Senin, 09 Juni 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Isu Babinsa TNI Akal-akalan Hendropriyono

Posted: 09 Jun 2014 05:43 AM PDT


Jakarta - Tudingan kubu Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) soal pengerahan Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI oleh Prabowo Subianto dinilai hanyalah akal-akalan mantan kepala BIN AM Hendropriyono, yang saat ini menjadi timses pasangan capres-cawapres itu.

"Ini permainan Hendropriyono dia melakukan penyerangan lebih dulu untuk pencegahan. Dia sedang membuat sinetron saat ini," kata mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo, saat dihubungi wartawan, Jakarta, Senin (9/6/2014).

Selain bertujuan untuk menurunkan elektabilitas Prabowo, kata Suryo, tindakan tersebut sebagai strategi untuk menyerang, baik di saat kampanye dan akan tetap diteruskan ketika Prabowo-Hatta menang pilpres.

"Sehingga isu Babinsa mereka besar-besarkan. Kalaupun ada saksi, orang yang bersaksi bisa siapa saja, termasuk soal saksi settingan," kata Suryo yang merupakan anggota timses Prabowo-Hatta.

Suryo juga menyinggung berita yang santer beredar soal kedekatan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat dengan kubu Jokowi-JK.

Diketahui, Maret lalu diberitakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menghadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu menyosialisasikan tim pengamanan untuk keluarga mantan presiden dan wakil presiden. Suryo menilai ada kejanggalan dalam pertemuan-pertemuan tersebut.

"Kalau alasannya untuk pengamanan kenapa tidak ada pertemuan ke tokoh lainnya? Misalnya, juga bertemu dengan ketua partai atau mantan Presiden. Kenapa pertemuan itu hanya ke Megawati saja?" papar Suryo.

Sebagai catatan Moeldoko juga pernah melakukan pertemuan dengan Jokowi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada bulan April lalu. Pada bulan yang sama Budiman, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI juga santer diberitakan sebagai bakal pasangan Jokowi dalam pilpres 2014. Budiman juga diberitakan telah bertemu Megawati pada bulan Mei.

Awal bulan lalu, Presiden SBY dalam pertemuan dengan Perwira Tinggi TNI dan Polri di Kementerian Pertahanan menjelaskan mengenai informasi permainan kelompok purnawirawan jenderal TNI AD. Termasuk ajakan keterlibatan petinggi aktif. Pernyataan SBY ini diduga ditujukan kepada Hendropriyono.

Instruksi yang disampaikan SBY dalam pertemuan tanggal 2 Juni itu adalah dalam rangka menjaga TNI dan Polri dari politisasi pihak-pihak yang bermain. SBY mengingatkan bahwa pada tahun 2004 juga ada upaya membawa-bawa oknum perwira ke wilayah politik praktis yang bisa membahayakan soliditas angkatan.

SBY menyebut kasus yang terjadi di tubuh Polri juga di tubuh TNI pada masa Pilpres 2004 itu. Dia mengajak semua pihak agar menghindari kejadian serupa menjelang Pilpres 2014.

Santer dikabarkan instruksi SBY itu berkaitan dengan pergantian KSAD Jenderal Budiman dalam waktu dekat. Kelompok purnawirawan jenderal TNI AD di kubu Jokowi-JK berusaha agar Jenderal Budiman tidak diberhentikan.

Kalau pun diganti, isu tersebut dikaitkan dengan cerita tentang Babinsa yang mengarahkan pilihan warga di Jakarta. Tujuannya untuk mendapat poin di poros Jokowi-JK dan merugikan pihak Prabowo-Hatta. [rok/inilah]

*http://nasional.inilah.com/read/detail/2107950/isu-babinsa-tni-akal-akalan-hendropriyono#.U5WrqrEZOsg

Minta Format Debat Diubah, Jokowi Takut Sama Prabowo

Posted: 08 Jun 2014 10:30 PM PDT


Permintaan Jokowi-JK agar format debat diubah menunjukkan pasangan capres-cawapres yang diusung koalisi PDIP dan sejumlah partai itu tidak siap berdebat.

Timses pasangan Jokowi-JK dikabarkan 'ngotot' merubah format debat pertama yang akan digelar besok (hari ini, Senin jam 20.00 WIB -ed)  di Balai Sarbini, Jakarta. Mereka minta debat yang sedianya dilakukan hanya antara capres diubah menjadi debat pasangan capres-cawapres dengan alasan agar lebih menarik.

Menanggapi permintaan itu, pasangan Prabowo-Hatta 'legowo' sehingga pada akhirnya perubahan format debat dilaporkan sebagai permintaan dari kedua pasangan. Debat sendiri dijadualkan mengangkat tema 'Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum'.

"Inti dari perubahan format itu adalah Joko Widodo tidak mau berhadapan secara satu lawan satu dengan Prabowo Subianto. Ini adalah indikasi bahwa sebenarnya Jokowi sadar kualitasnya jauh di bawah Prabowo. Karena itu Jokowi akan berusaha sekuat tenaga untuk terus berlindung di bawah JK, yang lebih berpengalaman,"  Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy, Jajat Nurjaman kepada Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Minggu, 8/6).

Jajat menilai permintaan perubahan debat menandakan Jokowi tidak siap berdebat dengan Prabowo. Permintaan tersebut juga menunjukkan Jokowi penakut.

Lebih lanjut dikatakan Jajat, permintaan perubahan format debat sangat menguntungkan pasangan Jokowi-JK karena dengan begitu memberi waktu lebih bagi Jokowi untuk mempersiapkan diri.

"Debat capres-cawapres harus menjadi indikasi penilaian bagi masyarakat Indonesia untuk menentukan pilihan. Ruang debat adalah forum netral yang secara lantang menunjukan kualitas capres dan cawapres," tutur Jajat.

"Siapapun yang menunjukan performa lebih baik dalam rangkaian debat yang dilakukan oleh KPU, layak mendapat dukungan rakyat, ini lebih besar dari pencitraan atau sosialisasi," sambung Jajat.[dem]

*http://politik.rmol.co/read/2014/06/08/158649/Minta-Format-Debat-Diubah,-Jokowi-Takut-Sama-Prabowo!-

Union Migrant Indonesia Dukung Prabowo Subianto

Posted: 08 Jun 2014 07:00 PM PDT

Prabowo Subianto memeluk Wilfrida Soik, gadis belia asal NTT yang sebelumnya diancam hukuman gantung (7/4/2014)

Pemilihan Presiden akan segera berlangsung, salah satu permasalahan bangsa ini adalah suliutnya lapangan pekerjaan yang akhirnya memicu WNI untuk bekerja ke luar negeri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Muhammad Iqbal Presiden Union Migrant (UNIMIG) Indonesia menyebutkan, saat ini tercatat ada sekitar tiga juta TKI di luar negeri dan bekerja pada berbagai sektor pekerjaan.

"Keberadaan TKI sangat membantu perekonomian keluarganya di kampung halaman, sehingga mereka menjadi pahlawan bagi perekonomian bangsa," kata Iqbal, Minggu (8/6/2014).

Menurut Iqbal, perlindungan yang diterima TKI sangat lemah, pemerintah saat ini sangat lamban dalam menyelesaikan persoalan TKI.

"Menurut Kementerian Luar Negeri ada sekitar 246 TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri, mereka mmemerlukan perlindungan maksimal dari pemerintah. selain itu kasus gaji tidak dibayar, penipuan, pemalsuan dokumen dan trafiking menjadi permasalahan yang tak kunjung tuntas," tegasnya.

‬‪​‬‪​Dirinya menjelaskan, diperlukan sosok presiden yang tegas dan berani, baik dalam membenahi persoalan birokrasi di dalam negeri maupun perlindungan di luar negeri.

"Prabowo Subianto sebagai capres dinilai layak menjadi pilihan, karena beliau sudah membuktikan kemampuannya dalam menyelamatkan TKI dari hukuman mati di Malaysia. kasus Wilfrida Soik tahun 2013, TKI asal NTT tersebut terancam hukuman mati karena membunuh majikannya di Malaysia," jelasnya.

Dikatakan Iqbal, Prabowo mengerahkan segala kemampuannya, melakukan komunikasi dengan keluarga, aparat setempat dan membantu menyediakan pengacara terbaik malaysia untuk membantu wilfrida, dan berhasil.

"Akhirnya Wilfrida Soik bebas dari ancaman hukuman mati, karena prabowo dan tim berhasil membuktikan bahwa wilfrida adalah korban trafficking dan berusia di bawah umur ketika kasus tersebut terjadi," lanjutnya.

*sumber: http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/08/union-migrant-indonesia-dukung-prabowo-subianto

Prabowo: Kalau Tidak Mau Dipimpin Maling, Pilih Nomor Satu

Posted: 08 Jun 2014 06:00 PM PDT


SOLO - Calon presiden Prabowo Subianto mengajak warga Solo memilih dirinya dan Hatta Rajasa 9 Juli 2014 mendatang. Ia menjelaskan alasan masyarakat Solo harus memilih dirinya yang mendapatkan nomor urut satu dalam Pilpres.

"Tanggal 9 Juli jangan lupa pilih nomor satu. Di Indonesia banyak maling-maling. Kalian kalau tidak mau dipimpin maling, pilih nomor satu," kata Prabowo di Kabupaten Karanganyar, Solo, Minggu (8/6/2014).

Mantan Danjen Kopassus itu menuturkan, kekayaan Indonesia sangat melimpah. Tapi, banyak diambil para maling. Ia berjanji akan memberantas maling-maling itu jika diberikan mandat oleh rakyat.

"Perjuangan kami agar Indonesia jadi makmur. Seluruh rakyat dapat penghasilan cukup dan rumah sakit murah," tuturnya.

Prabowo mengatakan, pada Pilpres nanti adalah pilihannya antara Pandawa dan Kurawa. Menurutnya rakyat harus bisa membedakan mana yang Pandawa akan mensejahterakan rakyat dan mana yang Kurawa akan menyengsarasakan rakyat.

"Pilihannya nanti antara Pandawa dan Kurawa. Ciri khas Kurawa yaitu mencla-mencle. Matanya selalu ke kanan dan ke kiri," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga ingatkan para warga agar gunakan hak pilihnya. Ia berpesan jangan ada masyarakat yang golput atau tidak datang ke tempat pemungutan suara.

"Saudara-saudara semua jangan golput. Kalau nggak milih nanti dicuri orang," katanya.

*http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/08/prabowo-jika-tidak-mau-dipimpin-maling-pilih-nomor-satu


Petinggi Polri Kepergok Bertemu Timses Jokowi di Sate Senayan Menteng

Posted: 08 Jun 2014 05:00 PM PDT

Foto pertemuan tim sukses pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan petinggi Polri berinisial BG di Restoran Sate Khas Senayan, Menteng, Jakarta Pusat.

JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari salah satu tim kandidat presiden. Diduga tim sukses pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla melakukan pertemuan rahasia dengan petinggi Polri berinisial BG di Restoran Sate Khas Senayan, Menteng, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan tersebut, hadir pula salah satu tim sukses Jokowi-JK yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan. Tidak hanya itu, dalam pertemuan, ada pula mantan Kapolres Jakarta Utara dan seorang taipan yang diduga pengusaha.

"Jadi pada waktu itu, kemaren tepatnya saya kebetulan lagi ada di Sate Senayan, Menteng lagi rapat bersama pimpinan buruh. Saya melihat ada rapat BG dengan Trimedya, sebelahnya ada timsesnya Jokowi ada yang saya kenal, ada juga mantan Kapolres Jakarta Utara dan satu orang Tionghoa kayanya pengusaha," kata Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arif Poyuono kepada Tribunnews.com, Minggu(8/6/2014).

Pertemuan tersebut kata Arif terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Arif juga mengaku sempat mengambil gambar adanya pertemuan rahasia tersebut. "Saya sempat ambil fotonya, Trimedya lagi bisik-bisik sama BG," ujar Arif.

Arif saat ditanya mengaku tidak tahu menahu apa isi dari pertemuan antara Petinggi Polri dan Timses Jokow-JK bersama seorang taipan tersebut. Jarak antara ia duduk dengan orang-orang tersebut, katanya, cukup jauh.

Namun, dia bisa melihat dengan jelas siapa-siapa saja orangnya. "Saya waktu itu ambil dengan cepat foto pertemuannya," kata Arif.

Menurut Arif, adanya pertemuan Petinggi Polri dengan Timses Jokowi-JK itu agak aneh. Sebab, Trimedya Panjaitan yang juga Anggota Komisi III DPR dalam waktu ke depan ini tidak ada agenda rapat dengan Polri.

"Saya sudah cek Komisi III DPR tidak ada rapat dengan Polri dalam waktu dekat ini," katanya.

Lebih jauh, Arif menjelaskan bahwa adanya pertemuan tersebut membuktikan bahwa pernyataan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai ada keterlibatan petinggi TNI dan Polri aktif mendukung salah satu capres benar adanya.

"Artinya ada garis merah, bahwa ada perwira tinggi Polri mendukung salah satu capres. Artinya benar ini kata SBY," ujarnya.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari tim sukses Jokowi-JK Trimedya Panjaitan maupun dari pihak Polri mengenai adanya pertemuan tersebut.

Trimedya Panjaitan yang coba dihubungi melalui telepon selulernya belum bisa dikonfirmasi. Begitu pula dengan pihak Polri.

*sumber: http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/08/petinggi-polri-kepergok-bertemu-timses-jokowi-di-sate-senayan-menteng


Prabowo Menggadaikan Nyawa untuk Bangsa Indonesia

Posted: 08 Jun 2014 04:40 PM PDT


Mantan presiden Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) Trisakti Andre Rosiade menyatakan rekam jejak yang dimiliki calon presiden (capres) Prabowo Subianto lebih baik.

Contoh kongkretnya adalah saat Prabowo Subianto sudah menggadaikan nyawanya untuk bangsa dan negara ini, disaat itu Jokowi masih menjadi pedagang mebel di Solo.

"Apakah Anda ingat kejadian puluhan peneliti asing di Papua yang ditahan oleh OPM. Saat itu Prabowo yang menggerakkan Kopassus dan berhasil membebaskanya, serta berhasil menunjukan Kopasus sebagai pasukan elite di dunia. Dan mohon maaf Jokowi saat itu masih berjualan mebel di Solo," ujarnya di Rumah Polonia Jl. Cipinang Cempedak 1 no. 29, Polonia, Jakarta Timur.

Andre melanjutkan tidak akan mungkin negara Indonesia dapat menaklukkan Mount Everest saat zaman itu, kalau bukan karena Prabowo yang menggagas semuanya. Dan sekali lagi mohon maaf Jokowi

"Rekam jejaknya jadinya jelas, yang satu memperjuangkan nyawanya demi bangsa dan negara, dan yang satu lagi masih menjadi pedagang mebel di Solo," tutupnya. [rok]

http://www.mediaprabowo.com/prabowo-menggadaikan-nyawa-untuk-bangsa-jokowi-jualan-mebel/


Budayawan: Prabowo Korban Jenderal-jenderal yang Mendendam

Posted: 08 Jun 2014 04:30 PM PDT


Kepemimpinan Prabowo Subianto sepatutnya tak perlu diragukan lagi.

Kepemimpinan dia sudah teruji saat masih di kemiliteran sampai akhirnya menjadi korban para jenderal yang telah lama memendam kebencian dan mengincar untuk menjatuhkan mantan Danjen Kopassus tersebut.

"Prabowo korban jenderal-jenderal yang memendam dendam," tegas budayawan Gus Wahyu NH Aly.

Di mata Gus Wahyu, Prabowo sebetulnya memiliki kriteria baik untuk memimpin Indonesia. Purnawirawan jenderal bintang tiga itu merupakan sosok yang berjiwa bijak sekaligus tegas. Ia ingat perkataan Gus Dur semasa hidup di salah satu televisi swasta saat  Pemilu 2009. Kala itu, Gus Dur memuji Prabowo yang berpasangan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sebagai cawapres, sebagai orang yang betul-betul ikhlas terhadap rakyat.

Meski begitu, fitnah terhadap Prabowo terkait pelanggaran HAM tahun 1998 tak jua surut. Ia dituduh menculik sejumlah aktivis. Menurut Gus Wahyu, fitnah ini akan terus disuarakan oleh pihak-pihak yang menaruh dendam kesumat atau kalangan yang telah dicuci otaknya oleh pihak tersebut.

"Entah itu dari pemerintahan ataupun siapa saja, yang berupaya menjatuhkan Prabowo dengan cara seperti itu  telah ditunggangi kepentingan pihak-pihak yang selama ini mendendam pada Prabowo," tambah Pengasuh Lawang Ngajeng Yogyakarta ini.[wid/rmol]


Debat Capres, Jokowi Ketakutan Padahal Prabowo Tak Punya Persiapan Khusus

Posted: 08 Jun 2014 04:20 PM PDT


Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak melakukan persiapan khusus menghadapi debat pertama yang akan digelar besok (Senin, 9/6).

"Pak Prabowo dan Pak Hatta sudah terlatih soal debat dan diskusi, jadi tak mesti ada persiapan khusus," ujar Ketua Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, Mahfud MD di Rumah Polonia Jakarta Timur (Minggu, 8/6).

Mantan Ketua MK itu menuturkan, Prabowo dan Hatta sudah menguasai materi debat yang akan mengangkat tema 'Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum'. Menurut dia, Prabowo dan Hatta juga tidak diberi kiat-kiat khusus lantaran hanya akan membuat keduanya kaku saat berdebat.

Dengan begitu, Mahfud berharap Prabowo dan Hatta bisa berpentas secara murni sehingga masyarakat mengetahui kualitas mereka sebagai calon pemimpin bangsa.

"Nanti kalau latihan-latihan jadinya kaku, ada kesan sandiwara, jadi kita biarkan saja. Bahkan Pak Prabowo saat ini masih sempat keluar kota," papar Mahfud.

Debat besok (hari ini, Senin jam 20.00 WIB di SCTV -ed) rencananya merupakan debat antar capres. Namun format debat diubah menjadi debat pasangan capres dan cawapres atas permintaan tim sukses Jokowi-JK.

Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy, Jajat Nurjaman, menilai permintaan agar format debat diubah menunjukkan Jokowi tidak siap berdebat dengan Prabowo. Permintaan tersebut juga menunjukkan Jokowi penakut.

"Inti dari perubahan format itu adalah Joko Widodo tidak mau berhadapan secara satu lawan satu dengan Prabowo Subianto. Ini adalah indikasi bahwa sebenarnya Jokowi sadar kualitasnya jauh di bawah Prabowo. Karena itu Jokowi akan berusaha sekuat tenaga untuk terus berlindung di bawah JK, yang lebih berpengalaman,"  kata Jajat Nurjaman kepada Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Minggu, 8/6).

*sumber: http://politik.rmol.co/read/2014/06/08/158652/Jokowi-Ketakutan-Padahal-Prabowo-Tak-Punya-Persiapan-Khusus-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar