Senin, 16 Juni 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Jokowi Tidak Punya Kapasitas Jadi Presiden

Posted: 16 Jun 2014 06:11 AM PDT


"Uraian Prabowo menunjukkan dia menganalisis dulu dan solusinya pada tataran hulu. Dia cari asal usul masalah, ternyata di kebocoran anggaran," ujar Ziyad.

Jakarta, Aktual.co — Penampilan dan paparan tentang ekonomi kerakyatan oleh Joko Widodo pada debat capres kedua menunjukan dia belum memiliki kapasitas untuk memimpin negara.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ziyad Falahi mengatakan kualitas berpikir seseorang bisa dicermati dari kualitas pertanyaan dan jawaban.

"Baik pertanyaan dan jawaban yang dia berikan sangat monoton, dangkal dan tidak berdasar identifikasi," katanya saat dihubungi, Senin (16/6).

Misalnya, dia mencontohkan, terlihat pada soal bagaimana memperkuat daya saing usaha. Jokowi lebih banyak bercerita tentang pembenahan pasar di Solo sebagai usaha memberdayakan ekonomi rakyat.

"Sebaliknya, uraian Prabowo menunjukkan dia menganalisis dulu dan solusinya pada tataran hulu. Dia cari asal usul masalah, ternyata di kebocoran anggaran," ujar Ziyad.

Mengutip paparan Prabowo, pihaknya ingin menutup kebocoran APBN hingga Rp 1000 triliun yang dananya untuk membangun infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

"Artinya, Jokowi berpikir sepotong-potong, menekankan implementasi dan bukannya strategi besar," kata dia.

Selain itu, menyoal industri kreatif, lagi-lagi Jokowi bertutur tentang tata panggung dan lampu. Sebaliknya, Prabowo memaparkan potensi ekonomi kreatif dari generasi muda.

Prabowo juga unggul dalam analisis dan penguasaan materi. Ibarat dokter, Prabowo mencari tahu jenis penyakit lebih dulu sebelum memberikan pengobatan.

Pola berpikir Jokowi yang enggan mendalami masalah terlebih dulu, juga mengkhawatirkan. Menurut Ziyad, hal itu berisiko mudah didikte oleh pihak lain.

"Ini akan terasa jika Jokowi harus memutuskan kebijakan yang sensitif seperti perjanjian dengan pihak luar negeri dan keputusan-keputusan terkait militer," ujar pengajar Hubungan Internasional ini.

Sebagai calon presiden, kapasitas Jokowi dinilai bakal tidak memenuhi harapan masyarakat. "Sebagai walikota dan gubernur, sebagian kinerja patut dihargai, tapi untuk skala nasional, saya kira belum cukup," tandas Ziyad.

Sementara itu, Prabowo mampu menunjukkan kemampuan analisis dan membuat keputusan. "Untuk Prabowo, dia berhasil menunjukkan keberanian dan cara berpikir yang analitik dan sesuai kaidah logika," katanya.

*http://www.aktual.co/politik/193814jokowi-tidak-punya-kapasitas-jadi-presiden


Laju Elektabilitas Prabowo Tak Terbendung Lagi, Sulit Dikejar Jokowi

Posted: 16 Jun 2014 04:49 AM PDT


Jakarta - Elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai semakin sulit terbendung. Pasangan tersebut telah melewati titik persimpangan dan melampaui elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Tren Prabowo memang kuat dan terus menguat, itu susah berubah lagi dalam jangka pendek," kata Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Didik J Rachbini, Jakarta, Senin (16/6).

Pernyataan tersebut menanggapi hasil survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 44,64 persen, sedang Jokowi-JK sebesar 42,79 persen. Selain itu swing voter sebesar 12,57 persen.

Menurutnya, elektabilitas Jokowi telah mencapai puncaknya dan kemudian masuk dalam tren turun sejak bulan Oktober 2013.

"Mula-mula selisih mereka nyaris 30 persen, dimana Jokowi lebih tinggi,"lanjut Didik.

Kemudian dikatakan, pada Desember selisih itu mencapai 20 persen, Januari Februari 15 persen dan Maret 10 persen. Selanjutnya pada Mei 2014 mencapai 5 persen dan saat ini, elektabilitas Prabowo lampaui Jokowi.

Dijelaskan, tren itu tak hanya di Jakarta, namun juga berlangsung di beberapa provinsi lain. " Sebelum Oktober tahun lalu, provinsi seperti Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat dan di Jatim, elektabilitas Prabowo lebih rendah, tapi sekarang Prabowo lebih tinggi," ucapnya.

Survei adalah cerminan dari penilaian masyarakat terhadap Jokowi. "Mana ada program-program Jokowi yang benar-benar berhasil, misalnya kemacetan. Lalu masalah monorel," katanya.

Namun demikian, dikatakan ada juga program berhasil, namun skalanya tidak menunjukan sebuah perubahan besar.

"Soal penertiban Tanah Abang dan Blok G, kan solusi kecil diantara masalah negara Indonesia yang besar dan tidak bisa jadi tolok ukur keberhasilan. Ini salah satu sebab, tren Jokowi menurun dan Prabowo terus meningkat," kata Didik. (beritasatu)


Imam Sholat Maghrib di Pesantren Bacaan Al-Fatihah Jokowi Salah?

Posted: 16 Jun 2014 03:16 AM PDT


Beredar video di Youtube dengan judul "Jokowi menjadi Imam Shalat Maghrib di pesantren tasik". Video berdurasi 8:56 menit ini diunguh oleh akun "Jokowi Jusuf Kalla" pada tanggal 14 Juni 2014.

Video ini juga beredar di facebook dan ada yang berkomentar: "ini sengaja dibuat videonya agar orang tau bahwa jokowi bisa jadi imam atau biar orang tau kalau bacaannya seperti itu? gimana ya dengan makmumnya apa perlu mengulang lagi sholatnya ato tidak, karena fatihah itu bagian dari rukun sholat jika bacaan seperti itu," tulis Fadlan Sinaga di laman fb.

Emangnya bacaan Jokowi salah? Setelah di cek di link Youtube dan diputar berulang kali, memang ada yang mengganjal. Secara umum, makhroj bacaan Al-Fatihah Jokowi lumayan bagus, tapi masih ada yang salah... sirotholladzina-an amta alaihim... dibaca : sirotholladzina-amta alaihim... (hilang "an")


Di komentar Youtube juga ada yang mengoreksi. "yang benar "siraatal ladheena AN "amta" alaihim..... kok jadi... "siraatal ladheena "amta" alaihim...." (Umroh Sunnah)

Tentu karena bacaan Al-Fatihah adalah merupakan Rukun dalam Sholat maka selaku Imam harus benar dulu bacaannya. Dan karena akhir-akhir ini sering beredar berita tentang "Jokowi Sholat" "Jokowi Jadi Imam" semoga Jokowi atau orang dekat Jokowi memberitahu tentang kesalahan ini untuk diperbaiki karena tanggung jawab Imam itu berat, memikul keseluruhan makmum.

Tulisan ini hanya sebatas nasehat untuk perbaikan.


Ribuan Kiai NU di Jawa Tengah Siap Menangkan Prabowo

Posted: 16 Jun 2014 02:35 AM PDT


Ribuan ulama (kiai) di Jawa Tengah, siap memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pada Pemilu Presiden 2014.

Hal ini disampaikan langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang, KH. Maemun Zubir.

"Ada 1500 kiai sepuh dan ulama se-Jawa Tengah siap untuk memenangkan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa," kata Kiyai Maemun, melalui keterangan resminya, Senin, (16/6/2014).

Untuk diketahui, anggota tim penasehat pemenangan Prabowo-Hatta yaitu Djan Faridz bersama Istajib sebagai Ketua PWNU Jawa Tengah, dan Richard selaku Sekretaris Jawa Tengah, silaturahim ke Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang, Jawa Tengah.

Kedatangannya itu, untuk memastikan dukungan yang bersangkutan kepada pasangan nomor urut 1, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Kemudian, Djan Faridz juga menjalin silaturahim ke Pimpinan Pondok Pesantren Al Maghfur, Nyai Hj. Azizah Masruhan di Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

Nyai Azizah mengatakan hal senada, bahwa siap mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pemilu Presiden 2014.

Menurut dia, supaya bangsa ini berada di bawah pemimpin yang mampu membawa perubahan lebih baik.

Oleh karena itu, Nyai Azizah memastikan dukungan fatayat dan muslimat NU Jawa Tengah untuk bergerak memenangkan Prabowo-Hatta demi kebaikan umat. [gus]

*http://nasional.inilah.com/read/detail/2110182/ribuan-ulama-di-jateng-siap-menangkan-prabowo#.U565pnbUeHA

Jokowi Dianggap Tambah Masalah Jakarta

Posted: 16 Jun 2014 02:30 AM PDT


JAKARTA -- Jelang ulang tahun Jakarta ke-487, ibu kota dianggap tak banyak mengalami perubahan.

"Ada perubahan, sedikit. Tambah macet. Ada banyak taman, sungai-sungai mulai dibeton. Masih sama saja," ujar pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio.

Selama ini, kata dia, Jokowi kerap menabrak aturan. Karenanya, persoalan di Jakarta tak kunjung selesai, bahkan semakin kompleks.

"Selalu nabrak-nabrak peraturan. Ingin Jakarta berubah, padahal ada aturan. Gebrakannya tidak sesuai aturan," tegasnya.

Misalnya, kata dia, operasionalisasi bus wisata Jakarta yang melanggar Perda Nomor 2/2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Perda itu menyebutkan, kendaraan operasional dan dinas Pemprov DKI Jakarta harus menggunakan bahan bakar gas.

Namun, kenyataannya bus itu berbahan bakar solar. "Lihat saja bus pariwisata yang nggak jelas rutenya, sedikit yang naik. Bahan bakarnya pakai solar, padahal seharusnya gas," tuturnya.

Bukan hanya menabrak aturan, kepemimpinan era Jokowi dianggap kerap melimpahkan kesalahan kepada pihak lain atas persoalan di ibu kota. Misalnya, menpora yang dituding sebagai penyebab mangkraknya proyek MRT.

Sampai saat ini, kemenpora belum mengeluarkan izin membongkar stadion Lebak Bulus yang akan dijadikan depo MRT. Karena Pemprov DKI Jakarta baru menyerahkan dokumen persyaratan terkait alih fungsi lahan tersebut.

"Proyek MRT nggak jalan kok menyalahkan pemerintah pusat," ucap Agus.

Dia menambahkan, kebiasaan menabrak aturan juga ditunjukan Jokowi lewat ide politik anggaran yang dicetuskan saat debat pilpres. "Negara ada sistemnya. Kalau politik anggaran diterapkan, akan banyak pihak yang marah," katanya.

*http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/16/n7843s-jokowi-dianggap-tambah-masalah-jakarta

Jokowi Kaget Elektabilitasnya di Jakarta Merosot Tajam

Posted: 16 Jun 2014 02:26 AM PDT


JAKARTA — Calon presiden Joko Widodo mengakui bahwa elektabilitasnya di DKI Jakarta kian tergerus dibandingkan rivalnya, Prabowo Subianto.

"Survei kita untuk Jakarta pada hari-hari terakhir memang kalah. Saya sendiri kaget," ujar dia di Rumah Koalisi, Jalan Borobudur 18, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2014) siang.

Jokowi mengatakan, sebelum pencapresan, elektabilitasnya masih sekitar 74 persen. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tingkatannya kian menurun. Jokowi memprediksi, pemilih di DKI Jakarta, terutama kelas menengah ke bawah, terpengaruh isu-isu miring tentangnya.

"Namun, saya masih meyakini, infrastruktur yang kita punya di PKB, Nasdem, Hanura, PKPI, saya masih yakin di Jakarta bisa kita ambil. Kan ini belum kerja relawan juga," lanjut Jokowi.

Kehadiran Jokowi di Rumah Koalisi tersebut untuk menggelar rapat bersama para pengurus inti pemenangan. Sejumlah tokoh hadir dalam acara itu, antara lain Ketua DPD PDI Perjuangan Boy Sadikin dan Ketua DPD Hanura Muhammad Ongen Sangaji.

*http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/16/1521448/jokowi.kaget.elektabilitasnya.di.jakarta.merosot

Prabowo-Hatta Ungguli Jokowi-JK Usai Debat Capres

Posted: 15 Jun 2014 11:09 PM PDT


JAKARTA -- Lembaga pemantau jejaring sosial Katapedia Indonesia menyebutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungguli pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di dunia maya.

"Jumlah berita di portal berita yang membahas pasangan Prabowo-Hatta sebanyak 137, sementara Joko Widodo-Jusuf Kalla sebanyak 127," kata Direktur Katapedia Indonesia, Deddy Rahman, di Jakarta, Senin (16/6).

Media lebih menyukai membahas Prabowo-Hatta karena penampilan Prabowo pada debat yang digelar Ahad (15/6). Prabowo juga mengungguli pasangan lainnya di jejaring sosial Twitter, baik dari segi jumlah sentimen positif, sentimen negatif, dan total pembicaraan.

Sebanyak 1.718 pembicaraan positif membahas tentang pasangan Prabowo-Hatta, sedangkan Jokowi-JK hanya 1.531 pembicaraan positif. Begitu pula dengan sentimen negatif. Hanya 789 pembicaraan negatif tentang Prabowo-Hatta, lebih sedikit dibandingkan 966 pembicaraan negatif mengenai Jokowi.

"Secara total pembicaraan, pasangan Prabowo-Hatta dibicarakan 8.530 kali, lebih banyak dibandingkan 8.078 pembicaraan mengenai pasangan Jokowi-JK."

Isu-isu pembicaraan yang banyak dikaitkan dengan pasangan Prabowo-Hatta adalah unggul, debat, ekonomi, kebocoran, dan TPID. Isu itu muncul karena masyarakat menganggap Prabowo-Hatta mengungguli debat ekonom , dengan kata kunci menekan kebocoran anggaran yang memang diangkat.

"Masyarakat juga mengomentari ketidaktahuan Prabowo mengenai singkatan TPID yang ditanyakan oleh Jokowi", ucap Deddy. Sedangkan isu-isu pembicaraan yang banyak dikaitkan dengan pasangan Jokowi-JK adalah dukung,ide, salam, dan jari.

"Jelas sekali di Twitter, pasangan Prabowo-Hatta mengungguli Jokowi-JK. Bahkan Prabowo menjadi topik yang banyak dibahas pada pagi hari setelah debat capres," kata Deddy. (ROL)


Prabowo Salami dan Peluk Jokowi

Posted: 15 Jun 2014 11:01 PM PDT


Jakarta - Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto menghampiri, menyalami, dan memeluk capres nomor urut 2 Jokowi.

Prabowo setuju dengan pendapat Jokowi soal memajukan ekonomi kreatif di dalam negeri. "Saya sejalan dengan Joko Widodo," ujarnya dalam debat capres di Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Kejadian Prabowo menyalami dan memeluk Jokowi mendapat tepuk tangan hadirin. Prabowo yang mengenakan kemeja putih mendatangi Jokowi di dekat podium.

Prabowo bercerita soal tim penasehat yang memberinya masukan. Ia mengaku tidak bisa mengikuti masukan timnya. "Tim penasehat saya bilang jangan setujui Jokowi, saya tidak mau dengar penasehat saya, saya sejalan dengan joko widodo," tegasnya.

Ia bercerita kembali soal anaknya, yang menjadi desainer di luar negeri. "Anak saya bergerak di ekonomi kreatif sebagai desainer, sudah muncul di mancanegara," imbuhnya bangga. [rok/inilah]


Sandiaga Uno: Program yang Dibawa Prabowo Usung Kemandirian

Posted: 15 Jun 2014 10:53 PM PDT


Jakarta - Beberapa pihak menilai debat capres terbuka tahap kedua soal pembangunan ekonomi dan kesejahteraan dimenangi Prabowo Subianto.

Penilaian ini disampaikan pengusaha nasional, Sandiaga Uno. Menurutnya, Prabowo Subianto lebih detil dan tegas dalam penyampaian visi-misinya.

Penjelasan detil Prabowo tersebut penting untuk memberikan gambaran bagaimana perekonomian Indonesia ke depan.

"Sangat tegas dan jelas dalam memberikan pandangan ke depan. Sangat detil, Pak Prabowo sebutkan berapa kilometer jalan yang akan dibangun. Bagaimana membangun infrastruktur seperti kereta api," kata dia, dalam rilisnya di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Dalam keseluruhan debat semalam, lanjut dia, Prabowo bisa memberi gambaran pembangunan Indonesia secara keseluruhan.

Di sisi yang lain, Sandiaga menyebutkan bahwa ada sisi yang diperjuangkan Prabowo tentang kemandirian bangsa termasuk soal pangan.

"Kita punya SDM yang bagus, persoalaanya bagaimana keberpihakan terhadap masyarakat tersebut, dan itu terungkap jelas dalam visi yang disebutkan Pak Prabowo," katanya.

Hal senada disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ziyad Falahi.
Menurutnya, penampilan berbeda ditampilkan Jokowi yang dianggap terlalu sibuk pada persoalan teknis permukaan seperti penataan pasar tradisional.

"Padahal yang lebih penting adalah bagaimana pemimpin bisa memberikan perlindungan bagi para pedagang tradisonal dari persaingan bisnis melawan ritel besar," kata Ziyad.

Apalagi 2015 Indonesia menghadapi pasar bebas Asean. "Bukan hanya ritel besar, tapi para pedagang luar juga akan langsung head to head dengan pedagang tradisional kita, ini yang seharusnya dipikirkan," kata Ziyad.[yeh/inilah]


Kubu Prabowo-Hatta Dukung Dolly Ditutup

Posted: 15 Jun 2014 10:51 PM PDT


JAKARTA -- Ketua Tim Pemenangan capres-cawapres, Prabowo-Hatta, Mahfud MD mengatakan setuju dengan keputusan Wali kKota Surabaya, Tri Rismaharini yang ingin menutup lokalisasi Dolly dan minuman keras. Apapun alasannya, lokalisasi itu tidak bagus.

"Itu kehinaan. Negara terhina membiarkan hal-hal seperti itu," ujar Mahfud MD kepada wartawan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Sabtu (14/6).

Mantan ketua MK itu menuturkan, lokalisasi yang dibiarkan di masyarakat itu sangat murahan. "Kan malu kita. Rumah seperti itu diisi anak-anak SMP-SMA. Bukan kelas mencari kehidupan ekonomi," katanya.

Karena itu, ia mendukung penuh agar Dolly dibubarkan dan dicari alternatif lain oleh negara terkait dampak sosial akibat penutupan itu. "Hal-hal yang sudah jelas kayak gitu kok malah dilokalisasi," katanya.

*http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/06/14/n75yjw-kubu-prabowohatta-dukung-dolly-ditutup

Survei Puskaptis: Elektabilitas Prabowo-Hatta Sudah Diatas Jokowi-JK

Posted: 15 Jun 2014 10:14 PM PDT


Jakarta - Hasil survei dari Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menjelang Pilpres 9 Juli menunjukkan, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa mencapai 44,64 persen, sedangkan duet Joko Widodo-Jusuf Kalla 42,79 persen.

"Prabowo-Hatta unggul sekitar 1,67 persen. Data ini menunjukkan duet Prabowo-Hatta memasuki fase tren positif (naik) sekitar 5,36 persen. Sedangkan Jokowi-JK mulai stagnan dan cenderung masuk fase tren negatif (turun) sekitar 1,75 persen," kata Direktur Puskaptis, Husin Yazid di Jakarta, Minggu.

Husin menyebutkan, dari hari ke hari, tingkat elektabilitas Prabowo-Hatta terus meningkat, sementara pasangan Jokowi-JK cenderung menurun.

Menurut hasil survei yang diadakan sejak 6-12 Juni, Prabowo unggul di Jawa, Sumatera, Bali dan NTT. Sedangkan Jokowi-JK unggul di Sulawesi, Kalimantan dan Papua-Maluku.

Survei juga memperlihatkan Prabowo unggul di tiga daerah yakni Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan Jokowi unggul di Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta

"Kita mengerti, pemilih terbanyak itu di Jawa di mana elektabilitas Prabowo-Hatta terus mengalami kenaikkan alias tren positif yakni 5,65 persen. Sebaliknya, elektabilitas Jokowo-JK di Jawa menurun alias tren negatif sebesar 2,75 persen. Tim Prabowo mesti mewaspadai pemilih di Jawa Barat yang terbanyak," tambah Husin.

Soal alasan warga memilih Prabowo, menurut survei, publik menilai sosok Prabowo adalah figur pemimpin berkarakter tegas, berwibawa, berani, pekerja keras, berpengalaman, dan figur militer masih menjadi harapan ke depan untuk membawa Indonesia maju.

Sementara warga yang menyatakan mendukung Jokowi dengan alasan kepribadian Jokowi-JK yang merakyat, bijaksana, sederhana, rendah hati, punya prestasi, didukung visi-misi yang dianggap jelas.

"Tidak bisa dibantah, sentuhan pribadi capres/cawapres ikut memengaruhi warga memilih," kata Husni.

Survei Puskaptis bersumber dari pendapat masyarakat. Populasi survei yakni WNI di 33 Provinsi, 115 kabupaten-kota yang punya hak pilih pada 9 Juli 2014, yang diambil secara proporsional pada tingkat provinsi.

Penentuan responden dilakukan secara random sistematis dengan sampel 2.400 responden. Sampling error  kurang lebih 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Penarikan sampel dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Setiap pewawancara bertugas untuk satu kelurahan yang hanya terdiri dari 10 responden. Kendali kualitas terhadap hasil survei dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor. (ANTARA News)


90 Ribu Kader PKS Jateng Turun Gunung Menangkan Prabowo-Hatta

Posted: 15 Jun 2014 06:00 PM PDT


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah memastikan seluruh elemen partai bergerak massif untuk memenangkan pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta di Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Selain mengoptimalkan relawan digital dan saksi militan, PKS Jateng juga menyiapkan para kader senior untuk menggembleng para kader dilapangan untuk optimal memenangkan pasangan yang diusung PKS, Gerindra, PPP, PAN, Golkar dan PBB itu.

Ketua Bidang Kaderisasi Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng, Jasiman mengungkapkan bahwa semua kader senior PKS di Jateng dikerahkan sebagai bentuk keseriusan PKS memenangkan Prabowo-Hatta.

"Kita memiliki 352 kader senior PKS yang tersebar di 35 Kabupaten/kota se-Jateng, mereka membawahi  90 ribu kader PKS se-Jateng, mereka akan kita libatkan penuh dalam pemenangan Prabowo-Hatta," jelas Jasiman, Ahad (15/6/2014) di sela – sela agenda pembekalan 350 kader pembina PKS Jateng, di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jateng.

Dikatakan Jasiman, para pembina utama tersebut digembleng selama dua hari untuk dibekali tools pemenangan Prabowo-Hatta yang akan segera dieksekusi usai agenda tersebut. "Sejak sabtu, kami bidang kaderisasi melakukan konsolidasi, dan tentunya adalah mengharapkan pasangan Prabowo-Hatta menjadi presiden yang anti korupsi," ungkap pria yang terpilih menjadi anggota legislatif Provinsi dari daerah pemilihan (dapil) 8 Jateng ini.

Dalam konsolidasi para pembina tersebut, imbuh Jasiman, 350 kader pembina utama tersebut akan turun gunung untuk mendorong 90 ribu kader PKS Jateng menjadi penggerak dalam pemenangan Prabowo-Hatta. "Intinya para pembina tersebut siap lahir batin memenangkan capres nomor satu," pungkasnya.


Debat Capres Prabowo-Jokowi Seperti Belanda vs Spanyol

Posted: 15 Jun 2014 04:47 PM PDT


Ketua Tim Pemenangan kampanye pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD mengatakan bahwa pada debat kedua kali ini mutlak dimenangkan oleh Prabowo Subianto.

Bahkan, kata Mahfud, kemenangan Prabowo seperti kemenangan Belanda vs Spanyol pada pertandingan Piala Dunia 2014 kemarin.

"Saya lihat keseluruhan mutlak skornya 5-1 untuk Prabowo. Soalnya, visi dan programnya Prabowo itu satu, visinya dijelaskan dengan konsep, dan programnya yang pasti akan dilakukan," kata Mahfud di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Minggu malam, 15 Juni 2014

Mahfud mengatakan, terlihat dari sesi pertama, kedua, dan ketiga, jawaban dari Prabowo lebih terkonsep, "Jadi, kalau lihat pada debat kali ini, jawaban Prabowo dapat terlayani dengan apa yang diingini oleh rakyat," ujarnya.

Menurut mantan ketua MK itu, untuk sesi keempat, diakuinya dimenangkan oleh Joko Widodo, karena Prabwo menjawabnya terlalu pendek.

"Waktu sesi ke empat, jawaban dari Prabowo terlalu sedikit, belum bisa memberikan solusi. Tapi untuk keseluruhan sudah bagus, dan saya berharap ini bisa juga diharapkan oleh rakyat," ujarnya. (asp/vivanews)


Debat Capres Head to Head Prabowo Unggul

Posted: 15 Jun 2014 04:53 PM PDT

Debat Capres Prabowo vs Jokowi (Minggu, 15/6/2014)
Beberapa pendapat dari facebooker terkait Debat Capres:

Mohammad Nasih

Malam ini, Prabowo lebih unggul. Kita tunggu debat berikutnya. Apakah Jokowi akan mampu memberikan keyakinan yang lebih mantap? Kita tunggu saja. Saya pun belum menentukan akan pilih siapa. Kalkulasi masih harus dilakukan.

Prabowo lebih nampak memiliki pemikiran yang berdasarkan konstitusi negara. Datanya juga makin nampak. Dan paradigma ttg bahwa negara tidak bisa hanya jadi wasit, merupakan ungkapan yang berani. Ini adalah ungkapan perlawanan terhadap paradigma Barat yang liberal. Jokowi bercerita ttg pengalaman mengelola Kota Solo dan Prov. DKI. Memperlihatkan kartu sehat dan kartu pintar. Paradigma ttg relasi dg Barat blm nampak.

***

Yuliantara Rahmat

Pak Prabowo 'bikin geregetan' alih-alih berupaya memenangkan debat, malahan bergaya dosen pembimbing yang mengarahkan mahasiswanya agar menjawab dengan benar. Jadi selalu memberi clue2, sehingga JKW bisa menjawab dg baik; Namun closing statement menunjukkan siapa emas siapa loyang... Prabowo mampu menunjukkan kenegarawanan nya dengan menerima masukan dari siapa saja, merangkum diskusi untuk kemajuan bangsa.

***

Agus Hermawan

Jokowi nanya "pak prabowo...bagaimana menurut bapak meningkatkan kinerja TPID?"

Prabowo "TPID, opo kui jok....?"

Jokowi "team pengendali inflasi daerah pak."

Prabowo: "ohh...lha kui tergantung perform dan managemen kepala daerah dung. namanya juga team pengendali inflasi daerah!"

Komentar: kena pak jokowi. saya cuman bingung ini debar capres apa debat calon gubernur jakarta....pake TPID masuk list yg ditanyakan...

***

Kiagus Ismail Hamzah

Sangat disayangkan jokowi maju ke debat capres tanpa data dan kalau pun ada data, data nya sangat lemah.... Sehingga kebanyakan jawaban pertanyaan dari moderator dan dari prabowo gak nyambung. ... kasihan jokowi dipaksa menjadi capres walaupun belum cukup kompetensinya. ...

***

Andy Rhapsody

Didebat capres ketauan banget kalau jokowi ga punya konsep.
Mencanangkan Kartu Indonesia Sehat padahal udah ada BPJS yg sudah berjalan
Mencanangkan Kartu Indonesia Pintar padahal Sekolah gratis sedang diproses oleh pemerintah pusat.
Dan Lain-Lain... Dia hanya bisa meniru apa yg sudah berjalan atau ingin berjalan... Manusia Copy Paste.
Orang yg tdk punya konsep jika ditanya pasti jawabnya plitat-plitut karna berfikir apa yg harus dikatakan sebagai alasan...
Beginikah sosok presiden Indonesia selanjutnya??
Negara yg kaya akan hasil tambang
Negara yg pernah berjaya dibidang pertanian...
Semoga saja tidak!!
bukan dia yg jadi presiden Indonesia selanjutnya

***

Indra Js

Sesi 2, head to head Prabowo Vs Jokowi : (Maaf sesi 2 Prabowo yang menang sepertinya)

Prabowo bicara konsep besar pembangunan ekonomi bahwa dasar ekonomi kerakyatan adalah ekonomi untuk rakyat dan melindungi rakyat. Untuk itu kedaulatan ekonomi rakyat harus di tegakkan, Prabowo tidak alergi dengan investasi asing tapi tidak boleh asing berinvestasi kalau hanya untuk memberikan kekayaan pada diri mereka sendiri. Kedua, alokasi anggaran untuk program program kerakyatan harus diperbesar contoh program pemberdayaan ekonomi yang dimasa SBY hanya 5 T, dan bisa menghidupi sekian juta orang. Bayangkan jika dinaikkan 4 kali lipatnya. Anggaran desa 1 M pertahun, dan uang kita cukup. Dan konsep besar lainnya.

Jokowi bicara tentang bagaimana ngurus PKL, Membuat pasar tradisional...wis pokoknya teknis sekali. Yang lain hampir sama dengan sebelumnya.

Monggo pilih presiden seperti apa.... Btw ini ukuran nasional loh, dan nanti akan berinteraksi dengan dunia internasional loh. Ayolah yang logis...

***

Marwan Greenpress

Jokowi terlihat ragu ketika menjawab pertanyaan Prabowo soal renegosiasi kontrak karya asing yg merugikan kepentingan nasional kita, Jokowi malah ngeles, belum baca kontrak karya perusahaan asing, padahal sudah ramai diberitakan media dlm sebulan terakhir ini, terkait kontrak karya PT Freeport telah diperpanjang lagi, dari seharusnya berakhir pada 2021, menjadi lebih panjang lagi, yakni tahun 2041. Sepertinya Jokowi takut bakal nggak dpt restu dari Paman Sam kalau mempersoalkan isu aktual seperti kontrak karya Freeport. Keraguan Jokowi soal renegosiasi kontrak karya perusaahan asing seakan menegaskan kalau kebijakan Jokowi tdk akan berbeda jauh ibu Megawati, termasuk SBY dlm soal investasi asing di Indonesia

***

Abdul Wahid

Dua hal yg tdk konsisten pd jkw: "menghormati kontrak" tp nyatanya menyalahi kontrak 5 tahun memimpin jakarta; "anggaran ada... anggaran ada..." tp nanya ke Prabowo ttg defisit anggaran...

***

Heri Purnomo

Kalau kita mencermati debat calon presiden tadi, jelas terlihat bahwa jokowi mengajak masyarakat untuk memilih TIM yang dibelakang jokowi, bukan memilih jokowi... karena semua ide, visi dan misi yang disampaikan jokowi adalah ide, visi dan misi mereka... bila jokowi yang terpilih sebagai presiden, sesungguhnya mereka lah the real president.. mereka presiden sebenarnya... masyarakat Indonesia harus tahu siapa TIM yang berada dibelakang jokowi...

wajar bila ada yang mengatakan jokowi itu capres boneka, karena jangankan ide, visi dan misi, bahkan gestur dan cara berbicara jokowi pun mereka yg atur...

mau dibawa kemana negeri bila presidennya nanti keputusan dan kebijakannya adalah keputusan dan kebijakan orang lain????

***

Ridho Hamka

Pingin update status tentang debat tadi.....

Ibarat pertandingan Belanda Vs Spanyol kemarin yg berakhir 5:1

Dimana Prabowo ibarat tim Belanda yg menguasai jalannya pertandingan.

Bahkan ketika Prabowo terdesak skalipun, dia bisa menciptakan situasi yg menguntungkan dirinya. Yg membuat masyarakat menilai dirinya sebagai seorang yg berjiwa besar dan menghargai lawannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar