PKS PIYUNGAN |
- Ketua Dewan Da’wah Yakin PKS Raih 20 Persen Suara
- PKS Lari dari Tradisi Politik Uang
- Album Kompilasi PKS 2014
- Aher: Kemenangan didapat dari kesungguhan
- Hari Kedua Kampanye, PKS Gelar Pengobatan Gratis
- Dengan motor tuanya, Kakek ini tempuh dua jam untuk ikut Putihkan Senayan
- Sumber Dana Kampanye Besar-besaran PKS di Senayan Terungkap
- Rempong Media Soal Kampanye PKS? Maklumi dan Maafkan Saja
- [download & sebarkan] Ringtone "Semangat Indonesia" PKS Nomor 3
- Menakjubkan! Sepulang dari GBK, Kader-kader PKS Memberi Minum Konvoi Kampanye PDIP
- Catatan Kepanduan di Balik Kisah Sukses 'Penaklukan GBK'
- Hasil Suara dan Suara Tilawah Kita | by @UdaIrfan
- PKS, Karunia untuk Kebaikan Indonesia | Catatan Dr. Amir Faishol Fath
Ketua Dewan Da’wah Yakin PKS Raih 20 Persen Suara Posted: 18 Mar 2014 12:02 AM PDT DAKTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS), akan dapat meraih suara signifakan pada pemilihan legilatif 9 April mendatang. "Dalam prediksi saya bisa mencapai 20 persen. Itu artinya PKS akan dapat mengusung calon presiden dari internal PKS," kata Ketua Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Bekasi, ustadz H. Ahmad Salimin Dani, MA. Pernyatanyaan itu tentu bukan asal bunyi (Asbun), tapi ada beberapa indikator mengapa ustadz ahli tafsir ini mengunggulkan PKS disaat sebagian rakyat menilai partai berlambang padi war kuning itu akan kesulitan untuk meningkatkan perolehan suara akibat skandal korupsi yang menimpa mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus impor sapi. Menurut Ustadz Ahmad Salimin Dani, indikator kemenagan PKS dapat dilihat dari solidnya partai untuk menyelesaikan masalah yang sedang mendera partai. Dalam waktu singkat mereka dapat keluar dari kesulitan yang membelit partai. Yang menarik katanya dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq PKS cerdas menyelesaikan masalah sehingga kader-kadernya tetap solid mulai dari pimpinan nasional hingga ke daerah. Lalu PKS katanya adalah salah satu partai yang paling kecil masalah korupsinya jika dibandingkan dengan parati lain. "Kasus impor daging itu menurut Salimin Dani, adalah settingan dengan mengirimkan Fathonah untuk menghancurkan PKS. Tapi ternyata ujian yang maha berat itu dapat dilewati dengan baik," ujarnya. PKS akan terbantu dengan banyaknya kader-kader PKS yang menjadi kepala daerah seperti Ahmad Heriawan di Jawa Barat, Lalu Gubernur Sumatera Utara, Walikota Depok, di Ambon, wakil Wali kota Bekasi dan sejumlah daerah lainnya. Daerah-daerah itu menjadi pemilih potensial bagi PKS. Yang paling mengejutkan justru penilaiannya terhadap Partai Bulan Bintang (PBB). Ia menilai PBB akan sulit bangkit. Untuk lolos ambang batas parlemen saja menurutnya akan sangat sulit. Apalagi ambang batas naik menjadi 3 persen. PBB menurutnya tak mampu membuat teroboson yang membuat umat Islam sebagai pemilih fanatiknya tertarik untuk memilih PBB yang diketuai mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban. Sementara PPP, juga sulit bangkit meski tetap lolos ambang batas parlemen.Alasannya karena PPP tetap melakukan gaya lama dalam menarik simpati pemilih. Tak ada perubahan yang sinignifikan dalam program-programnya. Justru ia memuji gaya PKB yang berani mengusung Yusuf Kalla, Machfud MD, Rhoma Irama, jadi calon presiden. Apalagi ketua PB NU dengan nyata-nyata telah menyampaikan dukungannya ke PKB. "Ini hal yang luar biasa" paparnya. Partai berbasis Islam lainnya seperti Partai Amanat Nasional (PAN), juga tak banyak berubah. Basis kekuatan PAN masih ada di Muhammadiyah. Meski Muhammadiyah dalam berbagai pernyataan menjaga jarak dari semua kekuatan politik, tapi pengaruh mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amin Rais masih sangat berpengaruh di kalangan anggota Muhammadiyah.*** *sumber http://www.dakta.com/2014/03/ketua-dewan-dawah-bekasi-yakin-pks-raih-20-persen-suara/ | ||
PKS Lari dari Tradisi Politik Uang Posted: 18 Mar 2014 01:40 AM PDT Oleh Edy A Effendi KEHADIRAN Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam bingkai politik Indonesia, mampu memberi jalan cahaya bagi kehidupan parpol yang begitu bergemuruh. PKS hadir, tumbuh dan berkembang melalui jaler pengkaderan yang penuh militansi. Di tengah hiruk pikuk politik uang, PKS mampu berdiri di luar pagar perkara politik uang. PKS tumbuh dan besar tanpa harus mengikuti arus politik uang yang sedang bergolak di setiap sudut pemilihan langsung itu. Kenapa PKS bisa berdiri tegak di luar tradisi politik uang yang sedang bergolak? Karena orientasi para kader PKS bukan kekuasaan tapi pada upaya terwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat. Bangunan masyarakat madani tentu berpijak pada nilai-nilai ilahiah. Salah satu pilar utama masyarakat madani adalah konsep adil. Masyarakat madani yang diusung PKS, adalah masyarakat berperadaban tinggi dan maju yang berbasiskan pada: nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan; menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan bergotong-royong menjaga kedaulatan negara. Maka sangat wajar jika sosok sineas terkemuka seperti Garin Nugroho memberi pujian terhadap fenomena PKS. Garin melihat ada satu fakta yang tak bisa dipungkiri melihat geliat kampanye perdana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang dihadiri ratusan ribu massa, Minggu (16/3). Dalam pandangan Garin, dalam tubuh PKS, ada sebuah perlawanan diam-diam yang tersusun rapi setelah penurunan citra, menunjukan kekuatan massa terorganisir yang disusun kembali. Dilema PKS, dalam benak pikiran Garin, awalnya dihormati sebagai partai dengan pelayanan masyarakat yang kuat lewat organisasi kuat. Namun setelah berkuasa terlalu cepat berganti dengan politik panen dan kekuasaan, kehilangan citra. "Maka dulu, meski organisasi berbasis agama tetap dihormati lawan karena pelayanan publiknya yang kuat dan hinga ranting kecil, sekarang harus merenungi ulang lima tahun lalu. Saya waktu itu ngajar di UI sudah mengisyaratkan hal itu," tutur Garin. Politik Hari Ini Kenyataan politik hari ini, mau tak mau, harus dilihat dan dipandang dalam prinsip-prinsip paralogi. Satu prinsip atau kaidah yang mendedahkan keberagaman realitas, unsur-unsur, dan ruang permainan dengan logikanya masing-masing, tanpa harus saling menindas atau mengerangkeng satu dengan yang lain. Para cerdik pandai melihat realitas ini, ibarat permainan catur. Setiap bidak memiliki rule of game dan kehendak sendiri tanpa harus saling menindas bidak-bidak lain. Dalam paralogi, imajinasi merupakan kekuatan atau daya yang penting. Paralogi tidak dibangun atas dasar kesepakatan melalui proses yang berkesinambungan dengan aturan main yang ada, melainkan melalui apa yang disebut Jean Francois Lyotard sebagai dissensus yang tidak selalu berkesinambungan. Paralogi juga tidak dibangun sepenuhnya atas penemuan-penemuan baru, melainkan berupa kemampuan menggunakan apa yang sudah ada, sudah tersedia dengan cara-cara baru. Dalam kultur di Indonesia, khususnya menjelang Pemilu 2014, pola paralogi sepertinya susah dikembangkan. Politik di Indonesia hari ini lebih mendorong pada pola perolehan suara massa ketimbang menegakkan prinsip-prinsip demokrasi. Pola seperti ini -- perolehan suara massa -- mengabaikan kualitas pribadi dan mendorong upaya praktik segala cara untuk memperoleh suara sebanyak-banyaknya. Para caleg tak lagi mengembangkan etika dalam mereguk suara. Segala cara digulirkan untuk merenggut suara. Yang terjadi kemudian, para pemilih tak lagi melihat siapa sosok caleg, dari mana asal-usulnya, dan bagaimana rekam jejak hidupnya. Yang terpenting, pemilih merasa nyaman dengan bingkai politik uang. Uang dan uang. Memang, jika kita mengikuti jejak pikiran yang ditebar Jean Baudrillard, kebudayaan dewasa ini adalah kebudayaan uang, "excremental culture". Uang menempati peran penting dalam masyarakat postmodern. Berbeda dengan masa-masa sebelumnya, fungsi dan makna uang tak sekadar alat-tukar, lebih dari itu merupakan simbol, tanda, dan motif utama berlangsungnya kebudayaan. Kebudayaan masa kini adalah sebuah dunia simulasi, dunia yang terbangun dengan pengaturan tanda, citra, dan fakta melalui produksi maupun reproduksi secara tumpang tindih dan saling berkelindan. Pergeseran nilai uang dalam situs kehidupan politik di Indonesia, terutama menjelang pemilu, pilkada atau pileg, secara tidak langsung merendahkan derajat manusia sebagai makhluk yang berakal. Makhluk yang memilik akal pikiran dalam mendesain laku lampah hidup sehari-hari. Petanyaan mendasar perlu diapungkan di sini. Kenapa para caleg PKS dan kader-kader yang menduduki pos-pos kekuasaan tak terjebak permainan kotor politik uang? Padahal hasil survei bertajuk"Politik Uang dalam Pemilu" yang dikerjakan Polling Center, akhir Desember 2013, memperlihatkan bahwa lebih dari separuh (52,1 persen) pemilih akan menerima uang dan barang dari kandidat dalam pemilihan umum. Persoalannya kemudian, politik uang masih terasa menjadi "tuhan-tuhan" baru pada Pemilihan Umum 2014. Harus disadari, transaksi politik uang dalam pemilu sudah seperti keharusan mencapai tujuan. Tanpa uang, seolah-olah para kompetitor yang berburu kekuasaan merasa tak lengkap. Pada titik ini, pemilu, pilkada dan sejenisnya sudah menjadi barang industri, barang dagangan. Industri yang memperdagangkan antara ruang pencitraan pribadi dan partai. Sebagai sebuah industri, para pemburu kekuasaan, membuka lapak-lapak baru di berbagai sudut kota dan desa dengan merayakan pencitraan diri, baik melalui poster, spanduk atau melalui iklan-iklan di media massa. Yang terjadi kemudian dari pola industri seperti ini, para pemburu kekuasaan, para pelancong, tak lagi mengindahkan etika dalam menggapai tujuan. Para pemburu dan pelancong itu telah menghilangkan konsep partisipatif warga negara dalam merayakan hajat besar yang bernama pemilu, pilkada dan pemilihan legislatif itu. Para pemburu dan pelancong jabatan dan kekuasaan itu, mendikte warga agar mengikuti alur kehendaknya. Di sinilah runtuhnya bangunan warga negara yang menjadi pilar penyangga tegaknya masyarakan madani, "civil societty". Warga sebagai sub dominan dalam masyarakat seperti robot. Digerakkan dan dikendalikan oleh para pemburu yang berebut kekuasaan di legislatif dan eksekutif. Tak ada lagi praktik mendistribusi gagasan yang segar soal demokrasi. Yang ada, warga dijadikan obyek dalam menuju tangga kekuasaan. Label pemilu jurdil hanya menjadi jargon, hanya jadi bungkus pemanis tanpa isi, tanpa roh. Jika mau jujur, ketika praktik politik uang berkeliaran di ranah warga, tangga kekuasaan yang digengam menjadi tak sahih. Karena kekuasaan yang diperoleh hasil dari cara-cara manipulatif. Begitulah kekuasaan, selalu mengedepankan segala cara. Halal haram hantam. Kenyataan hari ini, banyak sekali kekuasaan direngkuh dengan cara-cara tak elok, sejatinya kekuasaan itu dipungut dengan penuh kepalsuan. Kekuasaan yang hadir tanpa pijakan kesadaran publik dalam memilih pemimpin. Kekuasaan yang tumbuh dan berkembang tanpa adanya sikap beradab. Sayangnya, masyarakat bersikap masa bodoh terhadap realitas politik uang. Justru sebagian masyarakat berpesta pora dengan adanya pemilu presiden, pilkada dan pemilihan legislatif. Kesadaran pemilu sebagai medium terbesar "civic education" hanya sebagai jargon kosong yang terus-menerus terbaca tapi tak punya efek dalam kehidupan sehari-hari. Begitulah kehidupan era kini, di mana uang menjadi "tuhan-tuhan" baru dalam kultur masyarakat. Warga negara sebagai manusia yang memiliki akal budi dan kalbu, seperti mayat-mayat hidup yang dipermainkan dengan ritus duniawi, ritus uang. Alangkah baiknya, kita merenungi apa yang pernah ditulis Thomas Jefferson, yang menyerukan bahwa semua manusia "dikaruniai oleh Sang Pencipta hak-hak tertentu yang tak dapat disisihkan" — yakni hak untuk "hidup, kebebasan, dan mencari kebahagiaan". Hak "hidup, kebebasan dan mencari kebahagian" dalam kultur pemilihan langsung yang berjalan di Indonesia, tak lagi menjadi habitat hidup. Hak hidup dirampas. Hak kebebasan dibelenggu dan hak mencari kebahagiaan dihargai hanya dengan selembar uang. Begitu rendahnya harga manusia yang diklaim Tuhan sebagai makhluk paling sempurna ketimbang makhluk ciptaan-ciptaan-Nya. Manusia yang memiliki akal budi dalam lingkar pemilihan langsung, sudah mati sebelum mati. Yang ada hanya jasad tanpa roh. Ada baiknya kita merenungi kembali apa yang dituturkan Imam besar Al-Ghazali. Dalam "al-Munqidh min al-Dalal" ('Selamat dari Sesat'). Imam Al Ghazali memberi tekanan yang teguh untuk satu hal: kepastian dalam pengetahuan. "Tujuanku adalah untuk mencerap realitas yang terdalam dari hal ihwal; aku ingin menangkap hakikat pengetahuan. Pengetahuan yang pasti adalah yang membuat hal yang diketahui mewedarkan dirinya tanpa membiarkan secercah pun peluang untuk ragu atau kemungkinan apapun untuk salah dan berilusi, dan tak pula hati kita membiarkan kemungkinan semacam itu. …Orang harus dilindungi dari kekeliruan, dan harus begitu terpaut erat dengan kepastian hingga usaha apapun, misalnya, untuk mengubah sebungkah batu menjadi emas atau sebatang tongkat menjadi seekor ular, tak akan membangkitkan ragu atau menimbulkan kemungkinan yang berlawanan…." Sebuah petuah agung dari sosok manusia yang zuhud ini, yang lahir dari sebuah keluarga terpelajar di kota Tus di timur-laut Persia di tahun 1058, layak untuk diamini. Dan tampaknya para pemburu kekuasaan dan para pelancong, layak menyimak secara cermat dan teliti petuah sang imam itu. Dari uraian di atas dapat ditemukan jawabannya, kenapa para caleg PKS dan kader-kader yang menduduki pos-pos kekuasaan tak terjebak permainan kotor politik uang. Karena niat para kader tak sekadar menduduki kursi dewan dan pos-pos kekuasaan. Ada nilai-nilai ilahiah yang ditanam pada kader PKS. Islam yang melekat dalam tubuh PKS, tak sekadar sebagai simbol. Tapi Islam sudah menjadi harga mati menuju masyarakat madani. Pada titik ini, titik di mana Islam sebagai basis perjuangan, tak berarti menafikan kader lain di luar Islam menjadi bagian dari PKS. Justru karena Islam memberi rahmatan lil alamin, rahmat bagi semua alam semesta, PKS bisa menjadi payung bagi agama lain. Mari membangun bangsa ini, menata bangsa ini, dengan penuh dedikasi dan sikap ilahiah. Satu sikap yang menyandarkan diri pada kehendak Tuhan atas segala gerak yang kita kerjakan. Uang dan benda apapun yang diberi oleh para pemburu kekuasaan dan para pelancong kursi dewan, tak akan abadi. Ia hanyalah shelter bukan terminal. Ia hanya tempat persinggahan sementara bukan tujuan utama hidup manusia. [] *Edy A Effendi, seorang penyair dan jurnalis @eae18 on twitter | ||
Posted: 18 Mar 2014 12:07 AM PDT
Berikut link buat kamu download Album Kompilasi PKS 2014 yang berisi 18 lagu-lagu yang k3r3n-k3r3n, diantaranya... - Kobarkan Semangat Indonesia (Shoutul Harokah) - PKS Kan Setia (Shoutul Harokah) - Cinta PKS (Ebith Beat A) - DLL LINK Download : https://drive.google.com/folderview?id=0B-Cxoyb-40O3anpfb2VEYUhXZzg&usp=sharing NB: Maaf kalo nanti banyak yg akses bersamaan servernya ga kuat. Tapi bisa didownload. Sementara download yg BONUS dibawah ini, ada 7 lagu keren-keren semuah :) +BONUS Link download 7 Lagu PKS dari PKS Jawa Barat Link Download: https://www.dropbox.com/sh/whd0zxkygcsgwdg/DgjgdEm0NH/MP3 | ||
Aher: Kemenangan didapat dari kesungguhan Posted: 17 Mar 2014 07:59 PM PDT Orang bilang "menang mudah" untuk sebuah pertandingan yang tampak berat sebelah. Di game lain, ada istilah "menang tipis". Tim yang menang mudah, sesungguhnya tak pernah mudah ketika menjalani latihan secara disiplin, berkeringat saat latihan, dalam waktu panjang. Mudah saat pertandingan, berat saat latihan. Tim yang menang tipis dengan dramatis tetap saja menang, meski menangnya didapat di bagian akhir perjuangannya. Jadi di episode manapun kemenangan didapat, tidak ada istilah menang dengan mudah. Menang didapat dari kesungguhan, mencoba lebih banyak, berusaha sampai titik akhir pertempuran. Setiap tahap menjanjikan peluang. Tinggal bagaimana kita mengambil kesempatan itu. Maka pemenang akan mencoba yang terbaik di setiap detik perjuangannya, lalu kehendak Tuhan akan menentukan hasil di bagian yang Ia kehendaki. *) Follow akun Twitter @aheryawan dan @super_presiden (Super = Supporter Aher) | ||
Hari Kedua Kampanye, PKS Gelar Pengobatan Gratis Posted: 17 Mar 2014 07:52 PM PDT Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar pengobatan gratis untuk warga di hari kedua kampanye, Selasa (17/3) sore. Kegiatan tersebut mengambil tempat di Jalan Industri 3 Dalam, Kelurahan Pademangan, Jakarta Utara. Zaqi Najmudin (42) Koordinator Lapangan PKS RW14 Pademangan mengatakan, dengan model kampanye seperti ini, merupakan bentuk kepedulian partai kepada masyarakat. "Pengobatan gratis ini merupakan program rutin mingguan PKS, dan hari Senin ini diadakan di Pademangan," ujar Zaqi kepada SP Rabu (17/3) Sore. Zaqi menjelaskan bahwa ia bertugas untuk menyiapkan lokasi dan tenda. Ahmad Arilyadi Caleg PKS Nomor Urut 1 Dapil 3 yang membuka pengobatan gratis, menjelaskan bahwa pengobatan ini sangat bermanfaat untuk warga. "Jika saya terpilih menjadi DPR nanti saya akan berusaha memberantas isu korupsi yang menerpa partai kami," ujar Ahmad. Ahmad menjelaskan bahwa PKS memang sering dianggap tidak konsisten pada saat pemerintah menaikkan BBM, namun ia mengatakan bahwa hal tersebut karena PKS membela suara rakyat. Badarun, Kanit Dinmas Polsek Pademangan menjelaskan bahwa pada pengobatan gratis ini menurunkan 15 personil dari Polsek Pademangan dan 10 petugas Satpol PP dari kecamatan Penjaringan. "Kami melakukan pengamanan ini sebagai standar pengamanan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," kata Badarun. Marpingah (32) dan anak Balqis (8 bulan) salah satu warga yang baru saja menerima pengobatan gratis merasa bersyukur dengan pengobatab gratis yang dilaksanakan PKS ini. "Pas anak saya sakit batuk dan pilek ada kegiatan seperti ini, jadi saya gak perlu ke puskesmas keluar uang 2 ribu untuk pendaftaran," ujar Marpingah. (beritasatu) | ||
Dengan motor tuanya, Kakek ini tempuh dua jam untuk ikut Putihkan Senayan Posted: 17 Mar 2014 07:36 PM PDT
Jakarta -- Mukhtar (59) masih menyeka keringatnya. Sebelum azan subuh, lelaki baya ini sudah bangun dan bersiap. Hari ini adalah hari spesial yang sudah ia tunggu. Selepas Shalat Subuh, Mukhtar menggenjot motor tuanya. Hari masih gelap, meski udara segar menerpa. Ia memacu motornya menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ia sudah lama menunggu untuk mengikuti kampanye akbar yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS)."Saya ingin ikut putihkan Senayan," kata Mukhtar. Dua jam perjalanan harus ia tempuh. Sesampai di Senayan, keringatnya bercucuran dari tubuhnya yang sudah menua. Namun ia tak mengeluh, justru senyum terus mengembang dari bibirnya. "Saya cinta PKS mas," katanya. Mukhtar adalah salah satu dari 150 ribu kader, simpatisan dan masyarakat umum yang memadati kampanye terbuka PKS, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Minggu (16/3). Tak ada satupun kursi tersisa di deretan tribun penonton stadion terbesar kebanggaan rakyat Indonesia ini. | ||
Sumber Dana Kampanye Besar-besaran PKS di Senayan Terungkap Posted: 17 Mar 2014 07:19 PM PDT Suara.com - Kampanye perdana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Minggu (16/3/2014) lalu, berhasil mencapai target, yakni memenuhi semua sudut stadion. Berkumpulnya kader dan simpatisan PKS yang hampir berjumlah 150 ribu orang itu diakui telah memakan duit yang banyak. Darimana sumber dananya? Biaya yang digunakan untuk sewa bus, menyiapkan makan siang, dan membuat perlengkapan kampanye, kata Presiden PKS Anis Matta, berasal dari uang pribadi kader dan simpatisan PKS sendiri. "Dana kampanye konsepnya patungan, misalnya ada yang menanggung biaya bus, makan dan lain-lain," kata Anis dalam surat elektronik yang diterima suara.com. Hal itu dibenarkan oleh salah satu peserta kampanye, Mukhtar (59). Dengan memacu motor tua, lelaki ini bertekad sampai di SUGBK untuk mengikuti kampanye perdana PKS. Tanpa diberi uang, Mukhtar membiayai sendiri keperluannya. "Sejak selepas Subuh saya sudah siap-siap ke Senayan, dua jam perjalanan dari rumah. Saya cinta PKS, mas," katanya. *http://suara.com/news/2014/03/18/090204/sumber-dana-kampanye-besar-besaran-pks-di-senayan-terungkap/ | ||
Rempong Media Soal Kampanye PKS? Maklumi dan Maafkan Saja Posted: 17 Mar 2014 07:09 PM PDT Oleh Detti Febrina (mantan wartawan) Kampanye perdana dan tepat hari pertama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Gelora Bung Karno (GBK), sebagaimana ungkapan Presiden PKS Anis Matta, gamblang dan terang menjadi moment of truth. Moment of truth bahwa PKS masih solid. Bahwa lebih dari 150 ribu orang yang tumpah ruah di GBK Ahad (16-04) itu siap berpegang tangan menghadapi badai, bukan hadir semata demi nasi bungkus atau satu dua lembaran rupiah. Bahwa kader PKS justru siap bertarung di Pemilu 2014 dengan lebih konfiden (takbir!). Pemberitaan pun massif. Untuk momen sebesar itu, kerja Tim Humas DPP untuk menggulirkan apa yang memang layak dan harus diberitakan juga tampaknya menjadi moment of truth tersendiri (3 jempol untuk Kahumas Mardani Ali Sera, Dedi Supriadi dkk). Tim rilis dan preskon, PKSTV, RelawanPKSFoto, serta tiap detail lini dokumentasi dan relasi media terkoordinasi rapi. Tim Humas Lampung termasuk yang beruntung berangkat nyaris full team dan mendapat workshop learning by doing. Moment of truth pula bahwa kampanye PKS di GBK berhasil bikin down sinyal BTS (haha..). Namun, suksesnya kampanye GBK dari kacamata internal PKS tentu tak bisa selalu - diharap-harap -kongruen dengan apa yang ditangkap dan dihidangkan oleh media. Mari simak beberapa contoh menarik berikut ini. Banyak Bayi dan Anak Ikut Kampanye PKS http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/16/1130148/Banyak.Bayi.dan.Anak.Ikut.Kampanye.PKS Duh, Banyak Anak-Anak Ikut Kampanye PKS Di GBK http://news.detik.com/read/2014/03/16/131154/2527107/1562/duh-banyak-anak-anak-ikut-kampanye-pks-di-gbk Kampanye PKS Di GBK Ditonton Live di 24 Negara http://m.okezone.com/read/2014/03/17/568/956397/kampanye-pks-di-gbk-ditonton-live-di-24-negara Kampanye Pertama PKS di GBK Sebabkan Jalanan Macet http://video.liputan6.com/main/read/204/2023528/0/kampanye-pertama-pks-di-gbk-sebabkan-jalanan-macet PKS Kampanye Di GBK Tiap Orang Wajib Bawa Kantong Plastik http://suara.com/news/2014/03/16/091457/pks-kampanye-di-gbk-tiap-orang-wajib-bawa-kantong-plastik/ Angle lain juga bertaburan di berbagai media. Kader PKS yang sebagian besar melek media, bukan hanya mengikuti namun dengan setia mengritisi. *** Apa yang salah dengan pemberitaan di atas? Bukankah detik.com dan Kompas menyajikan fakta bahwa anak-anak ikut dalam kampanye? Bukankah benar akibat kampanye, jalanan macet? Sekali lagi mengingat kader PKS melek media, maka tak lelah ajakan untuk terus menyelami media dengan metoda yang lebih literatif. Kritis, namun berusaha bijak menempatkan sudut pandang. Mari selalu mengingat bahwa framing (pembingkaian) media adalah adagium tak terelakkan. Bahwa walaupun realitasnya sama, antara satu media dengan media lain bisa mengambil sudut pandang berbeda. Begitulah media harus menyederhanakan realitas yang kompleks, maka keterbatasan laman menjadi alasan klasik. Mengapa detik.com dan Kompas tidak sedikit lebih tekun mengangkat angle tersedianya Tempat Penitipan Anak (TPA) di kampanye PKS di GBK atau bahkan apresiasi Bawaslu terhadap fasilitas tersebut, alih-alih mengangkat isu yang berulang tentang kehadiran anak-anak di kampanye. - Begitu banyak angle yang unusual di kampanye GBK: 150 ribu massa tapi tiada rumput yang terinjak, 3333 kantong plastik dan pasukan semut pemungut sampah, siaran live streaming yang ditonton di 24 negara, dan kehadiran tempat penitipan anak di sebuah kampanye parpol (?? selevel Kompas dan detik.com masih ambil angle yang usual/ordinary? Ah, pembaca patut kecewa ...) - Wajar pula jika kemudian framing kampanye PKS dengan sangat literatif dikomparasi dengan berita yang muncul pada hari yang sama, pada media yang sama, dari parpol yang berbeda: Kampanye PDI-P, Anak-anak Ikutan Teriak Jokowi Presiden http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/16/1603150/Kampanye.PDI-P.Anak-anak. Ikutan.Teriak.Jokowi.Presiden Bukankah sama menyertakan anak-anak, tapi tone judul maupun konten beritanya, rasa bahasanya, bisa sangat-sangat berbeda? Atau perhatikan bagaimana redaksi detik.com merasa perlu menambahkan "Duh" pada judul berita. Mungkin ada mahasiswa Ilmu Komunikasi yang berminat menjadikan framing berita penyertaan anak-anak dalam kampanye ini sebagai bahan penelitian menarik :). Soal ini, ada kawan jurnalis di Lampung yang balik meradang jika kader PKS mengritisi, mengecam berita-berita yang dianggap timpang. Kader PKS dianggap reaktif. Tidak bisa menerima kenyataan bahwa yang disajikan adalah fakta. Kawan, mungkin kita berada di ujung satu dan ujung lainnya untuk sama-sama menemukan keseimbangan. Ahli komunikasi Murray Edelman (1977) sudah sejak jauh hari menyampaikan postulat bahwa media melakukan framing karena ia punya konstruksi, ideologi, dan politiknya sendiri. "Yang kita jual bukan sekedar kertas. Apa yang ada di kertas itulah yang berharga," demikian ujar salah satu pimpinan redaksi media di Lampung pada kami. Berharap media berenang di ruang hampa, apalagi berharap objektifitas ala ruang hampa itu membuat mereka hanya memberitakan yang baik-baik, tentu sangat absurd. "Tak berharap media selalu menyanjung-nyanjung. Cukup berlaku objektif saja," tukas seorang teman. Objektifitas - apalagi dalam situasi 'perang politik' seperti sekarang memang terasa nisbi. "Mengapa" media melakukan itu - meletakkan objektifitas di kotak terkunci - akan selalu jadi pertanyaan menggelitik. Namun dari sudut pandang pekerja humas, menyajikan realitas yang sangat bisa jadi memang tak terlihat oleh rekan pers justru menjadi tantangan tersendiri. Mungkin fakta 3333 kantong sampah, rumput GBK yang tak terinjak, dll memang tak terlihat oleh 'mata batin jurnalistik' mereka. Mungkin mereka memang sedang berjuang menghidupkan 9 elemen jurnalisme Bill Kovach, kritis dan meniadakan semua sudut pandang ala PR partai. Mungkin. Pada akhirnya ajakan untuk memaklumi dan memaafkan media perlu dimaknai sebagai upaya konstruktif. Bukan fatalis. Mari kritis, namun berdamailah. Dan untuk tiap pendapat selalu ada ruang tak setuju. Namun di hari-hari ini, fokus pada moment of truth kemenangan pasca 9 April 2014 tentu jauh lebih penting. Setuju? [Sebagai catatan, baik detik.com maupun Kompas juga beberapa menyajikan thread berita kampanye PKS dengan tone netral, kok] *Detti Febrina | @dettife Ketua Bidang Humas PKS Lampung (mantan wartawan) | ||
[download & sebarkan] Ringtone "Semangat Indonesia" PKS Nomor 3 Posted: 17 Mar 2014 06:15 PM PDT Mari gunakan Ringtone telepon "Semangat Indonesia" ini untuk ponsel kita. Durasi ringtone 46 detik. Sudah diatur agar 15 detik pertama adalah intro musik technonya. Agar anda punya waktu untuk menghentikan ringtone saat dalam lingkungan yang kurang memungkinkan memperdengarkannya. Selebihnya adalah bait syair pertama dari lagu "Semangat Indonesia". Jadi jika anda menerima panggilan telepon, biarkan saja selama 46 detik atau kurang sedikit, agar lingkungan anda mendengar ringtone anda yang keren ini :) Dan sering-seringlah saling menelpon/misscall untuk memperdengarkannya di lingkungan yang strategis :P Kalau perlu, bergabunglah ke grup whatsapp & telegram kami untuk saling request miscall saat anda membutuhkannya XD Ayo sebarkan BC & ringtone ini ke jejaring anda! :D By: Abu Maryoum 085643809280 LINK Download: http://www.mediafire.com/download/uq91ohg4madec63/ringtoneCall-SemangatIndonesia-45s.MP3 | ||
Menakjubkan! Sepulang dari GBK, Kader-kader PKS Memberi Minum Konvoi Kampanye PDIP Posted: 17 Mar 2014 05:58 PM PDT Kronologi: (video peristiwa terlampir) Sepulang kampanye akbar PKS, Ahad 16 Maret 2014, pukul 13an, kami kader dan simpatisan PKS DPRa Cengkareng Barat, turun dari bus sewaan, di depan Taman 45, Jl. Utama Raya, Kel.Cengkareng Barat, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat. Saat turun, bawaan logistik kami khususnya air minum ternyata masih berlimpah. Bersamaan itu kami melihat iringan konvoi sepeda motor didominasi warna merah khas PDIP melintas di depan kami, sebagiannya tidak memakai helm, ada anak-anak, wanita dan pria. Karena cuaca saat itu panas, sementara air masih banyak, ada salah satu kader mengusulkan membagikan air minum yang berlebih tadi kepada masa PDIP yang melintas hendak menuju area kampanye perdana PDIP sekitar 300an meter dari lokasi kami. Usul tersebut langsung disetujui, lalu kami serempak membagikan air tersebut sampai habis dan alhamdulillah diterima dengan baik oleh massa konvoi kampanye PDIP. Kejadian sempat diliput oleh beberapa orang berkamera bahkan sempat mewawancarai salah satu kader PKS. Belakangan diketahui salahsatunya dari Berita Satu. Demikian kronologinya, semoga bisa menjadi bukti PKS selalu dekat dan melayani bahkan kepada lawan politiknya. (NB. Kampanye PDIP tersebut dihadiri oleh Jokowi, berlokasi di GOR Cendrawasih, Kel. Cengkareng Barat, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat) *by Bahrudin Alburhan VIDEO Kader PKS Layani Konvoi Massa PDIP LINK video: https://www.youtube.com/watch?v=tJqFBwqjFoY&feature=youtube_gdata_player | ||
Catatan Kepanduan di Balik Kisah Sukses 'Penaklukan GBK' Posted: 17 Mar 2014 05:13 PM PDT Oleh: Abu Haniyya 02.30 WIB Dingin air Kota Bogor menusuk kulit sampai ke tulang. Hari masih berselimut gelap dan berkabut. Puluhan pemuda berbaju seragam Pandu Keadilan sudah berkemas di Kantor DPD PKS Kota Bogor. Mereka menginap di kantor DPD Kota Bogor untuk mempersiapkan diri menjalankan tugas. 03.00 WIB Setelah menunaikan qiyamullail, kami, personel Kepanduan Bidang Kepanduan dan Olahraga (BKO) DPD PKS Kota Bogor sudah berkemas dan melakukan apel siaga. Ada apa gerangan apel siaga dini hari saat sebagian besar manusia masih terlelap? Ada tugas besar yang harus dipikul oleh kami. Kepanduan BKO Kota Bogor yang mendapat amanah untuk turut serta mengamankan agenda dakwah, agenda politik sekaligus mengamankan aset negara yaitu Kampanye Pemilu Legislatif 2014 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Ada seorang personel yang sejak kemarin mengabarkan bahwa ia sakit diare, tapi malam ini hadir dengan muka cerah penuh semangat. Saya mendekati beliau yang sudah berumur 40 tahun ke atas. "Pak Eman, antum katanya Diare? Apa sudah sembuh, Pak?" tanya saya memastikan kondisi Pak Eman. "Sebenarnya masih, tapi mau izin malu. Ana paksakan diri, akh." Hati saya berdegub. Gelora semangat sudah dimulai di pagi buta ini. Semangat Pak Eman menghangatkan semangat saya dan personel lain. Tak lama, Komandan BKO Kota Bogor, Pak Nasri juga tiba. Beliau juga bisa dikatakan tidak muda lagi. Beliau saya tahu baru saja datang dari acara sekolah di Kepulauan Seribu. Sangat lelah tentunya, tapi wajah beliau secerah Pak Eman. Tak ada wajah letih dan lemah. Aura semangat. Pak Nasri yang akrab dipanggil "Jenderal Menir" menerpa saya dan personel lain. Ya, semangat itu sudah semakin berkobar sebelum kami tiba di GBK. Apel siaga berlangsung khidmat. "Jenderal" memberikan taussiah yang membuat semangat kami benar-benar terbakar. Rasa kantuk sedikit hilang dan dinginnya malam berubah sejenak menjadi hangat. "Kemenangan sudah dekat. Tugas kita adalah bagaimana memantaskan diri untuk mendapatkannya." Itu sekelumit pesan yang sempat saya tangkap dari taushiah "Jenderal" 03.30 WIB Bus Mayapada berwarna hijau putih menembus dingin dan tebalnya kabut pagi Kota Bogor menuju GBK. Sebagian personel masih terlihat mengangguk-angguk tanda masih mengantuk. Saya sendiri tak melewatkan waktu terbaik untuk tidur ini karena baru bisa tidur sejam tadi malam. Susana sunyi di dalam bus, tak sesunyi hati kami yang bergemuruh bersiap mengamankan even besar dakwah yang akan menggelorakan semangat kader se antero Nusantara. 04.30 WIB Bus besar mulai memasuki GBK. Agak lama berputar karena kebingunan mencari posisi Masjid Al Bina. Segera kami putuskan untuk berhenti di bundaran Air Mancur GBK. Suasana shalat subuh berjamaah di Mushola ruang VIP GBK sangat syahdu. Imam shalat subuh dari salah satu personel Kepanduan melantunkan bacaan surat dalam shalat begitu menyentuh. Saya terharu sekaligus terbangkitkan energi ruhiyah. Sungguh ini bekal yang bagus untuk menunaikkan amanah penting hari ini. 06.30 WIB Ratusan orang sudah berkumpul di halaman ruang VIP GBK. Beraneka seragam dikenakan ratusan orang yang berbaris rapi. Mereka adalah elemen-eleman tim pengamanan acara Kampanye Pemilu Partai Keadilan Sejahtera Provinsi DKI Jakarta di GBK hari ini, ahad 16 Maret 2014. Ada KORSAD dengan pakaian hitam-hitam dengan baju bergaris merah bertuliskan Korps Pengamanan PKS. Ada ratusan orang berpakaian seragam Pandu keadilan berarwa coklat mudah dan coklat tua. Mereka adalah personel pandu regular dari seluruh Jakarta dan beberapa kota sekitar Jakarta, termasuk Kepanduan Kota Bogor. Ada juga rombongan berbaju loreng hitam, merah dan putih laki-laki dan perempuan. Mereka adalah Relawan Merah Putih, tim pengamanan dari simpatisan PKS Jakarta. 07.00 WIB Kami sudah berada di dalam lapangan GBK. Kota Bogor mendapat tugas di bagian dalam lapangan mengamankan lapangan dan aset yang ada di lapangan. Bersama ratusan Kepanduan lain, kami akrab saling menyapa. Sarapan sederhana pun begitu nikmat kala dinikmati bersama "pasukan" terdepan dalam dakwah ini. Sebelum sarapan, saya menyempatkan diri berbincang dengan beberapa rekan dari "Relawan Merah Putih". Bu Ririen, salah satu personel Relawan Merah Putih sempat mengobrol ringan dan berfoto bersama kami, personel Kepanduan Kota Bogor. Saya sempat menanyakan, apa kegiatan yang diadakan Relawan Merah Putih bersama PKS? "Kami tinggal di basis PKS. Tiap pekan kami mengadakan pengajian. Ada juga kegiatan sosial dan program penanggulangan penyalahgunaan Narkoba. Di bencana, kami juga ikut membantu." Bu Ririen dan kawannya yang tadinya saya kira sangar, ternyata sangat ramah dan santun. Saya mendapat kejutan luar bisa hari ini dengan perbincangan singkat dengan rekan ti m pengamanan berseragam loreng merah putih hitam. 08.00 WIB Acara belum dimulai. Massa mulai berdatangan. Saya berharap-harap cemas. Bisakah GBK penuh kembali seperti dua pemilu yang lalu? Dalam waktu sejam, tidak ada gelombang manusia yang sangat besar mengisi kursi-kursi penonton di GBK. Massa mengalir pelan dan ini membuat saya san teman Kepanduan agak was-was. 08.47 WIB "Posisi GBK, udah kayak mana? Kita masih tersendat di Komdak." Demikian isi pesan yang masuk ke ruang chat Whatsapp saya dari teman kader PKS Kota Bogor yang ikut rombongan massa dengan bus. Mereka terjebak macet.. Hampir sejam banyak bus yang juga mau ke GBK tak bergerak. Saya menyarankan mereka segera turun dan berjalan kaki. 09.01 WIB Massa mulai memenuhi tribun bawah GBK. Tinggal tribun atas belum penuh. Saya yang bertugas berjaga di belakang panggung soundsystem menatap terus kursi-kursi kosong itu dan berdoa agar segera terisi. 09.49 WIB Kursi-kursi di GBK semakin memutih. Acara persiapan menjelang acara inti semakin menarik. Lagu Kobarkan Semangat Indonesia yang disertai gerakan kreatif membuat massa bersemangat. Anak-anak muda dari Garuda Keadilan dengan bersemangat memandu gerakan Flashmob di depan ratusan ribu massa yang demikian bersemangat. Saya perhatikan tribun atas sudah penuh dengan massa berbaju putih-putih. Kekhawatiran saya sirna sudah. Kini GBK sudah memutih oleh kibaran bendera dan massa yang antusias, Sesekali MC acara memandu massa melakukan "Gelombang Keadilan" dan menaikkan karton kuning dan hitam serta karton merah dan putih yang membentuk lambang PKS dan bendera merah putih. 10.20 WIB Massa makin membludak. Di pintu bawah GBK massa mendesak untuk masuk lapangan. Panitia memberikan peringatan pada personel Kepanduan untuk membuat border di sekeliling lapangan rumput dan dekat panggung. Alhamdulillah, luapan massa yang masuk lewat semua pintu GBK bisa dikendalikan oleh Kepanduan. Acara semakin semarak oleh tampilan panggung memukau dari grup nasyid dan pentas seni lainnya. Yang mengharukan adalah penampilan Paduan Suara dari saudata kita dari Ende NTT yang menyanyikan Indonesia Raya dan Mars PKS. 10.25 WIB Dibawah guyuran hujan, Presiden PKS Anis Matta berhasil menggelorakan semangat ratusan ribu massa. Ustadz Anis Matta mengawali pidatonya dengan kalimat empati dan doa untuk saudara-saudara kita di Riau dan sekitarnya yang dilanda bencana kabut asap. Dengan analogi Kisah Nabi Yusuf AS, Ust Anis Matta mengajak kader dan simpatisan PKS yang hadir di GBK bersiap memasuki babak kedua kisah Nabi Yusuf AS yaitu memasuki istana. "Sekarang sedang babak kedua, adalah perjalanan Nabi Yusuf dari sumur ke istana. Siap tuntaskan babak kedua?," lanjut Ustadz Anis. "Siap...!!!" teriak ratusan ribu massa kampanye. "Siapkah kader PKS tuntaskan babak kedua?" timpal ustadz Anis. "Siap..!!!" jawab ratusan ribu massa. Suara serak sesekali menghentikan pidato sang Orator Ulung kebanggaan PKS ini. Hujan yang mulai deras tak menyurutkan orasi pembakar semangat. Hasilnya massa begitu bergelora hingga GBK bergetar dengan kalimat Takbir. "Allahu Akbar!" Saya merinding mendengar gema takbir yang cetar membahana ini. Benar kata "Jenderal" bahwa kemenangan sudah dekat. Benar kata ustadz Anis Matta bahwa aroma kemenangan begitu terasa dari Kampanye PKS di GBK ini. 11.02 WIB Ustadz Hilmi Aminudin memberikan taujih singkat. Beliau sempat berkaca-kaca ketika menyatakan bahwa mungkin beliau tidak sempat menyaksikan kemenangan dakwah yang akan diraih nanti. Tapi Beliau merasa bahagia melihat antusias kader dan simpatisan menyambut kemenangan saat ini. Saya pun tertunduk haru. Pesan Ustadz Hilmi yang sangat berwibawa membawa suasana haru biru sekaligus kesedihan. Rasanya saya menangkap pesan ustadz Hilmi mirip sebagai ungkapan perpisahan. Oh, Tidak. Semoga ini hanya lintasan pikiran yang tidak benar. Ustadz Hilmi dan juga Ustadz Anis, terima kasih atas taujiah dari kalian. Kami, terutama "pasukan" dakwah yang makin ringkih ini bisa terkobarkan lagi cinta dan semangatnya. Semangat untuk terus mengamankan dakwah ini dengan segenap jiwa dan raga kami. Walau lelah, letih dan lemah badan kami, namun jamaah ini mengikat kami dalam ikatan cinta dengan agama Allah dan dakwah. Dan cinta itu semakin bersemi disini, di GBK. Tempat lautan putih manusia yang rindu keadilan dan kesejahteraan di negeri ini. "Ketahulilah ustadz, Karena Islam dan dakwah mengajarkan akan kesabaran, kami ingin berada pada level tertingginya. Karena para Nabi, Sholihin dan juru dakwah mengajarkan keberanian, kami rela menjadi tameng terdepan menghadang serangan. Karena para pendamping kami, istri dan anak-anak kami menginginkan surga, maka para bidadari dan taman-taman di Surga selalu terbayang jelas ketika kami bertugas. Kami cinta Kalian karena Allah" 11.30 WIB Cinta Kerja Harmoni yang dipertunjukkan lautan manusia yang memutih itu hampir usai. Al Maydani menyudahi aksi memukau yang menggelorakan semangat saya, kami kepanduan dan ratusan ribu kader dan simpatisan PKS yang sudah menaklukkan GBK untuk kesekian kalinya. Semoga kisah cinta ini sedikit memancarkan semangat kerja untuk bekerja melahirkan harmoni dan semangat yang menggelora untuk PKS dan juga untuk Indonesia. (sumber: http://pks-kotabogor.org/index.php/pks/detail/17/03/2014/26157937/sepenggal-kisah-berseminya-cinta-pandu-keadilan-di-gbk.html) | ||
Hasil Suara dan Suara Tilawah Kita | by @UdaIrfan Posted: 17 Mar 2014 04:00 PM PDT
Oleh Irfan Aulia Syaiful Selepas sholat saya merenung mengenai seperti apa hasil pemilu. Siapa yang akan jadi juara, siapa yang akan jadi pecundang. Siapa yang naik suaranya, siapa yang turun suaranya. Hasil pemilu berbeda dengan hasil survei. Hasil survei mengikuti metodologi tertentu yang bila dijalankan dengan tertib bisa menghasilkam deskripsi tertentu. Hasil survei adalah sebuah foto mengenai sesuatu. Hasil pemilu adalah dinamika. Seperti layaknya dinamika, ia bisa persis seperti hasil survey, atau berbeda amat jauh dengan hasil survey. Saya tak ingin berbicara metodologi pada artikel ini, saya ingin merenungi nasihat ustaz rahmat abdullah. Sebuah nasihat sederhana, ia bilang kira kira seperti ini, sesungguhnya hasil suara kita berbanding lurus dengan tilawah kita. Sebuah perumpamaan yang sangat indah untuk menggambarkan bagaimana penentu kemenangan dalam pemilu bukan sekedar kerja kerja kita tapi juga kebersamaan kita dengan Allah. Apa lagi yang lebih indah dari suara tilawah al quran? Nasihat ini terasa sangat menyejukkan. Hari ini kita melihat di tengah keriuhan suara musik panggung, iklan iklan di tv, pencitraan yang menggelombang, kita terkadang merasa kecil. Seolah olah suara kita tenggelam oleh air bah, namun saya ingin mengingatkan kembali nasihat ust rahmat mengenai seberapa banyak kita bertilawah, seberapa akrab kita dengan Al Quran. Ingat sahabatku bahwa suara tilawah kita yang istiqomah itu didengar oleh penghuni langit, sehingga tak sampai hati mereka membiarkan kita bekerja sendirian. Innaallaha ma'as shobiriin. | ||
PKS, Karunia untuk Kebaikan Indonesia | Catatan Dr. Amir Faishol Fath Posted: 17 Mar 2014 03:30 PM PDT Oleh Dr. Amir Faishol Fath Pakar Tafsir Al-Qur'an 1. Seandainya mereka tahu bagaimana indahnya pertemuan Kader PKS tgl 16 Maret di GBK, mereka akan dukung PKS. 2. Saya menangis ketika melihat menyanyi : Ayo bersama kobarkan semangat Indonesia, PKS nomer tiga, PKS tetap di hati. 3. Seharusnya semua umat Islam bersatu mendukung kebaikan ini. PKS adalah karunia Allah untuk kebaikan Indonesia. 4. Benar, saya katakan dg jujur, seandainya semua partai jujur ingin kebaikan bagi Indonesia niscaya mereka akan melebur menjadi PKS. 5. Ayo jujurlah ngurus Indonesia, dan bergabunglah dg PKS. Jika dengar fitnah ttg PKS lakukan Cek n recek agar tidak salah paham. 6. Saya katakan kpd PKS, bersyukurlah, jaga hati dari kesombongan, jaga kadernya yg menjadi pejabat negara jangan terlena dg dunia. 7. Ya Allah bukalah hati umat Islam negeri ini bahwa ada wadah terbaik untuk salurkan cita2nya untuk perbaiki negeri ini, yaitu PKS #menang 8. Wahai tokoh2 umat Islam negeri ini, jangan segera prasangka buruk kpd PKS, Lihat isi hati partai ini, mereka baik2 semua. 9. Sungguh saya melihat sendiri mereka jujur ingin membawa negeri ini kpd keberkahan dan kesejahtraan. 10. Lihat di DPP PKS mereka kerja keras siang malam memikirkan bagaimana supaya bangsa ini dibanggakan dunia. 11. Sungguh saya tahu bahwa pendukung mereka orang-orang lemah, yg hanya bisa berdoa dan meteskan air mata. 12. Jangan segera terima apa kata orang & media berupa ejekan thdp PKS, tanyakan dulu kepada sumber aslinya agar tdk ikut dosa gosip. 13. Sungguh PKS sejauh yg saya tahu telah mewakafkan dirinya untuk kejayaan Indonesia, sambutlah kahadirannya dg hati yg senang. 14. Jika anda melihat ada oknom yg menurut anda berbuat salah, segera beritahukan kepada PKS pasti ia akan segera lakukan tindakan. 15. Saya juga sama dg anda akan terus mendukung PKS selama ia tetap bersih dan komitmen memenuhi janjinya. 16. Saya juga bagian dari bangsa ini yg sudah lama rindu Indonesia berdaya & bermartabat, dan saya melihat PKS spirit menuju ke sana. 17. Cari mana ada partai yg kadernya mau membayar iuran untuk partainya sampai Kader yg paling miskin sekaliipun, ini hanya di PKS. 18. Benar, PKS adlh karunia untuk Indonesia kalau anda umat Islam tdk mau dukung, lihatlah nanti Allah gerakan orang lain mendukungnya. 19. Buka isi hati PKS anda akan temui satu kata: Cinta Indonesia, Cinta bangsa ini, Cinta kemanusiaan. 20. Ya Allah bukalah hati saudara2ku agar melihat dg hati yg jernih kebaikan PKS. 21. Sungguh setiap pesan yg aku tulis di sini adalah tetesan airmataku, aku jujur aku memangis ketika menulis semua pesan ini. 22. Jangan minta uang kpd PKS, karena PKS hanya punya cinta kepada anda sebagai bangsa. 23. Saya katakan kpd PKS, jangan bermain uang, jangan ajari Rakyat korup, karena Rakyat yg korup akan lahirkan pemimpin korup. *sumber: dari twit beliau @amirfath |
You are subscribed to email updates from PKS PIYUNGAN To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar