Sabtu, 11 Januari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


DPP PKS Himbau Humas Lebih Bersemangat

Posted: 11 Jan 2014 03:11 PM PST


JAKARTA - Ketua DPP PKS Bidang Humas Mardani Ali Sera menghimbau kepada para struktur humas yang ada di semua level agar lebih bersemangat dalam berjihad melalui media untuk pemenangan Pemilu 9 April 2014 mendatang.

" Kami menghimbau kepada seluruh jajaran humas agar menggelorakan semangat jihad di media untuk pemenangan pemilu 2014," ujar Mardani di Jakarta, Sabtu (11/1) malam.

Menurut pria yang juga anggota DPR RI ini, jajaran DSP, MPP, DPP dan semua struktur turunannya hendaknya menyiapkan tulisan, rekaman video hingga tadzkiroh yang menyentuh hati, menyambungkan aksi siyasi dengan jihad ukhrowi.

"Kepada semua struktur humas di semua level diminta mengekspose dan memberitakan gerakan kader, struktur, caleg dan pejabat publik PKS. Khususnya yang bersifat soft-news melalui media konvensional, socmed dan lain-lain," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan perlu juga diadakan third party endorser program.

"Untuk pusat 50 tokoh nasional, provinsi 25 tokoh dan Kabupaten/Kota 10 tokoh," ungkapnya.


*sumber: pkscibitung.wordpress.com/2014/01/12/dpp-pks-himbau-humas-lebih-bersemangat/


Garut Tak Lagi Carut Marut

Posted: 11 Jan 2014 02:59 PM PST

"Garut Tak Lagi Carut Marut"

By: Nandang Burhanudin

*****

Setelah tragedi Aceng Fikri yang bikin sensasi, Garut sukses melangkah ke depan dengan memilih Bupati-Wabup yang baru. Sosok Pak Rudi dan Pak Helmi (PKS) diharapkan menjadi lokomotif perubahan, menuju Garut Jawara. Garut yang lebih religius.

Kendati kota kecil, Garut dikenal lebih dahulu sebelum Bandung. Bahkan Charlie Chaplin tahun 1928, kabarnya pernah mengunjungi Garut melalui stasiun Cibatu, tempat kecil saya dulu bermain di sungai-sungainya yang eksotis.

Cerita Garut nampaknya tak akan pernah surut. Indonesia harus bangga memiliki kota seindah Garut, dengan ragam manusianya yang kreatif, inovatif, dan inspiratif.

Kini Garut harus berbangga, saat ada anak muda Garut yang mengharumkan nama Garut. Dia adalah Cecep Arif Rahman. Pendekar silat dari kampung Tegalpanjang. Kang Cecep adalah teman mengaji saya di Yayasan Nurul Islam. Ketekunannya mendalami beladiri silat, kini membuahkan hasil. Setelah melanglangbuana ke Eropa dan Kanada mempromosikan silat, ia kini dipilih menjadi pelakon utama di film terbaru THE RAID 2. (Sumber: http://www.bisnis-bandung.com/index.php/berita/aktor-baru-film-the-raid-2-jagoan-silat-dari-garut)

Saya turut bangga dengan Kang Cecep. Semoga cita-citanya dimudahkan Allah.


Anis Matta Persembahkan Buku 'Gelombang Ketiga Indonesia'

Posted: 11 Jan 2014 02:47 PM PST


Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta dalam waktu dekat (sekitar akhir Januari ini) akan meluncurkan buku  'Gelombang Ketiga Indonesia'. Buku ini berisi gagasan dan refleksi perjalanan hidup seorang Anis Matta sebagai aktivis dakwah yang masuk ke dunia politik.

"Selain gagasan, buku ini juga refleksi perjalanan hidup.. Ketegangan yang saya alami antara Islam, modernitas, & ke-Indonesiaan," ujar mantan wakil ketua DPR ini lewat akun twitternya @anismatta.

Selengkapnya berikut kami kutipkan twit Anis Matta:

***

Selamat pagi Indonesia.. matahari bersinar cerah pagi ini..

Selalu bagus untuk memperbaharui niat dan tekad di awal hari agar kita produktif dan hidup penuh berkah..

Niat harus selalu murni untuk Allah dan memberi manfaat bagi manusia.. tekad harus selalu kuat dan menyala-nyala..

Apa yang kita pikir dan rasa di pagi hari biasanya akan mewarnai hidup kita seluruhnya hari itu..

Ya Allah ilhamilah kedewasaan bagi bangsa besar ini dan bimbinglah mereka pada jalan yang benar..

***

(1) Alhamdulillah, buku 'Gelombang Ketiga Indonesia' sudah selesai ditulis.. Siap berangkat ke percetakan.. #GelombangKe3

(2) Buku ini adalah catatn perenungan saya yang selama ini terserak sana-sini.. Alhamdulillah sekarang bisa dikompilasi menjadi buku yg utuh.. #GelombangKe3

(3) Selain gagasan, buku ini juga refleksi perjalanan hidup.. Ketegangan yg saya alami antara Islam, modernitas, & ke-Indonesiaan.. #GelombangKe3

(4) Ternyata, ketegangan itu (Islam, modernitas, ke-Indonesiaan) bukan hanya dlm pemikiran saya.. Banyak yg merasakan hal yg sama.. #GelombangKe3

(5) Buku ini juag merangkum pengalaman & pengamatan saya sbg aktivis dakwah yg masuk ke politik.. Dilema2.. Keputusan2.. #GelombangKe3

(6) Aktifis thn 80 dan 90-an mungkin akan tertawa kecil membaca beberapa bagian buku ini.. Hitung2 nostalgia.. #GelombangKe3

(7) Harapan saya semoga buku ini dapat memperkaya khazanah pemikiran politik Indonesia kita tercinta.. #GelombangKe3


Menjadi Bagian dari Kebaikan

Posted: 11 Jan 2014 02:19 PM PST


Oleh: Solikhin Abu 'Izzuddin

Rasulullah saw bersabda,
"Muadzin (orang yang adzan) akan diampuni dosa-dosanya sesuai dengan panjangnya suara adzannya. Siapapun yang mendengarnya pasti membenarkannya. Dia mendapatkan pahala dari orang-orang yang shalat bersamanya." (Shahih Targhib wat Tarhib)

Orang-orang shalih memiliki obsesi yang tinggi untuk meraih keutamaan dan menggerakkan diri untuk menjadi bagian dari kebaikan. Bahkan menjadi pintu-pintu kebaikan dari orang-orang lain dan setelahnya.

Seorang pelopor dakwah Islam di Mesir, Imam Hasan Al Banna rahimahullah, dalam memoarnya beliau menuliskan pengalaman-pengalaman saat masih menjadi bocah kecil. Dia berpikir bagaimana mendapatkan pahala terbesar dari ibadah adzan, sementara masjid-masjid yang dia ketahui sudah memiliki muadzin masing-masing. Apakah yang harus dia lakukan untuk tetap mendapatkan pahala adzan, terutama adzan Shubuh?

Allah Azza wa Jalla akhirnya memberi petunjuk pada dirinya tentang seni meraih kebaikan dari adzan tersebut. Hasan Al Banna menuliskan di dalam Memoarnya,

"Saya menemukan kebahagiaan besar dan kelegaan yang luar biasa ketika saya membangunkan para muadzin untuk adzan Shubuh. Setelah itu saya berdiri, mendengarkan suara adzan yang keluar dari tenggorokan mereka dalam satu waktu, di mana antar masjid jaraknya berdekatan di desa. Terlintas dalam benak saya bahwa saya menjadi salah satu sebab bangunnya sejumlah jamaah shalat dan bahwa saya mendapatkan pahala seperti pahala mereka."

Saudaraku, inilah cara sederhana untuk bahagia. Memulai kebaikan dari diri kita sehingga bisa menjadi bagian dari keshalihan orang lain. Memperoleh pahala dari suatu kebaikan yang dilakukan oleh orang lain. Cara cerdas untuk berprestasi dan berkarya meski dalam kondisi serba terbatas. Cara cerdas untuk menghadirkan keridhaan Allah dalam banyak ketaatan.

Sederhana, Man dalla 'alaa khairin falahu mitslu ajri fa-ilihi... Barangsiapa menunjukkan pada kebaikan baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkan.

Nah, kini 9o-an hari ke depan kita akan memasuki pesta rakyat, pesta kenegaraan. Apa artinya malam minggu // Bagi orang yang tidak mampu // Mau ke pesta tak ber uang // Akhirnya nongkrong di pinggir jalan …

Agar tidak hanya sekadar nongkrong di pinggir jalan, mari kita gabungkan diri di sini menjadi bagian dari kebaikan, agar mendapat pahala dan keberkahan dari Allah Ta'ala.

1. Ishlahun Niyah

Memperbaiki dan terus memperbarui niat-niat kita. Menjadi bagian dari kebaikan dan proyek kebaikan tentu ada suka dan dukanya. Kita mesti terus menyiapkan diri dengan perbaikan niat agar apa yang kita kerjakan selalu bersandar kepada Allah dan keridhaannya. Membangunkan para muadzin tentu menjadi kebahagiaan namun jangan sampai membawa ketakaburan, justeru pahala dari Allah dalam ridha-Nyalah yang selalu dirindukan.

Niat yang benar akan menjadi kendali untuk terus taat. Sejarah telah memaparkan bahwa godaan duniawi dalam Perang Uhud bisa meluruhkan ketaatan. Ini warning Rabbani agar kita selalu berhati-hati. Sejati yang kita cari bukan ghanimah tersebut namun pertolongan Allah.

Keterbatasan berbagai sarana, senjata dan perbekalan dalam perang Badar justeru menjadikan para sahabat Nabi merasakan kuatnya keharusan kebergantungan kepada Allah sehingga mereka benar-benar mengerahkan seluruh kemampuan dan bertawakkal menyandarkan kelemahan kepada Allah.

Kini, di medan siyasi, dalam 'aam intikhobi, menuju pertarungan eksistensi dakwah kita mesti memperbaiki kembali niat-niat kita agar kita tidak tergelincir dalam keterpurukan. Dakwah sebagai panglima harus terus menjadi kekuatan yang mengerahkan gerak para da'inya bersama berjuang menyambut kemenangan.

2. Ishlahun Nafs

Untuk menjadi bagian dari proyek kebaikan kita mesti menjadi menjadi ahlul khair, menjadi orang-orang yang fair untuk terus berpikir dan berdzikir membentuk jati diri muslim, mukmin dan da'i sejati. Karena pemenang atau pecundang terbaca dari maknawiyahnya, dari spiritualnya, dari kualitas ibadah dan penghambaannya kepada Allah.

Meski kita lemah, namun kita tidak mudah menyerah oleh masalah. Ketika diberi amanah disambut dengan sigap, bismillah saya akan mulai, saya beranikan untuk mencoba,  saya akan pelajari dan saya akan usahakan semaksimal kemampuan. Itulah jiwa yang sehat.

Spiritual yang sehat akan mempengaruhi cara pandang yang sehat dan menghadirkan pertolongan Allah sehingga semakin dekat. Nashrun minallahi wa fathun qoriib. Menurut kesaksian Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, "Turunnya surat Al Fath ketika jiwa kami sudah menjadi baik dan bertobat. Laqod rodhiyallahu … ayat 18."

Saudaraku, pemilu dalam kacamata dakwah bukan sekadar memilih anggota dewan atau wakil rakyat di parlemen, namun lebih merupakan pertarungan eksistensi dakwah kaum muslimin. Akankah kita mampu menjaga keberadaan dan keberlangsungan dakwah sehingga para pengambil kebijakan benar-benar berpijak kepada kepentingan umat. Kita merasakan benar adanya kezaliman dimana-mana ketika kerusakan terus meluas sementara kemampuan kita untuk memperbaiki keadaan belumlah setara dengan eskalasi keburukan.

Dalam kacamata dakwah pemilu adalah cara bijak untuk bertindak mengambil peluang di tengah sempitnya bahkan berusaha ditutupnya berbagai peluang untuk menyuarakan kebenaran. Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu berpesan, "Seorang pemimpin adalah orang yang tahu jalan masuk ke suatu perkara dan mengetahui jalan keluar dari masalah sesempit apapun jalan yang tersedia."

Oleh karena itu, Pemilu sudah dekat, daripada sibuk mempermasalahkan masalah lebih baik segera menyelesaikan masalah satu demi satu sebagaimana pesan heroik Khalid bin Walid dalam suatu pertempuran, "Daripada kalian sibuk menghitung jumlah kepala musuh lebih baik kalian segera memenggal leher mereka satu demi satu."

Maka kader tak perlu keder melihat keangkuhan spanduk dan baliho yang terpajang karena mereka hanyalah spanduk, lebih segera silaturahim satu demi satu untuk menggerakkan dukungan. Dana kita sangat terbatas, kata Presiden PKS Anis Matta, namun kita mengubah keterbatasan dengan memperbanyak silaturahmi. Siap pak, laksanakan!

3. Ishlahul 'Amal

Kita bekerja di jalan dakwah dan terus memperbaiki kualitas amal-amal kita dengan menjaga keikhlasan dan menjaga keshahihan amal sesuai manhaj, sesuai Al Qur'an dan As-Sunnah. Apa yang sudah kita kerjakan untuk dakwah ini? Bukan sekadar amal, bukan sekadar afiliasi, bukan sekadar partisipasi, bukan sekadar kontribusi, namuan ahsanu amala. Amal terbaik. Karena apa yang kita berikan itulah yang bakal menjadi milik kita sesungguhnya. Kita mesti all out alias tumplek bleg mengerahkan segala kemampuan.

Sebab…
kalau kita berpikir menang maka seluruh jalan akan terbentang
kalau kita berpikir menang maka seluruh strategi akan dirancang
kalau kita berpikir menang maka seluruh kekuatan akan digalang
kalau kita berpikir menang maka seluruh energi akan diundang
kalau kita berpikir menang maka seluruh halang rintang akan diterjang dan akhirnya kita menang
gunung kan 'kudaki
lautan kan kuseberangi
rumah-rumah kudatangi
warung-warung kutelusuri
sawah-sawah kucangkuli
lapangan kusapu setiap hari
untuk meraih kemenangan sejati
menjadi tiga besar pemenang pemilu di negeri ini

Saudaraku, jangan sekadar "yang penting saya bekerja" karena itu sama halnya sudah mengkhianati janji diri menjadi muslim sejati. Namun kita mesti memastikan bahwa kita melakukan yang terpenting dan yang terbaik. Simak nasihat Buya Hamka, "Untuk mengejar cita-cita yang mulia, engkau jangan sampai kalah sama ayam jantan yang mengejar ayam betina. Ayam jantan bisa terbang dan menerjang bahkan naik ke genteng hanya demi sekadar melampiaskan syahwatnya."

Kita tidak akan mendapatkan kemenangan jika kita tidak bekerja sama dan bersama bekerja di jalan dakwah, karena tangan Allah bersama jamaah, bersama orang-orang yang berjamaah di jalan dakwah. Sebab kebenaran yang tidak terorganisir, kata Sayyidina Ali karamallahu wajhah, akan bisa terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisir. Dan berhati-hatilah dengan kebatilan orang-orang pintar atau tepatnya cerdik.

Kebatilan yang dilakukan oleh orang-orang pintar jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan kebatilan yang dilakukan oleh orang yang bodoh.

Jika orang bodoh mencuri ayam, terkadang bukan ayamnya yang tertangkap, justeru dirinya yang tertangkap.

Jika orang-orang pintar yang mencuri bisa miliaran bahkan triliunan rupiah, tak juga ketangkap bahkan bisa menangkap dan membuat perangkap kepada para penegak hukum agar menaati titahnya dan mulutnya terbekap.

Aneh 'kan? Memang aneh. Tapi begitulah kenyataannya. Maka jangan mudah kau sakit hati bila melihat orang jahat diberi umur panjang, ketenaran, popularitas karena bisa membeli media dengan uang hasil kejahatannya, bisa menutup perkara dengan jaringan mafianya, bisa membeli alat negara dengan kemampuan lobi liciknya.

Jangan sakit hati saat engkau melihat kenyataan yang menyakitkan ini. Justeru mari sehatkan diri, kokohkan hati dengan hal-hal kecil untuk membangun optimisme diri bahwa selalu ada jalan untuk berprestasi meskipun kecil.

Jangan sakiti hatimu, bekerjalah dan terus bergeraklah menjadi bagian dari kebaikan. Semoga Allah mempertemukan kita dalam wajah cerah di tengah kemenangan dakwah dan insya Allah dalam reuni abadi di jannah dalam keadaan Happy Ending full baROkah.

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahil Hamd


*Solikhin Abu 'Izzuddin – ZERO to HERO
Jazakumullah kepada ust.Muhith Muhammad Ishaq yang telah banyak menginspirasi tulisan ini.


PKS Jabar Siapkan 80 Ribu Relawan Pengamanan Pemilu Tingkat Desa

Posted: 11 Jan 2014 04:06 AM PST

Ketua DPW PKS Jabar Ust Tate Qomarudin saat memberi taujih

Bandung - Bidang Kepanduan dan Olah Raga DPW PKS jabar menggelar konsolidasi pengamanan pemilu 2014 pada sabtu, 11 Januari 2014, acara yg bertempat di aula kantor DPW PKS jabar ini di hadiri oleh seluruh utusan DPD se-jabar raya.

Acara yang diberi tema "Implementasi Strategi Pengamanan suara Pemilu 2014" ini diharapkan dapat menjadi sebuah sarana untuk dapat memenangkan PKS dan mengamankan jalanya pemilu 2014 dari kecurangan-kecurangan yang akan muncul pada pemungutan suara baik dari tingkat TPS sampai nanti di tingkat KPUD. Demikian penjelasan Ketua BKO DPW Jabar Agus Kusnayat.

Karena menurutnya kecurangan sering terjadi di tingkat TPS dan bahkan sering terjadi jual beli suara ditingkat PPK. Ke depan hal ini tidak boleh terjadi lagi. PKS jabar sudah menyiapkan 80 ribu relawan pengamanan dari tingkat desa sampai wilayah untuk mengawal perolehan suara pada pemilu 2014 nanti.

Relawan PKS juga di bekali dengan pemahaman tentang advokasi sehingga dapat mampu menyelesaikan permasalahan yang akan timbul baik di TPS maupun sampai tingkat KPUD nantinya. 

Hadir dalam acara tersebut Ketua DPW PKS Jabar Ust Tate Qomarudin yang juga memberikan taujih kepada peserta. Sebelum memberikan arahan beliau mengajak peserta untuk bernasyid "Prahara Menjadi Anugerah" yang diikuti oleh seluruh peserta.

Dalam taujihnya yang diberi judul "Aku Memilih Setia" Ketua DPW PKS jabar mengingatkan bahwa ujian terhadap PKS akan semakin besar, oleh sebab itu kesetiaan bersama dakwah itu yang diperlukan dan pembuktian kesetiaan dalam konteks sekarang adalah kita tetap terus bekerja untuk kemenangan PKS.

Allahu Akbar !!!!

*by Kang_Abe
(Sekbid BKO Kab Bekasi, Jabar )


Warga Susuhbango Sangat Terbantu Bakti Sosial PKS Bikin Jembatan di Desanya

Posted: 10 Jan 2014 10:22 PM PST


Memasuki awal pekan kedua di tahun 2014 (9/01) ini PKS Desa Susuhbango, Kec. Ringinrejo, Kab. Kediri, mengadakan bakti sosial (baksos) bersama warga. Kader-kader PKS membangun jembatan kecil penghubung jalan raya dengan area persawahan milik masyarakat, serta membersihkan kali yang kurang terawat. Antusias masyarakat  menyambut kader-kader PKS yang bersemangat untuk membantu tenaga, fikiran, serta bantuan dana dalam acara tersebut.

"Kalau PKS gak ngadain  acara begini, pasti sulit mengumpulkan orang-orang," ujar Pak Khoirul salah satu warga yang ikut dalam kegiatan tersebut. Maklum sebenarnya sudah lama masyarakat ingin  membersihkan kali sekaligus membuat jembatan, tapi sulit untuk mengumpulkan orang-orang, karena selain kesulitan koordinasi, mereka juga terkendala dana.

"Acara seperti ini sangat bagus sebagai sarana mendekatkan diri dengan masyarakat. Kita ingin tunjukkan bahwa Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani," ujar ustadz Iswandi salah satu Kader PKS yang juga CAD Dapil 5 Kab Kedir.

Salah satu perangkat desa menuturkan bahwa, hanya PKS yang benar-benar sudah membantu dan menunjukkan pengabdiannya kepada masyarakat khususnya di Susuhbango. "Kami merasa terbantu berkat PKS, terimakasih PKS," ujarnya.




"PKS itu nomor kecil, bu..." | Cerita Lucu Direct Selling

Posted: 10 Jan 2014 10:01 PM PST


"Permisi ya bu, saya minta waktu ibu beberapa menit kedepan," demikian saya membuka pembicaraan di depan teras rumah seorang ibu separuh baya sementara tangannya masih memegang kain lap tampaknya barusan dari dapur.

"Maaf bu jika saya mengganggu waktu ibu dipagi hari ini," karena mimik wajahnya belum benar-benar menerima kedatangan saya.

"Saya kader PKS bu, hari ini kami sedang program turun sosialisasi bu," saya perkenalkan diri kepadanya.

"Iya, nda apa-apa kebetulan sudah selesai masak," jawabnya datar, sambil menyipitkan matanya melihat saya, mungkin mata beliau rada rabun, namun setidaknya sambutan itu sudah ada dan bagi kader PKS pantang menyerah dalam Direct Selling.

"Ibu tahu bulan April ini kita ada pemilihan umum ?" tanyaku seperti petugas sensus sambil saya mengambil contoh kertas suara dari KPU.

"Belum tahu, oo kita mau pemilu lagi kah?" jawabnya dengan nada khas suku sama dengan saya.

Akhirnya saya mencoba memakai bahasa daerah sedikit kepadanya dan Alhamdulillah responnya jadi lebih baik, setidaknya pembicaraan saya kedepan bisa lebih mudah.

"Bu, nanti kertas suara kita seperti ini dan sekarang sudah tidak selebar tahun 2009, karena partainya sudah tinggal sedikit jumlah partainya bu," sambil saya sodorkan contoh surat suara tersebut di hadapannya. Dia hanya serius melihat kertas suara tersebut dan tetap sambil mengkernyitkan matanya agar bisa melihat jelas.

Belum lagi sempat saya jelaskan kepadanya, dia kemudian mengatakan membuat saya dan kang Yudi yang menemaniku menjadi kikuk, "Kalau saya itu selalu memilih nak, tidak pernah saya tidak memilih dan saya selalu memilih yang nomor-nomor kecil saja", kini.sang ibu itu yang mengambil alih pembicaraan dan kini kami di panggil nak..., he..he tampaknya si ibu ini masih teringat pemilu dengan 3 parpol saja.

"Saya juga nak, tidak pernah dipengaruhi siapa-siapa, pokoknya saya memilih yang nomor kecil nak!", tambahnya menjelaskan lagi. Saya sudah mulai berpikir mengclossing ibu ini, soalnya dia cuma mau memilih nomor yang kecil.

"Tabe' (permisi -bahasa indonesianya-) bu, kalau begitu beginimi saja ibu, karena ibu sudah terbiasa pilih nomor kecil, nah kebetulan sekali bu PKS di nomor kecil, nomor 3 ini gambarnya," sambil saya tunjukkan di kertas suara. Kini dia lebih memperhatikan, "Jadi bu, ajanaa muluppuaiki di nomoro 3!" artinya kalau begitu jangan lupa nanti nomor 3, untuk meyakinkannya dengan bahasa daerah seperti sabda nabi saw : berbahasalah dengan manusia dengan bahasanya.

Sang ibu kemudian bilang, "PKS nomor kecil di?" (kata 'di' khas bahasa sini 'apakah PKS nomor kecil?') lantas kujawab "3 itu nomor kecil bu!".

Dia kemudian menganggukan kepalanya dan setelah itu kang Yudi serahkan kalender kepadanya, kemudian kami berdua pamit untuk jalan lagi, dengan senyum dan salam kepadanya.

Selang beberapa langkah beliau melepas kami dengan ucapan, "Salamaki' nak", artinya selamat untukmu nak.

Setelah agak jauh, saya berseloroh ke akh Yudi, "Kang mungkin inilah yang di bilang bertemunya kebiasaan dengan takdir, bahwa kebiasaan sang ibu coblos nomor kecil dengan takdir PKS di nomer yang kecil. Ayo kita jalan lagi, mungkin disana masih banyak seperti ibu Hasnah.."


*by Syukri Wahid
~serba serbi DS di gunung samarinda~


PKS: Perpres tentang Miras Masih Lembek

Posted: 10 Jan 2014 05:04 PM PST


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol.

Ketua DPP PKS Aboebakar Al Habsy mengatakan, pengaturan hukum soal miras yang dikeluarkan Presiden seharusnya memberikan solusi atas bahaya miras. Sebab, menurut penelitian tak kurang 50 orang meninggal setiap harinya.

"Sekian banyak korban tersebut kebanyakan disebabkan karena minuman oplosan atau minuman ilegal," kata Aboe ketika dikonfirmasi, Jumat (10/1/2014).

Seharusnya, kata Aboe, aturan yang dibuat pemerintah memberikan solusi atas kondisi ini. "Sepertinya aturan yang diterbitkan masih terlalu lembek, padahal dari 530 kabupaten/kota di Indonesia hanya 20 daerah yang memiliki perda minuman keras," kata Anggota Komisi III DPR itu, dilansir Tribunnews.

Perpres No. 74 Tahun 2013 sebenarnya terbit untuk menggantikan Kepres No. 3 Tahun 1997 yang telah dibatalkan oleh MA lantaran dinilai bertentangan dengan UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan UU No. 7 Tahun 1996 tentang pangan.

"Seharusnya saat Perpres baru yang terbit, Presiden menjadikan pertimbangan MA sebagai sebuah masukan untuk perbaikan," katanya.

Dalam Perpres Nomor 74 Tahun 2013 pemerintah kembali mengkategorikan minuman beralkohol sebagai barang dalam pengawasan. Hal yang baru dari Pperpres ini adalah pemberian kewenangan pada bupati dan wali kota di daerah-daerah, serta Gubernur di DKI Jakarta untuk menentukan tempat-tempat di mana minuman beralkohol boleh diperjualbelikan atau dikonsumsi. Syaratnya, mesti tidak berdekatan dengan tempat peribadatan, sekolah, dan rumah sakit.

"Munculnya Perpres 74/2013 akan kembali berbenturan dengan sejumlah perda yang melarang total peredaran miras," kata Aboe.

Ia menduga keributan akan terjadi bila Kemendagri kembali mengevaluasi perda-perda miras di sejumlah daerah.

"Seharusnya, Perpres memberikan ruang kepada Perda untuk membatasi secara total peredaran miras di wilayahnya. Hal itu adalah local wisdom yang harus dihormati pemerintah," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, dalam beberapa hari ini telah jatuh korban tewas akibat minuman keras. Di Surabaya tiga orang meninggal dunia akibat miras oplosan. Di Mojokerto dalam waktu hampir bersamaan 16 orang tewas.*

*sumber: Hidayatullah


Istri Gubernur Sumut Borong Kerajinan Pengungsi Sinabung

Posted: 10 Jan 2014 04:56 PM PST

Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho mendapat sambutan hangat dari para pengungsi erupsi Gunung Sinabung

MEDAN -- Isteri Gubernur Sumatera Utara, Hj Sutias Handayani memberikan apresiasi sekaligus memborong hasil kerajinan produksi pengungsi wanita Gunung Sinabung dengan nilai sekitar Rp 10 juta.

"Semangat hidup para pengungsi khususnya wanita dengan tetap menekuni pekerjaan bahkan berkarya membuat berbagai kerajinan, perlu dicontoh dan dihargai,"katanya usai mengunjungi dan membeli produk kerajinan panengungsi di Masjid Itihrar dan GBKP, Kabanjahe, Karo, Jumat.

Hj Sutias mengunjungi tempat pengungsian bersama rombongan Dharma Wanita Provinsi Sumut. Dalam kesempatan tersebut, ia dan pengurus Dharma Wanita memberikan berbagai bantuan mulai keperluan balita, wanita dan makanan.

Didampingi Ketua Dharma Wanita Pemprov Sumut Doharni Nurdin Lubis, Hj Sutias berharap agar pengungsi tetap semangat meski hingga saat ini belum ada tanda-tanda pasti kapan bencana itu berakhir.

"Saya ingatkan para pengungsi agar tetap semangat menjalankan hidup, sebaliknya warga Sumut lainnya bisa mencontoh kemauan kuat para pengungsi untuk tetap berkarya," kata Sutias yang menjabat Dewan Penasehat Dhama Wanita Pemprov Sumut.

Ia mengaku mendapat laporan, meski dalam kondisi sulit dan tinggal di pengungsian dalam waktu panjang, warga Karo tetap tegar menjalankan kegiatan sehari-hari seperti berladang hingga menyekolahkan anak-anak.

Ketua Dharma Wanita Pemprov Sumut, Doharni Nurdin Lubis, berharap para wanita pengungsian bisa semakin kreatif dan tekun mempelajari berbagai karya kerajinan yang diajarkan para volunter di tempat pengungsian.

Dengan belajar, kata dia, selain bisa dijadikan mengisi waktu luang di dalam pengungsian, juga bisa mendatangkan uang dengan menjual produk yang dihasilkannya baik selama di pengungsian atau pascabencana Sinabung itu.

"Adapun kedatangan dan bantuan yang diberikan para ibu Dharma Wanita Pemprov Sumut sendiri merupakan bentuk kepedulian dan dukungan kepada warga pengungsian Sinabung, Karo agar tetap semangat,"katanya.

Pendeta Rosmalia boru Barus yang menerima rombangan Dharma Wanita di GBKP, Kabanjahe mengharapkan perhatian terhadap para pengungsi bisa terus dilakukan berbagai kalangan untuk menguatkan semangat para pengungsi.

"Kehadiran Dharma Wanita Pemprov Sumut apalagi dengan membawa bantuan dan membeli produk hasil kerajinan membuat pengungsi merasa terhibur dan terbantu. Semuanya itu dipastikan memicu motivasi para pengungsi untuk bertahan hidup dan bersemangat untuk berkarya di tempat pengungsian,"katanya. (ROL)



Anis Matta: Melodi Paling Harmoni itu Bernama Ayah

Posted: 10 Jan 2014 04:46 PM PST


Jadwal padat rupanya tidak menghalangi Anis Matta untuk bercengkrama bersama keluarga. Di tengah kesibukannya sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis masih menemani anak-anaknya mengisi liburan. Kamis (26/12), Anis menonton film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck bersama tiga putranya, yaitu Ajem, Ayman, dan Oid.

Masa remaja merupakan transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Ini masa saat seseorang mulai belajar mencari jati diri. Saat seperti ini, penting bagi orang tua untuk mendampingi anak-anaknya.

"Kuncinya ada pada kemauan untuk meluangkan waktu. Kalau tidak menyengajakan diri meluangkan waktu, tidak akan sempat. Mereka ini sedang galau, ya, kita temanilah," kata Anis, sambil tersenyum meledek Ajem.

Anis yang pada awal masa reformasi rajin menulis Kolom Ayah di Majalah UMMI – yang kemudian terbit sebagai buku Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga, mengaku tidak pernah merasa sempurna sebagai seorang ayah.

"Tidak, saya tidak pernah merasa sempurna. Tapi saya percaya pada proses menuju ke sana. Itulah yang saya lakukan. Saya berusaha bergerak secara konstan menuju titik kesempurnaan itu," jelas ayah 10 orang anak ini.

Menurut Anis, peran sebagai ayah merupakan amanah besar, sekaligus karunia besar. Banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat seseorang layak menjalani peran itu. Tapi juga akan banyak kesenangan-kesenangan yang menghampiri ketika menjalani peran itu dengan baik.

"Peran sebagai ayah membuat seseorang belajar tentang makna pertanggungjawaban yang hakiki. Peran ini juga akan menyuguhkan melodi paling harmoni bagi orang yang menjalani peran tersebut. Peran ini memberi kita begitu banyak hal. Lalu segala sesuatu yang kita dapatkan itu membuat kita sanggup memberi lebih banyak lagi. Ini seperti rantai kebaikan yang tak pernah putus," pungkas Anis. (DLS/MFS)

*http://www.anismatta.net/2013/12/31/melodi-paling-harmoni-itu-bernama-ayah/


Warga: Berkat PKS, Kampung Kami Jadi Rame

Posted: 11 Jan 2014 03:12 PM PST


Warga di Kelurahan Pemandangan, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung pada akhir pekan pertama Tahun 2014 (5/1) dihebohkan oleh kehadiran sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tampak tim medis PKS mengunjungi rumah-rumah warga yang sudah mendaftarkan anaknya untuk dikhitan secara gratis. Dan tak seperti umumnya bakti sosial khitan massal yang diadakan di suatu tempat tertentu, kali ini PKS DPC Panjang justru mengadakan sunatan atau khitanan keliling ke rumah-rumah warga.

Tak kurang dari 21 anak yang dikhitan secara gratis dalam bakti sosial ini. Sebagian besar adalah warga tidak mampu. "Alhamdulillah, kami berterimakasih sekali PKS mengadakan sunatan keliling seperti ini," ujar Pak Budi, salah seorang warga yang putranya dikhitan.

Sedangkan di Gang Kapten Kelurahan Panjang Utara puluhan anak usia Sekolah Dasar antusias mengikuti berbagai lomba yang tak ubahnya seperti perayaan 17 Agustus. Para ibu ramai dan antusias menyaksikan anak-anak mengikuti lomba lari balap karung, mewarnai gambar, memecahkan balon, memasukkan paku dalam botol dan menyusun huruf hijaiyah.

Menurut owner Satu Bulan Bisa Baca (SB3) Lampung Ir. Mardiani, M.T.A. acara ini sangat positif sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat. "Dengan adanya lomba ini kita mengajarkan kepada anak-anak arti kebersamaan, saling menyayangi, dan mencintai antar sesama. Itu penting di usia mereka yang masih kanak-kanak," tegas Mardiani yang juga Calon Anggota DPR-RI Dapil Lampung 1 dari PKS.

Warga sangat berterimakasih kepada PKS atas terselenggaranya acara ini. "PKS bagus, kok! Kami semua senang kampung kami jadinya rame," tutur Bu Susanti, salah satu warga Kelurahan Panjang Utara. []

Sunatan Masal Gratis


Strategi Komunikasi Politik di Kalangan Akar Rumput

Posted: 11 Jan 2014 04:08 AM PST


"Komunikasi Politik Bernuansa Seni Budaya"

Oleh: Ir H Yudi Widiana Adia, MSi
(Anggota Fraksi PKS DPR RI)

Sebuah pesan pendek masuk ke telepon seluler saya suatu siang akhir pekan lalu. Isinya ungkapan Terimakasih dari koordinator Posyandu Desa Purwasedar, Jampang, Sukabumi Selatan.

"Pak Yudi, mudah-mudahan desa kami menjadi kenangan tersendiri. Kami berharap Bapak lebih memerhatikan desa kami. Insya Allah, kami warga Purwasedar akan memperhatikan Bapak. Pak Yudi selalu di hati kami. (kader PKK + kader posyandu desa Purwasedar)".

Jujur saya terharu dengan sambutan masyarakat Sukabumi setiap kali kami berkunjung ke desa-desa atau kampung. Dalam kurun 4,5 tahun menjadi wakil rakyat di Senayan, hingga pekan kedua Januari 2014 ini, sudah 515 kampung yang kami sambangi dalam berbagai bentuk kegiatan, baik saat jadwal reses maupun tidak.

Dalam setahun terakhir, atas masukan kader-kader muda PKS Sukabumi yang kreatif,  gaya komunikasi saya ketika bertemu konstituen dimodifikasi agar lebih segar dan menarik. Sebagai contoh, saat menyosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI, kami sajikan dalam nuansa atau dikemas oleh seni budaya.

Sejak awal acara, disajikan atraksi seni budaya yang dibawakan oleh para pemuda, pelajar, hingga kelompok seni dari desa setempat. Seni menyambut tamu dengan menampilkan Ki Lengser yang dipadukan dengan kesenian pencak silat atau kesenian marawis dan rebana menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat yang hadir.

Usai pembacaan kalam Ilahi, ibu-ibu PKK dan Posyandu tampil sebagai group vokal menyanyikan lagu berisi pesan-pesan bagi pemimpin atau wakil rakyat agar teguh memegang amanat.

Di sela-sela dialog, tim kreatif mengajak audiens menyanyikan lagu-lagu religi atau lagu-lagu nasional yang disajikan secara kreatif bahkan sesekali dipoles lebih ngepop.

Histeria massa dalam kadar rendah dan masih terkontrol terkadang tak terhindarkan. Saya melihat fenomena terse but darri sudut relasi sosial, dimana masyarakat yang tinggal dipelosok desa membutuhkan hiburan sekaligus aktualisasi diri. Perasaan itupun  bertemu dengan kerinduan hadirnya pemimpin secara fisik atau kasat mata di tengah- tengah mereka. Pemimpin yang mau berempati mendengarkan keluh kesah dan aspirasi mereka. Pesan pendek diawal tulisan menggambarkan dengan jelas fenomena tersebut.

Dari 500*an lokasi dipelosok, terutama di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, hampir seluruhnya mengakui baru sekali itu dikunjungi anggota DPR RI. Bahkan wakil rakyat daerah pun amat jarang yang mau turun ke desa-desa menyapa konstituennya, kecuali menjelang pemilu seperti saat ini.

Format atau gaya komunikasi politik dengan memadukan pesan-pesan politik dengan atraksi seni budaya, jauh lebih efektif dan mengena. Pesan-pesan yang biasanya berat pun terasa ringan dan menghibur tanpa meninggalkan unsur pendidikan politiknya.

Untuk menguji apakah pesan-pesan yang disampaikan bisa diterima audiens dengan baik, kami membuat kuis seputar materi yang disampaikan. Hasilnya mereka mampu menjawab pertanyaan kuis dengan baik. Bukan hanya kaum muda bahkan Kalangan tua terutama kaum Ibu.

Begitulah pengalaman kami bergaul dengan kalangan akar rumput. Semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar