Sabtu, 07 Juni 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


"Isu Babinsa Rekayasa Kubu Jokowi? Siapakah Rifki Sang Pembuat Isu?"

Posted: 07 Jun 2014 09:06 AM PDT


"Siapakah Rifki Sang Pembuat Isu Babinsa for Prabowo?"

Oleh Ratu Adil*

Sebut saja Rifki.. Demikian Kompas.Com menyebut nama orang pertama memunculkan adanya isu Babinsa for Prabowo. Berita itu bertajuk "Datangi Rumah ke Rumah, Anggota Babinsa Arahkan Warga Pilih Prabowo".

Lihat linknya disini :

http://nasional.kompas.com/read/2014/06/05/0957038/Datang.Rumah.ke.Rumah.Anggota.Babinsa.Arahkan.Warga.Pilih.Prabowo

Kompas.Com pada Kamis, 5 Juni 2014 pukul 09.57 WIB menjadi kanal berita yang pertama kali melansir isu Babinsa for Prabowo. Si "Sebut Saja Rifki" ini juga menjadi orang yang memunculkan isu Babinsa for Prabowo. Penulisnya Sabrina Asril. Editornya Sandro Gatra.

Kemunculan berita Kompas.com tersebut membuat tuduhan Babinsa for Prabowo menjadi komoditas media. Tak hanya itu, Tjahjo Kumolo sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi – JK aktif sekali bersuara soal Babinsa for Prabowo. Jusuf Kalla juga cukup aktif bersuara soal Babinsa for Prabowo.

Masyarakat pun seketika menyimpulkan, adanya Babinsa for Prabowo adalah sebuah kebenaran nan faktual. Bagaimana cara mengidentifikasi kebenaran isu Babinsa for Prabowo?

Pertama, lihat narasumber pertama yang dipakai. Si "Sebut Saja Rifki" inilah yang menjadi narasumber pertama isu Babinsa for Prabowo. Orang lupa menyoroti si "Sebut Saja Rifki" ini ketika membahas Babinsa for Prabowo ngalor ngidul.

Pertanyaan saya adalah benarkah ada sosok "Sebut Saja Rifki" ini? Ataukah "Sebut Saja Rifki" ini hanya tokoh imajiner penulis dan atau Editor Kompas.Com saja? Dalam Konsultan komunikasi, sangat umum wawancara dan penulisan naskah dilakukan oleh Konsultan, lalu penulis tinggal menayangkannya saja.

Apalagi sangat janggal wartawan Kompas.Com kok bisa menemukan si "Sebut Saja Rifki" ini. Padahal alamiahnya, warga yang resah akan melapor ke Bawaslu misalnya. Kenapa bisa si "Sebut Saja Rifki" ini langsung diwawancarai Kompas.Com? Konsultankah yang mempertemukan si "Sebut Saja Rifki" dengan Sabrina Asril sang wartawan Kompas.Com? Sabrina Asril sang peliput bertemu langsung si "Sebut Saja Rifki" ini atau hanya menelpon dengan nomor yang diberikan sang Konsultan? Jika melalui telpon, bagaimana cara Sabrina Asril sang penulis memastikan yang ditelponnya adalah warga? Bagaimana jika Sabrina Asril menelpon seorang yang sudah disetting sang Konsultan dan mengaku "Sebut Saja Rifki"?

Pola semacam ini memang sangat umum di dunia konsultan. Konsultan mengatur wawancara telpon dengan narasumber yang dibilang warga A, padahal orang dalam konsultan itu sendiri. Itu jika Sabrina Asril sang penulis perdana Babinsa for Prabowo melakukan wawancara via telpon.

Bagaimana jika Sabrina Asril mewawancara tatap muka si "Sebut Saja Rifki"? Sama saja, tidak tertutup kemungkinan salah seorang warga diminta berkomentar sesuai naskah kepada Sabrina Asril. Pola ini juga biasa dalam dunia konsultan komunikasi.

Satu-satunya cara membuktikan kebenaran berita karya Sabrina Asril adalah mewawancara ulang si "Sebut Saja Rifki". Atau bisa juga dengan mewawancara tatap muka sejumlah warga Jakarta Pusat yang mengaku gerah dengan Babinsa for Prabowo.

Tapi saya ragu narasumber "Sebut Saja Rifki" ini nyata keberadaannya, karena saya melihat kejanggalan pada naskah berita Sabrina Asril.

Kedua, lihat naskah berita perdana. Apabila melihat naskah perdana berita Sabrina Asril soal Babinsa for Prabowo, terlihat sejumlah kejanggalan.

Pernyataan Rifki di Kompas.Com, Kamis 5 Juni 2014

Tulisan Sabrina Asril ingin mengesankan ada represi pada warga Tionghoa dan Kristen di Jakarta Pusat. Ini jelas bermain pada stigma Prabowo yang berhasil menggalang koalisi Parpol Islam. Risiko yang dihadapi Prabowo dengan menggalang koalisi Parpol Islam adalah dituduh menjadi pelaku atas serangan kepada Kristen. Justru kondisi ini akan dimanfaatkan lawan Prabowo untuk seolah menjadikan Prabowo pelakunya. Jika kubu Jokowi melakukan pembakaran Gereja, tentu orang mudah menuduh Prabowo pelakunya. Jika kubu Jokowi merancang represi kepada area Tionghoa, tentu orang dengan mudah menuduh Prabowo pelakunya.

Pernyataan Rifki di Kompas.Com Kamis 5 Juni 2014

Tulisan Sabrina Asril juga mengingatkan kembali pada kerusuhan 1998 yang mana menjadi stigma negatif Prabowo. Sudah umum di masyarakat berpandangan bahwa kerusuhan 1998 menjadikan etnis Tionghoa korban. Kerusuhan 1998 juga menjadi stigma negatif kepada Prabowo. Terlihat jelas pernyataan si "Sebut Saja Rifki" dalam tulisan karya Sabrina Asril ini mengangkat kembali soal Kerusuhan 1998.

Padahal kalau dilihat secara fakta, bukan Prabowo dalang Kerusuhan 1998. Lihat tulisan saya Fakta Kunci Tuduhan Penculikan Prabowo bit.ly/1tgvC0d

Pernyataan Rifki di Kompas.Com Kamis 5 Juni 2014

Tulisan Sabrina Asril juga ingin mengesankan bahwa mengerahkan Babinsa menandai keputusasaan Prabowo. Perhatikan baik-baik kalimatnya "Kalau sudah xxx, tandanya sudah takut kalah".

Coba cek apa jawaban yang selalu diberikan Jokowi, JK, Tjahjo Kumolo, Tim Jasmev terhadap isu negatif Jokowi. SOP tim Jokowi – JK dalam menghadapi serangan selalu menjawab

"Kalau sudah xxx (sebar fitnah), tandanya sudah takut kalah,".

"Kalau sudah xxx (pakai black campaign), tandanya sudah takut kalah,"

"Kalau sudah xxx (kerahkan Babinsa), tandanya sudah takut kalah,"

Dari 2 analisa terhadap eksistensi si "Sebut Saja Rifki" dan pesan utama dalam Naskah, saya kira Babinsa for Prabowo hanya sebuah manuver dari tim Jokowi.

Analisa saya jelas, sangat janggal kenapa si "Sebut Saja Rifki" menyampaikan semua stigma negatif Prabowo dalam satu paket. Apakah natural si "Sebut Saja Rifki" membahas soal Kerusuhan 1998? Apakah natural si "Sebut Saja Rifki" membahas soal tempat tinggalnya yang dominan Kristen dan Tionghoa? Apakah natural si "Sebut Saja Rifki" memakai kalimat SOP Jokowi JK dalam menghadapi setiap isu negatif?

Jelas terlihat sekali indikasi bahwa tim Jokowi – JK adalah pihak yang mengorganisir isu Babinsa for Prabowo. Kuncinya ada pada eksistensi si "Sebut Saja Rifki".

Ada teman sebut, tapi Babinsa menyatakan memang melakukan pendataan geografis dan demografis. Pertanyaan teman itu, bagaimana jika di tengah pendataan geografis dan demografis itu benar ada titipan Vote Prabowo?

Tadi sudah saya sebut, bisa dilakukan kroscek langsung ke "Sebut Saja Rifki", untuk memastikan kebenaran Babinsa for Prabowo. Metode kedua, bisa kroscek juga warga di area tempat tinggal "Sebut Saja Rifki", untuk memastikan kebenaran Babinsa for Prabowo.

Tentu saja, dua metode ini bisa dilakukan jika memang si "Sebut Saja Rifki" memang eksis dan bukan karangan konsultan Jokowi – JK.

Lagipula, fakta bahwa Babinsa bagian dari TNI bukan berarti penggerak Babinsa for Prabowo adalah Prabowo. Faktanya, kelompok purnawirawan TNI terpecah antara ke Jokowi dan ke Prabowo. Dalam perang intelijen dan kontra intelijen, sangat mudah mengatur operasi Babinsa for Prabowo untuk memojokkan Prabowo. Apalagi, ada Hendro Priyono (mantan kepala BIN) di kubu Jokowi. Ketika ada oknum TNI melakukan aksi Vote Prabowo seperti kasus Babinsa, bukan serta merta itu digerakkan oleh Prabowo.

Faktor lain yang perlu dilihat untuk melakukan analisa adalah fakta bahwa tim Jokowi – JK begitu aktif bersuara soal Babinsa for Prabowo. Tjahjo Kumolo dan Jusuf Kalla menjadi pihak yang paling aktif memanfaatkan isu Babinsa for Prabowo. Berita Satu, kanal berita milik James Riady yang menjadi backing Jokowi juga gencar sekali mengangkat wacana Babinsa for Prabowo. Tak lupa, Jawa Pos milik Dahlan Iskan yang dukung Jokowi karena dijanjikan kembali jabat Menteri BUMN juga aktif bahas Babinsa for Prabowo. Metro TV milik Surya Paloh sang pendiri Nasdem sudah tak perlu ditanya, sangat aktif bermain Babinsa for Prabowo.

Fakta bahwa tim Jokowi – JK (Tjahjo Kumolo, Jusuf Kalla, Berita Satu, Jawa Pos) begitu aktif bersuara memperkuat dugaan bahwa mereka lah yang bermain. Dan dugaan saya, mereka akan terus menggenjot wacana ini untuk kemudian dimanfaatkan untuk melakukan survey.

Saya yakin, di tengah kisruh Babinsa for Prabowo ini, LSI Denny JA yang disewa oleh Jokowi akan melakukan survey. Tujuannya, mendorong hasil statistik yang ditargetkan menurunkan laju kenaikan Prabowo. Karena belakangan, seperti dikatakan pengamat Yunarto Wijaya, hasil survey Jokowi – JK stagnan, sedangkan Prabowo – Hatta melaju cepat. Fakta laju kenaikan Prabowo – Hatta ini tentu akan mempengaruhi opini publik terhadap Prabowo – Hatta.

Untuk meredam itu, tim Jokowo – JK sengaja merancang isu Babinsa for Prabowo. Tak perlu benar dan faktual peristiwa Babinsa for Prabowo ini, yang penting bisa dimainkan secara massif di media massa. Lalu LSI Denny JA akan melakukan survey di tengah isu negatif yang memojokkan Prabowo.

Saya perhatikan, LSI Denny JA selalu bermain di kewilayahan dan timing melakukan survey untuk mengangkat hasil survey Jokowi – JK. Survey terakhir LSI Denny JA dilakukan pada 18 – 25 Mei 2014. Padahal, pendaftaran capres dan cawapres ditutup pada 20 Mei 2014, kenapa survey LSI Denny JA tidak dimulai pada 21 Mei 2014?

Sederhana, pada 16 – 18 Mei 2014 PDIP mulai meramaikan di media bahwa Jusuf Kalla final jadi Cawapres Jokowi. Sementara Prabowo belum mengumumkan nama Cawapresnya pada periode 16 – 18 Mei 2014. Perbedaan timing ini memberikan hasil survey yang lebih menguntungkan kepada Jokowi – JK, kurang menguntungkan kepada Prabowo.

Prediksi saya, isu Babinsa for Prabowo ini akan terus dimainkan oleh tim Jokowi – JK di media massa, terlepas benar tidaknya isu itu. Berita Satu, Metro TV dan Jawa Pos sudah pasti akan menjadi motor penggerak Babinsa for Prabowo setidaknya selama 1 pekan ke depan. Kenapa saya prediksi Babinsa for Prabowo akan terus bermain selama 1 pekan ke depan? Karena LSI Denny JA akan memulai survey pada puncak wacana Babinsa for Prabowo ini, yaitu pada pekan depan.

Sekarang semua kanal media yang mendukung Jokowi – JK terus menggenjot isu Babinsa for Prabowo dan semakin memuncak. Perkiraan saya, isu Babinsa for Prabowo akan dikembangkan menjadi pertarungan TNI di kubu Jokowi dan kubu Prabowo. Lalu dikembangkan menjadi mempertanyakan Netralitas TNI. Hasil akhir yang diharapkan adalah masyarakat muak dengan partisipasi TNI dalam Pilpres yang notabene merugikan Prabowo sebagai pensiunan TNI.

Ringkasnya ada 4 step yang akan terjadi pada isu Babinsa for Prabowo :

1. Babinsa for Prabowo (sudah terjadi)

2. Pertarungan TNI di kubu Jokowi dan Prabowo (sedang terjadi)

3. Mempertanyakan netralitas TNI (baru dimulai)

4. Masyarakat muak dengan partisipasi TNI maupun Purnawirawan TNI dalam Pilpres

Prediksi saya, poin 2, 3 dan 4 akan memuncak selama sepekan mendatang 9 – 16 Juni 2014. Saat itulah LSI Denny JA akan melakukan survey untuk mencetak hasil survey yang memperlambat laju kenaikan Prabowo.

Dari beberapa analisa di atas, saya simpulkan 2 hal :

1. Babinsa for Prabowo dirancang oleh tim Jokowi – JK menghantam Prabowo dan survey LSI Denny JA.

2. Babinsa for Prabowo adalah miskomunikasi warga dengan Babinsa tapi dimanfaatkan tim Jokowi – JK untuk keperluan menghantam Prabowo dan survey LSI Denny JA.

Tapi feeling saya mengatakan, isu Babinsa for Prabowo ini adalah rancangan tim Jokowi – JK. Apalagi Bawaslu kini tengah memeriksa tim Jokowi – JK terkait isu Babinsa for Prabowo.

Lihat berita ini :

Dugaan Pengerahan Babinsa Untuk Pilih Prabowo, Bawaslu Periksa Tim Jokowi

http://nasional.kompas.com/read/2014/06/06/2058110/Dugaan.Pengerahan.Babinsa.untuk.Pilih.Prabowo.Bawaslu.Periksa.Tim.Jokowi

Mari kita simak kelanjutannya.

Bacaan Tambahan :
"Kalau Jokowi Dilukai, Bukan Berarti Prabowo Pelakunya" bit.ly/1nxUMWx


*sumber: http://politik.kompasiana.com/2014/06/07/siapakah-rifki-sang-pembuat-isu-babinsa-for-prabowo-660461.html


Soekarwo: Ke Surabaya Beli Jenang, Insya Allah Prabowo Menang

Posted: 07 Jun 2014 05:57 AM PDT


SURABAYA - Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Dewan Penasehat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta wilayah Jawa Timur, Soekarwo akrab disapa Pakde Karwo, optimis pasangan yang diusung Koalisi Merah Putih tersebut akan menang di Jawa Timur.

Pakde Karwo menunjukkan sikap optimisnya melalui sebuah pantun kilat  yang diucapkan ketika memberikan sambutan dalam acara Deklarasi Tim Pemenangan yang dihadiri langsung Prabowo Subianto dan Ketua Tim Pemenangan Nasional Prof Mahfud MD.

"Nang Suroboyo tuku jenang, insyaallah Prabowo menang (Ke Surabaya membeli jenang, insya Allah Prabowo menang)," tegas Pakde, Jumat (6/6/2014) malam.

Prabowo dan sekitar 14 ribu relawan, kader, dan simpatisan Koalisi Merah Putih yang memenuhi gedung JX Internasional sontak menyambut tepuk tangan pantun kilat yang dilontarkan Pakde Karwo yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur itu.

Kesediaan Pakde Karwo menjadi Ketua Dewan Penasehat Tim Pemenangan, karena semua teman-temannya yang mengusung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dalam Pemilu Gubernur Jawa Timur 2013, selain Demokrat, semuanya bergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo-Hatta. Yakni, Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar, dan PBB.

"Kalau partai saya (Demokrat) belum ikut (dalam koalisi Merah Putih). Tapi teman-teman pendukung KarSa mendukung Prabowo-Hatta," tegas Pakde Karwo. (tribunnews)


Gubernur Bali Minta Warganya Menangkan Prabowo-Hatta

Posted: 06 Jun 2014 09:15 PM PDT


DENPASAR -- Bali dinilai memerlukan kepemimpinan yang tegas dan bisa melindungi Bali dari "penajajahan" asing. Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta agar masyarakat memilih dan memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.

"Kita tahu dan bisa menilai, bagaimana sosok Prabowo-Hatta dan sosok pasangan lainnya," kata gubernur di Denpasar, Jumat (6/6), saat deklarasi dan pengukuhan Tim Pemenangan Propinsi untuk pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta.

Menurut gubernur, dia merasa perlu akan kepemimpinan Prabowo-Hatta, demi kemajuan dan kelanggengan pembangunan Bali.

Sebagai daerah tujuan wisata, kata Pastika, Bali setiap hari bersentuhan dengan luar negeri. Karena itu, Bali harus dilindungi, agar kemajuan pariwisata bisa memberikan manfaat positif bagi masyarakat Bali. Pastika berharap agar nilai jual Bali tetap dihormati dan dihargai oleh pihak-pihak lain.

Pastika menyebut, imbauannya untuk memilih pemimpin yang tegas, bukan hanya untuk mereka yang hadir dalam acara deklarasi itu saja. Tapi dikatakan Pastika untuk seluruh masyarakat Bali. Dalam struktur Tim Pemenangan Prabowo Hatta di Bali, Pastika menjadi Ketua Tim Pengarah.

*http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/06/n6qzui-gubernur-bali-minta-warganya-menangkan-prabowohatta


PRABOWO Presiden yang Tepat untuk INDONESIA

Posted: 06 Jun 2014 09:20 PM PDT


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau.

Dengan populasi sekitar sebesar 260 juta jiwa pada tahun 2013, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Negara seluas dan sebesar ini sangat membutuhkan pemimpin yang cerdas, berwibawa, tegas, sehat, berkarakter kuat.

Dan kitalah (rakyat Indonesia) yang menentukan bagaimana masa depan bangsa ini lima tahun kedepan....

Ada adigium yang diajarkan kepada saya saat saya perwira muda: "Seribu kambing dipimpin oleh harimau akan mengaum semua, tapi seribu harimau dipimpin oleh kambing akan mengembek semua". (Prabowo Subianto)

#SelamatkanIndonesia


Prabowo: Jangan Sampai Indonesia Dirampas!

Posted: 06 Jun 2014 07:29 PM PDT


SURABAYA – Calon presiden (Capres) Prabowo Subianto mendatangi posko kemenangan Koalisi Merah Putih Surabaya, di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Surabaya, Jawa Timur. Kedatangannya, disambut  ribuan Organisasi Massa (Ormas) Pemuda Pancasila.

Dalam pidatonya, Prabowo, mengatakan Indonesia  negara kaya dan harus menjadi bangsa yang besar, serta jangan sampai kekayaan Indonesia dirampas oleh negara asing.

"Saya prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia yang kaya. Namun, rakyatnya masih banyak yang miskin," kata Prabowo, Jumat (6/6/2014).

Dia berharap, warga Jawa Timur, memilih pasangan Prabowo – Hatta, karena peduli dan selalu memperjuangan rakyat kecil.

Selain itu, mantan Danjen Kopassus tersebut juga mengajak para kader Pemuda Pancasila untuk bekerja keras meperjuangkan bangsa Indoensia. "Jangan sampai Indonesia menjadi boneka dari bangsa asing," pungkasnya. (fid/okezone)


Isu Babinsa, Hidayat: Ada Pihak Yang Ingin Mengadu Domba

Posted: 06 Jun 2014 07:17 PM PDT


Partai Keadilan Sejahtera menduga adanya pihak ketiga melakukan adu domba terhadap dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Hal itu dikemukakan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid menanggapi adanya aksi Babinsa yang mengarahkan warga untuk memilih calon presiden tertentu.

"Sangat mungkin ada pihak ketiga untuk mengacaukan suasana untuk mengadu domba antara dua capres cawapres dan antara dua pendukungnya," kata Hidayat Nur Wahid, di Jakarta, Jumat (6/6/2014).

PKS tidak menuduh siapapun, tetapi Hidayat menyatakan kasus tersebut sangat merugikan Prabowo-Hatta.

Untuk itu, Anggota Komisi I DPR meminta KPU, Bawaslu dan aparat penegak hukum untuk bekerja maksimal mengungkap kasus tersebut.

"Segala hal yang bisa mengeruhkan suasana Pilpres harus dihentikan, diselesaikan," tuturnya.

Hidayat mengatakan pihaknya menginginkan pemilihan presiden yang bermartabat dan berintegritas. Apalagi, kedua pasangan telah menandatangani deklarasi damai.

"Setelah itu ditandatangani, dideklarasikan, semua melaksanakan, taat azaz. Semua harus konsisten dengan keinginan hadirkan pilpres berintegritas dan damai," ucapnya.

Hidayat mengatakan persoalan anggota TNI aktif ikut berpolitik praktis tidak mencerminkan pemilu yang berintegritas dan damai. Untuk itu, Komisi I DPR, kata dia, telah meminta Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk memastikan institusinya netral hingga perwira terendah.

"Pangilma TNI sudah beri jaminan dan akan beri sanksi pada prajurit yang terlibat lakukan intervensi," katanya.

Bahkan, dia meminta institusi TNI/Polri tidak diperkenankan masuk ke wilayah politik. Meskipun ada pihak-pihak yang menginginkan TNI/Polri masuk ke dunia politik.

"TNI/Polri jangan mau ditarik-tarik ke politik, kami juga tegaskan, politisi juga jangan menarik-narik TNI/Polri untuk menjadi tidak netral. Karena kadang TNI/Polri mau netral, tapi kemudian kawasan politisi membuat mereka tidak netral. Kami tegaskan semua harus taat azas, jangan ganggu TNI/Polri jalankan tugasnya, mereka harus netral jangan dibuat tidak netral," tuturnya. (Miradin Syahbana Rizky/A-89)***

*sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/284277
(foto jppn)

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Kiai Jawa Timur

Posted: 06 Jun 2014 07:06 PM PDT


Pasuruan - Prabowo Subianto, calon presiden (Capres) nomer urut satu itu, menghadiri acara Istighosah dan Silaturrahim Alim Ulama Kiai Se-Jawa Timur, di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al-Yasini, Areng-areng, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jumat (6/6/2014).

Kehadiran Prabowo dalam acara tersebut merupakan salah satu bagian dari safari politiknya ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Malang, Pasuruan, dan Surabaya.

Acara yang digelar di Ponpes Terpadu Al-Yasini pimpinan Kiai Haji Mujib Imron ini dihadiri pula sejumlah kiai kharismatik. Di antaranya KH Nawawi Abdul Jalil, KH Mas Subadar, KH Idris Hamid, KH Moh. Anwar Manshur, KH A Idris Marzuki, KH Abdulloh Bafaqih, KH Nurul Huda Jazuli, KH. Anwar Iskandar, kiyai Miftahul Akhyar, serta para pengasuh Ponpes ternama lainnya di Jawa Timur.

Pada acara itu, Prabowo memberikan sambutannya kepada ribuan ulama dan masyarakat yang hadir. Bahkan, ia sempat menangis terharu dan bicara terpatah-patah saat menyampaikan pidatonya di hadapan ribuan tamu undangan yang hadir.

"Saya sangat terharu, rasanya tidak bisa nahan tangis, karena saya rasakan suatu kepercayaan yang besar yang diletakkan di atas pundak saya. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan," ujar Prabowo seusai menerima pemberian secara simbolis berupa surban dengan motif kotak-kotak berwarna merah putih dari KH. Mas Subadar.

Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan, dirinya sudah dekat dengan para kiai, sejak dirinya masih muda dan berstatus sebagai seorang prajurit. Hal itu ia lakukan lantaran sebagai seorang prajurit, mau tidak mau harus berhadapan dengan medan perang.

"Pada saat itu, setiap kali saya mau perang. Saya selalu tak lupa menyempatkan diri untuk mohon doa restu kepada para ulama," ucap Prabowo di hadapan para kiai dan ribuan tamu yang hadir.

Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang turut serta mendampingi Prabowo itu menegaskan, kedatangannya ke Ponpes Terpadu Alyasini itu murni untuk memenuhi undangan bukan untuk berkampanye.

"Saya ke sini bukan berkampanye, tapi saya akan memberikan kuliah tentang politik. Tolong ini dicatat bawaslu," kata pria berkacamata itu di hadapan ribuan tamu undangan.

Dalam sambutannya, Mahfud mengatakan, politik merupakan bagian dari kehidupan manusia dan tidak ada seorang pun yang bisa lepas dari politik. "Begitu Anda lahir, Anda sudah bergabung dengan organisasi tertinggi yakni negara. Tidak ada seorangpun yang hidup tanpa terikat oleh politik," ucapnya.

Kiai Anwar Iskandar, salah satu ulama dari Kediri juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa dukungan para kiai kepada Prabowo itu bukan tanpa syarat atau langsung diputuskan dengan mudah.

"Kami telah melakukan rapat berkali-kali untuk membahas sikap politik NU menghadapi pilpres. Hingga akhirnya, para kiai yang berasal dari Jatim, Jateng, dan Jakarta telah sepakat bahwa dasar dasar paling pokok di dalam menggunakan hak pilihnya pada pilpres mendatang, dasarnya adalah kepentingan bangsa Indonesia. Karena itu kami sepakat, memilih pemimpin yang dinilai bisa mengatasi masalah-masalah di Indonesia. Dan Insya Allah, hari ini kita sudah ditunjukan," pungkasnya. (inilah)


Jokowi Tertawakan Prabowo Tak Punya Istri

Posted: 06 Jun 2014 07:03 PM PDT


Calon Presiden (Capres) Joko Widodo dan pendukungnya menyindir Prabowo Subianto soal kehidupan pribadinya. Bahkan Jokowi dan pendukungnya menertawakan Prabowo yang tidak punya istri.

Peristiwa itu terjadi saat Jokowi berpidato di acara deklarasi tim pemenangan Jokowi-JK di lapangan Renon, Denpasar, Bali pada Kamis (29/5/2014) malam. Sindiran tersebut sempat terekam oleh stasiun televisi Beritasatu yang kebetulan sedang meliput.

Dalam rekaman itu Jokowi sempat memberikan pidato soal persaingan kandidat Capres-Cawapres yang bertarung saat ini khususnya soal kelebihan-kelebihan kandidat.

Jokowi saat itu mengimbau kepada seluruh pendukungnya untuk menyebarkan kelebihannya dengan Capres lainnya. "Jokowi begini, kelebihannya ini, yang satunya...," kata Jokowi.

Namun disela-sela penjelasannya itu ada seorang pendukung yang berteriak menyindir Prabowo. "Yang satu ora duwe bojo (yang satu tidak punya istri)," kata salah seorang pendukung Jokowi.

Mendengat itu Jokowi langsung merespon dan menunjuk dengan maksud membenarkan perkataan pendukungnya tersebut sambil tersenyum lebar. Melihat sikap ini sontak membuat para pendukung lain yang hadir tertawa bersama Jokowi.

Berikut video saat Jokowi tertawakan Prabowo tak punya istri.

klik link: http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=dtDIHXsP-3A


*sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/2107354/jokowi-tertawakan-prabowo-tak-punya-istri#.U5Jyf7EZOsg

Jokowi Kini Galak Serang Prabowo

Posted: 06 Jun 2014 07:00 PM PDT


Jakarta - Persaingan Pemilu Presiden 2014 menjadikan calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi mengalami transformasi. Bila sebelumnya, Joko dikenal lembut, belakangan mulai galak. Menyindir dan menyerang kandidat lain pun dilakukan. Joko kini berubah.

Pidato Joko dalam deklarasi kampanye damai dan bermartabat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menyebut pemilu harus dimaknai dengan kegembiraan politik tampaknya tak berjalan di lapangan. Berbagai sindirian Joko ditujukan pada capres lainnya, Prabowo Subianto justru muncul. Joko justru menampilkan pilpres sebagai ajang menembak rival.

Seperti saat melakukan kampanye di Jayapura, Papua, Joko menyindir model kampanye yang dilakukan Prabowo Subianto yang dilakukan di hotel. Kalau yang lain yang di sana, kampanye di hotel. Kalau kita, kampanye di kampung saja, karena Jokowi dan Jusuf Kalla milik orang-orang kampung, milik orang-orang di daerah," kata Joko di Jayapura, Kamis (5/6/2014).

Rupanya, gaya kampanye menyindir ala Joko ini tidak dilakukan sekali saja. Masih dari Papua, Joko kembali menyindir Prabowo tentang klaim kerakyatan yang disuarakan saat Pilpres ini. Menurut dia, kerakyatan hanya menjadi klaim namun enggan bertemu rakyat.

"Sekarang ada pemimpin yang menyatakan diri kerakyatan, tapi tidak pernah bertemu rakyat, tidak pernah hidup di lingkungan kumuh, tidak pernah bersentuhan kulit dengan rakyat. Apa itu yang kita inginkan?" tambah Joko.

Sebelumnya Joko Widodo dan pendukungnya juga menyindir Prabowo Subianto soal kehidupan pribadinya. Bahkan Jokowi dan pendukungnya menertawakan Prabowo yang tidak punya istri. Saat itu Jokowi berpidato di acara deklarasi tim pemenangan Jokowi-JK di Bali. Sindiran itu sempat terekam oleh stasiun televisi Beritasatu yang kebetulan sedang meliput.

Dalam rekaman itu Jokowi sempat memberikan pidato soal kelebihan kandidat Capres. Jokowi mengimbau kepada pendukungnya untuk menyebarkan kelebihannya dengan Capres lainnya. "Jokowi begini, kelebihannya ini, yang satunya...," kata Jokowi. Namun ada pendukung yang berteriak menyindir Prabowo. "Yang satu ora duwe bojo (yang satu tidak punya istri)," kata salah seorang pendukung Jokowi.

Mendengar itu Jokowi langsung merespon dan menunjuk dengan maksud membenarkan perkataan pendukungnya tersebut sambil tersenyum lebar. Melihat sikap ini sontak membuat para pendukungnya yang hadir menjadi tertawa bersama Jokowi.

Model kampanye sindir menyindir, bahkan cenderung sarkas terhadap kandidat lain juga menular pada Tim Pemenangan pasangan Joko-Kalla. Seperti yang dilakukan Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid yang menganalogikan Ketua Tim Pemenangan Mahfud MD sebagai calo penumpang di terminal. Ini terkait dengan posisi Mahfud di Tim Prabowo-Hatta.

"Pak Mahfud MD itu kan koordinator calon penumpang di terminal. Masak kita ikut calo, ya harus ikut sopir atau kernet," kata Nusron. Menurut dia, Jokowi ibaratnya sopir sedangkan Kalla sebagai kernet yang diklaim Nusron jelas ke-NU-annya.

Kata populer yang beberapa waktu lalu melekat pada diri Joko seperti "aku rapopo" seolah tak lagi identik dengan figurnya. Dalam beberapa kesempatan, Joko justru mulai menunujukkan sikap "ke-Aku-annya".

Seperti saat berbicara di hadapan relawan di Yogyakarta, ia menampik bila disebut sebagai tukang mebel atau tukang kayu. Menurut Joko, dirinya adalah eksportir produk kayu ke luar negeri. "Sekali-kali saya mau sombong, kalau saya itu eksportir, bukan tukang mebel," cetus Joko.

Bisa saja transformasi Joko belakangan ini merupakan hasil saran dan masukan konsultan politik yang ia sewa. Namun, perubahan Joko justru menjadikan figur gubernur non aktif DKI Jakarta itu seolah asing. Kekuatan figur Joko yang dipersepsikan merakyat dan sederhana justru belakangan pudar. Kepudaran figur Joko bukan oleh pihak lain, namun justru karena Joko lakukan sendiri. [mdr]

*sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/2107358/transformasi-jokowi-kini-galak-serang-prabowo#.U5JxjLEZOsg


Keraton Solo Dukung Prabowo

Posted: 06 Jun 2014 06:51 PM PDT


Dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa kian mengalir deras. Setelah DKI Jakarta, Jabar dan Jatim, dukungan juga datang dari Keraton Solo. Tidak tanggung-tanggung, Maha Patih Keraton Solo, Tedjowulan menyebut, Prabowo Subianto pantas menjadi presiden karena memiliki unsur Su, seperti dua presiden sebelumnya, Sukarno dan Suharto.

"Presiden pertama kita Soekarno, presiden kedua kita Soeharto, dan kini calon presiden ketujuh juga memiliki unsur Su yakni Subianto. Jadi Prabowo Subianto pantas jadi presiden ketujuh, perlu diingat itu," kata Tedjowulan di Jakarta, Jumat (6/6/2014).

Tedjowulan yang pensiunan TNI berpangkat Kolonel ini menambahkan, dari dua capres yang akan bertarung di pilpres 2014 hanya Prabowo yang memiliki unsur Su. Meski sama-sama berasal dari Solo, Tedjowulan lebih memilih Prabowo ketimbang Jokowi, karena Prabowo unggul dalam banyak hal.

"Prabowo sudah terdidik, terlatih sebagai pemimpin yang sudah disiapkan. Background-nya jelas, dari militer. Jokowi dengan saya, masih tuaan saya. Yang punya Solo seharusnya saya," ujar pria bergelar Kanjeng Gusti Panembahan Haryo Panembahan Agung (KGPHPA) itu.

Dari Jatim, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Radjasa, Mahfud MD optimis, Prabowo-Hatta akan meraih kemenangan di Jatim pada pilpres 9 Juli 2014 mendatang, karena banyak kiai yang menyatakan dukungan terhadap pasangan ini.

"Tidak bisa dihitung lagi karena sudah banyak kyai yang mendukung. Saya optimis pasangan Prabowo-Hatta bisa meraih suara warga NU, sekaligus akan menguasai Jatim. Target kami, meraih suara 60-65 persen di Jawa Timur," kata Mahfud MD usai mendampingi Prabowo mengunjungi Ponpes Al Qodiri di Jember, Kamis malam.

Untuk mendulang suara warga NU di Jatim, Mahfud mengatakan, timnya terus melakukan pendekatan dengan para ulama. "Strateginya masuk dari segala lini dan akar rumput. Langsung bertemu warga dan para kiai," ujar Mahfud MD.

Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta yang lain, Fahri Hamzah juga yakin, Prabowo-Hatta mampu mendulang suara besar di wilayah Indonesia Timur. "Kami yakin masyarakat Indonesia Timur dukung Pak Prabowo, dukungannya masih kuat. Karena Prabowo kan pernah bertugas di seluruh Indonesia, pernah tugas di Papua juga, malah membebaskan sandera di sana," kata Fahri di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat.

Politisi PKS itu mengatakan, dari waktu ke waktu dukungan ke Prabowo-Hatta semakin besar, karena masyarakat menilai platform pasangan itu bagus sehingga diterima rakyat luas. "Secara umum penilaian masyarakat Indonesia Timur terhadap Prabowo bagus dan matang," kata Fahri.

Faktor lain yang membuat Prabowo kuat di Indonesia Timur adalah dia memiliki darah Indonesia Timur, ibunya dari Sulawesi Utara. Jadi, bukan hanya Jusuf Kalla yang bisa mengklaim memiliki darah dari Indonesia Timur.

"Pak Prabowo punya darah Indonesia Timur, ibunya dari Manado, Sulut. Tidak hanya JK yang bisa klaim Indonesia Timur," ujarnya. (Sjafri Ali/A-88)

*sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/284223


Prabowo Sang Fenomenal

Posted: 06 Jun 2014 06:15 PM PDT


Tanya pada seluruh pasukan Kopassus TNI AD, siapa Komandan Jenderal pasukan elite Indonesia yang paling populer dan disegani hingga kini? Jawabnya pasti Prabowo Subianto!

Politisi PKS Fahri Hamzah, dalam akun Twitternya Kamis (22/05/2014) menulis "Kita terlalu mengenal Prabowo…Tapi belum terlalu mengenal Jokowi".

Pernyataan Fahri ada benarnya. Hujatan miring kepada mantan menantu Presiden Soeharto itu karena memang rakyat Indonesia terlalu sangat mengenal sosok Prabowo, yang dikesankan sebagai sosok temperamental oleh rival-rivalnya.

Namun Stanley A Weiss, pendiri lembaga Business Executives for National Security di Washington, Amerika Serikat, menyebut Prabowo adalah siswa yang cerdas dan paling menonjol yang pernah dilatih di Fort Benning, sebuah lembaga pendidikan pasukan khusus militer di Amerika Serikat, bersama rekannya Raja Abdullah II dari Yordania.

Danjen Kopassus Mayjen Prabowo Subianto dikenal sebagai komandan Kopassus paling fenomenal dan terpopuler hingga kini.

Dalam testimoninya di Huffington Post tahun 2012 silam, Weiss mengatakan, ia mendengar sendiri pengakuan Jenderal Wayne Downing, pelatih utama di Fort Benning, yang menyebut diantara para tentara asing, hanya Prabowo dan Abdullah yang bisa menarik perhatiannya.

"Dia mengatakan pada saya, dari semua tentara asing yang pernah dia latih, kedua orang itu saja yang paling menonjol," kata Weiss.

"Dua orang itu adalah Abdullah II bin Al-Hussein, kini Raja Yordania dan satunya lagi adalah Prabowo Subianto, mantan komandan pasukan khusus Indonesia dan kini calon presiden Indonesia 2014," tegas Weiss.

Karir militer "The Rising Star" Prabowo terhenti dengan kisruh politik dalam negeri, dimana ia dituduh terlibat dalam aksi penculikan dan dalang kerusuhan Mei 1998, yang hingga kini tak pernah bisa dibuktikan.

Peristiwa politik kejatuhan Presiden Soeharto turut meredupkan sinar terang dalam karir militer mantan suami Titiek Soeharto ini. Pemberhentian dirinya dari militer dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal, hingga kini tak pernah diselesaikan di pengadilan.

Hingga kini institusi TNI tak pernah secara terbuka menyebut pemberhentian Prabowo karena apa. Hanya dugaan-dugaan buruk yang dialamatkan kepada Prabowo, dalang penculikan aktivis tahun 1997, dalang kerusuhan Mei 1998 dan percobaan kudeta kepada Presiden Habibie.

Tapi, dunia dan Indonesia tak pernah lupa, bahwa prajurit tempur yang kini menjadi calon presiden dari Partai Gerindra itu pernah membuat harum nama negara Indonesia dengan keberhasilannya memimpin operasi "mission impossible" pembebasan sandera tim ekspedisi Lorentz tahun 1996 di Mapenduma, Papua, yang memakan waktu hingga berbulan-bulan.

Brigjen TNI Prabowo Subianto saat memimpin operasi pembebasan sandera ekspedisi Lorentz di Mapenduma, Papua, tahun 1996 silam.

Mayor TNI Prabowo Subianto saat memimpin operasi penangkapan Presiden Fretilin Nicolau Lobatu di Timor-Timur.

Di masa kepemimpinan Mayjen Prabowo Subianto, Kopassus TNI AD dimekarkan menjadi 4 grup dan berganti seragam dari hijau loreng menjadi loreng darah mengalir.

Prabowo Subianto sejak menjadi taruna AKABRI Magelang hingga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

*sumber: http://www.jurnal3.com/prabowo-subianto-capres-fenomenal-terlalu-dikenal-publik/


Pilpres dan "Handsome Effect" by @Strategi_Bisnis

Posted: 06 Jun 2014 06:41 PM PDT


Pilpres dan "Handsome Effect"

*by admin @Strategi_Bisnis
(7/6/2014)

Ditengah demam kampanye, admin mau share sebuah fenomena unik yg dikenal dg sebutan "handsome effect". #HandsomeEffect

Studi2 ttg political marketing, khususnya ttg perilaku pemilihan presiden di amerika, menyodorkan sebuah kesimpulan yg layak dikenang....

Studi itu menulis: capres dg wajah handsome, gagah dan good looking selalu punya peluang lebih besar untk terpilih (Gladwell, 2005).

Dlm bukunya yg berjudul Blink (2005), Gladwell menyebut faktor handsome itu sbg "warren harding error".

Warren Harding adlh capres amerika di thn 1921, dg rekam jejak yg amat buruk, tp scra mengejutkan ia menang.

Kenapa Harding menang meski rekam jejaknya buruk? Krn Harding adlh pria gagah, berwibawa dan good looking. Begitu tulis Gladwell.

Faktanya, semenjak presiden John F Kennedy yg super ganteng itu, presiden terpilih Amerika memang selalu pria yg tampan dan gagah.

Mulai dari Ronald Reagan yg mantan aktor, Bill Clinton yg charming, hingga Barack Obama yg penuh pesona magis. #HandsomeEffect

Tentu saja, perilaku pemilih yg hanya terpukau dg pria gagah/good looking adalh perilaku yg tdk rasional.

Tapi dlm ilmu marketing (termasuk political marketing), irasionalitas acapkali lebih penting dibanding rasionalitas.

Dan dlm ilmu marketing (termasuk political marketing), persepsi seringkali lebih penting dibanding fakta itu sendiri.

Bagi para ahli marketing/political marketing, persepsi anda akan sebuah fakta jauh lebih penting dibanding fakta itu sendiri.

Jack Trout and Al Ries dlm karyanya yg monumental berjudul Positioning, pernah menulis spt ini....

Dalm perang pemasaran (termsuk perang pemasaran capres) hal terpenting adlh memenangkan persepsi pelanggan (pemilih). #HandsomeEffect

"The real battle is to win the minds of consumers (voters)". Begitu mereka menulis dlm buku Positioning.

Fenomena "handsome effect" ini mungkn universal. Buktinya, pemilih di amerika yg konon sdh majupun, ternyata selalu terkena efek ini.

Sbgtu kuatnya faktor good looking ini, hingga di Amerika muncul kredo: jangan pernah maju jd capres jika anda tdk handsome dan gagah.

Kenapa "faktor handsome" selalu hadir? Ini ada kaitannya dg hallo effect - sebuah thinking error yg sdh pernah admin bahas 2 bulan lalu.

Orang yg terkena jebakan hallo effect menganggap bahwa orang yg gagah dan good looking pasti hebat dlm segala hal.

10 tahun lalu, jutaan orang di tanah air (terutama ibu2) jg pernah terkena bius "handsome and good looking effect".

Pertanyaannya: apakah "handsome effect" ini akan kembali membuat salah satu capres memenangkan pertarungan?

Sekali lagi, based on science, jangan pernah underestimate "handsome effect" ini.

Dlm studinya ttg pola perilaku pemilihan presiden amerika, Malcolm Gladwell pernah menulis dg pahit....

"Pd akhirnya kemenangan presiden tdk ditentukan oleh visi/misi. Tp apakah capresmu gagah dan tampan atau kerempeng...."

Kesimpulan yg amat pahit.....

Mungkin kadang irasionalitas yg lebih menentukan. Kadang persepsi memang lbh menjadi penentu, dlm perang pemasaran.

Begitu tulis Gladwell dlm bukunya yg amat terkenal, "Blink : The Power of Thinking Without Thinking". #HandsomeEffect

Terus terang, saat membaca kembali buku Blink itu, admin tercenung.

Apakah kesimpulan Gladwell itu akan kembali terjadi dlm pemilihan capres kali ini?

Hanya sejarah yg akan menjadi saksi...... #HandsomeEffect


*sumber: https://twitter.com/Strategi_Bisnis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar