Kamis, 20 Februari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Mantan Kepala Desa di NTT: “Saya senang bergabung dengan PKS"

Posted: 20 Feb 2014 03:35 PM PST


Nusa Tenggara Timur (20/2) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyatakan diri sebagai partai terbuka. Hal ini dikukuhkan melalui sikap PKS yang menerima keberagaman. Kenyataan ini diperkuat oleh mantan Kepala Desa Pogon, Kecamatan Talipura, Kabupaten Sika, Nusa Tenggara Timur (NTT) Arka Disjong ketika menerima kunjungan Presien PKS Anis Matta baru-baru ini.

Pria gondrong dengan rambut gimbal yang panjangnya melewati lutut ini mengungkapkan perasaan senangnya bisa bergabung bersama PKS. Menurutnya hal ini karena kader PKS dapat menerima dirinya dengan baik. Pengurus PKS dari tingkat ranting hingga pusat dapat menerima keragaman.

"Saya senang bergabung dengan PKS. Selama ini, pengurus PKS baik. Orang-orang PKS sadar bahwa penampilan saya ini sebagai karakter pribadi. Ini cuma penampilan saja. Saya sama dengan orang PKS," kata Arka.

Caleg PKS Dapil 1 nomor urut 3 untuk DPRD Kabupaten Biak ini lalu menceritakan kisahnya bergabung dengan PKS. Ia menuturkan setelah selesai menjadi kepala desa, dirinya sudah menjatuhkan pilihan untuk masuk ke dalam partai. Namun dia mengaku belum ada tujuan ke partai manapun. "Saya jalan saja, siapa saya bertemu, saya sampaikan. Rupanya saya bertemu Pak Syuaib yang DPR. Kami bercakap-cakap, kemudian deal," ungkapnya.

Saat akan ditunjuk menjadi caleg, tambah Arka, dirinya ditanya apakah ingin maju dari dapil 1 atau 4, karena Arka diketahui berdomisili di dapil 4.

"Saya dengan spontanitas memilih dapil 1. Saya ingin bantu PKS memperluas jaringan. Justru dalam keadaan berkembang isu-isu tentang PKS, kita harus bergabung dan menyampaikan ke publik bahwa sesungguhnya bangsa ini besar. Kita bergabung di PKS dalam arti kita dapat memberi pencerahan kepada masyarakat, supaya semua orang paham bahwa kita satu, kita berwawasan nusantara, kita bangsa yang utuh!" pungkas pegiat LSM yang juga pemandu wisata ini. (pks.or.id)


Cerita Haru, Relawan Santika PKS Menolong Ibu Melahirkan 1 Hari Pasca Meletusnya Kelud

Posted: 20 Feb 2014 03:33 PM PST


Pagi itu Selasa, 19 Pebruari 2014 Posko PKS Kabupaten Kediri mendapat kabar dari seorang warga, bahwa ada seorang ibu (Yayuk Purwanti) warga Dusun Kampung Baru Desa Kepung yang pasca melahirkan belum mendapatkan perawatan medis karena ada bencana erupsi gunung Kelud.

Dengan cepat tanggap Santika (Barisan Wanita Keadilan) segera merespon panggilan ini. Tidak tanggung-tanggung dua bidan yang merupakan anggota khusus Santika diterjunkan untuk melaksanakan misi ini.

Sebelum menuju lokasi Tim Santika menyiapkan kebutuhan untuk si Ibu dan bayinya, seperti obat-obatan, selimut, pampers untuk bayi dan ibu pasca melahirkan, dan kebutuhan lainnya. Ibu ini merupakan salah satu korban erupsi Kelud. Bayi putri lahir dengan berat 3 Kg dan panjang 51 cm, tepat satu hari setelah meletusnya gunung Kelud.

Sungguh tragis setelah peristiwa itu menyebabkan si Ibu dan bayinya tidak mendapat perawatan yang layak. Saat ini mereka ditampung di rumah salah satu warga Desa Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Kediri..

Kedatangan Tim Relawan Santika merupakan sebuah kejutan bagi si Ibu, karena tidak menyangka akan kedatangan tersebut. Apalagi setelah tahu bahwa Tim tersebut adalah Bidan dari Tim Relawan PKS. Suasana haru menyelimuti mereka karena menurut pengakuan mereka disekitar rumah tersebut ada Bidan Desa, namun tidak bisa menolong karena kendala erupsi Kelud.

Selain merawat Bayi tersebut, Santika juga melakukan perawatan kepada sang Ibu. Tim Relawan juga memberikan bingkisan kepada ibu tersebut, terlebih sang ibu tersebut telah terpisah dari sang suami di penampungan pengungsi ditempat lain dan tidak memegang uang sepeser pun, namun ada yang peduli dengan diri mereka.



*Seperti diceritakan oleh Tio (salah satu Tim Relawan PKS)


Tinjauan Fiqih Seputar Mars PKS oleh Paduan Suara Gereja

Posted: 20 Feb 2014 03:25 PM PST


Oleh Ustadz Shalahuddin Daeng Nyala, Lc

Assalamu alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh

Berikut ini adalah pendapat pribadi terkait Mars PKS di NTT, bukan pendapat resmi, kebetulan ada yg mempertanyakan, silakan dikoreksi kalau ada yang mau koreksi:

1. Tidak ada masalah dalam hal menerima atau diterima sebagai tamu oleh orang nasrani.

2. Wajar kalau kebanyakan yang menyambut (walau tidak semuanya) adalah orang nasrani karena di NTT populasi mereka skitar 4,1 jt orang kristen atau sekitar 89 % sementara umat Islam hanya sekitar 9,6 %.

3. Sambutan yg disertai senandung Mars PKS ini, bukan di dalam gereja tapi di Ruang (Auditorium) Kalimutu Grand Wisata Hotel, NTT.. jadi bukan di gereja.. tentu saja di hotel orang bebas keluar masuk, atau sambut menyambut, baik kristen maupun muslim.

4. Kalaupun itu di gereja.. tidak ada larangan berkunjung ke gereja, untuk berdialog dengan pendeta, selama kita juga yakin bahwa kita tidak akan tergoda oleh keyakinan mereka. Bahkan sebagian sahabat ada yg pernah masuk ke gereja dan berdialog dengan pendeta, bahkan ada riwayat bahwa ada sebagian sahabat yg sempat shalat di dalam gereja. Sebagaimana orang-orang nasrani boleh masuk ke dalam masjid, seperti yg terjadi pada tahun ke 9 H ada 60 utusan Najran mendatangi Rasulullah Shallallalahu alaihi wa sallam termasuk tiga pemimpin Najran, Al-Aqib-pemimpin pemerintahan, As-Sayyid pemimpin kebudayaan dan politik, dan Al-Uskup-pemimpin agama dan spiritual. Dan mereka diterima di Masjid. Kalau Rasulullah Shallallalahu alaihi wa sallam boleh menerima tamu nashara di Masjid, maka tentu juga tidak terlarang kalau kita diterima di gereja.

5. Syekh DR. Muhammad Al Urefi, dai terkenal di Saudi ketika berkunjung ke Inggeris beberapa waktu yang lalu, menyempatkan diri berkunjung ke salah satu gereja terkenal dan terbesar di Chelsea, untuk berdialog dan mendengarkan secara langsung dari pendeta, apa sih pandangan mereka terhadap Islam, nabi dan ummatnya.. dan sekaligus menjelaskan apa pandangan Islam terhadap nabi Isa.. dsb, dan untuk  menyaksikan dialognya bisa klik tautan berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=nZTyS4SIboE&hd=1

6. Untuk membangun bangsa, komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat dan dengan siapa saja memang harus dijalin, karena bangsa ini bukan hanya milik kita sendiri, jadi perlu dong kita juga tahu apa keinginan mereka, sebagaimana mereka juga perlu tahu, apa yang menjadi keinginan kita, sekaligus menjelaskan berita-berita miring yg selama ini tersebar. Karena kita juga berhak membela diri. Dan undangan mereka bisa jadi karena ketertarikannya terhadap PKS, dan mudah-mudahan setelah itu mereka bisa tertarik dengan Islam.

7. Siapa tahu, tidak menutup kemungkinan dan tidak mustahil ada orang-orang pendosa (fajir) yg justru menyokong dan mendukung agama ini, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallalahu alaihi wa sallam:

وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ

"Allah bisa jadi menolong agama ini melalui seorang yang berdosa." [HR. Bukhari No.2834]

8. Pola hubungan Rasulullah Shallallalahu alaihi wa sallam dengan orang-orang kafir, tidak melulu dalam posisi berperang atau mendakwahi mereka untuk masuk Islam. Tapi ada juga pola dalam arti hubungan sosial biasa (muamalah) yg saling memberi dan menerima manfaat atau seperti dalam hal jual beli. Bukankan Rasulullah Shallallalahu alaihi wa sallam bahkan meninggal dalam keadaan menggadaikan baju besinya kepada orang Yahudi?

Contoh lain adalah ketika Rosulullah meminta bantuan Abdullah bin Al-Uraiqit (seorang Kafir Musyrik) utk menjadi penunjuk jalan dlm hijrah ke Madinah, padahal itu adalah posisi paling strategis dlm perjuangan Hijrah.

9. Tidak ada salahnya orang-orang nasrani menyanyikan Mars PKS, yg jadi masalah kalau orang-orang muslim PKS yg menyanyikan mars gereja, dan yang tidak boleh juga kalau kita yang muslim ikut-ikutan dalam kebaktian mereka.

10. Sebelumnya kita tidak pernah membayangkan kalau ada orang kristen yang mau dan bersedia menyenandungkan bait berikut dalam mars PKS...

Partai Keadilan Sejahtera
Maju Terus tanpa kenal lelah
Kibarkan tinggi Panji Allah..
Bangun Indonesia penuh berkah...
Kibarkan tinggi Panji Allah..
Bangun Indonesia penuh berkah...

11. Mereka (Tim paduan suara gereja Spiritos Santos) menyanyikan Mars PKS atas inisiatif mereka gak ada instruksi dari PKS, sebagai cara mereka menghormati dan memuliakan tamu nya.

Mudah-mudahan bisa dipahami, Allahu a'lam bishowab...


Syeikh Sholeh al Fauzan: “Umat Islam Satu Hizb, jangan Saling Membid’ahkan”

Posted: 20 Feb 2014 03:16 PM PST

Syeikh Dr. Sholeh bin Fauzan al Fauzan

Seorang ulama besar Arab Saudi yang juga anggota Majelis Fatwa, Syeikh Dr. Sholeh bin Fauzan al Fauzan  mengingatkan para penuntut ilmu agar tidak bersifat fanatik terhadap golongan, mazhab dan tokoh yang mengundang perpecahan.

"Umat Islam itu satu hizb, satu jamaah yang tidak menerima perpecahan. Janganlah kita saling membelakangi, saling membid'ahkan dan mengkafirkan satu sama lain di antara kita," demikian tegas Syeikh al Fauzan di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM) yang berasal dari seluruh dunia di aula utama al Malik Saud kampus UIM, Senin (17/02/2014) kemarin

Menurutnya, hal tersebut karena umat Islam itu satu "partai" dan satu jamaah yang tidak menerima perpecahan yang melemahkan umat.

Acara yang dipandu langsung oleh rektor UIM Prof. Dr. Abdurrahman as Sanad  tersebut merupakan rangkaian acara kunjungan resmi Syeikh al Fauzan ke kota suci al Madinah al Munawwarah.

Dalam pidatonya, beliau juga mengingatkan dampak negatif dari Taassub dan perpecahan. Menurut anggota Hai'ah Kibar Ulama (MUI-nya Arab Saudi) ini, fanatik golongan adalah musibah dan azab, sedangkan berpegang teguh pada tali Allah adalah kewajiban dan kemenangan.

"Kita adalah saudara dan kaum muslimin seperti satu jasad, ketahuilah bahwa musuh-musuh Islam sangat serius untuk memecah persatuan diantara kita, maka kewajiban kita untuk terus bersatu di bawah naungan al Quran dan as Sunnah, kalau tidak kita akan lemah," kata Syeikh al Fauzan.

Berbeda pendapat, kembalikan al Quran dan as Sunnah

Syeikh al Fauzan juga mengingatkan bahwa perbedaan pendapat di masalah-masalah furu'iyah mungkin saja terjadi dan solusinya adalah mengembalikan masalah tersebut kepada al Quran dan as Sunnah tanpa ta'assub (fanatisme) kepada pendapat seorang tokoh atau yang lainnya, tetapi kita ber-taasub kepada kebenaran yang dibawa oleh syariat.

"Tujuan kita adalah mencapai kebenaran, bila ada seseorang diantara kita yang salah dinasehati untuk kembali pada kebenaran, dengan penuh hikmah menjaga rasa cinta dan menghindari perdebatan antara kaum muslimin," demikian terang Syeikh yang juga anggota Majma' Fiqhi di Makkah ini.

Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM) yang berasal dari seluruh dunia di aula utama al Malik Saud kampus UIM, Syeikh Sholeh juga menyinggung empat imam mazhab; Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Ahmad, adalah imam sunnah yang harus diikuti.

*sumber: Hidayatullah


"Pemberian Yang Membahagiakan"

Posted: 20 Feb 2014 03:07 PM PST



Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo

Seorang Syekh yang alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman.

Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar: "Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!"

Syekh yang alim dan bijak itu menjawab: "Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu".

Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.

Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia berjalan menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja. Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata…....uang.

Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang.

Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak percaya dengan penglihatannya.

Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun.

Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah:

"Aku bersyukur kepada-Mu wahai Tuhan. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anak dan istriku dari celaka".

Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah.

Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.

Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya:

"Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?"

Sang murid menjawab:

"Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku: "Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil".

Sang guru melanjutkan pelajarannya.

Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam:

- Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian.
- Mendo'akan temanmu di belakangnya (tanpa sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.
- Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian.
- Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.

Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.

Jadikanlah semua ini pelajaran, wahai ananda!


Menikah di Tengah Bencana Kelud, Warga pun Minta Bantuan Relawan PKS

Posted: 20 Feb 2014 02:01 AM PST


Kediri (20/2) - Pasca erupsi gunung kelud yang terjadi sejak Kamis (13/2) malam hingga hari ini, relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih tetap siaga memberikan bantuan kepada korban baik kebutuhan sehari-hari mauapun membantu memperbaiki rumah yang rusak.

"Pengiriman bantuan relawan PKS serta logistik akan terus dilakukan hingga 10 hari ke depan pasca gunung kelud meletus," kata salah satu relawan PKS, Arifin dalam rilis yang diterima Humas DPP PKS, Kamis (20/2).

Beragam kegiatan yang dilakukan relawan PKS mulai dari proses evakuasi, kerja bakti, mendirikan dapur umum, trauma healing kepada korban letusan gunung kelud, pelayanan kesehatan sampai mempersiapkan prosesi pernikahan salah satu warga yang menjadi korban.

Arifin menjelaskan bahwa pihaknya diminta oleh keluarga calon pengantin untuk menjadi panitia dan mempersiapkan semua keperluan pernikahan.

"Relawan PKS diminta menjadi panitia pernikahan, mulai dari penjemputan, iring-iringan keluarga, dokumentasi sampai menjadi saksi, dan akhirnya iring-iringan pengantin menggunakan mobil PKS," tambahnya.

Pengantin pria, Hendrik (27) mengucapkan terimakasih kepada relawan PKS yang bersedia menjadi panitia pernikahannya. "Kami sangat berterima kasih kepada PKS, atas bantuannya. Dibantu mulai dari persiapan pernikahan sampai selesai," ujarnya.

Prosesi pernikahan berlangsung khidmat meskipun berada di area bencana, mempelai laki-laki Muhammad Hendrik dan mempelai wanita Sriani (22) adalah warga desa kampung baru kecamatan kepung kabupaten kediri. Masyarakat dan keluarga yang menyaksikan prosesi pernikahan pun memberikan apresiasi dan terima kasih kepada PKS.


PKS Tolak Anggota DPR Jadi Hakim MK

Posted: 20 Feb 2014 12:15 AM PST


Jakarta - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Nasir Djamil tidak ingin citra DPR kembali dinilai buruk oleh masyarakat. Hal itu terkait adanya anggota DPR yang bakal mendaftar sebagai calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kita (FPKS) tolak anggota DPR yang ingin jadi hakim MK. Nanti dinilai DPR ada kolusi kalau loloskan (anggota DPR sebagai hakim MK)," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2).

Nasir menjelaskan, kepercayaan masyarakat terhadap MK dan DPR terus menurun. Apalagi pasca kasus dugaan suap sengketa pemilhan kepala daerah (pilkada) yang melibatkan Akil Mochtar.

Seperti diketahui, Akil diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua MK. Akil sendiri merupakan mantan kader Partai Golkar yang dipilih Komisi III.

"Kita ingin belajar dari pengalaman yang ada, untuk sementara (hakim MK) jangan dulu dari anggota DPR. Bukan kita enggak percaya (anggota DPR), tapi momen-nya tidak menguntungkan," ujar Nasir.

Dia menambahkan, secara kapasitas nama-nama yang disinyalir mendaftar sebagai hakim MK sebenarnya cukup berpotensi.

"Dari sisi kapasitas, mereka mampu. Namun waktu belum berpihak. Sebaiknya mereka bersabar," imbuhnya.

*sumber: beritasatu


Pengamen Ngumpul Pilih PKS

Posted: 20 Feb 2014 12:11 AM PST



Tapi ada satu partai tetap peduli
Bekerja keras demi rakyat tanpa pamrih
Terkenal bersih dan profesional
Nih saya kenalin... Partai Keadilan Sejahtera




LINK: https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=T6FsbMgr16I


Kepedulian PKS di Daerah Terpencil Menarik Simpati Warga

Posted: 20 Feb 2014 01:37 AM PST

Ibu Maini sedang menerapi dan mengobati ibu-ibu
Banjarnegara - Tak seperti biasanya Masyarakat desa Pandanarum Kec. Pandanaram Kabupaten Banjarnegara berduyu-duyun datang ke Masjid Sa'id Bin 'Ubadah yang belum lama ini selesai dibangun. Rupanya hari itu ada Peresmian Masjid yang merupakan bantuan dari Muslim Arab Saudi yang disaluran melalui kader PKS.
Kegiatan pada Ahad kemarin ini (16/2/2014) diawali dengan pengobatan gratis berupa terapi SEFT ( Spiritual Emotional Freedom Technique), bekam dan gurah yang diikuti oleh puluhan lansia, ibu-ibu, pemuda, dan bapak-bapak.

Terapi SEFT merupakan perpaduan antara ilmu akupuntur dan psikologi yang disempurnakan dengan sentuhan spiritual yang bersifat universal. Terapi SEFT biasa digunakan untuk mengobati masalah fisik seperti Pusing, pegel, maag, gula darah, mata rabun, paska stroke dan masalah fisik yang lainnya, juga masalah-masalah emosi seperti trauma, fobia, berhenti merokok, narkoba dll.

Wakil Masyarakat Sutrisno menyatakan kekagumannya karena kader-kader PKS mau datang ke lokasi yang sangat terpencil, "Butuh Waktu tempuh 3 jam dari jalan raya besar kota Banjarnegara jika memakai mobil dikarenankan medan naik turun, berbukit, jalan sempit dan berlubang. Banyak parpol janji mau datang dan membantu tetapi tidak kunjung datang. PKS memberikan bukti bukan Janji," ujar beliau.

Saat pelayanan pengobatan berlangsung,  ada seorang pemuda yang sudah 10 tahun tidak bisa mendengar, setelah diterapi Alhamdulillah pemuda itu akhirnya bisa mendengar dengan jelas. "Ada pemuda yang sudah tidak bisa mendengar selama 10 tahun setelah diterapi SEFT Alhamdulillah bisa mendengar dengan jelas," kata Padang Kusumo, SH., Terapis SEFT yang juga caleg PKS DPRD Jateng dapil 7 no 6 ini.

"Kegiatan pelayanan kesehatan gratis ini sudah sering dilakukan PKS jauh sebelum pemilu, jadi bukan semata mau pemilu tetapi memang sudah menjadi kebiasaan," ungkap Bu Maini terapis SEFT dan Bekam yang khusus membantu pasien perempuan. Ibu Maini juga merupakan Caleg PKS untuk DPRD Kab. Banjarnegara.

Masyarakat desa Pandanarum mengucapakan banyak terimakasih kepada kader-kader PKS sudah mengadakan pengobatan gratis dan membantu pembangunan masjid di desanya. Semoga kegiatan-kegiatan seperi ini kedepan akan semakin banyak lagi.



Ribuan Rumah Rusak Parah, ACT Siapkan Jutaan Genteng Untuk Kelud

Posted: 19 Feb 2014 10:50 PM PST


KEDIRI- Pascabencana erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Kediri membuat ribuan rumah rusak parah. Tercatat ada 15.717 rumah warga rusak. Data dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kediri, Rabu (19/2), rumah rusak berada di empat kecamatan yakni Kecamatan Puncu, Kepung, Ngancar, dan Plosoklaten.

Dari empat kecamatan tersebut, Puncu merupakan kecamatan yang paling parah. Sebagian besar rumah rusak berat berada di Kecamatan Puncu yang mencapai 3.488 unit. Berdasarkan laporan tim Disaster Emergency and Relief Management Aksi Cepat Tanggap (DERM ACT), suasana di Dusun Ledokan, Lahar Plang, Kec Puncu pascabencana erupsi Gunung Kelud sebanyak 28 KK seluruhnya rusak parah.

Sebagian warga telah kembali ke desanya, memperbaiki rumah dengan material seadanya, bantuan yang masuk masih sangat terbatas. Pantauan tim ACT, penduduk masih sangat tergantung dari uluran tangan para donatur karena mereka belum bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Presiden ACT Ahyudin memimpin langsung tim, membuka akses ke zona 0 – 5 km dari pusat bencana erupsi Gunung Kelud. "Ribuan rumah tak mungkin bisa dihuni lagi karena atapnya hancur. Hari ini baru bisa menyaksikan betapa besarnya bencana Kelud ini," ujar Ahyudin, yang langsung melaporkan dari lapangan bersama tim DERM ACT.

Ahyudin langsung memerintahkan tim untuk secepatnya mendirikan posko aksi di Kecamatan Puncu. ACT akan memprioritaskan program emergency dan recovery di Kecamatan Puncu ini. "Di sini mayoritas masyarakatnya kaum dhuafa. Ditambah bencana erupsi Kelud ini mereka bertambah menderita. Tapi masyarakatnya sangat ramah dan humanis," tambah Ahyudin.

Rumah rusak berat tercatat mencapai 6.024 unit. Sebanyak 4.605 rumah rusak sedang dan 5.088 rumah masuk kategori rusak ringan. Sementara rumah rusak sedang mencapai 937 unit dan tidak ada rumah yang hanya rusak ringan. Rumah rusak berada di tiga desa yakni Puncu, Asmorobangun, dan Satak.

Sementara di Kecamatan Kepung, rumah rusak berat tercatat 2.288 unit dan sedang sebanyak 318 unit. Rumah rusak tersebar di Desa Kebonrejo, Desa Kampungbaru, dan Desa Besowo. Sedangkan di Kecamatan Ngancar, rumah rusak berat sebanyak 143 unit di 10 desa. Rumah rusak sedang sebanyak 3.350 unit dan rusak ringan sebanyak 5.088 unit.

ACT menargetkan untuk merehabilitasi sekitar 5.000 rumah dengan menyiapkan 1.000 genteng setiap rumahnya. Jadi, total genteng yang diperlukan 5 juta buah genteng dengan harga perkiraan Rp 1.750 per buah untuk genteng standar mantili.

"Kita lakukan recovery (rehabilitasi) secara bertahap,"kata Ahyudin.

Dampak erupsi Gunung Kelud yang diiringi dengan banjir lahar dingin ini tak hanya meluluhlantakan ribuan rumah penduduk, kerusakan juga menimpa tanaman sayuran seperti cabe rawit yang siap dipanen, 1 hektare lebih hancur.

Tim ACT menyusuri korban erupsi gunung Kelud yang tengah melihat kebunnya di Sukomoro, Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Mayoritas perkebunan milik rakyat dan Perhutani di wilayah ini rusak terkena erupsi kelud dan dipastikan gagal panen.

Anom (25), saat ditemui tim ACT di kebunnya pada radius sekitar 4 km dari puncak Kelud terlihat pasrah, tatap matanya kosong, untuk sekedar tersenyum terasa berat, seolah tak ada harapan lagi dalam kehidupannya. Anom tak bisa berbuat apa-apa ketika tanaman cabenya usia 3 bulan yang hampir panen dengan luas 5 hektar tiba-tiba musnah terkena letusan Kelud.

"Saya telah menghabiskan modal hampir Rp20 juta untuk tanaman cabe ini,"kata dia.


Pemukim Demokrasi

Posted: 19 Feb 2014 10:42 PM PST


Oleh Anis Matta

Jika demokrasi dikiaskan sebagai satu wilayah, demokrasi Indonesia memiliki dua jenis penduduk: imigran dan pemukim asli (native) demokrasi. Saya sengaja menyebut imigran lebih dulu karena dari segi usia dan generasi, imigran demokrasi lebih tua dan lebih dulu ada dari para pemukim yaitu sejak sebelum Indonesia menjadi teritori demokrasi.

Indonesia menjadi teritori demokrasi sejak Reformasi 1998. Walau masih banyak kekurangan di sana-sini, paling tidak kita sudah memenuhi kaidah-kaidah demokrasi dasar dan prosedural. Sambil jalan, kita terus memperbaiki demokrasi di Indonesia untuk memenuhi substansi demokrasi yaitu cara partisipatif rakyat dalam mewujudkan negara dan bangsa yang adil dan sejahtera. Dalam beberapa kesempatan saya mengintroduksi istilah "gelombang ketiga" dalam sejarah Indonesia.

Saya menganalogikan perjalanan sejarah terjadi dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama terjadi sejak penjajahan hingga kita merdeka. Gelombang ini saya sebut sebagai fase "menjadi Indonesia", di mana kita menemukan jati diri kita sebagai bangsa dan kemudian negara melalui dua tonggak sejarah besar, Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Gelombang kedua berlangsung sejak merdeka hingga 2014, di mana kita bergulat "menjadinegara-bangsamodern". Gelombang ini diwarnai dengan usaha mencari sistem ekonomi dan politik yang sesuai sejarah dan budaya bangsa.

Selama lebih dari 60 tahun kita membongkar-pasang berbagai sistem ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya hingga menemukan sintesisnya pada Era Reformasi. Pada 2014 menjadi garis batas karena tahun ini "ujian akhir semester" demokrasi prosedural pasca-Reformasi. Kita sudah mengalami satu masa kepresidenan yang dihasilkan oleh pemilihan langsung.

Satu dasawarsa yang terdiri atas dua periode kepresidenan yang terus berjalan di dalam koridor prosedur demokrasi, dalam arti tanpa ancaman nondemokratis yang signifikan— seperti kudeta atau usaha penggulingan di tengah jalan lainnya—adalah pencapaian dalam praktik demokrasi yang patut kita apresiasi bersama. Gelombang ketiga terjadi sejak 2014 ke depan. Saya belum punya nama karena gelombang ini sedang terjadi dan kita sedang menghirup semangat zaman (zeitgeist) gelombang ini.

Satu fenomena khas dari gelombang ketiga ini adalah kelahiran kelompok "native democracy" atau pemukim demokrasi. (Mungkin dari segi tata bahasa Inggris kurang tepat, saya mohon maaf dan mohon masukan). Tapi, esensinya, kini lahir satu generasi yang hanya mengenal demokrasi sebagai sistem dan cara hidup sejak mereka cukup dewasa dalam melihat lingkungan sekitar. Coba amati. Pemilih pemula pada Pemilu2014adalahmereka yang lahir pada rentang 1992- 1997.

Ketika sekolah dasar mereka menyaksikan krisis moneter dan gerakan Reformasi. Gambar yang terbayang di benak adalah Gedung DPR di Senayan diduduki mahasiswa dan Jakarta terbakar oleh kerusuhan. Lalu mereka tumbuh remaja dengan menyaksikan pemilihan presiden langsung, iklan politik di media, dan kebebasan berpendapat hampir di mana saja.

Mereka tidak memiliki referensi kehidupan dalam suasana otoriter Orde Baru, di mana pers dibungkam, partai politik dibonsai, dan pemilu semata menjadi "pesta" bagi penguasa, bukan pesta demokrasi yang sebenarnya. K e l o m p o k pemukim demokrasi ini berbeda dengan "kakaknya" yang lahir pada awal Orde Baru (akhir 1960-an atau awal 1970-an) yang mengalami hidup di era Orde Baru. Karena itu, sang kakak—dan generasi sebelumnya— saya sebut sebagai "imigran demokrasi", yang berpindah dari teritori suasana otoritarian ke alam demokrasi dengan membawa rekaman suasana mencekam di era Orde Baru.

Saya gemar menggunakan analogi telepon seluler dalam menggambarkan kelahiran "native democracy" ini. Bagi generasi tua, mereka menyaksikan dan mengalami sendiri perubahan dari rumah tanpa listrik menjadi ada listrik, menggunakan telepon putar dengan jaringan kabel di rumah, penyeranta (pager), hingga telepon seluler. Mereka bermigrasi dari satu tahapan teknologi ke tahapan teknologi berikutnya, berikut perubahan gaya hidup yang menyertainya.

Mereka saya sebut sebagai "imigran teknologi". Ketika smartphone datang, mereka mampu membelinya, tetapi hanya menggunakan fiturfitur dasar sesuai referensi pengalamannya. Smartphone itu kebanyakan hanya digunakan untuk bertelepon, pesan pendek (SMS) dan sesekali berfoto. Lihat bedanya dengan anak sekarang. Mereka lahir dan tumbuh ketika smartphone hadir. Bagi mereka, smartphone adalah sesuatu yang biasa dan fitur-fitur canggih di dalamnya adalah keharusan, mulai dari chatting, social media, e-mail, hingga fitur yang rumit seperti internet banking.

Merekalah "native technology" yang dengan lancarmenguasaiperkembangan teknologi sebagaimana mereka berbicara dalam bahasa ibu. "Native democracy" juga demikian. Mereka lahir ketika demokrasi ini tumbuh dan mulai menguasai fitur-fitur demokrasi yang rumit sementara generasi tua masih berkutat pada fitur-fitur dasar demokrasi. Fitur dasar ini yang sebelumnya saya sebut sebagai demokrasi prosedural.

Pemilihan umum yang bebas, pembatasan masa kekuasaan, pemisahan kekuasaan melalui trias politica, yang merupakan "prestasi" dari proses demokratisasi yang panjang bagi generasi tua, dianggap hal biasa oleh generasi muda. Mereka sudah masuk ke penguasaan fitur-fitur rumit seperti perlindungan kaum minoritas, partisipasi individu dalam gerakan sosial, hingga keadilan global.

Ideologi dan Kepemimpinan

Dalam konteks ideologi, ahli politik Inggris Robert Corfe dalam The Future of Politics(2010) menyebut kelompok ini sebagai middlemiddle majority (mayoritas tengah-tengah). Mereka berada di tengah dalam konteks sosioekonomi dan spektrum ideologi. Karena tidak ada lagi konflik politik ideologi yang bipolar, generasi ini percaya diri untuk menyuarakan isu-isu secara objektif dan berani. Mereka sudah melampaui cara berpikir dalam kungkungan kepentingan kelas bahkan melampaui batas negara-bangsa.

Kebajikan yang paling utama bagi kelompok tengah-tengah ini adalah keadilan sosial, kesempatan yang sama, dan kesetaraan. Kelompok baru ini membangun nilai etis baru sebagai konsekuensi dari perubahan yang mereka alami. Bagi mereka, mengejar kesuksesan dan melakukan akumulasi finansial adalah kebajikan karena dalam mengejar kesuksesan dan kekayaan itu mereka tidak mengorbankan individu atau bagian lain dari masyarakat.

Di sisi politik, mereka yang hanya paham fitur dasar demokrasi akan tergagap-gagap berdialog dengan mereka yang sangat lancar menguasai fitur-fitur yang advance. Kelompok ini membutuhkan pendekatan kepemimpinan baru yang mampu memberdayakan mereka di tengah situasi ketidakpastian. Karena itu, komunikasi politik ke depan tidak bisa lagi bertumpu pada penjejalan ideologi sebagai cara pandang terhadap dunia yang rigid, tapi juga tidak terjebak pada sikap asal menyenangkan publik alias populisme.

Pemimpin para native democracy di gelombang ketiga adalah perpaduan antara penggugah visioner dan eksekutor andal dalam menyelesaikan (deliver) agenda-agenda publik yang telah disepakati. Dalam konteks tersebut, Pemilu 2014 punya arti penting karena peristiwa itu bukan saja menjadi momentum peralihan kekuasaan, melainkan juga momentum peralihan gelombang sejarah Indonesia. Gelombang demi gelombang sejarah telah kita lalui dan meninggalkan endapan berharga bagi perjalanan kita sebagai negara-bangsa. Gelombang ketiga adalah momentum berharga bagi Indonesia menuju kemajuan. ●

___
*Koran Sindo


Salah Satu Problem Umat: Simplifikasi!

Posted: 19 Feb 2014 03:41 PM PST


Oleh Wawan Dinawan
@wdinawan on twitter

Kita sedang menghadapi sebagian yang taat kepada Islam dan anti pati segala sesuatu selainnya, termasuk anti pati berkawan dengan selainnya.

Mengajak selainnya tolong menolong dalam muamalah gak boleh. Bahkan ketika selain muslim mendukung gerakan Islam, mereka menolak.

Entah apa yang dipandang, seolah memperjuangkan Islam itu harus dengan konfrontasi dengan selainnya.

Ketika non muslim mendukung perjuangan Islamis, dianggapnya bekerja sama dengan musuh Allah. Apakah demikian?

Tentu harusnya tidak. Remember, kafir itu ada 2 : harbi dan dzimmi. Bahkan yang bayar jizyah dilindungi sama dengan muslim.

Di PKS misalkan, ketika non muslim sudah mau mengikuti simbol-simbol kita, mengakui eksistensi kita, mendukung kita, kita disalahkan.

Mengundang mereka berbagi pikiran juga salah, bahkaaaaan, non muslim mau tunduk dengan AD/ART PKS pun salah. Gimana berpikirnya ya?

Bukannya kita berharap mereka ikut "millah" kita? Kok setelah mereka ikut millah kita, kita dicaci dimaki dan dibentak?

Yang perlu dicatat, kita hanya bermusuhan dengan mereka yang memusuhi kita (harbi). Bukan yang mengadakan perdamaian dengan kita.

Saya kira ummat ini salah persepsi. Mencampur aduk semua sektor kehidupan ini menjadi 1 masalah besar yakni Aqidah.

Qunut masalah aqidah, yasinan, barzanji, maulid, koalisi, demokrasi, unjuk rasa, dsb semuanya dianggap masalah aqidah. Ini masalahnya.

Jangan-jangan kalo besok khilafah bekerjasama dengan nasrani memerangi yahudi dianggap bermasalah dalam aqidah. Baca lagi lah kisah akhir zaman!!! (ada hadits Nubuwah tentang hal ini -ed)

Nubuwwahnya jadi salah dong ya? Saat muslim + nasrani melawan yahudi. Itu KOALISI dengan KAFIR. Ini masalah aqidah. #geleng2

Kita biasa berpikir hitam putih, salah atau benar, iman atau kafir. Bukannya para ulama dahulu gak gini ya?

Contoh lain: arisan itu riba, asuransi riba, uang kertas riba, bank riba. Yang ga riba cuma dinar dan dirham. Ini case hitam putihnya kita.

Kalo mau baca dan melihat realita, yang dibilang hitam bisa jadi benar hitam bisa jadi putih. Atau abu-abu.

Simplifikasi sebuah permasalahan menjadi kesimpulan ini masalah besar kita.

Simplifikasi ini lah juga yang biasa kita lihat di saudara-saudara kita dimana masalahnya hanya 1 dan khilafahlah solusinya.

Blending dan simplifikasi masalah kepada masalah aqidah banyak dilakukan oleh kawan-kawan yang lain sehingga mereka berpikir hanya perbaikan aqidah.

Benar kata anis matta, kesibukan kita kemudian hanya mencari diskusi ilmiah tentang masalah dan solusinya. Kemudian tutup dengan hamdalah. Lalu bertemu taklim berikut.

Dari taklim ke taklim terus ke taklim yang lain. Akhirnya ga ada hasilnya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar