di kulkas rumahnya. Sepulang sekolah, Idrus menjajalan es. "Hasilnya lumayan," kenangnya sembari tertawa.

Begitulah Idrus, sedari kecil selalu berpikir mengenai peluang bisnis. Saat melanjutkan di SMP Negeri 53 Jakarta tahun 1990 otak bisnisnya selalu jalan. Begitu pula ketika menempuh pendidikan di SMA Negeri 13 Jakarta tiga tahun kemudian. Idrus berdagang barang apa saja yang diambil dari Pasar Ular, di Plumpang, Jakarta Utara. Hanya sebutannya saja pasar ular, yang dijual berbagai barang produk impor. Barang-barang itu ditawarkannya ke teman-teman sekolah.

Setamat SMA tahun 1996, Idrus mulai memilah jurusan yang dituju berdasarkan logika bisnisnya. Masa-masa menjelang krisis moneter itu pemerintah sedang ramai menggenjot produksi mobil nasional. Putra kedua Presiden Soehrato mengelola bisnis PT Bimantara Citra sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Hyundai. Sementara anak bungsu Soerharto, Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soerharto meramaikan industri automotif melalui bendera usahanya, PT Timor Putra Nasional.

Idrus meramalkan industri automotif kian pesat selulus kuliah nanti. Namun yang dipilihnya justru bukan jurusan automotif, melainkan Jurusan Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, "Karena salah satu raw material automotif kan metal," ujarnya.

Ketika ia kuliah, sedang gencar-gencarnya unjuk rasa menuntut reformasi. Idrus bergabung dengan BEM (badan eksekutif mahasiswa) dan di tahun 1999 menjabat sebagai Ketua Bidang Kemahasiswaan BEM UI (1999-2000), "Kerjanya ngurus beasiswa," tuturnya. Selain itu, ia mengadakan berbagai macam acara di kampus dan menjaring banyak sponsor. "Keuntungannya kadang buat logistik demo." Katanya sembari tertawa.

Untuk menambah kocek uang saku, ia pun pintar mencari kerja sampingan. Idrus mengajar di MTs (Madrasah Tsanawiyah) Al Mubasyirin di daerahnya, Kalibaru. Honornya Rp 1.500 per satu jam pelajaran. "Rezeki nggak hendak kemana," tuturnya. Ia juga mengajar privat di kawasan perumahan di Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Honornya lebih besar, Rp 50.000 setiap pertemuan.

Langkah serius dalam berbisnis digeluti Idrus setamat kuliah tahun 2001. Saat itu orangtuanya memeberikan modal Rp 7 juta. Di benaknya tidak terlintas pikiran memanfaatkan ijazah kesarjanaannya untuk melamar ke perusahaan-perusahaan bonafide. Ia memilih membuat perusahaan IT (information technology) kecil-kecilan di kamar depan rumahnya. "Waktu itu buka rental dan kursus komputer namanya X_Baru.com," ujarnya tersenyum. X_Baru, menurutnya, bahasa gaul yang dibaca Kalibaru.

Di ruangan seluas 6x6 meter,ia merakit lima unit komputer yang dibeli dari toko komputer Harco Mangga Dua. Tarif sewa per jam dibanderol Rp 2.000. Untuk memaksimalkan pendapatan, Idrus bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang belum mempunyai komputer untuk kursus di tempatnya. Untungnya memang tidak seberapa. Ia pun lantas berjualan aksesoris komputer. Berbekal keakraban dengan pedagang di Harco Mangga Dua, Idrus bebas mengambil barang untuk dipajang di rental komputernya, "Modal kepercayaan aja, ambil dulu, bayar belakangan," jelasnya.

Dengan penghasilan yang belum seberapa, Idrus menikahi Risma Neswati tahun 2003. Penghasilan istrinya, yang mengajar di sekolah elite di Tangerang, jauh lebih besar, sampai enam kali lipat dari penghasilan Idrus di rental komputer. "Tapi sebelum nikah, sudah ada komitmen, setelah nikah suami saja yang cari duit," ujar Idrus.

Berbekal pengalamannya kuliah di jurusan metalurgi, Idrus membuka tokobesi PD (Perusahaan Dagang) Insan Gemilang. Di tokonya, ia menyediakan berbagai besi untuk pembuatan pagar, tangga, dan sebagainya. Tidak sekadar membuka toko, Idrus memanfaatkan jaringan teman kampus untuk menawarkan dagangannya. Ia pun membuat company profile layaknya perusahaan besar. Mengajukan ke temannya di proyek besar. "Tapi kan kalau PD nggak bisa ikut tender, hanya PT dan CV yang bisa," katanya.

Alih-alih membeli besi yang ditawarkan, seorang teman justru mengajaknya berbisnis valas. Idrus tertarik meski belum paham mengenai bisnis uang asing. "Pokoknya kalau mau sukses saya harus keluar dulu dari Kalibaru," ujarnya. Untuk keperluan bisnis barunya, ia pun mengikuti pelatihan dan seminar mengenai valas, termasuk pelatihan yang digelar Bank Indonesia.

Untuk menjaring konsumen kelas atas, tempat yang dipilih Idrus adalah Gedung Arthaloka di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 2. "Biayanya mahal, tapi di situ kan banyak orang yang berbisnis dengan uang asing," jelasnya. Setahun pertama, ia merugi. Pasalnya, menurut Idrus, bisnis jual-beli valas membutuhkan perhitungan yang matang. "Setelah lewat dua tahun barulah saya tahu prediksinya, kapan naik-turun harga valas, kapan dibutuhkan," katanya. Menjelang momentum ibadah haji misalnya, yang dibutuhkan adalah real, maka stock  real pun harus ada.

Sayangnya, sukses berbisnis valas membuat Idrus terlena, tidak memperhitungkan keamanan. Dengan membawa bergepok dolar dan banyak uang kontan, mobilnya dirampok. "Pokoknya semuanya habis," ujarnya tanpa menyebut jumlah yang hilang.

Namun Idrus berkomitmen, bagaimana pun caranya, bisnis harus tetap jalan. Empat karyawannya tetap dipertahankan meskipun dagangannya ludes. "Keputusan itu menurut saya keputusan terbaik seumur hidup," ungkapnya. Beruntung saat itu Idrus menjabat Sekretaris Umum Asosiasi Pedagang Valuta Asing Indonesia (APVA) DKI Jakarta. Ia pun berkeliling meminta bantuan teman-teman asosiasi.

Usahanya membuahkan hasil. Setiap pagi, Idrus dipinjami bergepok dolar yang kondisinya kurang baik, "Dolar yang pernah terlipat atau ada bekas coretannya kan harganya jadi murah," jelasnya. Nah uang itu harus dikembalikan sebelum jam lima sore dalam kondisi bagus. Idrus pun menyanggupi. Tidak sampai empat bulan, kondisi keuangannya pun kembali stabil.

Di tahun 2006 Idrus memindahkan kantornya ke Cempaka Mas, "Karena biaya sewanya lebih murah," tuturnya. Apalagi Idrus sudah memiliki konsumen tetap.

Dalam usia 28 tahum, Idrus berencana membuat perusahaan besar. Ia pun melakukan salat istikharah (meminta petunjuk) memilah nama untuk group perusahaannya. Kebetulan Idrus juga sedang mencari nama untuk anak ketiganya. Ada dua pilihan nama, Azka dan Kinan. Akhirnya dipilihlah Kinan Group untuk usahanya, sedangkan anaknya diberi nama Muhammad Azka Ghulam Idrus.

Usaha valasnya di bawah bendera Inter Kinan Pratama makin sukses. Pada Desember 2012, Idrus didaulat menjadi Ketua Asosiasi Pedagang Valas Indonesia (APVA). Selain itu ia memperlebar bisnisnya ke berbagai bidang, dari mulai manufaktur, developer, hingga IT. Kini di usianya yang ke 36, Muhamad Idrus membawahkan sepuluh perusahaan di bawah bendera Kinan Group.

Sebagai Ketua APVA, Idrus menilai Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 1999 tentang Devisa Bebas harus direformasi. Karena menurutnya, UU tersebut membuat ekonomi kita rentan sekali terhadap gejolak ekonomi global. "Krisis yang terjadi membuat rupiah kita mudah goyah dalam enam bulan saja," tuturnya.

Sebagai pedagang, kata Idrus, dia bersama 500 anggota APVA mungkin bisa mengail untung lebih dari gejolak rupiah. Jika pada kondisi normal, selosoh kurs yang diraih pada pedagang valas hanya sebesar 10-30 poin, saat ini dengan fluktuasi yang tinggi, para pedagang bisa  mengambil selisih hingga 300 poin. "Bagi kami pedagang mau rupiah berapa pun tidak masalah, tapi secara moral lebih baik stabil," katanya.

*sumber: Majalah Gatara edisi 23-29 Januari 2014

___
NB: Idrus saat ini diamanahi sebagai Caleg PKS DPR RI

Baca juga tentang sosok Idrus:
- "He's a Dreamer" | Ungkapan Hati Seorang Isteri Caleg PKS
- "Muda, Berani, Tak Obral Janji"
- Idrus Caleg PKS DPR RI Luncurkan Buku Visi Ekonomi


Ambrol Kena Longsor, Relawan PKS Kudus Bangun Jembatan Darurat

Posted: 31 Jan 2014 04:07 PM PST


Desa Rahtawu adalah desa yang berada di ujung Utara Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang terdapat di pegunungan Muria. Desa yang sepekan ini menjadi buah bibir karena bencana longsor yang menelan korban sebanyak 12 orang dan karena banyaknya korban yang meninggal menjadi bencana nasional.
Hal ini membuat keprihatinan DPC PKS Gebog untuk turut ikut meringankan beban warga disana.

Jumat 31/1/14 pukul 08.00 Kota Kudus yang masih di guyur hujan, meskipun hujan deras sejak subuh  tak menyurutkan 20 Kader DPC PKS Gebog  yang berduyung duyung  menuju Desa Rahtawu. Hampir  7 Km  jarak  yang  ditempuh untuk mencapai titik lokasi dari Sekretariat DPC Gebog. Tak hanya membawa badan, mereka juga membawa 1 paket bantuan untuk para korban tanah longsor di Desa Rahtawu.

Menurut Koordinator Aksi  jumat pagi ini yang sekaligus ketua DPC PKS Gebog Kudus, Ruston Harahap menjelaskan, "Niat kami sudah jauh-jauh hari untuk dapat meluangkan waktu dan tenaga membantu saudara kita yang tertimpa musibah. Mumpung hari libur, kader  bisa lebih banyak yang ikut ketimbang hari biasanya, Paket Bantuan Ini adalah untuk yang ke 4 kalinya semenjak terjadinya longsor sepekan yang lalu, apalagi kader kami banyak yang bermukim disini".

Lanjut Ruston mengatakan, "Hari ini kami  khususkan di Dukuh Wetan Kali Desa Rahtawu membantu warga membuka akses jalan yang tertimbun longsor, habis sholat jumat tadi kami bersama warga membangun Jembatan darurat yang hampir sepekan warga Wetan Kali  terisolir. Sebelumnya DPC  sudah membuka posko kesehatan Gratis di SMP yang sekaligus sebagai tempat pengungsian warga Rahtawu dan hari sebelumnya kami turut membantu TNI mencari korban longsor yang masih belum ditemukan  dan alhamdulillah saat kami terjun hari itu juga  korban terakhir di temukan".

Sumbangan berupa 10 dus mie, 3 sak berisi pakaian pantas pakai dan 1 Sak besar berisi penuh selimut langsung diserahkan kepada Sukarwan tokoh masyarakat yang juga anggota BPD Desa Rahtawu,  "Kami sangat senang dan terima kasih kepada para relawan PKS yang telah membantu warga Rahtawu baik bahan makanan, pakaian maupun dengan tenaga".

Beliau juga memohon kepada seluruh warga yang tertimpa musibah untuk bersabar dan tegar menghadapi musibah ini. Terakhir beliau mendoakan agar PKS mendapat barokah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar