Senin, 02 Juni 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Fahri Hamzah: Ada Capres Hasil Test Psikologis-nya Suka Bohong

Posted: 01 Jun 2014 11:06 PM PDT


Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal suka blak-blakan mengatakan ada seorang calon presiden (capres) yang dalam test psikologis-nya terbaca tidak konsisten (suka berbohong).

"Sudah ada yang tahu hasil pemeriksaan dokter RSPAD? Ada seorang capres yang dalam test psikologis-nya terbaca tidak konsisten (suka berbohong)," papar Fahri Hamzah lewat akun twitternya (30/5).

"Tapi ada capres yang memiliki sifat konsisten dan memiliki IQ sangat tinggi," lanjut Fahri.

Apakah data yang dipaparkan Fahri Hamzah ini benar? Untuk menjawab keraguan itu Fahri meminta KPU sebagai pihak penyelenggaran Tes Kesehatan Capres dan Cawapres untuk mempublikasikan hasil tesnya ke publik agar masyarakat memiliki informasi dan data yang lebih lengkap mengenai calon pemimpinnya.

"Kalau tidak percaya, kita minta KPU buka hasil pemeriksaan selama 6 - 9 jam itu. Penting!" ungkap Fahri.

Menurut Fahri kepada pers di Jakarta, Ahad (1/6), meskipun data kesehatan termasuk data pribadi yang bersifat rahasia, namun karena diperlukan untuk bahan penilaian terhadap calon pemimpin bangsa, maka perlu dibuka.

"Saya kira harus dibuka hasilnya supaya rakyat tahu kayak apa sih tingkat kecerdasan, kecakapan, kejujuran dan tingkat komitmen capres yang akan dipilihnya," katanya seperti yang diberitakan republika online.

Dia mengatakan, orang yang mau masuk pegawai perusahaan saja harus mau diperiksa tes kesehatannya dan pemilik perusahaan berhak menolak kalau terbukti secara kesehatan baik fisik maupun rohani tidak sesuai dengan kriteria kebutuhan perusahaan. "Rakyat harusnya juga diberi tahu, kalau memang mau menerima kekurangan ya itu terserah rakyat sendiri," kata Fahri Hamzah.

Ketika ditanya apakah Prabowo setuju hasil tes psikologinya diumumkan, sambil tertawa, Fahri langsung menukas, "Bila tujuannya untuk mendapatkan pemimpin yang baik, rakyat tahu karakter pemimpinnya, kenapa tidak? Makanya saya ajukan usulan ini supaya rakyat tidak salah memilih pemimpin. 'Kan hasil tesnya bisa digunakan untuk lakukan penilaian," katanya.

Yang paling penting diketahui oleh publik, menurut Fahri, adalah hasil tes psikologi karena dengan mengetahui hasil tes psikologi, rakyat yang akan memilih akan tahu seperti apa konsistensi capres, kemantapan hati, kecerdasan, motivasi dan alasan yang mendorongnya menjadi calon presiden.

"Calon presiden harus mau membuka hal ini karena ini seharusnya kalau mau jadi presiden rakyat harus diberi tahu rahasia pribadi seperti hasil psikotes sekalipun. Ini sebenarnya masuk ke informasi publik harusnya bisa diperoleh masyarakat karena yang termasuk informasi publik itu kalau urgensinya menentukan kehidupan publik atau masyarakat. Masa' kita gak boleh tahu kalau capresnya punya kelainan," katanya.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Berdasarkan pengundian nomor urut di KPU pada Minggu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat nomor urut 1, sedangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua.


Fahri Hamzah: Prabowo Pemimpin Jenius, Hasil Tes IQ 152

Posted: 01 Jun 2014 10:47 PM PDT


Palangkaraya - Wasekjen PKS Fahri Hamzah membuka catatan soal sosok Prabowo Subianto. Menurut Fahri, Prabowo merupakan sosok pemimpin yang pintar, bila melihat hasil tes IQ.

Dengan berapi-api, di depan relawan Prabowo-Hatta, di Palangkaraya, Kalteng, Senin (2/6/2014), Fahri menyampaikan kelebihan dari seorang Prabowo.

"Kemarin saya dengar yang baca test psikologi bahwa IQ pak Prabowo hasilnya 152. Bayangkan kalau 152 itu kategori pemimpin yang jenius yang mampu memikul pikiran rakyat," terang Fahri di depan ribuan massa.

"Sedangkan kalau tidak cerdas, akan membebankan rakyat," jelasnya yang disambut tepuk tangan.

Prabowo-Hatta membentuk 68 jaringan di Kalimantan Tengah. Pasangan ini juga mengerahkan 5 ribu relawan untuk memenangkan pertarungan di Pilpres di Bumi Kalteng.

*http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/06/02/113553/2596983/1562/fahri-hamzah-prabowo-pemimpin-jenius-hasil-tes-iq-152

"Prabowo-Hatta: Spirit Baru Nasionalisme Indonesia"

Posted: 01 Jun 2014 10:09 PM PDT

(Foto: Khairuddin safri)

Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta didampingi Presiden PKS Anis Matta dan Ketua Umum Partai Golkar Abu Rizal Bakri di arak dalam pengambilan nomor urut pasangan menuju Gedung Komisi Pemilihan Umum Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (1/6).

Pasangan Prabowo-Hatta memperoleh nomor urut satu. Di sepanjang Jalan Imam Boniol, ribuan pendukung dari berbagai elemen buruh, ormas, partai pendukung bersorak sorai gembira disertai Takbir usai pengambilan nomor urut.

***

Sobat, Mana Lencana GARUDAmu?

Kita hanya punya SATU bumi untuk dihuni bersama
Dan kita hanya punya SATU negeri untuk dibangun bersama

Mari Dukung Prabowo-Hatta untuk Selamatkan Indonesia!
Indonesia yang Berdaulat, Indonesia yang Bermartabat

Klik:
www.twibbon.com/support/prabowo-hatta
atau
http://twb.ly/1k8zRFw

*sumber: pks-kreatif.com


Kepanikan Poros Jokowi-JK

Posted: 01 Jun 2014 09:39 PM PDT


Oleh Kiagus Ismail Hamzah*

Saya mulai menyadari bahwa Poros Jokowi-JK sudah kehabisan bahan kampanye untuk menunjukan bahwa mereka lebih baik daripada pasangan Prabowo-Hatta ketika membaca ucapan JK hari ini yang kurang lebih bahwa berbahaya bila pemimpin tidak mempunyai istri, yang merujuk pada kondisi Prabowo sebagai duda cerai yang belum beristri. Argumen semacam ini biasa terlontar di media sosial dan lebih bersifat ledekan dan hominem yang tidak memiliki nilai-nilai ilmiah sama sekali.

Mengapa pernyataan JK tersebut tidak ilmiah dan menunjukan mereka kehabisan bahan? Karena dalam ilmu kepemimpinan manapun tidak ada yang menghubungkan kemampuan memimpin dengan keberadaan pasangan hidup (suami atau istri), terbukti Ratu Elizabeth Tudor dari Inggris dipandang sebagai salah satu monarki terbaik yang pernah memimpin Inggris dan menghalau armada Spanyol yang jauh lebih besar padahal dia tidak pernah menikah. Saya kira JK pasti paham bahwa tidak ada hubungan antara pasangan hidup dengan kemampuan memimpin, dan bila sampai politisi yang berkaliber sepertinya melontarkan pernyataan absurd seperti itu untuk mendiskriditkan saingan, maka maaf saja karena saya harus menyimpulkan bahwa hal ini menunjukan kubu JK sedang panik.

Memang wajar mereka panik karena semua serangan kampanye hitam mereka ke kubu Prabowo, termasuk yang paling berat: isu HAM, tidak ada yang tembus, semuanya mental dan tidak mempan; sementar itu strategi mereka untuk melakukan "Politik Dzalimi" atau "Lempar Batu Sembunyi Tangan" yang biasa berhasil memancing dukungan dari rakyat sekarang hanya disambut oleh suara jangkrik di malam hari karena rakyat sudah tidak bisa ditipu lagi oleh pencitraan "sok lemah" dari Jokowi.

Selain itu bagaimana tidak panik? Karena semua serangan kubu Prabowo tepat sasaran dan efektif, sementara serangan balasan kubu Jokowi terhadap serangan tersebut sering blunder dan membuka luka yang tidak perlu, misalnya secara terbuka Prabowo dan Fadli Zon menyebut Jokowi sebagai capres boneka; dan Megawati malah menambahkan bahwa Jokowi hanya petugas partai yang ditugaskan menjadi capres sehingga tetap wajib menjalankan tugas dari partai dengan baik, sehingga terbuktilah Jokowi adalah boneka.

Contoh kedua, Prabowo dan Fadli Zon menyebut Jokowi pembohong; dan Sabam Sirait (pendiri PDIP -ed) malah membuka kebohongan Jokowi bahwa tidak ada syarat berkoalisi dengan PDIP ketika mengungkap mahar JK menjadi cawapres Jokowi adalah Rp. 10trilyun.

Selain itu bagaimana Jokowi dan JK dapat meyakinkan rakyat Indonesia bahwa mereka adalah pasangan terbaik demi bangsa bila faktanya JK sebagai cawapres Jokowi pernah mengatakan bahwa Jokowi menjadi presiden akan menghancurkan Indonesia dan membawa banyak masalah karena Jokowi tidak berkompeten menjadi presiden; sementara PDIP sebagai partai pengusung Jokowi pernah mengeluarkan kesimpulan bahwa pemerintahan SBY dan "JK" telah gagal dalam segala bidang termasuk gagal mensejahterakan rakyat dan gagal memberi keamanan kepada rakyat banyak.

Wujud kepanikan kubu JK dan Jokowi lain adalah fakta bahwa mereka begitu depresi untuk menarik dukungan baru sampai mereka berkali-kali mengklaim individu tertentu mendukung Jokowi dan beberapa saat kemudian si individu melakukan klarifikasi bahwa tidak benar mereka mendukung Jokowi, misalnya mereka mengklaim istri Ketua PBNU yang mendukung Prabowo, Said Aqil Siroj, istrinya mendukung Jokowi, dan sore harinya sang istri memberi klarifikasi bahwa pernyataan tersebut tidak benar, lagipula sebagai istri tidak mungkin dia mendukung pasangan yang berbeda dari yang didukung suami; klaim kedua adalah bahwa Iwan Fals mendukung Jokowi, yang segera diklarifikasi oleh Jokowi bahwa hal tersebut tidak benar; dan klaim ketiga lebih keterlaluan, klaim bahwa Ketua PP Muhammadiyah memuji sholat Jokowi dan mendukung Jokowi menjadi presiden, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Berdasarkan klarifikasi dari Din Syamsuddin terungkap manipulasi berita oleh media massa pendukung Jokowi antara lain Tempo; Detik; Media Indonesia dan Metro TV, antara lain: (1) bahwa tidak benar dia memuji sholat Jokowi di Gedung PP Muhammadiyah sebab Sholat Dzuhur merupakan sholat yang dilakukan secara lirih jadi tidak mungkin bacaannya bisa dinilai karena tidak kedengeran; (2) bahwa tidak benar dia pernah mengatakan bacaan atau gerakan sholat Jokowi bagus; (3) secara khittah Muhammadiyah selalu netral namun mempersilakan anggotanya memilih berdasarkan preferensi masing-masing, dan (4) doa dari Din Syamsuddin agar Jokowi menjadi presiden bukan bentuk dukungan melainkan sekedar kewajiban seorang muslim mendoakan saudaranya mendapat kebaikan.

Di atas semua itu pengakuan Jokowi bahwa mereka kalah telak dalam pertempuran udara telah menandakan bahwa strategi dan materi mereka telah gagal total, sehingga hal ini bisa jadi merupakan salah satu alasan JK sampai menurunkan derajatnya sendiri sebagai mantan wapres RI dan mantan ketum Golkar dengan memainkan isu konyol seperti ketiadaan istri Prabowo akan membahayakan Indonesia.***

*sumber: https://www.facebook.com/HenryMars/posts/10203061898562573


Prabowo janji akan hormati apapun keputusan rakyat dalam pilpres

Posted: 01 Jun 2014 07:53 PM PDT


Pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa resmi menggunakan nomor urut satu (1) dalam Pilpres 9 Juli nanti. Dalam sambutannya setelah pengundian nomor urut, Prabowo mengucapkan apresiasinya kepada sejumlah pihak dalam mensukseskan penyelenggaraan Pemilu 2014.

"Saya atas nama diri saya dan Pak Hatta dan seluruh koalisi merah putih mengucapkan terima kasih ke KPU yang menyelesaikan tahap demi tahap demokrasi yang kita laksanakan," ujar Prabowo di KPU, Jakarta, Minggu (1/6).

Prabowo berjanji akan bekerja keras untuk memenangkan pemilu presiden tahun ini. Namun dia mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat untuk memilih, siapa capres yang akan menang dalam pilpres mendatang.

"Kita akan kerja keras agar proses demokrasi lebih baik. Kami akan kampanye keras, turun ke rakyat, kami akan hormati keputusan rakyat," tegas dia.

Menurut dia, sejauh ini penyelenggaraan pemilu sudah baik. Karena itu, Prabowo berkomitmen untuk menjaga pemilu berjalan dengan baik sampai selesai nanti.

"Saya atas nama diri saya dan Pak Hatta dan koalisi merah putih termasuk KPU yang telah bekerja keras, tahap demi tahap proses demokrasi untuk kita laksanakan. Alhamdulillah berjalan baik dan tertib, Insya Allah kami bekerja sekeras mungkin agar demokrasi ini berjalan sebaik-baiknya," pungkasnya.

*http://www.merdeka.com/politik/prabowo-janji-akan-hormati-apapun-keputusan-rakyat-dalam-pilpres.html

Disalami Prabowo, Megawati Ogah Berdiri

Posted: 01 Jun 2014 07:53 PM PDT


JAKARTA - Peristiwa cenderung janggal terjadi saat Prabowo Subianto- Hatta Rajasa serta Joko Widodo-Jusuf Kalla menghadiri rapat pleno KPU untuk mengundi nomor urut peserta Pilpres 9 Juli 2014, Minggu (1/6/2014).

Jokowi-JK, menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden RI yang lebih dulu sampai di kantor KPU, ketimbang Prabowo-Hatta.

Mereka ditemani Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PKPI Sutiyoso.

Sementara Prabowo-Hatta datang terakhir. Sadar kubu pesaingnya hadir lebih dulu, pasangan tersebut lantas berinisiatif mendatangi serta mengulurkan tangan untuk berjabat.

Jokowi, JK, Surya Paloh, Muhaimin, dan Sutiyoso, sontak berdiri untuk menyambut itikad baik Prabowo-Hatta.

Tapi, Megawati tampak terlihat membalas salam capres yang diusung Koalisi Merah Putih tersebut sembari tetap duduk. Setelah menyalami mereka, Prabowo dan Hatta duduk di tempat tersedia.

Dari pantauan Tribunnews di KPU, Jakarta, Minggu (1/6/2014), terlihat Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak dengan lengan digulung. Sementara Kalla mengenakan kemeja putih-putih. Sedangkan Prabowo dan Hatta kompak mengenakan kemeja panjang putih-putih lengkap dengan peci hitam.

*http://nasional.kompas.com/read/2014/06/01/2011211/Disalami.Prabowo.Megawati.Ogah.Berdiri

Jokowi Menggurui, Prabowo Menghargai

Posted: 01 Jun 2014 07:52 PM PDT


Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendapatkan nomor urut 2 dalam Pemilu Presiden 2014. Bagi Jokowi, angka dua merupakan simbol keseimbangan dan harmoni.

"Nomor dua simbol keseimbangan. Ada capres, ada cawapres. Ada mata kanan, ada mata kiri. Ada tangan kanan kiri. Semua harmoni dalam sebuah keseimbangan," kata Jokowi dengan nada menggurui sambil menunjuk bagian dari anggota tubuh yang disebutnya, saat memberi kata pengantar usai pengambilan dan penetapan nomor urut peserta Pilpres di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta (Minggu, 1/6).

Dikatakan Jokowi, harmoni dalam sebuah keseimbangan sangat dibutuhkan dalam kehidupan.

"Untuk menuju Indonesia yang penuh harmoni, pilihlah nomor dua," ujar Jokowi, di depan pendukung dua pasangan capres-cawapres, KPU, dan Bawaslu.

Sementara itu, capres Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mengatakan akan berupaya keras menyampaikan gagasan dan platform yang diusungnya kepada calon pemilih. Dia menegaskan menghargai pilihan rakyat.

"Saya menyerahkan keputusan akhir di tangan rakyat," jelasnya tanpa menyinggung nomor urut yang diterimanya.[dem]

*http://m.rmol.co/news.php?id=157697

Pakar Hukum Pidana: Rekening Sumbangan Jokowi-JK Termasuk Gratifikasi

Posted: 01 Jun 2014 07:52 PM PDT

Pakar Hukum Pidana, Dr Mudzakir SH MH

Pembukaan rekening atas nama capres Jokowi dan pasangannya, Jusuf Kalla dikritik sebagai bentuk gratifikasi.

Pakar hukum pidana Universitas Islam Indonesia (UII), Mudzakkir mengatakan, Jokowi masih menjabat gubernur DKI Jakarta meskipun sedang cuti.

"Lain halnya jika mengundurkan diri, karena sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur," ujar Mudzakkir.

Sebagai solusi untuk menghinfari adanya peluang gratifikasi atau suap, menurut dia, Jokowi seharusnya mundur dari jabatannya seperti yang dilakukan cawapres Prabowo, Hatta Rajasa untuk menjaga netralitas dan steril dari pengaruh dan mempengaruhi jabatannya sebagai Menteri.

"Saya khawatir pembiaran gratifikasi dan suap dengan alasan cuti untuk kegiatan atau ikut kompetisi jabatan lain, akan tidak produktif dalam pembarantasan tipikor," terang Mudzakkir.

Ia justru heran jika cindera matapernikahan putri Sekjen Mahkamah Agung, Nurhadi bisa dinyatakan gratifikasi. Sementara, sebaliknya tidak dengan Jokowi yang sengaja buka rekening untuk menampung harta sumbangan donatur.

Mudzakkir menambahkan, KPK seharusnya menindak rekening Jokowi-JK jika yang bersangkutan tak juga melaporkan dalam waktu 30 hari.

"Ya batas waktunya 30 hari kalau dinilai sebagai gratifikasi. Kalau dinilai sebagai suap aktif atau pasif, bisa langsung ditindak. Karena gratifikasi sebagai bentuk dari suap yang bedanya hanya tipis sekali," demikian Mudzakkir.[wid]

*http://politik.rmol.co/read/2014/06/01/157686/1/Pakar-Hukum-Pidana:-Rekening-Sumbangan-Jokowi-JK-Termasuk-Gratifikasi


Fahri Hamzah Usulkan Publikasi Hasil Tes Psikologi Capres

Posted: 01 Jun 2014 07:52 PM PDT


JAKARTA -- Juru debat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah mengusulkan hasil tes psikologi pasangan capres-cawapres 2014 diumumkan kepada publik agar masyarakat memiliki informasi dan data yang lebih lengkap mengenai calon pemimpinnya.

Menurut Fahri kepada pers di Jakarta, Ahad (1/6), meskipun data kesehatan termasuk data pribadi yang bersifat rahasia, namun karena diperlukan untuk bahan penilaian terhadap calon pemimpin bangsa, maka perlu dibuka.

"Saya kira harus dibuka hasilnya supaya rakyat tahu kayak apa sih tingkat kecerdasan, kecakapan, kejujuran dan tingkat komitmen capres yang akan dipilihnya," katanya.

Dia mengatakan, orang yang mau masuk pegawai perusahaan saja harus mau diperiksa tes kesehatannya dan pemilik perusahaan berhak menolak kalau terbukti secara kesehatan baik fisik maupun rohani tidak sesuai dengan kriteria kebutuhan perusahaan. "Rakyat harusnya juga diberi tahu, kalau memang mau menerima kekurangan ya itu terserah rakyat sendiri," kata Fahri Hamzah.

Ketika ditanya apakah Prabowo setuju hasil tes psikologinya diumumkan, sambil tertawa, Fahri langsung menukas, "Bila tujuannya untuk mendapatkan pemimpin yang baik, rakyat tahu karakter pemimpinnya, kenapa tidak? Makanya saya ajukan usulan ini supaya rakyat tidak salah memilih pemimpin. 'Kan hasil tesnya bisa digunakan untuk lakukan penilaian," katanya.

Yang paling penting diketahui oleh publik, menurut Fahri, adalah hasil tes psikologi karena dengan mengetahui hasil tes psikologi, rakyat yang akan memilih akan tahu seperti apa konsistensi capres, kemantapan hati, kecerdasan, motivasi dan alasan yang mendorongnya menjadi calon presiden.

"Calon presiden harus mau membuka hal ini karena ini seharusnya kalau mau jadi presiden rakyat harus diberi tahu rahasia pribadi seperti hasil psikotes sekalipun. Ini sebenarnya masuk ke informasi publik harusnya bisa diperoleh masyarakat karena yang termasuk informasi publik itu kalau urgensinya menentukan kehidupan publik atau masyarakat. Masa' kita gak boleh tahu kalau capresnya punya kelainan," katanya.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Berdasarkan pengundian nomor urut di KPU pada Minggu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat nomor urut 1, sedangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua.

*http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/01/n6hhpe-fahri-hamzah-usulkan-publikasi-hasil-tes-psikologi

"Aura Kemenangan" by @Fahrihamzah

Posted: 01 Jun 2014 09:02 PM PDT


Twit @Fahrihamzah
(1 Juni 2014)

Saya ingin gambarkan sedikit suasana dalam ruang sidang terbuka KPU tadi. Karena ada aura kemenangan.

Suasana dan aura kemenangan #PrabowoHatta sudah nampak sejak massa mengarak dari HI.

#PrabowoHatta memang pasangan serasi. Terus terang ini mengingatkan kita pada #SoekarnoHatta.

Ada juga kekompakan 4 pimpinan partai: @Prabowo08 @hattarajasa @aburizalbakrie dan @anismatta


Mereka naik ke atap mobil karena dielukan oleh massa pendukung. Pemandangan seru.

Sampai di halaman KPU, perjalanan padat yang penuh sambutan. Berbagai kelompok masyarakat datang.

Yang paling menarik dan berkesan perlu diketahui publik adalah suasana dalam ruang sidang KPU.

Kebetulan, kubu sebelah sudah datang duluan. Ibu mega, surya paloh, Muhaimin, dan Sutiyoso. Wiranto tak nampak.

Saat memasuki ruangan, @Prabowo08 secara refleks langsung menuju barisan kubu sebelah dan memberi hormat.

Lalu menyalami satu demi satu pimpinan partai dan terutama calon Presiden mereka. Tepuk tangan membahana.

#PrabowoHatta memang sangat rileks. Tidak nampak ada ketegangan sama sekali. Maka prosesi berjalan lancar.

Kami pun tak lupa menyiapkan dukungan. Kami berharap sekali mendapat nomor satu. Ini memiliki makna luas.

Alhamdulillah, @Prabowo08 dengan ringan mendapatkan No.1). Ruangan bergetar. Lagu GARUDA DI DADAKU jd yel2.

Lagu itu memang kami siapkan, karena memang dalam gambar KPU yg disepakati #PrabowoHatta ada GARUDA.

Sementara itu, kubu sebelah kurang Hepi dengan nomor yang didapat. Senyumnya tertahan.

Maka, tibalah saat sambutan dari kandidat. #PrabowoHattaNomor1 duluan. @Prabowo08 mewakili.

Sambutan @Prabowo08 menurut saya sangat Presidensial. Tanpa teks dan sangat tenang.

Setelah salam, ia mengucapkan hormat dan terima kasih kepada semua orang termasuk kubu sebelah.

Tidak lupa, Prabowo secara khusus menyampaikan penghormatan kepada semua lembaga negara.

Menurut Prabowo, kesuksesan pemilu sampai tahap ini adalah karya banyak orang termasuk KPU.

Prabowo tentu juga mengapresiasi koalisinya, sesuatu yang dia gak pernah lupa. Dia matang sekali soal ini.

Tapi kalimat terakhirnya yang buat tepuk tangan membahana. Karena moralnya tinggi.

Kira2: "Kami berdua, bersama seluruh mitra koalisi akan berjuang sekuat tenaga untuk menang".

"Tapi, pada akhirnya, rakyat yang menentukan. Apapun keputusan rakyat akan kami terima".

Kalimat ini, luar biasa dan mendapat sambutan sangat meriah.

Sekarang, kita bandingkan dengan pidato Jokowi. Saya kita bedanya sangat jauh.

Saya nggak mau bikin perbandingan, berharap ada yang membuat video perbandingannya.

Mari mencerna dengan hati bersih dan akal sehat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar