Sabtu, 08 Maret 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Anis Matta, Target Dua Mudah-Mudahan Hasil Tiga

Posted: 08 Mar 2014 03:03 PM PST


Kabupaten Bekasi - Disela-sela setelah apel siaga Ustadz Anis Matta yang sebagai Presiden PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan juga Calon Presiden Muda itu menyempatkan temu bicara kepada para wartawan pada pukul 17.30 Wib (08/03/2014). Acara Apel Siaga ini dikhususkan untuk para struktur PKS dan Kader PKS yang diselenggarakan di Gedung Guru Matland Tambun, Kabupaten Bekasi. Dalam keterangannya tersebut Ustadz Anis Matta menjelaskan tentang apel siaga ini bertujuan untuk pemenangan PKS di 9 April 2014.

Bahkan menurut survei yang dilakukan internal Partai, saat ini elaktabilitas PKS sudah mulai naik dan PKS optimis menjadi 3 besar di pemilu nanti.

"Strategi yang kita lakukan dari awal selama ini adalah Gesit", papar Ustadz Anis Matta ketika ditanya oleh media televisi.

Gesit yang dibiasa dilakukan para kader PKS adalah Gerakan Silaturahim yang dilaksanakan oleh kader-kader PKS selama ini, dan juga berfungsi sebagai alat kontrol pemilih yang belum terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).

"Kita menunggu usulan-usulan dari wilayah lain", Anis Matta menjawab pertanyaan wartawan tentang Ibu Risma sebagai Cawapres. Lalu Anis Matta juga menambahkan bahwa wacana tersebut memang kuat, namun capres yang di usung PKS ini juga menjelaskan bahwa semua tergantung kepada dewan syuro.

"Kita optimis 100% Kabupaten Bekasi akan menang, dan target DPR-RI dari Kabupaten Bekasi 2 kursi mudah-mudahan hasilnya 3 kursi", jawaban terakhir Anis Matta kepada para wartawan ketika ditanya target PKS di Kabupaten Bekasi. (hs/www.pksciktim.org)


Yakinlah, dan Pejamkan Mata | oleh Salim A. Fillah

Posted: 08 Mar 2014 02:44 PM PST



    iman adalah mata yang terbuka,
    mendahului datangnya cahaya
    tapi jika terlalu silau, pejamkan saja
    lalu rasakan hangatnya keajaiban

Saya tertakjub membaca kisah ini; bahwa Sang Nabi hari itu berdoa.

Di padang Badr yang tandus dan kering, semak durinya yang memerah dan langitnya yang cerah, sesaat kesunyian mendesing. Dua pasukan telah berhadapan. Tak imbang memang. Yang pelik, sebagian mereka terikat oleh darah, namun terpisah oleh 'aqidah. Dan mereka tahu inilah hari furqan; hari terpisahnya kebenaran dan kebathilan. Ini hari penentuan akankah keberwujudan mereka berlanjut.

Doa itulah yang mencenungkan saya. "Ya Allah", lirihnya dengan mata kaca, "Jika Kau biarkan pasukan ini binasa, Kau takkan disembah lagi di bumi! Ya Allah, kecuali jika Kau memang menghendaki untuk tak lagi disembah di bumi!" Gemetar bahu itu oleh isaknya, dan selendang di pundaknya pun luruh seiring gigil yang menyesakkan.

Andai boleh lancang, saya menyebutnya doa yang mengancam. Dan Abu Bakr, lelaki dengan iman tanpa retak itu punya kalimat yang jauh lebih santun untuk menggambarkan perasaan saya. "Sudahlah Ya Rasulallah", bisiknya sambil mengalungkan kembali selendang Sang Nabi, "Demi Allah, Dia takkan pernah mengingkari janjiNya padamu!"

Doa itu telah menerbitkan sejuta tanya di hati saya. Ringkasnya; mengapa begitu bunyinya? Tetapi kemudian, saya membaca lagi dengan sama takjubnya pinta Ibrahim, kekasih Allah itu. "Tunjukkan padaku duhai Rabbi, bagaimana Kau hidupkan yang mati!", begitu katanya. Ah ya.. Saya menangkap getar yang sama. Saya menangkap nada yang serupa. Itu iman. Itu iman yang gelisah.

Entah mengapa, para peyakin sejati justru selalu menyisakan ruang di hatinya untuk bertanya, atau menagih. Mungkin saja itu bagian dari sisi manusiawi mereka. Atau mungkin justru, itu untuk membedakan iman mereka yang suci dari hawa nafsu yang dicarikan pembenaran. Untuk membedakan keyakinan mereka yang menghunjam dari kepercayaan yang bulat namun tanpa pijakan.

Kita tahu, di Badr hari itu, Abu Jahl juga berdoa. Dengan kuda perkasanya, dengan mata menantangnya, dengan suara lantangnya, dan telunjuk yang mengacung ke langit dia berseru, "Ya Allah, jika yang dibawa Muhammad memang benar dari sisiMu, hujani saja kami dari langit dengan batu!" Berbeda dari Sang Nabi, kalimat doanya begitu bulat, utuh, dan pejal. Tak menyisakan sedikitpun ruang untuk bertanya. Dan dia lebih rela binasa daripada mengakui bahwa kebenaran ada di pihak lawan.

Itukah keyakinan yang sempurna? Bukan. Itu justru kenaïfan. Naif sekali.

Mari bedakan kedua hal ini. Yakin dan naïf. Bahwa dua manusia yang dijamin sebagai teladan terbaik oleh Al Quran memiliki keyakinan yang menghunjam dalam hati, dan keyakinan itu justru sangat manusiawi. Sementara kenaifan telah diajarkan Iblis; untuk menilai sesuatu dari asal penciptaan lalu penilaian itu menghalangi ketaatan pada PenciptaNya. Atau seperti Abu Jahl; rela binasa daripada mengakui kebenaran tak di pihaknya. Atau seperti Khawarij yang diperangi 'Ali; selalu bicara dengan ayat-ayat suci, tapi lisan dan tangan menyakiti dan menganiaya muslim lain tanpa henti. Khawarij yang selalu berteriak, "Hukum itu hanya milik Allah!", sekedar untuk menghalangi kaum muslimin berdamai lagi dan mengupayakan kemashlahatan yang lebih besar. Mencita-citakan tegaknya Din, memisahkan diri di Harura dari kumpulan besar muslimin, dan merasa bahwa segala masalah akan selesai dengan kalimat-kalimat. Itu naïf.

Dan beginilah kehidupan para peyakin sejati; tak hanya satu saat dalam kehidupannya, Ibrahim sebagai ayah dan suami, Rasul dan Nabi, harus mengalami pertarungan batin yang sengit. Saat ia diminta meninggalkan isteri dan anaknya berulang kali dia ditanya Hajar mengapa. Dan dia hanya terdiam, menghela nafas panjang, sembari memejamkan mata. Juga ketika dia harus menyembelih Isma'il. Siapa yang bisa meredam kemanusiaannya, kebapakannya, juga rasa sayang dan cintanya pada sesibir tulang yang dinanti dengan berpuluh tahun menghitung hari.

Dan dia memejamkan mata. Lagi-lagi memejamkan mata.

Yang dialami para peyakin sejati agaknya adalah sebuah keterhijaban akan masa depan. Mereka tak tahu apa sesudah itu. Yang mereka tahu saat ini bahwa ada perintah Ilahi untuk begini. Dan iman mereka selalu mengiang-ngiangkan satu kaidah suci, "Jika ini perintah Ilahi, Dia takkan pernah menyia-nyiakan iman dan amal kami." Lalu mereka bertindak. Mereka padukan tekad untuk taat dengan rasa hati yang kadang masih berat. Mereka satukan keberanian melangkah dengan gelora jiwa yang bertanya-tanya.

Perpaduan itu membuat mereka memejamkan mata. Ya, memejamkan mata.

Begitulah para peyakin sejati. Bagi mereka, hikmah hakiki tak selalu muncul di awal pagi. Mereka harus bersikap di tengah keterhijaban akan masa depan. Cahaya itu belum datang, atau justru terlalu menyilaukan. Tapi mereka harus mengerjakan perintahNya. Seperti Nuh harus membuat kapal, seperti Ibrahim harus menyembelih Isma'il, seperti Musa harus menghadapi Fir'aun dengan lisan gagap dan dosa membunuh, seperti Muhammad dan para sahabatnya harus mengayunkan pedang-pedang mereka pada kerabat yang terikat darah namun terpisah oleh 'aqidah.

Para pengemban da'wah, jika ada perintahNya yang berat bagi kita, mari pejamkan mata untuk menyempurnakan keterhijaban kita. Lalu kerjakan. Mengerja sambil memejam mata adalah tanda bahwa kita menyerah pasrah pada tanganNya yang telah menulis takdir kita. Tangan yang menuliskan perintah sekaligus mengatur segalanya jadi indah. Tangan yang menuliskan musibah dan kesulitan sebagai sisipan bagi nikmat dan kemudahan. Tangan yang mencipta kita, dan padaNya jua kita akan pulang..

sepenuh cinta,

Salim A. Fillah


Pendekar Muda Bangkalan Madura Siap Dukung PKS

Posted: 08 Mar 2014 01:24 AM PST


Bangkalan- Puluhan pendekar dari padepokan "Harapan Jaya" kecamatan Kamal Bangkalan, Madura,  jawa timur, mengaku siap mendukung pemenangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemilu legislatif
2014 ini. Hal itu dilakukan oleh mereka karena PKS dianggap dekat dengan para atlet pencak silat tersebut. Bahkan, salah seorang caleg PKS setempat didaulat sebagai dewan penasehat padepokan pencak silat
yang telah meraup segudang prestasi itu.

Toyyib, pimpinan padepokan pencak silat Harapan Jaya ini, mengaku menaruh harapan besar kepada PKS, khususnya caleg partai berlogo bulan sabit itu, untuk dapat mensupport perkembangan olahraga tradisional bangsa Indonesia yang kini perlahan mulai ditinggalkan oleh kalangan pemuda.

"Hubungan padepokan ini dengan kader PKS selama ini sangat baik. Bapak Moestamin, selaku kader dan caleg PKS kami angkat sebagai dewan penasehat, dengan harapan mampu mengembangkan padepokan pencak silat ini agar dapat lebih baik," terang Toyyib, pimpinan yang juga sekaligus salah satu pendiri padepokan  yang berhasil mengantar Harapan Jaya meraih segudang prestasi.

Toyyib berharap, kedepan PKS mampu menjadi bapak angkat yang dapat membawa dan mengarahkan padepokan pencak silat tersebut, sehingga mampu membawa para atlet dan pendekarnya yang mayoritas kalangan pemuda, meraih prestasi di bidang yang digemari mereka.

Senada dengan Toyyib, akhmad Moestamin, kader sekaligus Caleg PKS di dapil 6 Bangkalan,  yang juga dewan penasehat di  padepokan tersebut, berharap kedepan PKS mampu menjadikan Padepokan pencak silat Harapan Jaya sebagai inspirasi kalangan pemuda agar dapat berprestasi.

"Kami di PKS akan terus mensupport agar kegiatan ini menjadi lebih bermanfaat, dan dapat membawa para atlet yang masih didominasi kalangan pelajar ini, mampu lebih berprestasi," ujar Moestamin yang juga merupakan wakil ketua umum DPD PKS Bangkalan itu.

Sejauh ini, Prestasi padepokan harapan jaya adalah juara umum ke 2 di pasuruan dalam kejuaraan antar padepokan se-jawatimur tahun 2013 lalu.

Minimnya perhatian dari pemerintah mengharuskan padepokan ini berjalan sendiri tanpa ada pendampingan dan juga belum tersentuh program oleh pemerintah daerah, propinsi maupun pusat. Oleh karenanya pada kesempatan itu Akhmad Moestamin, juga turut memberikan perhatian kepada siswa padepokan yang telah berprestasi dengan memberikan beasiswa dan bantuan alat perlengkapan sekolah. (Jos)

*foto: akhmad moestamin, bersama pimpinan padepokan Harapan jaya dan para pendekar muda mereka


Pendukung Anis Matta Bagikan Buku Gelombang Ketiga ke 100 Tokoh Nasional

Posted: 08 Mar 2014 12:38 AM PST


Gen-AMPM (Anis Matta Pemimpin Muda) DKI Jakarta makin gencar mengenalkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, kepada kalangan masyarakat secara luas sebagai calon presiden RI.

Dalam waktu sebulan ke depan, AMPM DKI Jakarta siap membagikan seratus buku Gelombang Ketiga Indonesia karya Anis Matta kepada kalangan akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh nasional Indonesia.

"Kami sudah menyiapkan seratus buku untuk dibagikan secara gratis kepada akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh nasional Indonesia. Ini bagian ikhtiar kami untuk memperkenalkan  pemikiran cemerlang Anis Matta sebagai tokoh muda yang diharapkan memimpin Indonesia lima tahun mendatang," jelas Koordinator Gen-AMPM DKI Jakarta, Maulfy Sanaullah, lewat pernyataan persnya, Sabtu (8/3)

Dalam pandangan Maulfy, pembagian buku merupakan kampanye intelektual untuk mencerahkan masyarakat luas. Pembagian buku juga merupakan upaya Anis Matta untuk berkampanye cerdas dan subtansial, bukan kampanye tanpa gagasan yang berujung politik transaksional dan membodohi masyarakat.

"Kami meyakini Anis Matta dapat menjadi pelopor kampanye yang berisi transaksi gagasan, bukan transaksional berbentuk uang. Saya optimis ini menjadi budaya baru dalam demokrasi kita ke depan," terangnya.

Maulfy menambahkan, buku Gelombang Ketiga Indonesia sudah dirilis kepada masyarakat luas pada Maret 2014 tepatnya pada ajang Islamic Book Fair 2014 di Istora Senayan, Jakarta. Buku ini menceritakan perjalanan sejarah Indonesia yang dibagi dalam tiga gelombang yakni menjadi Indonesia, menuju negara bangsa modern dan the next Indonesia. [ald/rmol]


Dedikasi Para Kader PKS

Posted: 07 Mar 2014 09:45 PM PST


by Detti Febrina

Berikut 3 potret para 'pekerja' Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bisa saya rekam. Tentunya dari jutaan mata air kebaikan yang tak henti dari para kader PKS di tempat lain. Semata semoga bisa diambil semangat dan manfaatnya.

***

Satu

Sebagaimana banyak caleg PKS lain, berkali ia mengelak agar namanya tak tertera di daftar Bakal Calon Anggota Dewan (BCAD). Namun pada akhirnya ibu lima anak itu memilih setia.

Berat nian saat akhirnya mengiyakan jadi CAD untuk DPR RI dapil Lampung 1. Sekalipun bergelar master, tawadhu dan kepolosan beliaulah yang justru sukses membuat saya tunduk takzim setiap berhadapan muka.

Dengan modal seadanya, ia masih bisa mencetak atribut yang tak terbilang sedikit. Maklum caleg DPR RI. Ia butuh bersosialisasi di 7 kabupaten-kota di Lampung. Tak cukup dengan menitipkan atribut, ia bahkan 'berkelana' menyambangi dapil-dapil terjauh yang untuk pulang pergi mencapainya tak bisa tidak harus dengan bermalam.

Pertarungan tinggal 30 hari, ketika saya terhenyak mengetahui bahwa SPP putrinya yang SMP sudah 3 bulan belum dibayar. Raut sedih mendramatisirkah saat menceritakan itu? Tidak. Beliau justru tertawa. "Ga papa. Insyaallah saya bisa minta penangguhan sampai akhir semester."

Ya Allah, Umi ...

Dialah Ir. Mardiani, M.T.A., sejak dulu hingga kini hanya dedikasi dan dedikasilah yang kami temukan dari beliau.

***

Dua

Di jenak yang lain, medio 2009 - juga Pemilu -, saya tak bisa tidak menyebut para akhwat wal ummahat di sudut Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Anda mengerti ketika kita berjumpa dengan seseorang atau sekelompok orang, maka aura positif itu begitu terasa hingga membuat yang sudah lemahpun menjadi kuat? Ketika kita teramat merindukan mereka karena begitu bersemangat, begitu ceria walau di tengah keterbatasan?

Itulah yang saya rasakan - mengetikkan ini dengan kerinduan sungguh - pada teman-teman di Kalirejo, BangunRejo, PadangRatu - Lampung Tengah.

Setelah berminggu-minggu aktif melakukan aksi sosial atau kesehatan, suatu kali salah seorang dari mereka menyela, "Untuk kali ini saja, Bu, boleh ya aksi yang pekan depan saya ijin tidak hadir?" tanya ibu mungil yang selalu ceria itu seraya menggendong bungsunya. "Soalnya mau nandur (menanam padi) dulu, demi sesuap nasi segenggam berlian," tuturnya lepas.

Ia tak ceritakan bahwa di tengah infak tenaga dan finansial yang senantiasa dikerahkan untuk partai dakwah, keluarganya juga butuh makan. Mereka hanya keluarga petani biasa. Tapi dedikasinya lebih sering mengalahkan kebutuhan keluarganya. Allah ... Mungkinkah ia tak saya ijinkan?

***

Tiga

Saya menyebut tim ini palu gada. Apa yang lu mau, gua ada. Karena aksi-aksinya selalu one stop action. Semua tersedia. Layanan kesehatan komplit bahkan berkeliling ke rumah-rumah. Lomba ibu-ibu sampai anak-anak, tim direct selling, bazar murah, dan macam-macam lagi. Bagi-bagi nasi kotak sampai yang hepi-hepi seperti freeze mob juga siap.

Tergantung napas dan saldo kas, kata mereka.

Dibarengi agenda liqo tansiqi yang dimulai pukul 06.30, sekali turun tim ini bisa blusukan di dua sampai tiga titik. "Tinggal 40 hari lagi, mestinya tiap minggu bisa 5 titik," kata Ridho, salah satu anggota tim pelayanan kesehatan ini bersemangat. Dan jumlah massa yang diladeni di satu titik bisa mencapai 500 orang. Menurut saya, itu Waw!

Koordinasipun bukan hanya temu sepekan dua sampai tiga kali, tapi juga riuh rendah di grup koordinasi whatsapp. Maklum saja, namanya juga tim palu gada. Semua printil dan detil harus dikoordinasikan.

Apakah mereka orang-orang yang tak punya pekerjaan hingga mau saja 'dikerjain' PKS tanpa bayaran sepeser pun? Mereka justru para profesional yang tawadhu. Yang cukup bahagia namanya tertera di lauh mahfudz sebagai sekumpulan orang yang beramal soleh.

PKS sila dibully karena berbagai alasan, tapi saya menemukan jauh lebih banyak dedikasi yang bersebangun dengan pemahaman akan militansi. Lagi dan lagi.

Saya bangga mengenal antum, kawan- kawan. Dan saya masih terus belajar memungut dedikasi dari orang-orang seperti kalian. []


Video Ini Berbahaya, Kalau Tersebar PKS Bisa Menang!

Posted: 07 Mar 2014 05:19 PM PST


Pemilu 2014 tinggal sebulan lagi, even lima menit lima tahunan ini jangan sampai salah pilih, karena berakibat sangat fatal untuk masa depan bangsa kita, masa depan kita, masa depan anak-anak kita. Karena semua sendi kehidupan diatur oleh para pengambil kebijakan.

Selamatkan masa depan negeri ini dengan Bijak Memilih!




*LINK video: http://www.youtube.com/watch?v=gLsZQnYD1yo


Mengunjungi Pelosok Negeri, Menjemput Aspirasi

Posted: 07 Mar 2014 05:07 PM PST


Oleh: Liza Martha Lova

Ibu Desy, begitulah orang-orang memanggilnya. Beliau merupakan salah satu caleg DPRD untuk Provinsi Sumatera Barat daerah pemilihan VI (wilayah Kab. Sijunjung,  Kab. Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang) yang di usung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketika semua orang berlomba-lomba mendapatkan suara dengan berbagai cara agar bisa menang dan duduk di bangku DPRD tingkat provinsi, wanita  kelahiran 1 Desember 49 tahun yang lalu ini, setiap kali ditanya tentang strategi pemenangan pemilunya, dengan pelan selalu mengatakan, "Saya prinsipnya membantu siapa saja. Dan dengan demikian Allah juga akan bantu saya".

Basirohnya sebagai kader dakwah diaktifkannya dengan tajam. Sehingga tidak ada yang istilah lawan politik baginya. Karena bagi wanita yang murah senyum ini, setiap yang terbaik pasti akan ditunjuk oleh Allah. "Yang pantaslah yang akan menang dan naik. Tugas saya, ya sosialisasi dengan cara mendatangi penduduk dan masyarakat untuk bersilaturrahim dan menjemput aspirasi". Ungkapnya setiap kali saya tanya.

Ibu Desiaty, caleg perempuan dari Partai Keadilan Sejahtera ini merupakan sosok wanita yang sederhana dan bersahaja. Mengikuti kisahnya dan perjalannya selama melakukan sosialisasi dalam menjemput aspirasi, banyak rasa yang saya rasakan. Haru, mendengar ceritanya yang akhirnya beliau berhasil melobi seseorang yang semula menolak beliau. Romantika perjalannya mengingkatkan kita kembali kepada era dahulu. Di tengah-tengah masa yang gila akan pamor dan harta, beliau tampil dengan segala kesederhanaan dan kebersahajaannya. Sehingga membuatnya diterima oleh masyarakat.

Namun di balik semua kesederhanaan dan kebersahajaannya ternyata wanita kelahiran 1 Desember ini  adalah seorang visioner yang mempuanyai pemikiran maju kedepan dan pandangan masa depan yang cemerlang. Terbukti, di tengah kesibukan beliau mendidik delapan orang putra putrinya, dia berhasil menjadi orang yang  cukup diperhitungkan di tengah-tengah masyarakat Sijunjung. Merupakan salah satu tokoh wanita dari Partai Keadilan Sejahterah.

Karena Ibu Desy, begitu sapaan akrab beliau merupakan pembina majelis taklim Ibu-Ibu di Kabupaten Sijunjung. Sebagai pembina majelis taklim, beliau aktif melakukan pembinaan kepada Ibu-Ibu di pelosok negeri Sijunjung.

Di samping itu beliau juga berperan sebagai ketua KPPI (Kaukus Perempuan Politik Indonesia) Kab. Sijunjung, yang tidak pernah bosan mengarahkan dan memberikan pengetahuan politik kepada kaum Ibu dan perempuan. Bahwa sesungguhnya yang mengerti urusan perempuan adalah kaum perempuan itu sendiri. Untuk itu harus ada yang mewakili perempuan untuk duduk di parlement dan memberikan masukan kepada Bapak-bapak untuk menjadikan wanita sebagai mitra dalam banyak hal dan juga mengusulkan kepada Bapak-bapak untuk tidak ragu memilih perempuan.

Ibu Desy yang merupakan Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Kab. Sijunjung ini juga merupakan Ketua P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) tak henti menghimbau kepada seluruh masyarakat Sijunjung bahwa kaum Ibu dan perumpuan, mereka berhak mendapatkan pengayoman dan perlakuan dan kasih sayang yang layak dari pasangannya. Sehingga hal itu mampu membantu perkembangan anak dengan baik, karena dengan orang tua yang saling menghargai dan mencintai akan membuat anak merasa aman dan merasa dilindungi oleh orang tuanya, sehingga anak mampu mengekpresikan dirinya dengan baik.

Bagi Ibu delapan anak ini, anak-anak adalah aset berharga yang harus dijaga dengan baik, yang akan menjadi kunci bagi orang tuanya untuk menuju syurganya Allah. Dengan demikian, agar terwujudnya generasi yang di harapkan, maka yang perlu dijaga pertama sekali adalah para Ibu dan Kaum wanita yang notabenenya merupakan madrasah pertama bagi si buah hati. Terbukti dari 8 anak beliau satu diantaranya adalah hafidz al-qur'an.

Memberdayakan kaum perempuan dan kaum Ibu

Maka, ketika pertama kali beliau di amanahkan oleh DPW PKS Sumatera Barat untuk menjadi Caleg DPRD untuk Provinsi, yang menjadi jargon utama beliau untuk maju adalah ingin memberdayakan kaum perempuan dan kaum Ibu. Karena masih banyak di pedesaan dan pelosok-pelosok  daerah dalam menjalankan kelangsungan hidup, kaum Ibu dan perempuan hanya dengan mengandalkan penghasilan dari suami saja, padahal mereka (kaum Ibu dan Perempuan)  punya potensi yang bisa dikembangkan dan bisa berpenghasilan tanpa harus meninggalkan dan menelantarkan anak dan suami mereka. Tanpa harus mengabaikan tugas utamanya sebagai seorang Ibu dan istri. Walaupun ada di antara mereka yang bekerja, namun semua tanggung jawab tertumpuh kepada wanita. Sehingga tugas utamanya sebagai seorang Ibu dan Istri tergerus oleh kesibukan urusan nafkah.

Yang menjadi target utama beliau dalam menjalankan amanah ini adalah bagaimana beliau mampu mengembangakan potensi para kaum Ibu dan wanita di Sumatera Barat ini khususnya dan indonesia secara umumnya dengan maksimal walaupun hanya berada di daerah yang terpencil. Karena menurut hematnya pemerintah tidak akan membantu orang perorangan dalam mensejahterakan kehidupan masyarakatnya, tetapi membantu per kelompok, jadi kaum Ibu dan perempuan di anjurkan untuk bergabung dalam suatu kelompok. Apakah dalam bentuk kelompok yasinan maupun Kelompok Tani Wanita (KWT). Dan yang menjadi target utama beliau adalah memfasilitasi terbentuknya koperasi bagi perempuan. Sehingga mampu membantu pergerakan perekonomian di pedesan dengan terbentuknya usaha-usaha rumah tangga yang menjadi garapan kaum Ibu di sela-sela kesibukan mereka dalam mendidik buah hatinya.

Untuk mewujudkan semua itu, maka Ibu Desiati yang bernomor urut 6 ini, gencar melakukan silaturrahim dengan masyarakat yang selalu di dampingi dan ditemani oleh suami tercintanya, sebagai bukti bahwa suaminya mendukung sepenuhnya cita-cita mulianya, beliau beserta suami memilih untuk turun langsung ke masyarakat mendengarkan segala keluh kesah masyarakat, memasuki segala pelosok negeri, mengetuk setiap hati nurani masyarakat, memohon doa dan dukungan dari segala pihak, agar cita-cita mulianya untuk negeri tercinta ini di ridhoi oleh Allah.

Di sela-sela kesibukannya ketika saya hubungi menanyakan tentang bagaimana persiapan beliau untuk menghadapi peperangan ideologi ini, karena semakin mendekati penghujung, maka akan semakin menanjak dan berliku, masih tetap seperti sebelumnya selalu optimis dan penuh dengan aura semangat untuk menang. Beliau menjawab, "Insya Allah jika kita memperjuangkan yang benar dan sesuai dengan apa yang di perintahkan Allah, maka Allah akan membukakan jalan dan memudahkan jalan menuju kemenangan itu. Karena kemenangan itu sejatinya hadiah dari Allah atas segala tawakal, usaha dan doa kita kepadaNya". Ungkapnya dengan bersahaja.

Tak ada yang mampu saya lakukan untuk beliau, kecuali hanya berdo'a, karena di kota tempat saya tinggalpun perang idiologi dan atribut sedang berkecamuk. Ibu Desi, do'a kami selalu menyertai Ibu. Seperti yang pernah Ibu katakan, Siapa saja yang datang akan Ibu tolong, maka dengan demikian Allah akan menolong Ibu. Dan Insya Allah pertolongan itu akan datang secepatnya. Semoga Allah melunakkan hati setiap masyarakat tidak hanya memberikan dukungan untuk Ibu, tetapi juga memilih Ibu di pesta demokrasi nanti.


Arahan Anis Matta di acara Temu Jurkamnas PKS

Posted: 07 Mar 2014 04:52 PM PST


Arahan Presiden PKS Anis Matta saat temu Juru Kampanye Nasional (jurkamnas) PKS di Jakarta, Jumat (7/3):

- PKS itu seperti mobil bagus yang sedang berada di jalur cepat

- Kompetitor kita bukanlah partai lain, tapi sifat pelit dalam diri kita, itulah yang kita lawan.

- Buang segala sifat pelit dalam diri kita, Insya Allah, Allah akan ganti dengan jumlah yang lebih banyak, yang lebih baik.

- Berkorbanlah lebih banyak

- Uang memang penting, tapi doa lebih penting

- Jika ada 600 ribu kader PKS yang berdoa,pasti ada yang terkabul

- Jika PKS sudah ada di lauhul mahfudz sebagai 3 besar, maka tidak ada yang bisa merubahnya

- Jika PKS belum berada di lauhul mahfudz sebagai 3 besar, maka masih ada kesempatan hingga 9 april nanti

- Kantor antum bukan di DPW, kantor antum adalah rumah warga

- Jangan biarkan rumah setiap orang yang ada di dpt tidak dikunjungi oleh kita

- Kita adalah pemain bola, bukan komentator, bukan penonton

- Fokus kita adalah bola dan gawang

- Rebut semua suara walau ada di mulut macan

- Saya bermimpi bahwa hasil pemilu nanti, PKS ada di nomor 2


Beginilah Rasulullah, Mudah Berkomunikasi dengan Siapa pun

Posted: 07 Mar 2014 04:31 PM PST


Husain bin Ali, cucu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, menceritakan bagaimana keagungan kakeknya itu dalam sebuah riwayat:

''Aku bertanya kepada ayah (Ali bin Abi Thalib) tentang bagaimana Rasulullah di tengah-tengah sahabatnya. Ayah berkata, 'Rasulullah selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa-gesa. Beliau meninggalkan tiga hal yaitu riya, boros, dan sesuatu yang tidak berguna.

Rasulullah juga tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau berbicara, maka yang lain diam menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela atau dipotong pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, rajin dan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa-apa yang diperlukan orang yang tertimpa kesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari yang pernah dipuji olehnya'.'' (HR Tirmidzi).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar