Minggu, 05 Oktober 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Megawati Tak Berniat Bertemu SBY

Posted: 05 Oct 2014 07:00 AM PDT

Meski memiliki hubungan yang kurang harmonis, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku merespon positif pesan dari Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI P), Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat itu melalui akun twitternya, 5 Oktober 2014.

SBY mengatakan, selalu merespon positif pesan-pesan yang disampaikan Megawati. Namun, respon positif itu berlaku hanya bila hal itu jika sejalan dengan pemerintahannya.

"Selama ini pesan Ibu Mega saya respons positif. Jika tidak mungkin saya lakukan sebagai Presiden, juga saya sampaikan baik-baik," tulis SBY.

Namun, kata SBY, putri Presiden pertama Indonesia, Soekarno itu hanya menyampaikan pesan melalui suaminya, Almarhum Taufik Kiemas dan putrinya, Puan Maharani.

"Cukup sering saya bertemu Pak Taufik Kiemas dan Mbak Puan. Juga para pimpinan PDIvP, yg dikatakan menyampaikan pesan dari Ibu Mega," kata SBY.


Secara tersirat, SBY ingin menegaskan bahwa Megawati tak pernah berniat sungguh-sungguh untuk menerimanya. Megawati terus menerus mengirimkan duta, namun tetap tak ingin menjumpai SBY secara 4 mata. (fs)


JANGAN JUALAN RAKYAT!!!

Posted: 05 Oct 2014 06:30 AM PDT

Masih segar dalam ingatan, ketika rakyat Indonesia bergembira ria dalam proses pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) tahun 2014 ini.

Rakyat merasa suara mereka didengar dan menjadi penentu arah politik di Indonesia.

Sebagian rakyat yang memilih PDI P dan Jokowi, menggantungkan harapan mereka pada PDI P dan Jokowi sebagai pelaksana pemerintahan mendatang.

Harapan itu tentu tak muncul tiba-tiba. Harapan itu dibangun dari janji-janji para legislator dan Jokowi ketika kampanye.

Namun, dalam kenyataannya, sebelum memerintah, Jokowi sudah mengkhianati rakyat. Jokowi dan PDI P yang selama 10 tahun ini menyatakan sebagai pembela rakyat kecil dan selalu walk out dalam pembahasan rapat paripurna DPR yang dianggap tak berpihak kepada rakyat, tiba-tiba mendukung kenaikan subsidi BBM. Satu tamparan telak kena di wajah rakyat.

Rakyat banyak yang kecewa dengan kebohongan Jokowi. Padahal menurut Ari Junaedi, Dosen di Universitas Diponegoro Semarang, membahagiakan rakyat itu mudah. "Buatlah dan perjuangkan terus ikhtiar untuk memajukan kehidupan rakyat. Angkat derajat rakyat miskin dan buatlah kami bangga dengan Indonesia Hebat. Berantas terus korupsi, tidak peduli itu keluarga mantan presiden ataupun ketua DPR. Perkuat KPK dan perkuat NKRI, maka rakyat ada dibelakang Jokowi-JK", demikian ungkap Ari Junaedi.

Namun, telinga PDI P dan Jokowi tak hendak mendengar masukan itu. Mereka terlalu asyik dalam euphoria kemenangan dan kekuasaan.

Bersyukurlah, sebagian besar wakil rakyat itu mau mendengar keluhan konstituen mereka Wakil rakyat yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih dengan gagah berdiri berhadapan dengan Koalisi Indonesia Hebat yang didukung kubu Jokowi.

Beberapa momentum politik di DPR pun menjadi saksi kegigihan Koalisi Merah Putih, wakil rakyat yang ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat harus berhadapan dengan Koalisi Indonesia Hebat,  koalisi wakil rakyat yang haus kuasa.

Uniknya, dalam beberapa pertarungan politik di parlemen, kubu Jokowi selalu mengalami kekalahan yang bertubi-tubi. Sehingga banyak rakyat yang menyindir kubu Jokowi dengan kalimat: "Salam Gigit Jari" sebagai plesetan dari "Salam Dua Jari", salam yang digunakan dalam kampanye presiden Jokowi – JK.

Jika kubu Koalisi Merah Putih kalah, maka kubu Jokowi meminta Koalisi Merah Putih dan pendukungnya untuk legowo, seperti dalam sengketa Pilpres 2014 kemarin. Kubu KMP yang mengusung Prabowo dinilai sebagai kubu yang tidak legowo oleh Jokowi-JK dan sekutunya, ketika KMP mengajukan gugatan Pilkada ke MK.

Hal ini ternyata tidak berlaku bagi kubu Jokowi jika mengalami kekalahan. Contoh paling telak adalah penolakan UU MD3 yang diklaim Puan Maharani sebagai perampasan hak.

"Sebagai pemenang pemilu, hak-hak kami diambil, digergaji dan dirampas dalam tanda kutip," ungkap putri Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2014.

Senada dengan Puan, Ahmad Basarah pun menegaskan bahwa ada pasal dalam UU MD3 yang membuat suara rakyat yang dititipkan di PDI P, dirampas oleh Undang-Undang.

"Pasal ini kami anggap merampas suara rakyat yang sudah diberikan kepada kami," ujar Ahmad Basarah, ketua Fraksi PDI P, di kantor Partai Nasdem, Sabtu, 4 Oktober 2014.

Pernyataan ini menggelikan. Setiap kali PDI P kalah, mereka selalu menjadikan rakyat sebagai perisai dalam upaya meraih kekuasaan di pemerintahan.

UU MD3 yang dituduhkan PDI P sudah merampas amanat rakyat yang dititipkan ke PDI P, sudah disahkan dalam rapat paripurna tanggal 8 Juli 2014. ( Perlu dicatat, saat itu PDI P walk out dalam pengesahannya).

PDI P baru mengajukan Uji Materi UU MD 3 setelah MK memutus perselisihan pilpres dan melihat Kubu Prabowo tak melanjutkan gugatan ke MA. Ini artinya, PDI P melihat peluang kegagalan menduduki kursi pemimpin DPR karena Koalisi Merah Putih secara faktual lebih kuat.

Hal yang sama terjadi dalam pembahasan UU Pilkada. PDI P yang selama kampanye meneriakkan efisiensi APBN dan menyitir pendapat Soekarno mengenai pilkada tak langsung, tiba-tiba mendukung pilkada langsung.

Arya Bima, juru bicara PDI Perjuangan mengatakan, pilkada langsung dianggap sebagai perwujudan demokrasi yang paling mengadaptasi keinginan rakyat. PDI P menuding, Pilkada lewat DPRD, memasung hak rakyat.

"Rakyat akan marah karena partai-partai yang mengambil alih hak rakyat di dalam menentukan kepala daerah, tentunya akan ada sabotase politik, mungkin juga sabotase dukungan," ujar Arya, di Jakarta, 7 September 2014.

Sikap PDI P ini berbanding lurus dengan Partai Demokrat yang sejak dulu mendukung pilkada langsung. Partai Demokrat, melalui SBY sebagai ketua Dewan Pembina,  ikut menjanjikan dukungan kepada PDI P, dengan catatan, harus ada 10 poin koreksi dalam pelaksanaan pilkada langsung tersebut.

Namun sayang PDI P dalam lobi fraksi jelang pengesahan UU Pilkada, tidak menyatakan dengan jelas akan mendukung 10 poin perbaikan yang diusulkan Partai Demokrat.

Hal ini ditanggapi Partai Demokrat sebagai penolakan PDI P. Buntutnya, Partai Demokrat meninggalkan ruang sidang dan membiarkan mekanisme voting terjadi.

Akibatnya, seperti yang sudah diketahui bersama, Koalisi Merah Putih berhasil menghantar RUU Pilkada menjadi UU Pilkada.

Pasca pengesahan UU Pilkada, sejumlah elite PDIP Termasuk Jokowi buka suara.

Jokowi mengaku tak percaya pilkada akan dilakukan lewat DPRD lagi, sebab dukungan rakyat terhadap pilkada langsung begitu besar.

"Saya saja kaget, apalagi rakyat," ujar Jokowi

"Coba bayangkan pilkada tak langsung, mana bisa saya jadi walikota? Mana bisa saya jadi gubernur?", kata Jokowi di Bali, 27 September 2014.

Sekali lagi, rakyat digunakan sebagai tameng. Jokowi tidak berani mendefinisikan rakyat mana yang ia maksud.

'Rakyat kecewa, rakyat marah, rakyat menggugat pilkada tak langsung'.. Kenyataannya, itu semua hanya provokasi semata. Karena sesungguhnya rakyat sudah mulai paham trik-trik politisi PDI P dan kroninya.

Upaya PDI P menihilkan kekuatan rakyat pemilih yang sudah mendudukkan wakilnya sebagai anggota dewan, justru perlu ditelusuri penyebabnya. Jangan lupa, anggota dewan adalah perwujudan rakyat!!

Penegasan Jokowi "tanpa pilkada langsung, ia tak mungkin berkuasa", semakin memperjelas, sekali lagi rakyat dipakai sarana memperoleh kekuasaan. Tentu akan lain nuansanya, jika Jokowi mengatakan, "Tanpa Pilkada langsung, saya tak mungkin melayani rakyat,".

Hasutan agar rakyat berontak dan melawan keputusan DPR mengenai UU Pilkada sempat ramai di ranah media sosial. Anehnya, alih-alih mempertanyakan hak rakyat yang terampas sesuai klaim PDI P, tudingan keji terarah kepada SBY yang dianggap menggagalkan upaya PDI P meraih kekuasaan di daerah.

Belum usai kisruh Pilkada, PDI P dibuat keok lagi dengan penolakan Mahkamah Konstitusi mengenai Uji Materi UU MD3.

Meski awalnya PDI P terlihat legowo, namun akhirnya PDI P menyatakan menggugat 7 hakim MK.

MK menilai bahwa bahwa dalil-dalil yang digunakan pemohon (PDI P)dalam permohonan uji materi UU MD3 tidak beralasan menurut hukum.

Dalam pertimbangan, Mahkamah menyatakan, Pemilu diselengarakan untuk memilih wakil rakyat yang duduk di parlemen. Sedangkan, masalah pemilihan pemimpin DPR menjadi hak anggota DPR untuk memilih dan menentukan pemimpinnya sendiri. Hal demikian lazim dalam sistim presidensial dan multi partai.

Menurut mahkamah, mekanisme pemilihan pemimpin DPR merupakan kebijakan hukum terbuka atau open legalicy.

"Sehingga tidak bertentangan dengan UUD 1945," tegas Hakim Konstitusi Patrialis Akbar saat membacakan pertimbangan hukum.

Patrialis juga menyinggung di DPR tidak ada parpol yang menang mutlak. Artinya, tidak ada parpol yang menguasai DPR.

Jadi, bukan masalah amanat rakyat yang "digergaji", melainkan PDI P tak memperoleh kursi pemimpin DPR. Rakyat? Entahlah...

Sekarang, setelah kegagalan berkali-kali, PDI P mencoba lagi melakukan Uji Materi UU MD3 ke MK. Tujuannya jelas bukan untuk kebaikan rakyat. Tujuannya agar PDI P bisa lolos sebagai pemimpin MPR.

Jadi, semua kesibukan PDI P yang bertudungkan rakyat selama ini, ternyata sama sekali tak ada hubungannya rakyat.

Semua ini dilakukan untuk kuasa, kuasa dan kuasa. PDI P ingin berkuasa mutlak, dari hulu sampai hilir, tanpa check and balance dari parlemen.

Rakyat? Ah, rakyat hanya komoditas yang sangat mudah dijual ke asing dan aseng. Rakyat hanya tameng yang digunakan untuk meraih kuasa tanpa ketahuan rakus.

Sebaiknya, rakyat tidak diam, bersama-sama Koalisi Merah Putih, rakyat harus meneriakkan : PDI P, STOP JUALAN RAKYAT!! (fs)


Nabi Ibrahim, Empat Ribu Tahun Kemudian

Posted: 05 Oct 2014 06:06 AM PDT




Oleh. Jamal D. Rahman

Sejarah para nabi dan rasul adalah sejarah yang sangat menggetarkan, yang dengan energi kerohaniannya memancarkan kesucian dan kemurnian manusia dalam sejarah konkretnya yang seringkali begitu sulit dan berat. Sejarah mereka tetap menggetarkan melintasi ruang dan waktu, karena di situlah pusat abadi hakikat kemanusiaan dalam perjuangan mencapai missi suci kenabian dan kerasulan, yaitu menegakkan landasan iman bagi sejarah kemanusiaan yang sejati. Dan menegakkan landasan iman yang kokoh bagi sejarah kemanusiaan yang sejati pastilah tidak mudah. Ia kadangkala meminta darah dan airmata, bahkan menuntut pengorbanan besar luar biasa. Tidaklah mengherankan kalau sejarah para nabi dan rasul yang begitu menggetarkan itu adalah riwayat manusia-manusia agung keluar dari lubang jarum sejarah mereka yang seringkali membuat mereka sendiri terguncang.

Demikianlah Nabi Muhammad diancam akan dibunuh terutama selama beliau menjalankan missi kenabian di Makkah. Dan peristiwa hijrah adalah usaha beliau meloloskan diri dari lubang jarum sejarah yang amat membahayakan itu. Dalam kadar dan corak yang berbeda-beda, riwayat serupa dialami juga oleh Nabi Isa a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Yusuf a.s., dan hampir semua nabi dan rasul yang lain. Kisah-kisah mereka adalah riwayat yang mengagumkan tentang perjuangan manusia menegakkan cita keimanan di hadapan realitas kekufuran, perjuangan kerendahhatian di hadapan kecongkakan dan kesombongan, perjuangan kejujuran di hadapan kepalsuan. Perjuangan para nabi dan rasul itu, yang berdarah-darah dengan seluruh risiko dan pengorbanan yang tak ternilai, memperlihatkan jiwa yang teguh, hati yang kokoh, pikiran yang kuat, dan —di atas semuanya— memancarkan cahaya keimanan yang amat cemerlang di hadapan ancaman kemanusiaan yang amat berbahaya dan membahayakan. Adalah menggetarkan bahwa, untuk menghadapi semuanya, mereka rela mengorbankan segalanya.

Di antara kisah paling menggetarkan dari paranabi dan rasul itu tentu saja adalah kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar. Inilah tiga tokoh utama yang kita kenang hari-hari ini, di hari Idul Adlha ini.Nabi Ibrahim adalah leluhur relijius dan spiritual para rasul, khususnya rasul-rasul yang disebutkan di atas. Dengan seluruh rasa simpati, penghormatan, dan shalawat kita kepada para rasul tadi atas semua perjuangan dan pengorbanan mereka, kepada sejarah tiga tokoh utama inilah hari-hari ini kita merundukkan muka. Mendahului pengorbanan luar biasa yang diberikan para rasul sesudahnya, Nabi Ibrahim telah terlebih dahulu menunjukkan sebentuk pengorbanan yang bebannya tiada tanding. Semata-mata karena pengorbanan itu bersifat relijius dan profetik, sebentuk kurban yang merupakan pancaran iman yang luar biasa, maka Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar tidak hancur menerima beban keharusan berkurban yang sesungguhnya terlalu berat itu.

Bagi seorang ayah, pastilah terlalu berat untuk mengurbankan anak kandungnya sendiri, anak kandung yang bertahun-tahun ditunggu dengan penuh harap dan doa setelah karunia anak yang sangat terlambat. Bagi seorang anak kecil yang masih asyik menikmati masa-masa bermain, pastilah terlalu berat untuk menerima kenyataan bahwa dia mesti dikurbankan oleh ayah kandungnya. Dan bagi seorang ibu, adakah ibu yang sanggup mengikhlaskan anak kandung yang dicintainya disembelih oleh tangan tua ayah kandungnya sendiri? Tetapi, cahaya iman bagaimanapun terlalu agung di hadapan dunia gelap egoisme manusia. Dan tepat pada titik itulah cahaya iman memancarkan kekokohan sekaligus kekukuhan luar biasa pada dunia batin ketiga tokoh kita ini.

Itu berarti,puncak dari semua perjuangan dan pengurbanan yang benar-benar berat namunmesti ditanggung, tak lain adalah perjuangan melawan diri sendiri; perjuangan menundukkan egoisme pribadi. Untuk menjalankan perintah menyembelih Nabi Ismail, ketiga tokoh kita ini tidak harus melawan siapa-siapa. Tak seorangmusuh pun. Yang harus mereka lawan hanya dan hanya diri mereka sendiri.

Tetapi adakah musuh yang lebih berbahaya dibanding dirisendiri? Kisah pengurbanan Nabi Ismail secara implisit menegaskan, bahwa musuh paling berbahaya justru adalah diri sendiri, egoisme, hawa nafsu, kecenderungan dan godaan setaniah dalam diri manusia. Ia amat berbahaya, karena dia mengintai kita sepanjang waktu tanpa kita sadari. Ia amat berbahaya, karena ada kalanya iamenyamar dalam bentuk-bentuk pertimbangan logis dan rasional. Ia amatberbahaya, karena ia menyusup ke ruang kesadaran kita tanpa kita selalu awasterhadapnya. Diri kita, egoisme, kecongkakan, kesombongan, seringkali terlalusamar bahkan untuk sekadar kita duga.

Inilah kiranya jihad akbar. Yaitu jihad besar melawan egoisme,kecongkakan, kesombongan, kecenderungan dan godaan setaniah di dalam diri kita sendiri.

Kisah pengurbanan Nabi Ismail adalah puncak dari jihad akbar dalam sejarah umat manusia. Ketiga tokoh kita ini adalah manusia-manusia agung yang dengan gemilang berhasil melawan diri mereka sendiri, menundukkan egoisme pribadi mereka di bawah terang cahaya iman, dan menaklukkan godaan setaniah dengan telak. Mereka adalah bala tentara yang terjunke medan perang mahadahsyat dalam pertempuran habis-habisan, pertempuran hidup-mati. Dan kitatahu, mereka keluar sebagai pemenang.

Keluar sebagai pemenang, mereka berhasil melawan diri mereka sendiri. Dan itu berarti mereka siap menanggung kenyataan bahwa Ismail, anak berusia kira-kira 7 tahun itu, akan disembeliholeh ayah kandungnya sendiri. Tetapi apakah yang terpancar dari kemenangan melawan diri sendiri ini? Ialah paradoks kerohanian yang luar biasa, yakni justru diselamatkannya nyawa seorang anak manusia, Ismail a.s., yang sudah dengan tulus siap menanggung maut. Nyawa Nabi Ismail selamat justru ketika ketiga tokoh sentral kisah ini dengan tulus dan kekuatan batin luar biasa siap menjalankan pengurbanan. Demikianlah, keberhasilan menundukkan guncangan batin yang amat dahsyat untuk menjalankan pengurbanan justru menyelamatkan nyawa manusia yang siap dikurbankan.

Kata Al-Quran(QS 5: 32), harga nyawa seorang manusia sama dengan harga nyawa seluruh umat manusia. Maka, keberhasilan melawan diri sendiri ini —yang telah menyelamatkan nyawa seorang manusia, Ismail a.s.— pada hakekatnya telah menyelamatkan nyawa seluruh umat manusia.Secara simbolik dan terutama secara kerohanian, kemenangan melawan diri sendiri bukan saja menyelamatkan nyawaseorang manusia, melainkan menyelamatkan nyawa manusia seluruhnya. Alangkah mahal nilai mengalahkan diri sendiri.

Diterjemahkan ke dalam kehidupan kita hari ini,keberhasilan kita melawan diri sendiri niscaya akan menyelamatkan bukan saja dirikita sendiri, melainkan juga orang lain. Seseorang yang berhasil melawan godaankorupsi, misalnya, jelaslah dia tidak hanya menyelamatkan diri sendiri,melainkan juga menyelamatkan orang lain. Sebaliknya, seseorang yang gagal melawan godaan korupsi sesungguhnya telah mencelakakan orang lain dan dirinyasendiri.

Kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar menyadarkan kita, bahwa pada esensinya mengalahkan diri sendiri merupakan perjuangan paling berat dari semua perjuangan yang pernah dan akan kita lakukan. Namun demikian, ia juga menunjukkan bahwa perjuangan seberat itu tidaklah mustahil menghasilkan kemenangan. Kisah tigatokoh kita itu adalah kisah kemenangan manusia melawan dirinya sendiri. Moral kisah itu tentu saja sudah sangat tua,tetapi ia memiliki relevansi abadi dengan sejarah umat manusia.

Dengan kemenangan dan seluruh perjuangan yang luar biasa itulah, ketiga tokoh kita ini mencapai kedudukan yang begitu istimewa di mata Allah Swt, yang dapat kita lihat jejaknya dengan kasat mata hingga hari ini. Yaitu, Siti Hajar dan NabiIsmail dikubur di dalam ka'bah, rumah Allah, baytullâh yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Bahwatak seorang pun dikubur di dalamka'bah selain Siti Hajar dan Nabi Ismail, jelaslah bahwa itu merupakan bukti keistimewaan sang ibu dan sang anak, manusia-manusia agung itu. Adapun Nabi Ibrahim, ialah satu-satunya rasul yang oleh Allah dijadikan sahabat karib-Nya sendiri.Wattakhadza 'l-Lâhu Ibrâhiîma khalîlan (QS4: 125).

Ibadah haji secara lahiriah sesungguhnya merupakan "napak tilas" terhadap jihad akbar Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar itu. Atas perintah Allah, Nabi Muhammad melembagakan secara formal napak tilas itu dalam berbagai bentuk praktik ibadah dalam rangkaian ibadah haji. Yang menarik adalah, berkat ajaran Rasulullah Saw, ketiga tokoh kita ini menjadi medan magnet abadi yang menyedot jutaan umat Islam di seluruh dunia ke pusat pengurbanan yang tiada bandingannya. Nabi Ibrahim adalah pusat abadi gravitasi kerohanian yang telah memberikan inspirasi pada jutaan manusia tentang bagaimana manusia seharusnya memposisikan diri di hadapan Allah Swt, di hadapan diri sendiri, di hadapan sesama manusia, dan di hadapan alam semesta.

Sekitar satu juta umat Islam (jamaah haji) dari seluruh dunia berangkat ke tanah suci setiaptahun, sebisa mungkin mereka menanggalkan egoisme pribadi masing-masing, dan disana mereka lebur bersama sebagai atom-atom kecil ciptaan Allah, berharap mereka menemukan secercah cahaya Ibrahim, cahaya Ismail, dan cahaya Siti Hajardi dalam diri mereka. Bersamaan dengan itu, sebanyak 1,3 miliar umat Islam diseluruh dunia ambil bagian dalam karnaval besar kerohanian yang dahsyat ini, ambil bagian dalam repertoar akbar usaha menemukan spirit pengurbanan yang luarbiasa ini. Mereka merayakan Idul Adlha dan sebagian menyembelih hewan korban. Semuanya ditarik oleh medan magnet dan pusat grafivitasi abadi kerohanian yang tiada bandingannya, ialah kisah pengurbanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail.

Hari-hari ini 4 ribu tahunyang lalu, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar melempar setan yang menggodanya untuk membatalkan perintah mengurbankan Nabi Ismail. Dan hari-hari ini di Mina, 1juta jamaah haji melempar jamarat, lambang setan, egoisme, kesombongan, kemunafikan, dan kekufuran. Maka hari-hariini juga marilah kita melempar jamarat di dalam diri kita. Ya, kita adalah balatentara yang maju ke medan perang, tidak untuk mengalahkan siapa-siapa, kecuali mengalahkan diri sendiri. Dan, ketika kita berhasil mengalahkan diri sendiri itulah, kita meraih kemenangan yang sesungguhnya. Yaitu kemenangan yang menyelamatkan kita dan (seluruh) umat manusia. Amin. Salam. []

"Catatan Kebudayaan" majalah sastra Horison, edisiOktober 2014.


Koalisi Merah Putih Sepakat Soal Ketua MPR

Posted: 05 Oct 2014 06:00 AM PDT

Pertemuan Koalisi Merah Putih dikediaman Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Sabtu, 4 Oktober 2014 malam, kabarnya membahas nama calon pimpinan MPR RI. Salah satunya usulan ketua MPR dari Partai Demokrat.

Terkait isu tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga wakil ketua DPR RI Fadli Zon mengaku, calon Ketua MPR akan diserahkan kepada partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Rancangannya memang demikian (Demokrat jadi Ketua MPR)," ucap Fadli kepada wartawan, di Masjid Baiturrahman, Komplek MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu, 5 Oktober 2014.

Fadli menjelaskan, kehadiran Partai Demokrat dalam pertemuan Koalisi Merah Putih di kediaman Aburizal Bakrie (Ical), semalam.

"Demokrat memang hadir tadi malam. Jadi tentu kita berbagi peran," tandasnya.

Meski demikian, Fadli mengatakan, perihal nama-nama calon pimpinan MPR semua diserahkan kepada masing-masing partai.

"Kita tidak pernah berbicara nama, kita bicarakan partai, kemudian kepada partai yang bersangkutan yang berikan namanya, tetapi mengenai keputusannya baru besok," ujarnya. (fs)


Andai Saja Cristina Fernández adalah Pemimpin Dunia Arab

Posted: 05 Oct 2014 05:45 AM PDT



Andai saja Cristina Fernández de Kirchner adalah pemimpin Dunia Arab dan Dunia Islam tentu mantap sekali. Disaat para pemimpin dan para menlu negara-negara arab sibuk mencium tangan Tzipi Livni si mentri keadilan israel yang tidak lain adalah penjahat perang I dan II di Gaza, dan mengusap-mengusap tangannya untuk mencari berkah, dan banyak pula yang cari muka dan menampilkan diri agar terlihat konservatif, cinta perdamaian dan normalisasi, dan ada pula yang mengirimkan ucapan selamat untuknya dan militernya karena sukses memenangkan pembunuhan massal di Gaza; tapi tidak demikian halnya dengan Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner. Wanita tangguh ini berdiri tegap di forum PBB membongkar kontradiksi politik Amerika dan berbagai kebohongannya, membuka topeng dan menelanjang wajah jahat dan kesumatnya, taring-taringnya yang tajam dan haus darah, darah bangsa arab dan bangsa muslim secara khusus.

Cristina Fernández mengecam politik Amerika yang penuh dengan kebencian namun ditutupi dengan topeng perang melawan teroris. Hal itu disampaikan Cristina dengan lantang dan tegas: "Anda pernah mengeluarkan keputusan untuk memerangi Al-Qaeda setelah 11/09, anda jajah banyak negara dan anda membunuh ratusan ribu penduduknya atas nama perang melawan teroris di Irak dan Afganistan yang sampai saat ini masih saja menjadi negara yang paling bermasalah dengan teroris".

Cristina melanjutkan: "Setahun lalu kita pernah bersidang dimana anda semua melabel rezim Asad sebagai teroris dan anda semua mendukung oposisi yang dulu kami anggap sebagai pembangkang, namun sekarang kita bersidang lagi untuk membungkam para pembangkang itu yang ternyata memang teroris dan mayoritas sudah masuk list organisasi-organisasi teroris ekstrimis yang sekarang sudah berubah menjadi super ekstrim.

Cristina menambahkan, "Dulu, Hizbullah juga pernah anda masukkan dalam list teroris, terakhir diketahui bahwa hizbullah adalah partai besar dan dikenal di Lebanon".

"Anda-anda pernah menuduh Iran dibalik ledakan Kedutaan Israel di Buenos Aires tahun 1994, dan sampai hasil inverstigasi sampai saat ini tidak dapat membuktikan bahwa Iran terlibat pada peledakan itu", lanjutnya.

Lebih jauh lagi, Cristina berkomentar mendukung korban teror israel di Jalur Gaza, sebuah komentar yang tidak akan pernah keluar dari bibir penguasa arab: "anda semua memejamkan mata di depan musibah yang maha dahsyat yang dilakukan israel yang memakan ribuan korban warga Palestina, bukannya anda-anda fokus pada ribuan korban itu, malah anda fokus pada roket-roket yang jatuh ke Israel yang tidak merugikan apa-apa bagi israel".

"hari ini kita bersidang kembali untuk mengeluarkan keputusan internasional untuk mengkriminalian ISIS dan memberangusnya. Negara-negara tempat beradanya ISIS (Suriah&Irak) adalah 2 rezim yang didukung oleh negara-negara yang menjadi komco-konco anda. Negara-negara (arab) itu adalah aliansi tetap negara-negara besar anggota Dewan Keamanan PBB", tambahnya.

Mendapatkan pidato pedas ini, terjemahan pidatonya diputus dan terjemahannya distop, agar pesan-pesanya tidak dapat sampai seluruh penjuru dunia, dan stasiun-stasiun televisi yang melakukan siaran langsung juga memutuskan siarannya. Mereka beralasan bahwa terputusnya siaran-yang seumur-umur tidak pernah terjadi dalam sejarah Dewan Keamanan PBB-adalah karena kesalahan tehnis. Amerika tidak senang dengan pidatonya Christina, maka Amerikapun menggunakan metode teror tehnis untuk menghalangi tersampaikannya kebenaran-kebenaran yang ingin didengarkan khalayak ramai.

Penguasa arab yang sempat berbicra di sidang PBB senantiasa menyampaikan pidato suram, membosankan, penuh dengan kemunafikan dan senantiasa menjilat Amerika, sangat antusias dalam menampilkan bahaya ISIS dan ekstrimis muslim, tapi tidak ada yang berani menampilkan kebejatan teroris israel kecuali sedikit saja itupun dengan malu-malu.

Amerika tidak mampu membully Presiden Argentina, karena sang presiden membela para korban nyawa, warga terluka, dan para anak-anak yatim di Gaza, karena Christina adalah presiden yang berkuasa atas kehendak rakyat, memerintah sebuah negara yang senantiasa menjaga kedaulatan rakyat dan martabat rakyat, dan selain itu semua, keberpihakannya senantiasa kepada nilai-nilai keadilan, HAM, dan martabat manusia di seluruh jagat raya, tidak perlu takut dengan Amerika, karena takut tidak punya tempat pada peradaban dan budaya mereka.

Christina benar. Aliansi yang dikomandoi Amerika menggalang lebih dari 40 negara untuk memborbardir teroris muslim, bukan untuk memborbardir teroris Israel. Bahkan beberapa pilot arab dengan bangganya melakukan serangan udara tersebut untuk membungihanguskan tumpah darah mereka sendiri, dan pada saat yang sama para penguasanya duduk satu meja, makan malam bersama Tzipi Livni sembari membicarakan prosesi pengganyangan Gaza berikutnya.

Kita sebagai rakyat tidak kuat menahan emosi, karena kita merasa begitu diinjak dan dihinakan ketika melihat tindak-tanduk memalukan dari para pemimpin kita, ketika kekayaan bumi dijarah di depan mata kita, ketika ribuan nyawa rakyat kita direnggut oleh pesawat-pesawat tempur yang dikemudikan oleh arab sendiri, sementara gempuran yang sama tidak pernah mereka lakukan terhadap bumi teroris israel. Dan pastinya kita tidak akan pernah melihat arab yang beraliansi dengan Inggris dan Amerika untuk memborbardir teroris Israel.

Perbudakan dan nihilnya rasa nasionalisme ini berakibat kepada berhamburannya para pemuda muslim menerobos Suriah dan Irak untuk bergabung ke dalam barisan kelompok-kelompok Islam Politik garis keras, dan pastinya gelombang jihadis ini akan terus meningkat seiring dengan gempuran-gempuran baru yang diluncurkan oleh pesawat-pesawat tempur arab dan Amerika di Irak dan Suriah.

Terima kasih sebesar-sebesarnya kita sampaikan kepada Chistina, terimakasih atas keberaniannya, terimakasih karena kefemininnya sebagai wanita mengungguli semua pria yang mengklaim diri jantan, terimakasih karena sudah menyampaikan kebenaran tanpa takut kepada Amerika dan pesawat-pesawat tempur dan roket serta balatentaranya. Dan selamat kepada penguasa-penguasa arab yang sudah dapat berkah dan anugerah dari betina Tzipi Livni, jika pun rakyat-rakyat tidak mengadili mereka, dan sidang PBB hanya mainan belaka, maka sejarah tidak akan memberi mereka ampun.

Dari Benua seberang, dari bangsa-bangsa besar yang sudah melahirka Castro, Chavez, Evo Morales, Che Guevara, tidak aneh kalau juga melahirkan singa betina Christna, sementara bangsa-bangsa pengecut akan selamanya menghamba.(Raialyoum.com/AbdulbariAthwan)-[Syaff]



Gubernur Aher Jadi Tukang Jagal

Posted: 05 Oct 2014 05:27 AM PDT



Bandung - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) sembelih sendiri hewan kurbannya di rumah dinasnya Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (5/10/2014).

Usai salat Iedul Adha di lapangan Gasibu, Aher menyembelih sebanyak 14 hewan kurban. Dengan mudahnya sebanyak 2 sapi dan 12 kambing pun langsung dieksekusi.

Aher mengaku sudah biasa menyembelih hewan kurban. Bahkan kebiasannya tersebut sudah dilakukan sebelum dia menjadi Gubernur Jawa Barat. Untuk tahun ini Aher mengaku berkurban sebanyak 3 sapi dan 12 kambing.

"Dari dulu saya menyembelih sendiri hewan kurban saya. Tahun ini saya bersama keluarga berkurban tiga sapi dan 12 domba. Satu sapi dikurbankan di masjid Raya Jawa Barat," tutur Aher. Demikian dilansir inilah.com.

Aher memaknai Idul Adha 2014 ini adalah membangun semangat kesetiakawanan antara seluruh umat manusia. Aher yakin ada satu pihak yang bisa menyelesaikan seluruh persoalan yang ada di negeri ini. Namun, hal tersebut harus ada kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintahnya.

"Pemerintah bersama membangun dalam konteks masyarakat madani dalam konteks civil society. Kita mencoba menyelamatkan masa depan orang," kata dia.

Tahun ini, Aher tidak ditemani wakil Gubernur, Deddy Mizwar dalam merayakan hari Idul Adha 2014. Namun, hal tersebut dinilai Aher tidak masalah. Sebab, Deddy Mizwar memilih berlebaran di Bekasi bersama keluarganya.

"Suasana lebaran sama saja, tahun sekarang Wagub di luar. Mungkin tahun depan saya yang di luar kota. Bisa saja kan seperti itu," kata dia. [mes/inilah]


Sutiyoso : Jokowi - JK Tak Takut Dilengserkan

Posted: 05 Oct 2014 05:01 AM PDT

Meski DPR dikuasai partai Koalisi Merah Putih, partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-JK tidak takut akan dilengserkan.

Ketua Umum Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso meyakini, kabinet pemerintahan Jokowi-JK akan tetap berjalan mulus.

"Jujur saja Jokowi-JK engga takut, engga mungkin dilengserkan tanpa sebab," kata Sutiyoso di kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Jakarta, inggu, 5 Oktober 2014.

Partai koalisi yang terdiri dari enam partai, yakni, Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP itu memang  lebih dominan dan menguasai parlemen dibandingkan dengan koalisi Indonesia Hebat yang hanya terdiri dari empat partai. Hal ini ditengarai menyebabkan Koalisi Indonesia Hebat ketar ketir. (fs)


Kurban PKS Sulsel Terbesar di Antara Seluruh Partai

Posted: 05 Oct 2014 04:46 AM PDT


MAKASSAR - Hari Raya Idul Adha tahun ini Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan kurban 100 ekor sapi. Hewan kurban tersebut dikumpul dari seluruh DPC PKS se-Sulsel.

Ketua DPW PKS Sulsel Andi Akmal Pasluddin, mengatakan, sebulan sebelum hari raya Iduladha, pihaknya telah meminta semua pengurus DPC untuk menyiapkan hewan ternak qurban.

"Saya sumbang tiga ekor sapi dan total semuanya 100 ekor," kata anggota DPR RI ini, Minggu (5/10/2014). Demikian dilansir tribunnews.

Menurut pantauan tribunnews, kurban PKS ini terbesar diantara parta-partai yang ada di Sulawesi Selatan.




MEDIA Giring OPINI: SETYA NOVANTO adalah KORUPTOR, Lucunya KETUA KPK pun Ikut TERHASUT

Posted: 05 Oct 2014 04:40 AM PDT



Beberapa saat setelah Setya Novanto ditetapkan sebagai Ketua DPR RI, Kompas online langsung memberi stigma negatif: "ICW Beberkan Sejumlah Kasus Ketua DPR Setya Novanto".

Isi berita Kompas menggiring opini publik, menohok bahwa politisi Golkar tersebut diduga terjerat serangkaian kasus dan tak layak menjadi memimpin DPR. Suara protes Kompas mewakili kekecewaan kubu Jokowi yang bernasib malang lantaran kalah telak dalam perebutan jabatan strategis di parlemen.

Cara menghasut ala Kompas membuat Ketua KPK, Abraham Samad pun ikut menyimpulkan: "Setya berpotensi memiliki masalah hukum". Pernyataan itu menuai kegusaran dari berbagai pihak. Politisi Gerindra, Fadli Zon spontan menantang Abraham Samad untuk menangkap Setya Novanto. "Kalau memang bersalah tangkap kalau berani, jangan ngomong." tegas Fadli Zon.

Ironi, ternyata Ketua KPK dalam menyimpulkan sebuah kasus korupsi sangat bergantung pada permainan opini Kompas dan media jariangan pendukung Jokowi. Dan terbukti, ketika Kompas membungkam atas kasus Jokowi - Megawati, KPK pun bersikap mandul, tegasnya menafikan fakta. Makin terlihat jelas, kasus-kasus korupsi yang melibatkan kekuatan besar telah menjadi bagian dari tarik-menarik kepentingan politik.

Kenyataan itu membuat publik bingung: Benarkah Setya Novanto adalah seorang koruptor...? Jawabannya sangat bergantung pada Kompas dan KPK untuk segera membeberkan bukti-bukti kejahatan korupsi Setya Novanto. Bila kasus ini didiamkan begitu saja, maka Kompas dan KPK secara sengaja telah melakukan kebohongan publik.

Terkait dengan pernyataan Fadli Zon yang menantang KPK untuk menangkap Setya Novanto, menurut Progres 98 hal itu harus dilakukan. Jika KPK tak memiliki bukti kejahatan korupsi, maka sebaliknya Setya Novanto-lah yang harus melaporkan Abraham Samad kepada polisi untuk segera ditangkap. Jangan saling berkompromi untuk menipu publik dengan modus melindungi kejahatan korupsi !

salam

Faizal Assegaf 
Ketua Progres 98



Jangan Pisahkan Jokowi Dari PDI P!

Posted: 05 Oct 2014 03:00 AM PDT



Kisruh dan manuver Kubu PDI P di parlemen, membuat beberapa kader dan simpatisan yang menamakan diri ProJo (pro Jokowi) ingin memisahkan sosok Jokowi dari partai yang membesarkannya, PDI P.

Di sisi lain, banyak pula fungsionaris dan kader senior PDI P yang memandang keberadaan orang-orang di sekitar Jokowi sebagai ancaman bagi karir mantan walikota Solo itu.

Contoh sederhana, ketika kasus UU Pilkada disahkan oleh DPR. Jokowi yang langsung pasang badan membela PDI P, kena batunya.

Jokowi yang memprovokasi rakyat untuk melawan Koalisi Merah Putih, ditegur keras oleh Ulil Abhsar A, politisi Partai Demokrat yang selama ini justru banyak mendukung kebijakan Jokowi ketika menjadi Gubernur Jakarta.

Ulil menilai, Jokowi lupa bahwa dalam visi misi yang dipaparkannya ketika kampanye capres, menilai pilkada langsung tidak efisien, untuk itu, Jokowi ingin mengembalikannya kepada DPRD.

Apalagi, tambah Jokowi kali itu, Pilkada tak langsung adalah amanat dari Presiden Soekarno, tokoh panutan seluruh kader PDI P.

Teguran Ulil ini direspon keras oleh seorang simpatisan Jokowi, Ezki S. Ezki menegaskan bahwa Jokowi bukanlah PDI P.

"Jokowi ya Jokowi, bukan PDI P. Jangan samakan Jokowi dengan PDI P," tegas Ezki yang berprofesi sebagai jurnalis ini.

Kegagalan Koalisi Indonesia Hebat memperoleh kursi pemimpin DPR juga dikritik habis-habisan oleh kelompok projo. Mereka menuding Megawati lah yang terlalu arogan, akibatnya, kursi kepemimpinan di DPR harus diberikan kepada Koalisi Merah Putih.

"Megawati semestinya jangan arogan dong.. komunikasi yang baik. Kasihan Jokowi yang harus menenangkan rakyat", ujar Kartika, seorang aktivis yang membela Jokowi.

Upaya pemisahan Jokowi dari PDI P semakin kuat ketika ada 3 kader PDI P yang melecehkan pimpinan sidang Paripurna, Otje Popong, dan kader lain bersikap liar ketika sidang paripurna  pemilihan pemimpin DPR berlangsung.

"Kalian bisa bandingkan kan? Jokowi itu halus, santun, beda dengan kader PDI P yang lain", ujar Tara, seorang pengagum Jokowi.

Sementara Desy Silalahi, seorang kader PDI P Sumatera Utara mengemukakan, "Jokowi harus hati-hati dalam melangkah. Ingat, Jokowi kader PDI P dan petugas partai yang diberi amanah oleh Ketua Umum kami untuk menjadi Presiden".

Hati-hati yang dimaksud Desy adalah, hati-hati dalam merekrut tim kerja dan kabinet. Jangan sampai disusupi oleh orang-orang yang nantinya akan mencelakai Jokowi sendiri.

"Janganlah dekat-dekat orang yang sekarang nampak manis, tapi lain waktu nagih sesuatu ke Jokowi. Ya, intinya, dia (Jokowi) mesti sadar, tak ada yang gratis di dunia ini. Jadi dia mesti hati-hati", tutup Desy.

Senada dengan Desy, Wawan R, seorang kader PDI P Jawa Barat menegaskan, Jokowi jangan dipisahkan dari PDI P bila ingin negeri ini selamat.

"Jangan pisahkan Jokowi dari PDI P. Bahaya itu! Jokowi itu sama seperti kami, mengemban amanah. Saat ini, kebetulan dia mengemban amanah sebagai Presiden. Kalau mau negeri ini selamat, Jokowi harus berjuang bersama PDI P", tegas Wawan. (fs)








PDI P Gunakan MK Untuk Meraih Kekuasaan

Posted: 05 Oct 2014 02:00 AM PDT


Koalisi partai pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla mendaftarkan lagi permohonan judicial review (uji materi) UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) Nomor 17/2014 Pasal 15 ayat 2 ke Mahkamah Konstitusi pada Jumat, 3 Oktober 2014.

Junimart Girsang, mengatakan, PDI P sangat berharap MK mengeluarkan putusan sela sebelum pemilihan calon pimpinan MPR.

"Dasar permohonan kami adalah berdasarkan hak konstitusional. Hak kami sebagai anggota MPR dihalangi anggota MPR lainnya yang tidak jujur," kata Ketua Departemen Hukum DPP PDI Perjuangan, Junimart Girsang, di Jakarta Pusat, Sabtu, 4 Oktober 2014.

Junimart menjelaskan, dalam UU MD3 diatur tata cara pemilihan pemimpin  MPR yang dipilih dalam satu paket dan bersifat tetap. Dengan alasan itu, Junimart merasa hak memilih dan dipilihnya hilang.

"Kami telah ajukan permohonan judicial review ke MK, kami juga minta penggunaan pasal ini ditunda sampai MK memberi putusan pada permohonan kami," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Bidang Hukum DPP PDI-P Trimedya Panjaitan mengungkapkan keyakinannya bahwa MK akan mengabulkan permohonan dan memberikan putusan sela untuk menunda waktu pemilihan calon pemimpin MPR.

Sesuai jadwal, MPR akan menggelar rapat konsultasi tata cara pemilihan pemimpin dan dilanjutkan dengan pemilihan pemimpin.

Trimedya mengungkapkan, dirinya sangat menyadari bahwa permohonan dikeluarkannya putusan sela sulit dikabulkan jika dalam kondisi normal. Meski demikian, dirinya tetap yakin MK akan mengeluarkan putusan sela karena permohonan ini mengandung unsur kegentingan yang
memaksa.

"Kami sangat menyadari, tapi kami menganggap ini dalam kondisi extraordinary dan menyangkut
kepentingan negara," pungkasnya. (fs)







Memalukan, Mengaku Membela Rakyat, Padahal Ingin Menguasai Parlemen

Posted: 05 Oct 2014 01:30 AM PDT



Meski sudah pernah ditolak, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kembali mengajukan uji materi atau judicial review Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) ke Mahkamah Konstitusi.

Upaya ini dilakukan karena PDI-P bersama rekan koalisinya, yakni Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasdem, dan Partai Hanura, [masih ingin berjuang untuk mendapatkan kursi pimpinan MPR. ]

Keputusan tersebut diambil setelah Jokowi-JK bersama semua ketua umum, sekjen, dan ketua fraksi di DPR dan MPR dari partai koalisi yang melakukan pertemuan pada Jumat, 3 Oktober 2014.

"Dalam pertemuan tersebut menugaskan kepada kami untuk mengajukan permohonan judicial review ke Mahkamah Konstitusi," kata Ketua Fraksi PDI-P di MPR Ahmad Basarah dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu, 4 Oktober 2014.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Fraksi PKB di MPR Lukman Edy, Ketua Fraksi Partai Nasdem di MPR Bachtiar Aly, dan Ketua Fraksi Partai Hanura di MPR Syarifuddin Sudding. Basarah menjelaskan, pihaknya akan menggugat ketentuan dalam Pasal 15 ayat (2) UU MD3 yang menyebutkan, "Pimpinan MPR dipilih dari dan oleh anggota MPR dalam satu paket yang bersifat tetap".

Penggugat diwakili oleh tiga anggota MPR, yakni Dwi Ria Latifa, Junimart Girsang, dan Henry Yosodiningrat. Permohonan sudah diajukan pada Jumat kemarin, 3 Oktober 2014.

"Pasal ini kami anggap merampas suara rakyat yang sudah diberikan kepada kami," ujar Basarah.

Sebelumnya, koalisi Jokowi-JK kalah dalam berebut kursi pemimpin  DPR dengan mekanisme pemilihan yang sama. Koalisi Merah Putih berhasil mendapatkan empat kursi pimpinan DPR, yakni Setya Novanto (Golkar) sebagai Ketua DPR dan tiga Wakil Ketua DPR, yakni Fahri Hamzah (PKS), Taufik Kurniawan (PAN), dan Fadli Zon (Gerindra).

Satu kursi terakhir diberikan kepada Agus Hermanto setelah Demokrat juga mendukung paket pimpinan DPR yang diajukan KMP. Koalisi Jokowi-JK hanya terdiri dari empat partai dan gagal melobi partai lain hingga akhirnya gagal pula mengusung paket calon pimpinan.

Paket calon pimpinan harus mencakup lima orang dari lima fraksi yang berbeda. Sebelumnya, PDI-P sebenarnya sudah menggugat UU MD3 ke MK agar mereka sebagai pemenang pemilu otomatis menduduki Ketua DPR. Namun, uji materi itu ditolak oleh MK. (fs)



Empat Amunisi Jokowi Untuk Melawan Koalisi Merah Putih

Posted: 05 Oct 2014 01:04 AM PDT



Pengamat hukum tata negara, Refly Harun, mengatakan perlawanan Koalisi Merah Putih, tak perlu membuat Jokowi khawatir, pasalnya masih banyak pihak yang akan mendukung Jokowi.

"Banyak pihak lain yang bisa mendukung jalannya pemerintahan," kata Refly, Kamis, 2 Oktober 2014.

Ada empat amunisi yang dapat dipakai Jokowi untuk menaklukkan dominasi KMP di parlemen. Keempat amunisi itu adalah rakyat, pers, Mahkamah Konstitusi dan KPK.

Refly menjelaskan, pemerintahan Jokowi bisa berjalan lancar dan didukung rakyat jika membuat kebijakan prorakyat, sehingga pemerintahnya akan
aman.

"Dalam demokrasi, rakyat adalah prioritas utama," ujar Refly.

Refly pun menegaskan, jika Jokowi membuat program-program prorakyat, parlemen tidak mungkin menghalangi.

Pers sebagai pilar keempat demokrasi, akan memberitakan segala tindak-tanduk Jokowi. Bahkan sejujurnya, Jokowi bisa menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta dan lalu melompat ke kursi kepresidenan, sebagian besar melalui bantuan media dan jurnalis sebagai elemen pers.

Berikutnya, Refly meminta Jokowi selektif dalam menyetujui
undang-undang. Sebagai Presiden
berhak memilah undang-undang yang paling cocok bagi rakyat. Termasuk bila terjadi konflik antara Presiden dan parlemen yang terjadi baru-baru ini.

"MK akan siap menguji setiap undang-undang yang disahkan," ujar Refly.

Berikutnya, ada satu lembaga superbody yang kinerjanya selama ini selalu mengundang decak kagum publik. Sebagai lembaga superbody, KPK memang cukup ditakuti birokrat dan elite politik.

KPK akan siap membantu Presiden dalam menyidik dan menyelidiki pejabat-pejabat yang menurut Presiden, terindikasi korupsi.

Sebagai timbal baliknya, Presiden diharap mendukung KPK dan menyediakan fasilitas yang memperlancar kinerja lembaga superbody itu.

"Dukungan presiden sangat diperlukan KPK," kata
Refly.

Karena itu, Refly menegaskan, pemerintah Joko Widodo tidak perlu khawatir terhadap dominasi koalisi pendukung Prabowo di parlemen.

"Dengan 4 hal tadi, posisi presiden tetap lebih kuat.", tutup Refly. (fs)


Pemimpin Kafir | Oleh: Dr. Adian Husaini

Posted: 04 Oct 2014 11:54 PM PDT



"Pemimpin Kafir"

Oleh: Dr. Adian Husaini*

NAHDHATUL ULAMA (NU) dalam Muktamarnya ke-11, di Banjarmasin, 19 Rabi'ulawwal 1355 H (9 Juni 1936 M), membahas satu masalah bertajuk: "Apakah Negara Kita Indonesia Negara Islam?" Ditanyakan, "Apakah nama negara kita menurut Syara' agama Islam?" Jawabnya: "Sesungguhnya negara kita Indonesia dinamakan "Negara Islam" karena telah pernah dikuasai sepenuhnya oleh orang Islam. Walaupun pernah direbut oleh kaum penjajah kafir, tetapi nama Negara Islam tetap selamanya." Muktamar juga memutuskan, bahwa wilayah Betawi (Jakarta) adalah "dar-al-Islam", begitu juga sebagian besar wilayah Jawa.

Mengutip Kitab Bughyatul Mustarsyidin bab "Hudnah wal-Imamah" dijelaskan:

"Kullu mahalli qadara muslimun saakinun bihi… fii zamanin minal azmaani yashiiru daara Islaamin tajrii 'alaihi ahkaamuhu fii dzaalika-az-zamaani wa-maa ba'dahu wa-in-qatha'a imtinaa'ul-musliiina bil-istilaa'il-kuffaari 'alaihim wa-man'ihim fii-dukhuulihi wa-ikhraajihim minhu wa-hiina'idzin fa-tastamiituhu daara harbin shuuratan laa-hukman, fa-'ulima anna ardha Bataawiy (Jakarta) bal wa-ghaalibu ardhi Jaawaa daara Islamin li-istilaa'il-muslimiina 'alaihaa qablal-kuffaari."("Semua tempat dimana Muslim mampu untuk menempatinya pada suatu masa tertentu, maka ia menjadi daerah Islam (Dar-al-Islam.pen.) yang ditandai berlakunya syariat Islam pada masa itu. Sedangkan pada masa sesudahnya walaupun kekuasaan umat Islam telah terputus oleh penguasaan orang-orang kafir terhadap mereka, dan larangan mereka untuk memasukinya kembali atau pengusiran terhadap mereka, maka dalam kondisi semacam ini, penamaannya dengan "daerah perang" (dar-al-harb.pen.) hanya merupakan bentuk formalnya dan tidak hukumnya. Dengan demikian diketahui bahwa Tanah Betawi dan bahkan sebagian besar Tanah Jawa adalah "Daerah Islam" karena umat Islam pernah menguasainya sebelum penguasaan oleh orang-orang kafir." (Lihat buku "Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004), terbitan LTN-NU Jawa Timur, cetakan ketiga, 2007, hlm.176-177).

Dalam Muktamarnya ke-30 di PP Lirboyo Kediri, 21-27 November 1999, NU membahas permasalahan: "Bagaimana hukum orang Islam menguasakan urusan kenegaraan kepada orang non-Islam?"

Jawabnya: "Orang Islam tidak boleh menguasakan urusan kenegaraan kepada orang non-Islam, kecuali dalam keadaan dharurat, yaitu: (a) Dalam bidang-bidang yang tidak bisa ditangani sendiri oleh orang Islam secara langsung atau tidak langsung karena factor kemampuan, (b) Dalam bidang-bidang yang ada orang Islam berkemampuan untuk menangani, tetapi terdapat indikasi kuat bahwa yang bersangkutan khianat, (c) Sepanjang penguasaan urusan kenegaraan kepada non-Islam itu nyata membawa manfaat. Catatan: Orang non-Islam yang dimaksud berasal dari kalangan ahlu dzimmah dan harus ada mekanisme kontrol yang efektif.

Dasar pengambilan (hukum tersebut): al-Quranul Karim, At-Tuhfah li-Ibni Hajar al-Haitsamiy juz IX, hlm 72, al-Syarwani 'alat-Tuhfah juz IX, hlm. 72-73, al-Mahalli 'alal-Minhaj juz IV, hlm.172, al-Ahkam as-Sulthaniyah li-Abil Hasan al-Mawardiy. Secara lebih terperinci, berikut ini hujjah-hujjah yang mendasari para muktamirin mengambil keputusan tersebut (teks asli dalam bahasa Arab-nya tidak dikutip dalam tulisan ini):          

(1)    "Dan Allah SWT sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman." (QS an-Nisa':141).

(2)    Dalam Kitab At-Tuhfah li-Ibni Hajar al-Haitsamiy juz IX, hlm 72, disebutkan:

"Orang Islam tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir dzimmi atau lainnya kecuali jika sudah sangat terpaksa. Menurut dhahir pendapat mereka, bahwa meminta bantuan orang kafir tersebut tidak diperbolehkan walaupun dalam keadaan dharurat. Namun dalam titimmah disebutkan tentang kebolehan meminta bantuan tersebut jika memang darurat."

(3)    al-Syarwani 'alat-Tuhfah juz IX, hlm. 72-73:

"Jika suatu kepentingan mengharuskan penyerahan sesuatu yang tidak bisa dilaksanakan oleh orang lain dari kalangan umat Islam atau tampak adanya pengkhianatan pada si pelaksana dari kalangan umat Islam dan aman berada di kafir dzimmi, maka boleh menyerahkannya karena dharurat. Namun demikian, bagi pihak yang menyerahkan, harus ada pengawasan terhadap orang kafir tersebut dan mampu mencegahnya dari adanya gangguan terhadap siapa pun dari kalangan umat Islam."

 (4)    al-Mahalli 'alal-Minhaj juz IV, hlm.172:

"Orang Islam tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir, karena haram menguasakan orang kafir terhadap umat Islam kecuali karena dharurat." (Lihat, Ibid, hlm. 551-552).

Dalam forum Bahtsul Masa'il al-Diniyah al-Waqiiyyah saat Muktamar NU ke-30 di PP Lirboyo Kediri tersebut juga dibahas tentang masalah Doa Bersama antar Umat Beragama.  Disebutkan, bahwa tidak boleh berdoa bersama antar berbagai agama, kecuali cara dan isinya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Mengutip Kitab Hasyiyatul Jamal juz II, hlm. 119, dikatakan: "Dan tidak boleh mengamini doa orang kafir karena doanya tidak diterima sesuai dengan firman Allah SWT: Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. (al-Ra'du:14)."

Juga, dengan mengutip Kitab Mughniyul Muhtaj juz I, hlm. 232 disebutkan:

"Orang kafir dzimmi (yang keamanan dirinya dan hartanya dalam naungan jaminan pemerintahan Islam) tidak dilarang untuk datang (ke tempat umat Islam) karena mereka berhak mencari rezeki. Sedangkan rezeki Allah SWT itu sangat luas. Terkadang Allah SWT mengabulkan harapan mereka sebagai bentuk istidraj dan ketamakan dunia. Kafir dzimmi tersebut dan orang kafir lainnya tidak diperbolehkan  untuk bercampur dengan kita di tempat peribadahan kita, demikian halnya ketika berkumpul. Percampuran tersebut makruh, dan mereka harus berbeda dengan kita umat Islam ketika berada di suatu tempat. Hal itu, karena mereka adalah musuh-musuh Allah SWT, yang suatu saat mereka akan ditimpa suatu azab dengan kekufuran mereka itu, dan azab tersebut akan mengenai kita pula." (Lihat, Ibid, hlm. 532-534).

*****

Berbeda dengan orang yang memiliki cara pandang sekuler, kaum Muslim memiliki cara pandang (worldview) yang tauhidik; tidak memisahkan antara aspek dunia dan akhirat, antara aspek fisik dan metafisik. Dunia ini, dalam pandangan Islam, adalah ladang akhirat. Setiap aspek materi yan terindera, tidak terlepas dari aspek metafisika; aspek ruhaniah, atau aspek ketuhanan. Secara fisik, telinga, mata, hidung, tangan, kemaluan, memiliki unsur materi yang sama. Tapi, secara ilahiah, organ-organ ini memiliki makna dan kedudukan yang berbeda. Jangan beralasan bahwa sama-sama daging, mata pipi dan pantat boleh dibuka dimana saja.

Fakta sama, tetapi cara pandang berbeda, akan menghasilkan pemahaman yang berbeda pula. Karena itu, akan sangat susah bagi orang sekuler untuk memahami cara berpikir Islam yang tauhidik. Orang yang tidak mengakui bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah SWT, pasti menganggap Nabi Muhammad saw telah berdusta, mengaku-aku mendapat wahyu.  Ketika al-Quran menampilkan cerita yang berbeda dengan Bible tentang kisah Luth (yang di Bible disebut berzina dengan kedua putrinya, Kej.19:30-38 ) maka dituduhlah Muhammad mengubah cerita dalam Bible.

Kaum sekuler – meskipun secara formal memeluk agama tertentu — memandang, hidup di dunia ini hanya memiliki aspek di sini (di dunia saja). Tidak ada urusan dengan Tuhan, dan tidak ada urusan dengan akhirat. Pada CAP yang lalu, kita sudah mengutip pandangan Prof. Naquib al-Attas dalam buku klasiknya, Islam and Secularism (terbit pertama tahun 1978). Prof. al-Attas menyebut tiga komponen proses sekularisasi dalam pemikiran manusia, yaitu: (1) disenchantment of nature (pengosongan alam dari semua makna spiritual); (2) desacralization of politics (desakralisasi politik); dan (3) deconsecration of values (pengosongan nilai-nilai agama dari kehidupan).

Sementara itu, pemikir Kristen Harvey Cox, dalam buku terkenalnya, The Secular City, menyebutkan definisi sekularisasi adalah: "pembebasan manusia dari asuhan agama dan metafisika, pengalihan perhatiannya dari 'dunia lain' menuju dunia kini. (Secularization is the liberation of man from religious and metaphysical tutelage, the turning of his attention away from other worlds and towards this one).

Kita garisbawahi pandangan Prof. al-Attas, bahwa salah satu proses sekulerisasi adalah "desakralisasi politik". Politik dibebaskan dari Tuhan; politik bebas dari agama. Politik hanya dilihat sebagai seni meraih kuasa atau mempertahankan kekuasaan. Politisi dianggap hebat adalah yang berkuasa. Politisi yang dianggap tidak bermutu adalah yang gagal meraih kuasa. Meskipun dia jujur. Yang menang dianggap benar. Kekuasaan adalah kebenaran, might is right. Kaum sekuler biasa berkampanye: "agama jangan dibawa-bawa dalam urusan politik atau kenegaraan."

Mungkinkah orang Muslim atau orang Kristen pada saat yang sama juga menjadi orang sekuler? Ulama terkenal, ketua MUI Pertama, Prof. Hamka, menolak kemungkinan itu.

Dalam ceramahnya di Sekolah Tinggi Theologi Kristen Jakarta, pada tanggal 21 April 1970, menyatakan, baik Islam maupun Kristen, harusnya tidak dapat mengkhayalkan negara yang terpisah dari agama, karena jika negara terpisah dari agama, hilanglah tempat dia ditegakkan.

Menurut Hamka, Islam memandang bahwa negara adalah penyelenggara atau pelayan atau khadam dari manusia. Sedang manusia adalah kumpulan dari pribadi-pribadi. Maka tidaklah dapat tergambar dalam pemikiran bahwa seorang pribadi, karena telah bernegara, dia pun terpisah dengan sendirinya dengan agamanya.

Dikatakan oleh Buya Hamka di hadapan para tokoh dan aktivis Kristen saat itu:

"Payahlah memikirkan bahwa seorang yang memeluk suatu agama, sejak dia mengurus negara, agamanya itu musti disimpannya. Anggota DPR kalau pergi ke sidang, agamanya tidak boleh dibawa-bawa, musti ditinggalkannya di rumah. Kalau dia menjadi menteri, selama Sidang Kabinet, agamanya musti diparkirnya bersama mobilnya di luar. Dan kalau dia menjadi Kepala Negara haruslah jangan memperlihatkan diri sebagai Muslim atau Kristen selama berhadapan dengan umum. Simpan saja agama itu dalam hati. Nanti sampai di rumah baru dipakai kembali. Saya percaya bahwa cara yang demikian hanya akan terjadi pada orang-orang yang memang tidak beragama. Sebab memang tidak ada pada mereka agama yang akan disimpan dirumah itu, atau diparkir di luar selama Sidang Kabinet"…. "Kalau dia seorang Muslim yang jujur atau seorang Kristen yang tulus, agama yang dipeluknya itulah yang akan mempengaruhi sikap hidupnya, di luar atau di dalam parlemen, di rumah atau di Sidang Kabinet, dalam hidup pribadi atau hidup bernegara. Dia akan berusaha melaksanakan segala tugasnya bernegara, menurut yang diridhai oleh Tuhan yang dia percayai. Dan dia akan menolong agamanya dengan kekuasaan yang diberikan negara kepadanya menurut kemungkinan-kemungkinan yang ada. Begitulah dia, kalau dia Islam. Begitulah dia, kalau dia Kristen."

Seorang Kristen yang setia pada kepercayaannya, dia akan berjuang menegakkan nilai-nilai agama yang diyakininya. Ia akan memuja Yesus sebagai Tuhannya. Sebuah buku berjudul "Transformasi Indonesia: Pemikiran dan Proses Perubahan yang Dikaitkan dengan Kesatuan Tubuh Kristus" (Jakarta: Metanoia, 2003), menggambarkan ambisi dan harapan besar kaum misionaris Kristen di Indonesia tersebut.

Kaum Kristen Indonesia, kata buku ini, tidak ingin menyia-nyaiakan lagi kesempatan yang pernah mereka dapatkan untuk mengkristenkan Indonesia. Mereka siap melakukan transformasi Indonesia. Kesempatan emas saat ini tidak boleh disia-siakan, karena batas waktunya bisa lewat, sebagaimana pernah terjadi di masa Soeharto:"Tuhan memberikan kesempatan yang luar biasa kepada orang Kristen dan China, karena pada waktu Suharto menjadi Presiden, ia begitu dekat dengan orang Kristen dan China. Kesempatan demi kesempatan diberikan kepada orang China dan Kristen untuk melakukan bisnis di berbagai bidang. Trio RMS (Radius, Mooy, Sumarlin) di bidang ekonomi beragama Kristen. Itu kesempatan yang diberikan kepada orang Kristen supaya bangsa ini menjadi bangsa yang mengenal Tuhan, tetapi orang Kristen dan gereja tidak siap, sehingga pada tahun 1990-an, waktu Suharto melirik kelompok lain, kelompok tersebut menuding bahwa dua kelompok (Kristen dan China) adalah biang keladi segala persoalan yang ada." (hal. 45).

Dr. Bambang Widjaja, Gembala Sidang Gereja Kristen Perjanjian Baru, dalam tulisannya berjudul "Indonesia Siap Mengalami Transformasi" yang dimuat dalam buku ini, menegaskan: "Indonesia merupakan sebuah ladang yang sedang menguning, yang besar tuaiannya! Ya, Indonesia siap mengalami transformasi yang besar. Hal ini bukan suatu kerinduan yang hampa, namun suatu pernyataan iman terhadap janji firman Tuhan. Ini juga bukan impian di siang bolong, tetapi suatu ekspresi keyakinan akan kasih dan kuasa Tuhan. Dengan memeriksa firman Tuhan, kita akan sampai kepada kesimpulan bahwa Indonesia memiliki prakondisi yang sangat cocok bagi tuaian besar yang Ia rencanakan."

Kaum Muslim memandang, kekuasaan dan kepemimpinan punya makna yang fungsi duniawi dan ukhrawi, aspek fisik dan metafisik. Pemimpin, dalam Islam, dipandang sebagai "junnatun"  (perisai). Sesuai tujuan dari maqashid-asy-syariah, tugas utama pemimpin dalam Islam adalah hifdzud-din (menjaga agama). Sebab, bagi Muslim, agama-lah yang terpenting dalam hidup. Iman akan dibawa sampai mati. Keselamatan iman adalah yang paling utama dalam kehidupan. Karena itu, perlu dipahami, jika para pemikir Muslim senantiasa menempatkan urusan agama sebagai faktor terpenting. Inilah yang tidak mudah dipahami oleh kaum sekuler yang menganggap agama sebagai urusan pribadi yang tidak penting. Sebab, bagi mereka, tauhid dan syirik dipandang sama; iman dan kufur tidak berbeda. Padahal, dalam Islam, syirik adalah dosa terbesar, karena merupakan kejahatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (QS 31:13).

Konsep Islam tentang kepemimpinan inilah yang perlu dipahami, agar tidak mudah menuduh kaum Muslim berpikiran picik dan tidak toleran. Setiap agama dan peradaban  memiliki batas-batas toleransi yang berbeda, bergantung pada masalah yang mereka anggap penting. Ketika keimanan dipandang penting, maka iman akan dijadikan sebagai faktor penilai seseorang. Ketika faktor ras dianggap benilai tinggi, maka bangsa itu akan mementingkan faktor rasial. Mereka akan memandang rendah bangsa atau ras lain.

Konsep Islam soal kepemimpinan ini perlu disampaikan secara terbuka, bukan untuk memecah belah bangsa. Umat Islam merindukan pemimpin yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Para pendiri dan pemimpin bangsa ini telah mendiskusikan masalah ini secara terbuka jauh sebelum kemerdekaan. Perdebatan mereka terekam dengan baik dalam catatan-catatan sejarah. Kejujuran berpikir diperlukan untuk membagun toleransi. Dalam kondisi apa pun, umat Islam senantiasa mencintai bangsanya, dan ingin agar bangsanya menjadi negeri yang beradab, adil, dan makmur, sebagaimana diamanahkan oleh Pembukaan UUD 1945.[]

*Penulis adalah Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam—Universitas Ibn Khaldun Bogor.


[Perppu Pilkada] Jokowi: Percuma Kalau Ditolak

Posted: 04 Oct 2014 11:30 PM PDT

Presiden Terpilih Joko Widodo, menilai Peraturan pengganti Undang - Undang (Perppu) yang dikeluarkan presiden SBY untuk membatalkan pilkada melalui DPRD dianggap akan sia-sia jika nantinya DPR tidak menyetujui.

"Perppu (untuk pilkada langsung) kalau ditolak lagi (di DPR), ya percuma," kata Jokowi, Jumat 3 Oktober 2014.

Perppu yang dikeluarkan SBY jangan hanya beending pada penolakan dewan saja, sehingga kedaulatan rakyat untuk memilih kepala daerah nya secara langsung kian pupus.

"Jangan sampai perppu sudah ditanda tangani (Presiden SBY), masuk ke dewan (DPR) lagi, lalu keluar, dan ke MK (Mahkamah Konstitusi) lagi, ya ga rampung-rampung," tandas Jokowi.


Rayakan Idul Adha, PKS Jateng Sembelih Hewan Qurban Bareng Warga

Posted: 04 Oct 2014 10:59 PM PDT


Fikri Faqih Ketua DPW PKS Jateng dan Aleg DPR RI saat Menyembelih Hewan Qurban bersama warga

SEMARANG - Momentum perayaan Hari Raya Idul Adha dirayakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah dengan konsep berbeda. Jika sebelumnya, PKS Jateng menyalurkan daging hewan qurban dari pintu ke pintu dan sistem kupon, kali ini, pada Hari Raya Idul Adha 1435 H, panitia setempat menggelar sembelih bareng hewan qurban bersama PKS, Ahad (5/10/2014).

Agenda penyembelihan hewan qurban bareng warga tersebut langsung dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng, Abdul Fikri, di kompleks kantor DPW, Jalan Kelud Utara 46, Petompon, Gajahmungkur, Semarang.

Menurut Fikri, PKS bersyukur bisa merayakan qurban bersama warga. Dirinya juga mengatakan meski hari raya idul Adha memiliki perbedaan hari, hal itu bukan merupakan hal yang substansi. "Yang terpenting adalah selalu menjaga ukhuwah dengan sesama ummat Islam," kata pria yang baru saa dilantik sebagai Anggota DPR RI ini.

Dalam kesempatan tersebut, Fikri menyembelih salah satu hewan qurban sapi dari DPW. Seperti diketahui, DPW PKS untuk periode tahun ini menyembelih dua ekor sapi. Dua ekor sapi tersebut setelah disembelih dan dikantongi bersama warga setempat, langsung akan dibagikan merata ke Kecamatan Gajahmungkur, terutama di kelurahan setempat.

"Rencananya, setelah usai kita tata, ribuan paket daging kurban ini akan diantarkan langsung sore ini kepada warga yang membutuhkan," kata Efendi Sunarko, salah satu panitia kurban DPW PKS Jateng.




Walid Ghozin al-hafidz, Pelajar SMA Putra (alm) Yoyoh Yusroh Jadi Khotib Idul Adha

Posted: 04 Oct 2014 11:00 PM PDT



Walid Ghozin, al hafidz; anak Ustadz Budi Dharmawan dan (alm) Ustadzah Yoyoh Yusroh. Siswa SMA ini menjadi Imam dan Khatib Sholat Idul Adha di NFBS Lembang, Jawa Barat. Kemampuan orasinya excellent, narasinya hebat, substansinya mantab.

Walid Ghozin yang merupakan anak ke-9 dari 13 bersaudara ini pernah ke Gaza sebagai duta pelajar.

Semoga Allah berkahi dirinya dan juga ananda Zaydan dengan cahaya hidayah, keluasan ilmu, semangat dalam amal dan inayah-Nya dalam arungi kehidupannya.

Semoga Allah kuatkan punggung mereka untuk memikul amanah umat mengemban tugas sejarahnya.

Amin ya Rabbal 'alamin

(by Hidayat Amir)


Mega Tak Akan Tahan Aksi People Power

Posted: 04 Oct 2014 10:45 PM PDT

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan mengumpulkan petinggi partai teman koalisinya di rumahnya pada hari ini, 5 Oktober 2014.

Mereka akan mengadakan pembicaraan dengan Jokowi dan Jusuf Kalla, mulai pukul 13.00 WIB.

"Ketemu dengan para pimpinan partai, ketua-ketua fraksi, dengan Pak Jokowi dan Pak JK. Teman-teman pers juga diundang sekaligus makan kambing," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo di Kantor DPP PDIP, Jalan Lentengagung, Jakarta Selatan, Jumat 3 Oktober 2014.

Ia enggan menyebutkan apa pokok bahasan dalam pertemuan itu nanti.

"Akan ada konfrensi pers setelah pertemuan," jelas Tjahjo.

Pada Jumat kemarin itu, Megawati Soekarnoputri juga ada di Kantor DPP PDIP. Juga Ketua DPP PDIP yang kembali terpilih sebagai Ketua Fraksi PDIP di DPR cuma putri Megawati, Puan Maharani. Megawati bungkam seribu bahasa ketika wartawan mencoba menjalin komunikasi awal untuk mengajukan sejumlah pertanyaan.

Yang kemudian memberi keterangan adalah kader PDIP yang juga putra dari politisi senior PDIP Sabam Sirait, Maruarar Sirait.

Menurut Maruarar, kehadiran Megawati di Kantor DPP PDIP untuk memberikan pembekalan dan membicarakan sikap Fraksi PDIP di DPR peridoe 2014-2019.

"Perjuangan tidak mudah ke depannya. Lihat saja seperti pemilihan Ketua DPR dan RUU Pilkada," kata ketua umum organisasi sayap PDIP, Taruna Merah-Putih.

Sementara Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan sebelum menuju DPP PDIP, dirinya juga bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo untuk membahas evaluasi rapat paripurna tersebut.

Di tempat yang sama, Puan Maharani mengaku sedih karena upaya pihaknya untuk bisa bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak membuahkan hasil. Puan mengaku, saat itu ingin bertemu SBY secara kekeluargaan, namun tetap saja tidak diterima.

"Dari jam satu siang, saya, Jokowi, JK, dan Surya Paloh sudah ngumpul bareng buat ketemu Pak SBY. Sudah beragam cara dilakukan, menghubungi semua jalur agar bisa berkomunikasi dengan SBY. Saya juga sedih ini enggak ketemu, sudah setengah hari tidak direspons," katanya.

Puan juga tidak tahu mengapa SBY tidak berkenan bertemu dia dan yang lain. "Tanya saja sama Pak SBY, Kenapa enggak mau ketemu kita. Harusnya, sudahlah, kita pisahkan masalah politik secara kekeluargaan. Aku, Mbak Puan, mau ketemu SBY, malah tidak diterima," tuturnya.

Sementara itu, sebagai respons situasi di gedung parlemen khusus dan Tanah Air umumnya, Megawati pada 1 Oktober lalu sempat mengatakan lewat akun Twitter-nya bahwa dirinya tidak akan menahan aksi people power.

"1 Anggota DPR kebal hukum? 2. Pilkada oleh DPRD? 3. Ketua & wakil ketua DPR politisi busuk? Saya tidak akan menahan aksi #peoplepower," tulis Mega.

Ia juga mengatakan, "Karena negara ini milik Rakyat Indonesia, bukan koalisi penggerus APBN untuk lumpur atau mereka yg ingin bubarkan 'buah' reformasi – KPK." Kemudian, ia melanjutkan: "Memperkosa hak rakyat, Melemahkan KPK, Menjegal pemerintahan, Tidakkah tersisa sedikit saja nurani mereka untuk kemajuan #IndonesiaRaya?" (an/fs)


Bila Koruptor Menjadi Penguasa Negeri

Posted: 04 Oct 2014 10:00 PM PDT



Pemilihan legislatif (Pileg) 2014 yang lalu sungguh menjadi pesta rakyat Indonesia. Rakyat yang selama ini menjadi pasif dan duduk manis menyaksikan atraksi politik, kini mengambil bagian aktif sebagai penentu legislator yang akan duduk di Gedung Dewan mewakili dirinya.

Pesta rakyat masih berlanjut dengan menentukan seorang Pemimpin Rakyat yang baru menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang habis masa bakti pada tanggal 20 Oktober 2014 ini.

Pesta rakyat ini berakhir ketika Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk memenangkan pasangan Jokowi – Jusuf Kalla menjadi Presiden dan wakil Presiden yang baru, menggantikan pasangan SBY –Boediono.

Kemenangan di pemilu legislatif dan kemenangan Jokowi, seorang kader yang dikenal taat dengan perintah Megawati, tentu memberi banyak arti bagi partai berlambang banteng tersebut. Setelah 10 tahun menjadi oposisi, tanpa kawan, kini mereka menjadi partai penguasa negeri.

Menang di Pileg untuk tahun 2014 dan memang di Pilpres 2014 juga, seharusnya bisa membuat partai ini menjadi lebih berwibawa di mata rakyat. Semestinya juga kinerja Jokowi diharap mampu membawa rakyat Indonesia lebih sejahtera. Setidaknya, itulah harapan sebagian rakyat yang yakin PDI P dan Jokowi bisa merubah Indonesia kearah yang lebih baik.

Namun harus juga diakui bersama, PDI P pun dikenal sebagai "partai juara korupsi", banyak kadernya yang terjerat kasus korupsi, seperti yang diakui mantan ketua Litbang PDI P Kwik Kian Gie. Kwik mengaku tak heran dengan korupsi yang terjadi di PDI P.

"Kalau saya ditanya, apakah heran atau tidak (mengenai kasus korupsi), saya jawab tidak heran, karena ada banyak koruptor di tubuh PDI P," ujar Kwik di Jakarta, 21 September 2014.

Kwik mengungkap, indikatornya sangat mudah. Mobil anggota DPR dari PDI P sangat mewah. Berbeda dengan sebelum mereka menjabat sebagai wakil rakyat.

"Saya kenal mereka. Waktu tahun 1998, betapa miskin mereka. Sekarang kok mobil mereka mewah-mewah", tambah Kwik.

Kwik menambahkan, ketika masih menjabat sebagai Kepala Bappenas dan harus memaparkan tentang korupsi, seorang peserta bertanya, apakah partai politik tidak terlibat korupsi, ia pun menjawab bahwa partainya yang paling banyak korupsi.

"Saya menjawab, partai yang paling banyak korupsi adalah partai saya. PDI P." tegas Kwik.

Kwik tidak memberi pernyataan bohong, karena pada tanggal 1 Oktober 2014, 3 orang kader PDI P  gagal dilantik menjadi anggota DPR RI karena tersandung kasus korupsi. Tentu saja kejadian tersebut membuat rakyat mulai ragu dengan kepemimpinan Jokowi – JK. Bagaimana mungkin akan memberantas korupsi di Indonesia, kalau saat menjadi partai oposisi saja sudah melakukan korupsi. Bagaimana nanti ketika menguasai pemerintahan? Tentu akan terbuka peluang korupsi yang lebih besar lagi.

Korupsi di tubuh pemerintahan baru ini semestinya menjadi fokus Abraham Samad dan jajarannya di KPK. Namun kenyatannya, meski Abraham Samad sudah berkali-kali menebar pernyataan di media bahwa KPK tidak pernah takut memeriksa calon dan mantan Presiden, tak ada gerakan berarti dari KPK untuk berani mengusut korupsi yang diduga melibatkan Mantan Presiden Megawati dan calon Presiden Jokowi.
PDI P, partai sarang koruptor sudah menjadi penguasa.

Tugas rakyat dan wakil rakyat di DPR adalah mengawasi jalannya pemerintahan dan mengkritisi tiap kebijakan yang terindikasi akan merugikan rakyat banyak. (fs)




Kenapa Jokowi Suka Menghasut Rakyat

Posted: 04 Oct 2014 06:00 PM PDT


Pemerintah pilihan KPU curang gencar menyebar isu menghasut rakyat, seakan akan KMP (Koalisi Merah Putih) akan menjegal pemerintah, padahal KMP melalui Prabowo Subianto dan Hidayat Nur Wahid telah menyatakan tidak akan menjegal bahkan akan mendukung selama pemerintah pro rakyat, pro Pancasila, pro UUD 1945, akan membela kepentingan bangsa Indonesia, kekayaan Indonesia di tangan orang Indonesia.

Walaupun KMP tidak berniat untuk menjegal program pemerintah, tetapi mengapa jelas sekali upaya menjadikan KMP sebagai penjegal dan musuh, bahkan berupaya keras menggiring opini rakyat untuk menjadikan KMP musuh bersama.

Bila berniat menjalankan pemerintahan dengan baik, selayaknya dorong dengan memotivasi Prabowo Subianto dan Hidayat Nur Wahid untuk mewujudkan pernyataannya sebagai penyeimbang pemerintah, kalau perlu buat kesepakatan dan kesepahaman yang dibuat bersama disaksikan masyarakat luas sebagai jaminan agar dapat menjalankan tugas dan fungsi pokok sebagai pemerintah pilihan rakyat bukan pemerintah pilihan orang/pihak tertentu.

Bukan hanya tidak produktif menjadikan KMP sebagai penjegal dan musuh, sementara KMP tidak pernah bermaksud menjadi penjegal atau musuh, tetapi memancing dugaan rakyat bahwasanya pemerintah baru tidak mampu menjalankan pemerintahan dan merasa akan mengalami kegagalan dalam menjalankan pemerintahan, maka sebelum dilantik berupaya menggiring opini rakyat agar KMP dijadikan sebagai penyebab kegagalan, bukan kemampuannya yang tidak selesai di tingkat kota atau propinsi.

(Yurlis Aryunanda)


Ini Bukti Video Aparat Provokasi FPI

Posted: 04 Oct 2014 05:30 PM PDT


Video berikut akan membuktikan bahwa apa yang difitnahkan oleh media-media liberal yang mengatakan FPI biang rusuh adalah tidak benar.

Dalam Video berikut ini bisa kita lihat, adanya "oknum" aparat yang dengan SENGAJA membuka pagar (gerbang) gedung DPRD DKI.

(Link video: https://www.youtube.com/watch?v=aNCNJI0nsXI)

Sebelum gerbang itu dibuka, unjuk rasa masih terkendali, damai dan aman. Namun, setelah gerbang itu dibuka, terjadilah bentrok.

Timbul pertanyaan, pihak keamanan seandainya ingin MENGAMANKAN jalannya demo, mengapa mereka malah membuka pintu gerbang gedung DPRD?

Akibat dibukanya pintu gerbang ini secara SENGAJA, terjadi kontak fisik langsung antara aparat dengan pendemo. Hal inilah yang lalu memantik bentrok.

Seharusnya aparat tetap MENUTUP GERBANG, demi mencegah terjadinya bentrok. Namun sayang, aparat justru melakukan tindakan yang tidak profesional.

Pada menit berikutnya, terekam kamera seorang aparat yang sengaja melakukan PROVOKASI dengan melemparkan benda dari belakang barisan mereka (entah batu atau lainnya) ke arah demonstran.

Dua tindakan ini (Kesengajaan membuka pintu gerbang gedung DPRD dan pelemparan benda ke arah demonstran) adalah bentuk PROVOKASI NYATA.

Ingat, PROVOKATOR tidak melulu harus datang dari pihak pendemo. Bukan tidak mungkin provokator justru bisa menyelinap masuk ke dalam barisan pihak aparat keamanan.

Aparat harus berani BERTINDAK ADIL dan CERMAT. Jika fakta dan bukti telah mengarah ke "oknum" aparat yang melakukan provokasi, jangan segan untuk menyelidiki, menindak dan memberi hukuman. Mari tegakkan keadilan.

Terkait bentrok FPI dengan aparat yang terjadi pada Aksi Tolak Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama alias Zhong Wanzie Jum'at siang kemarin (3/10) di gedung DPRD DKI Jakarta, sangat disayangkan beberapa pihak.

Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab turut prihatin dengan peristiwa ini. "Saya sampaikan dengan tulus KEPRIHATINAN yang mendalam atas jatuhnya korban dari Laskar FPI dan POLRI dalam Aksi Tolak AHOK. Semoga kedua belah pihak dirahmati dan diberkahi Allah SWT." pesannya di laman facebooknya.

Seperti biasa, peristiwa ini lalu akan dimanfaatkan oleh media-media liberal untuk "menghantam" FPI tanpa ada kroscek terlebih dahulu. FPI selalu akan diposisikan dan divonis sebagai "Terdakwa" tanpa pengadilan.

Sebagian masyarakat yang tidak tahu duduk permasalahannya lalu akan ikut-ikutan mengecam FPI. Mereka akan tergiring oleh opini dan pemberitaan yang dibuat oleh media-media liberal yang terbukti tidak pernah adil terhadap FPI.


Cahaya di Tengah Jihad Haji

Posted: 04 Oct 2014 04:32 PM PDT



Di tengah suasana jihad dalam ibadah haji dan setelah satu episode "pergulatan" melawan paparan terik mentari dan kondisi berdesakan yang menguras tenaga lelaki dewasa, apalagi wanita dan orang tua yang lemah.. Di dalam suasana itu aku duduk di dekat dua orang yang terlihat letih seperti yang kualami.

Setelah berbincang tentang kewajiban ibadah haji aku tahu ternyata salah seorang diantara mereka berdua datang dari Amerika bukan berhaji untuk dirinya, tapi ia melakukan badal haji (badal haji = berhaji untuk orang lain) untuk Ibnu Hazm Az-Zhahiri (Ulama madzhab Zhahiri yang hidup abad ke-4 hijriyah, lahir dan wafat di Andalusia).

Aku bertanya kaget: Ibnu Hazm Az-Zhahiri?! Ia menjawab: Ya, saya membaca bahwa beliau belum pernah haji selama hidupnya, maka saya memutuskan untuk melaksanakan badal haji untuk beliau karena ilmu dan keutamaan beliau.

Kemudian laki-laki satunya yang duuk di sampingku berkata: Sungguh teramat mulia apa yang kau lakukan, tokoh-tokoh besar itu begitu banyak jasa mereka di atas pundak, semoga Allah membalas kebaikan mereka kepada kita dan kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan.

Laki-laki yang lain berkata: Dan saya datang dari Inggris untuk melaksanakan badal haji utk Asy-Syahid Sayid Quthb, karena saya tahu beliau telah dipenjara selama 15 tahun, kemudian dikeluarkan sebentar untuk dimasukkan lagi ke dalam penjara kemudian dihukum mati dan belum sempat melaksanakan haji. Maka sebagai bentuk kesetiaan terhadap ilmu beliau, jihad beliau di jalan Allah, juga pengakuan atas kebaikan yang telah beliau persembahkan untuk kaum muslimin secara umum dan untuk saya secara khusus, saya menghadiahkan haji saya ini untuk beliau.

Aku berkata: Aduhai sungguh besar gunung kesetiaan dan ukhuwah kalian. Keikhlasan teramat besar ini sudah jarang ditemukan saat ini kecuali pada diri orang-orang beriman yang mengetahui dan menghargai keutamaan orang lain:

إنما يَعرِف الفضلَ لأهل الفضل ذَوُوْهُ

"Yang tahu keutamaan orang lain hanyalah para pemilik keutamaan."

Karena iman adalah rahim yang melahirkan orang-orang mukmin dan ikatan yang menghubungkan mereka yang menembus batas waktu dan tempat.

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Ya Tuhan kami ampunilah dosa kami dan dosa orang-orang yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang beriman. Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 10)


Dr. Taufiq Yusuf Al-Wa'i
(dari buku Az-Zhahirah Al-Islamiyah Wal Qira'ah Al-Fikriyah Lin Nahdhah Al-Islamiyah)


Turki Akan Dirikan Universitas Islam Internasional Terbesar

Posted: 04 Oct 2014 04:30 PM PDT


Kepala Departemen Agama Turki, Muhammed Görmez mengumumkan niat Turki untuk mendirikan Universitas Islam Internasional di Istanbul, dan menegaskan bahwa Universitas Islam ini bukanlah 'tandingan' Universitas Al-Azhar Mesir.

Görmez menjelaskan dalam jumpa pers di Pusat Kantor Haji di Makkah bahwa Turki akan mengubah Universitas "29MAYIS" menjadi Universitas Islam Internasional di Istanbul, dan Universitas ini sangat penting untuk dunia Islam dan kemanusiaan secara menyeluruh.

Görmez melanjutkan, bahwa Departemen Agama Turki membuka semacam protokol pengecualian berupa beberapa perguruan tinggi di berbagai negara, oleh karena itu kami berniat untuk menggabungkannya dibawah satu atap universitas, dan kami menargetkan bahwa Universitas ini kelak akan menggunakan berbagai bahasa pengantar, antara lain: bahasa Arab, bahasa Turki, bahasa Persia, dan bahasa Inggris. Demikian seperti dilansir arabic.yenisafak.com, Rabu (01/10)-[Syaff].


"Beginilah Cara Islam Merayakan Hari Raya" | Syekh Yusuf Qardhawi

Posted: 04 Oct 2014 04:00 PM PDT



Menurut Syekh Yusuf Qardhawi di dalam bukunya, Mi'atu Su'âlin 'anil-Hajj wal-'Umrah wal-Udhiyah wal-Îdain, hari raya umat Islam itu memiliki dua ciri khas dalam pemaknaannya, yaitu makna ketuhanan, dan makna kemanusiaan.

Kalau kita melihat, hari raya pada sebagian agama lain dirayakan dengan mengumbar nafsu, di mana orang-orang melakukan kemungkaran, mengerjakan dosa-dosa besar, dan meminum minuman haram yang memabukkan. Tapi tidak demikian dalam Islam.

Takbir dan Shalat

Dalam agama kita, hari raya dimulai dengan shalat, baik itu Idulfitri maupun Iduladha, lalu dihiasi dengan takbir, sebagaimana hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, "Hiasilah hari raya kalian dengan takbir."

Khusus pada hari raya Idul Adha, kalimat takbir muqayyad (takbir yang khusus untuk hari raya) disyariatkan dibaca setiap selesai mengerjakan shalat. Waktunya dimulai dari fajar hari tanggal sepuluh Dzulhijah sampai 23 shalat berikutnya, yaitu sampai waktu Ashar hari tasyriq ketiga. Sedangkan takbir ghair muqayyad (kalimat takbir pada umumnya) disyariatkan untuk dibaca pada setiap waktu. Seorang muslim harus menjaga makna ketuhanan ini, karena inilah makna ketuhanan dari hari raya umat Islam.

Berbagi Kegembiraan dengan Sesama

Adapun dari segi makna kemanusiaannya, pada hari raya Idul Fitri, Islam mewajibkan zakat fitrah untuk memberi makan orang-orang miskin sebagai bentuk bantuan, dan pada saat hari raya Iduladha, disyariatkanlah menyembelih kurban dengan maksud memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, keluarga, orang-orang di sekelilingnya, dan juga para fakir miskin. Memang sudah seyogianya seorang muslim ingat pada kaum fakir miskin yang kekurangan pada saat kegembiraan hari raya, bukan terbatas memikirkan diri sendiri dan melupakan mereka. Hal ini merupakan bagian dari perintah pada saat hari raya, dan inilah makna kemanusiaan dari hari raya umat Islam.

Pada Hari Raya Idul Fitri, Allah swt. telah mensyariatkan untuk menunaikan zakat, yaitu zakat fitrah. Dan pada Hari Raya Idul Adha Dia swt. mensyariatkan menyembelih kurban. Hal ini dimaksudkan agar kegembiraan bisa menyeluruh dan semua orang dapat sama-sama merasakan suasana kegembiraan Hari Raya itu. Sebab, agama Islam memang menjadikan momen hari raya sebagai hari pesta Islam, yaitu hari bagi semua kaum muslimin, baik yang dewasa maupun yang masih kecil, wanita maupun pria, dan yang kaya maupun yang miskin.

Semuanya dalam Kondisi Bersih dan Menyenangkan

Untuk itu, dalam suasana gembira ini, seorang muslim ketika berhari raya dianjurkan dalam kondisi rapi dan bersih. Islam ingin agar seseorang itu dalam kondisi bersih, khususnya pada waktu perkumpulan, seperti ketika shalat Jumat dan shalat Id. Juga agar ketika bertemu dengan orang lain tidak dalam keadaan bau yang mengganggu atau dengan pakaian yang membuat orang lain merasa iba.

Seorang Muslim hendaknya bertemu dengan orang lain hanya pada saat dalam keadaan sudah mandi, berpakaian rapi, dan tidak bau mulut karena mengonsumsi makanan yang berbau, seperti bawang putih, bawang merah, petai, jengkol, dan sejenisnya. Nabi saw. telah bersabda, "Barang siapa yang mengonsumsi sesuatu dari ini (bawang putih dan merah) maka janganlah mendekati masjid kami (HR. Bukhari-Muslim)." Maksudnya, menjauhlah dari orang lain sehingga bau yang tidak enak itu tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Semua Merayakannya

Karena hari raya adalah hari milik semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, maka kaum perempuan juga dianjurkan untuk ikut merayakannya, baik ia dalam kondisi suci, maupun sedang tidak suci, semisal haid dan nifas. Nabi saw. memerintahkan kaum perempuan untuk ikut menghadiri shalat Id. Bahkan wanita yang sedang haid sekalipun juga dianjurkan keluar dari rumah menuju tanah lapang atau tempat-tempat pelaksanaan shalat Id, meski kehadiran mereka tidak untuk melaksanakan shalat. Wanita yang sedang haid dianjurkan untuk ikut keluar agar mereka juga menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin.

Hal ini sebagaimana sebuah riwayat dari Ummu Ahtiyah r.a., "Ada beberapa wanita yang sedang haid menghadiri Hari Raya. Di antara mereka ada yang tidak punya jilbab, kemudian mereka berkata kepada Rasulullah saw., "Salah seorang di antara kami tidak punya jilbab," lalu beliau bersabda, "Supaya saudaranya meminjaminya dari jilbab yang ada." Wanita tersebut kemudian meminjam jilbab dari tetangga atau temannya yang bisa dia pakai, lalu pergi menghadiri shalat Id. Seperti inilah tindakan kaum muslimin pada tempo dulu. Kita juga harus menghidupkan sunah Rasul ini.

Silaturahmi, Saling Memberi Ucapan, dan Bersenang-senang

Karena hari raya adalah hari kegembiraan umat Islam, maka pada hari ini kita sangat dianjurkan untuk mengakrabkan hubungan kaum muslimin satu dengan lainnya. Caranya, bisa dengan bersilaturahmi kepada para kerabat dan handai-tolan, tetangga, orang-orang yang dicintai, dan teman-teman. Juga dengan saling memberi ucapan selamat. Misalnya, mengucapkan, taqabbalallâhu minnâ wa minkum (Semoga Allah menerima amalanku dan amalanmu) atau kullu `âm wa antum bi khair (Setiap tahun dan kalian selalu dalam keadaan baik). Ucapan-ucapan seperti inilah yang dianjurkan.

Pada saat hari raya, Islam membolehkan bersenang-senang asalkan tidak dalam hal kemungkaran. Nabi saw. memperbolehkan ketika dua anak perempuan bernyanyi di rumah Aisyah r.a. pada hari raya. Pada saat itu, Abu Bakar menegur kedua anak tersebut seraya berkata, "Apakah alat musik setan berada di rumah Nabi saw.?" Tapi kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Wahai Abu Bakar, biarkan kedua anak itu, sesungguhnya saat ini adalah hari raya, setiap kaum memiliki hari raya dan ini hari raya kita, agar orang-orang Yahudi mengerti bahwa dalam agama kita ada kelonggaran, dan sesungguhnya aku diutus dengan membawa agama yang lurus dan penuh kelonggaran." (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Jadi, menyanyi boleh saja, asal tidak mendatangkan seseorang untuk berjoget atau seseorang yang berdandan menor untuk bernyanyi. Tidak begitu caranya. Menyanyi boleh asal memenuhi syarat-syaratnya yang sudah masyhur, yaitu (1) kata-katanya tidak keluar dari jalur syariat, akidah, dan etika-etika keislaman, (2) tidak terdapat penyimpangan di dalamnya, (3) tidak dibarengi dengan barang-barang haram, semisal minuman keras, berhias secara berlebihan, apalagi bertelanjang, dan (4) tetap pada batas-batas yang wajar. Inilah syarat yang harus dipenuhi agar nyanyian menjadi boleh, khususnya dalam acara-acara tertentu, seperti pesta pernikahan, hari-hari raya, dan momen-momen kegembiraan yang dianjurkan oleh Islam untuk refreshing asal tidak merugikan orang lain. [ali]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar