Senin, 27 Januari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


"Cahaya yang Tersenyum" | Mengenang Sang Muharrik Dakwah

Posted: 27 Jan 2014 02:30 PM PST


"Cahaya yang Tersenyum"
(in memoriam, 2 tahun wafatnya sang muharrik dakwah)


*by @nastarabdullah

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)" QS.Al Ahzab:23

Dua tahun sudah sejak kepergian Ustaz Ustadz Nurhuda Trisula, Muassis (pendiri) dakwah Kalimantan Timur yang lewat tangannya, hidayah Allah menyentuh sanubari ribuan manusia. 28 Januari 2012, beliau wafat setelah mengalami stroke untuk kedua kalinya. Cukuplah kematian menjadi nasihat terbesar, dan cukuplah perjalanan hidup beliau menjadi hikmah.

Ustaz Nurhuda, sapaan akrab Ustaz Nurhuda Trisula, lahir di keluarga sederhana sebagai putra ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya Alm.Noorman dulunya adalah seorang aktifis partai politik, sedangkan Ibunya Nasikin adalah seorang kepala sekolah di salah satu SD di Blitar. Sejak kecil beliau memang sangat mencintai ilmu. Pagi sekolah, sore belajar di diniyah (pendidikan agama), malam Ustaz Nurhuda kecil belajar bahasa arab di masjid kampung berbekal obor untuk menerangi perjalanan. Tidak hanya itu, sejak awal dia juga sudah sangat bersemangat berbagi ilmu. Ibunya mengisahkan, sejak SMP Ustaz Nurhuda sudah terbiasa mengajar les matematika untuk adik kelas dan kawan sebayanya. "Tris (Panggilan Ustaz Nurhuda), anak saya yang tidak pernah menyusahkan orang tua. Dari kecil sudah bisa cari uang sendiri, ngajar les sama ngompreng angkot. Sampai kuliah pun dia malah digaji karena kuliah dikampus dengan ikatan dinas," tuturnya.

Tidak heran, beberapa bulan sebelum wafat beliau sempat menyampaikan keinginannya untuk kuliah lagi di bidang psikologi. "Biar nyambung kalo ngobrol dengan Dek Win," begitu katanya pada sang istri, Purwinahyu, yang memang lulusan Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Bu Win, sapaan akrab Purwinahyu, menceritakan bagaimana mereka menikah. "Saya tidak pernah kenal dengan almarhum. Akhir januari 1993, guru ngaji saya bilang kalau ada ikhwan mau datang setelah Salat Maghrib. Tapi dia ternyata baru datang jam 11 malam, karena sedang berada di tengah-tengah acara muqayyam (perkemahan). Datang pun langsung akad nikah, tanpa ta'aruf (berkenalan) dan lain sebagainya. Pasca akad nikah beliau kembali ke acara muqayyam," ujar Bu Win sambil tersenyum, mengingat betapa cepat nya proses pernikahan mereka. Resepsinya sendiri baru berlangsung sekitar 1,5 bulan setelahnya.

1994, Ustaz Nurhuda memboyong Bu Win ke Samarinda, saat dakwah benar - benar baru dirintis. Bu Win mengisahkan saat itu, mereka masih mengontrak sebuah rumah dengan 2 kamar. Satu kamarnya sengaja dikosongkan untuk tempat liqo' (Pengajian). Tidak jarang Bu Win pun diungsikan ke rumah saudara yang lain, karena rumah kontrakan mereka selalu jadi pilihan utama untuk lokasi dauroh (pelatihan dakwah ). "Bahagia rasanya walau rumah kami sederhana, tapi bisa bermanfaat untuk dakwah," ungkapnya

1998, saat Partai Keadilan (PK) berdiri, Ustaz Nurhuda yang saat itu berstatus sebagai PNS di kantor pajak memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Dia ingin mengabdikan diri sepenuhnya pada dakwah. Padahal tempat Ustaz Nurhuda bekerja kala itu (bahkan sampai sekarang), dikenal sebagai 'lahan basah'. Banyak orang berlomba-lomba untuk masuk ke zona tersebut. Tapi komitmen Ustaz Nurhuda sebagai seorang Da'i , mengalahkan segala tipuan kesenangan duniawi. Ustaz Nurhuda ketika itu mengatakan pada sang istri agar tidak takut akan rezeki. Sebab dia berkeyakinan semua itu sudah diatur Sang Maha Kaya. "Gak usah khawatir, rezeki itu Allah yang ngatur. Aku bisa ngajar, jadi penjaga masjid (marbot), atau apa lah yang penting halal," katanya pada sang istri

Sebuah pelajaran tentang bagaimana menjaminkan diri pada Allah SWT, bahwa dakwah memang tidak mengenal sikap ganda. Hanya totalitas dan Allah akan meminta semuanya.

2005, Ustaz Nurhuda terserang stroke. Dari kisah Bu Win, saat itu Ustaz Nurhuda kehilangan nyaris seluruh kemampuannya. Ustaz Nurhuda tidak dapat berbicara, t membaca dan menulis. ditengah sakitnya, sering sekali Ustaz Nurhuda menangis. Setelah sembuh barulah sang istri bertanya prihal tersebut. "Waktu itu kenapa koq sering menangis?" Apa jawaban Ustaz Nurhuda? "Aktivis dakwah dipersiapkan untuk menanggung beban da'wah, tidak ada kata istirahat. Lah ini koq aku malah jadi beban "

Masya Allah, bukan rasa sakit yang Ustaz Nurhuda tangisi, melainkan ketidakmampuan menjalankan amanah dakwah karena kondisi fisik yang sedang sakit.

Perasaan cintanya pada amanah-amanah dakwah itu yang menjadi latar belakang, semangatnya untuk sembuh. Dokter ahli bedah syaraf pun mengatakan pada istrinya, tidak pernah ada pasien stroke sebelumnya yang sembuh lebih cepat dari Ustaz Nurhuda. Saat dokter menyarankan untuk fisioterapi, beliau langsung mengiyakan, bahkan meminta jadwal terapi setiap hari. Belakangan Ustaz Nurhuda baru jujur, bahwa dari seluruh rasa sakit yang pernah dirasakan, tidak ada yang mengalahkan sakitnya saat menjalani fisioterapi pasca terserang stroke. Keinginan untuk segera berkontribusi bagi dakwahlah yang memberikan kekuatan menahan semua rasa sakit tersebut.

Pernah suatu hari, saat Ustaz Nurhuda belum dapat berbicara dan berjalan pun masih harus menggunakan tongkat. Dia bersikeukeuh untuk ikut rapat di Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS. Bu Win yang ikut menemani (sebenarnya Ustaz Nurhuda memang belum diizinkan untuk beraktivitas) bercerita, saat itu Ustaz Nurhuda dengan semangat berangkat ke DPW PKS. Ustaz Nurhuda seringkali mengangkat tangannya saat pemimpin rapat meminta usulan, walau saat itu tak satu kata pun bisa beliau ucapkan. Keinginannya untuk berkontribusi tak terbendung.

Ustaz Nurhuda tidak pernah mau diistimewakan walaupun dengan kondisi fisik yang tidak lagi 100 persen sehat pasca terjangkit stroke. Penulis mendapat kisah dari seorang ikhwan kepanduan, saat muqayyam, Ustaz Nurhuda ikut menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, walau ikhwah yang lain sudah memaksanya naik ke mobil panitia. Ustaz Nurhuda tidak pernah meminta rukhsah untuk tidak hadir rapat atau agenda-agenda dakwah lain hanya karena sakit.

Ustaz Masykur Sarmian saat memberikan sambutan dipemakamamnya mengisahkan, pernah dalam sebuah forum yang berlangsung hingga larut malam, gurat-gurat kelelahan itu sudah sangat terlihat, namun Ustaz Nurhuda tetap mengikuti acara tersebut hingga selesai, lengkap dengan kontribusi ide untuk kemajuan dakwah. Kadang rekan-rekannya di DPW terpaksa tidak mengundang beliau untuk rapat atau bahkan berpura-pura mengakhiri rapat agar beliau pulang dan istirahat. Hidupnya memang hanya tentang dakwah, nafasnya adalah dakwah, detak jantungnya adalah dakwah.

Sebelum terkena serangan stroke yang kedua, Ustaz Nurhuda berkata pada seorang ikhwah. "Saya ini kalau kena stroke lagi, alamat 80 persen wafat" candanya. Wajah nya tenang, tak ada ketakutan. Ikhwah tersebut kemudian menyarankan Ustaz Nurhuda untuk memperbanyak istirahat. Tapi apa jawabannya! Sambil tersenyum dia berucap "Akhi, justru di saat-saat seperti ini saya harus semakin banyak bekerja. Mana tau kalau ternyata itu adalah kontribusi terakhir saya untuk dakwah."

Begitulah Ustaz Nurhuda. Takkan cukup kata-kata untuk menggambarkan betapa istimewanya beliau dihati kader- kader PKS Kaltim. Dia seperti namanya "Nurhuda" menjadi perantara cahaya petunjuk bagi manusia dan selalu tersenyum dalam kondisi seberat apapun. Usia biologisnya boleh hanya 42 tahun, namun usia historisnya tidak akan lekang ditelan masa.

Jasadnya boleh pergi meninggalkan kita semua, tapi ruh dan semangat perjuangannya akan terus hadir, akan semakin menguatkan tekad kita untuk menjaga dan memenuhi janji pada Allah SWT, seperti yang selama ini beliau contohkan, sampai kaki menginjak Syurga.

Ila Liqo ya Syaikh. Sungguh engkau hanya mendahului kami, kelak kami semua akan menyusulmu. Kami berjanji sepenuh hati dan Allah menjadi saksi, akan kami lanjutkan perjuanganmu, akan kami rawat pohon yang 20 tahun lalu kau tanam dengan penuh cinta. Dan semoga nanti di suatu sore yang tenang, di sebuah sudut di dalam Syurga, Allah berkenan untuk mempertemukan kita kembali. Semoga Allah membayar segala pengorbananmu dengan tegaknya Islam di Negeri ini.

***

Puisi Oleh Hadi Mulyadi, Ketua DPP PKS Wilda Kalimantan

CAHAYA YANG TERSENYUM

Sabtu itu terasa kelabu dalam hidupku
Engkau mendahului meninggalkanku
Mendahuluiku untuk menjalani fase kehidupan baru
Kehidupan baru seorang mujahid untuk bertemu Kekasihmu…

Aku berusaha tegar menghadapi semua itu
Kusimpan dalam-dalam tangis dan sedihku
Tapi tetap aku tak sanggup dan lepas dalam haru biru…`

Sekarang tinggal kenangan
Lebih dua puluh tahun kita berteman
Suka dan duka kita lewati dengan penuh kesan
Hal yang tidak pernah kulupakan
Kesungguhanmu dalam memikirkan segala urusan…

Keteguhanmu mengalahkan gunung yang tertancap kuat di bumi
Kekuatan azammu mengalahkan kuatnya biji besi yang menjadi baja
Ketulusanmu mengalahkan tiupan angin dengan segala kelembutan dan kekuatannya
Panjangnya amalmu mengalahkan panjangnya aliran air yang mengalir dari mata air di gunung hinggga ke samudra lautan…

Pohon yang kau tanam dua puluh tahun yang lalu
Kini sudah mulai berbunga, mekar dan harum
Sudah memulai berbuah memberi manfaat bagi ummat dan masyarakat…

Pohon itu tidak akan pernah mati
Dia akan terus memberi manfaat
Dan akan menjadi buah bagi orang lain di dunia dan menjadi kiriman bagimu di akhirat…

Saudaraku Nurhuda
Sesuai dengan namamu
Kau selalu menjadi cahaya bagi sesama
Dan memberi petunjuk ke jalan yang lurus…

Engkau bagai Matahari yang selalu memberi cahaya kebenaran
Bagai bulan yang menerangi dengan kelembutan
Bagai embun yang tak henti meneteskan air
Bagai api yang tak henti menyala…

Kau telah membawa cahaya dan petunjuk
Aku dan semua saudaramu akan menyimpan baik-baik cahaya itu
Dan akan kami tebarkan ke penjuru dunia
Untuk menerangi yang gelap…

Sekarang kami tahu
Bahwa kau sedang tersenyum bersama Kekasihmu…Rasulullah…
Tersenyum melihat bunga dan buah yang kau tanam
Tersenyumlah selalu
Sampai aku menyusulmu dengan senyum pula…

____
Baca juga: "Penakluk Ribuan Hati" 


"DUEL KANDIDAT" TV ONE, CALEG PKS UNGGUL

Posted: 27 Jan 2014 08:36 AM PST


Caleg PKS Mustofa Nahra yang mewakili PKS mendapat HASIL POLLING PEMIRSA tertinggi (32,34%) dalam "DUEL KANDIDAT" di TvOne malam ini (27/1) jam 19.00 dengan tema "Caleg Adu Visi Bicara Toleransi".

Semua kandidat membawa SUPPORTER dari partainya masing-masing. TAPI Kang Mus, panggilan Mustofa Nahra, tidak membawa suporter PKS.

Ketika ditanya KENAPA ga bawa? Dia jawab, "Maaf kami gak bawa massa, karena kader PKS lagi ngurusin banjir."

Kemenangan PKS dalam "DUEL KANDIDAT" kali ini sangat spesial karena ini tema yang paling esensi dalam nilai-nilah kebangsaan: Toleransi.

POLLING ini juga sedikit memberi gambaran, kalau urusan TOLERANSI beragama sudah sgt terbukti PKS sangat menjunjung tinggi. Bukan sekedar basa-basi dan cari simpati, tapi karena memang Islam mengajarkan demikian... rahmatan lil 'alamin...

Mustofa Nahra merupakan Caleg PKS untuk DPR RI dari Dapil 5 Jawa Tengah (Solo, Sukoharjo, Klaten, Boyolali), nomor urut 4. Mohon doa Restunya....

Atas kemenangan di "DUET KANDIDAT" TV ONE ini Kang Mus yang aktif di twitter dengan nama akun @MustofaNahra banyak mendapat ucapan selamat di media social, terutama di twitter. Berikut beberapa diantaranya:


























*by Admin @pkspiyungan


NB: Video menyusul insya Allah... #kamingsun :)


Antisipasi Kerawanan Pemilu, PKS Sudah Siapkan Saksi di Tiap TPS

Posted: 27 Jan 2014 04:23 AM PST

Saksi-saksi PKS di Pemilu 2009

VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera sudah menyiapkan saksi untuk mengawasi potensi kerawanan Pemilu 2014. Para saksi itu nantinya akan diletakan di setiap Tempat Pengambilan Suara.

"Di Pemilu 2009, kita saksinya paling lengkap, rata-rata partai lain kalau sudah persaingan internal partai mereka minta tolongnya ke PKS. Pemilu tahun ini kita juga sudah siap. Apalagi kalau negara memberi dana saksi ke partai," ujar anggota Komisi II dari Fraksi PKS, Agus Purnomo, Senin, 27 Januari 2014.

Menurutnya, kerawanan Pemilu bukan hanya terjadi di data pemilih, tetapi juga pada bagian logistik. Untuk itu, Komisi II akan segera meminta Bawaslu untuk mempersentasikan temuannya itu.

"Kemungkinan surat suara yang tidak dipakai digunakan oleh penyelenggara Pemilu untuk memenangkan salah satu calon atau partai," ungkap dia.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyetujui anggaran pengawasan pemilu legislatif kepada Bawaslu sebesar Rp1,5 triliun. Dari jumlah itu, Rp800 miliar untuk pembiayaan pengawasan pemilu. Adapun Rp700 miliar untuk pembiayaan saksi partai politik pada saat hari pemungutan suara. (adi/vivanews)


PKS Bekerja, Warga Bahagia

Posted: 27 Jan 2014 01:38 AM PST


Hari ahad (26/01/14) lalu warga balikpapan menjadi saksi aksi peduli kader-kader keadilan sejahtera. Tepatnya di sekitar Pasar Pandansari, Balikpapan Barat. Di lokasi inilah, kader-kader DPC Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Balikpapan Barat bersama DPD PKS Balikpapan kembali menujukkan cintanya dengan menggelar aksi peduli bertajuk PKS (Pasar Kita Sehat).

Para kader disiagakan di sepanjang Pasar. Masing-masing telah dibagi tugasnya. Ada kader yag bertuga membagikan sarapan kepada para penjual, ada pula Kader yang menyapu dan memungut sampah di pinggir jalan, sementara kader akhwat turun melakukan pelayanan kesehatan gratis disana. Tak ada guratan lelah di wajah mereka karena cintanya mereka kepada warga kota Balikpapan ini. Bahkan, para kader ikhwah tidak canggung sedikit pun untuk mengambil sampah dan lumpur yang menumpuk di selokan sepanjang jalan pasar yang terkenal carut marut dan kumuhnya ini.

Di antara para kader yang tidak sedikit pun risih dihinggapi lumpur dan kotoran itu, tercatat sejumlah pengurus teras di DPD PKS Balikpapan seperti Ustad Husein. Dan beberapa petinggi DPC PKS Balikpapan Barat yang juga menjadi caleg DPRD Kota Balikpapan Dapil Dapil Balikpapan Barat Mereka yaitu Ali Mansyur, Ari Al Qaktiri, Abdul Syanie dan sejumlah pengurus lainnya.

Kegiatan yang berlangsung dari jam 6 pagi itu tak sia-sia. Wal hasil, pasar yang selalu ramai dengan aktivitas masyarakat dan selalu padat dengan kendaraan itu pun tampak nyaman dilihat, karena tiada lagi sampah yang menumpuk.

Tampak para pedagang dan pengguna jalan lainnya yang berlalu lalang memberikan apresiasinya. Beberapa di antaranya langsung menyampaikan dalam kata-kata pujian dan dukungan. Tidak sedikit warga yang tengah berkendara tampak melambai-lambaikan tangan tanda simpati kepada para kader yang bekerja tanpa mengharap imbalan uang itu. PKS bekerja, warga pun bahagia. (SF)


PKS Rela 'Banting Harga'

Posted: 26 Jan 2014 08:10 PM PST


Anda tahu Cibadak Mall (CiMall)? Itu bursa pakaian bekas paling terkenal di daerah Bandung Cimahi dan sekitarnya. Kali ini, ahad 26 Januari 2014, PKS menggelar Bursa Pakaian paling spektakuler di Jayagiri Lembang. Bagaimana tidak, baju kemeja masih kelimis Cuma dihargai 5.000 saja. Baju koko necis juga Cuma 5.000. Kerudung ekslusif merek terkenal di Bandung juga Cuma 5.000 saja. Celana dan baju bola Cuma 3000 perak.

"Harganya udah bukan miring lagi, tapi ambruk", kata Cepi salah seorang pengunjung. Ibu-ibu, bapak-bapak bahkan anak muda berebut karena takut kehabisan. Dengan pakaian yang mereka kenakan ala kadarnya, mereka berdesakan memilih-milih baju.

Memang ada-ada saja kreativitas kader PKS. Tapi yang jadi pertanyaan, dari mana baju-baju yang masih sangat bagus tapi dijual ambruk itu? Ternyata itu adalah baju-baju kader PKS yang dengan rela mereka berikan untuk kegiatan tersebut. Mereka kumpulkan, mereka setrika, dipasang di gantungan dan sebagian dibungkus rapi dengan plastik. Siang malam mereka melakukan itu.

Begitulah kader-kader PKS tak pernah berhenti bergerak. Penuh inovasi dan dedikasi untuk memberi dan berbagi pada sesama.


*by Ujang Hanaang
(sumber: Kompasiana)


PKS Apresiasi Film 12 Menit "Kemenangan Untuk Selamanya"

Posted: 26 Jan 2014 07:30 PM PST


Launching film "12 Menit: Kemenangan Untuk Selamanya" di XXI e-Walk Balikpapan sabtu kemarin (25/1) dihadiri Wakil Walikota Bontang H. Isro Umarghani, S.IP, artis 12 Menit Titi Rajo Bintang, Produser Eksekutif (Somad Sutedja), dan Dewan Pembina Komunitas Cinta Indonesia (KCI) M. Umar Farouk dan H. Amin Hidayat.

Ditilik dari latarnya, film tersebut bisa dikatakan juga sebagai film daerah, karena didalamnya menceritakan potret Kota Bontang. Disamping itu pula, dalam Launcingnya KCI bersama Pemkot Bontang membagikan tiket gratis sejumlah 300 tiket kepada masyarakat yang sebagian besar diminati oleh para pemuda Balikpapan.

Awalnya film ini diangkat dari kisah inspiratif dan sukses dari Tim Marching Band milik perusahaan terbesar Indonesia, PT. Pupuk Kaltim (PKT) di Bontang, Kaltim. Dalam film tersebut mengisahkan kesuksesan Tim Marching Band Bontang PKT yang memulai kesuksesannya dari nol hingga menjadi juara nasional dan menjadi panutan serta trendsetter grup marching band di Indonesia. Ukiran prestasi Marching Band Bontang PKT dimulai sejak tahun 1994 telah sukses 10 kali meraih juara di Grand Prix Marching Band (GPMB).

Banyak hal nilai-nilai moral yang dapat diangkat dari film ini, seperti halnya nilai-nilai kesabaran, kejujuran, antusiasme, cinta, kepedulian dan kedisiplinan dalam meraih sebuah kesuksesan. Menurut Wakil Walikota Bontang, rencananya penampilan Marching Band Bontang PKT akan digelar setiap bulan, sehingga dapat menjadi tontonan rutin masyarakat Bontang maupun pendatang.

Dewan Pembina KCI H. Umar Farouk yang juga merupakan Caleg PKS dalam penuturannya mengatakan bahwa film ini merupakan film karakter yang kaya akan nilai-nilai inspiratif bagi kaum pemuda dalam mengembangkan potensi kepribadiannya, yang kelak akan berguna bagi bangsa kita. Dan harusnya film-film Indonesia saat ini mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai karakter yang positif, jadi film-film horor dan film-film percintaan sudah bukan zamannya untuk saat ini. Beliau berharap pemuda Balikpapan terinsprasi dengan film tersebut dan senantiasa mengukir prestasi dengan berbekal potensi yang dimilikinya.

Sejalan dengan ungkapan salah satu Dewan Pembina KCI H. Amin Hidayat (Caleg PKS), yang mengungkapkan bahwa Indonesia perlu bangga dengan hasil karya anak Indonesia dan ini merupakan aset bagi bangsa ini. Oleh karennya pembentukan karakter pemuda melalui film-film karakter seperti film 12 Menit: Kemenangan Selamanya adalah pendekatan yang tepat, dan berharap ada film-film sejenisnya yang segera menyusul. (TM)



Warga Tionghoa: PKS terbuka siapa saja, kami siap dukung pada Pemilu 2014

Posted: 26 Jan 2014 07:15 PM PST


Keterbukaan Partai Keadilan sejahtera (PKS) membuat warga Tionghoa Tanjungpinang ini simpati. Hal ini terungkap ketika salah seorang caleg PKS DPRD Kepulauan Riau Dapil Tanjungpinang Irawati Sadar, S.Pdi Mengunjungi rumah warga keturunan Tionghoa Tanjungpinang.

"PKS partai besar lho, di Tanjungpinang juga ada kader PKS keturunan etnis Tionghoa, partai ini terbuka pada siapa saja sehingga kami siap dukung pada Pemilu 2014 nanti," tiru Irawati Sadar mengucapkan kata sepasang suami istri ini.

"Masyarakat itu senang dikunjungi, selain itu, ini juga konsistensi kita untuk bertatap muka langsung. Saling kunjung-mengunjungi adalah tradisi PKS jadi kami tidak merasa kaku lagi bertemu dengan masyarakat dan mendengarkan keluhannya langsung," tutur Irawati Sadar.


Anis Matta: Pilihlah Pemimpin yang Bisa Mewakili Anda!

Posted: 26 Jan 2014 03:30 PM PST


Seorang pemimpin harus mampu mewakili apa yang dipimpinnya. Itulah ide yang disampaikan oleh Anis Matta.

"Kalau kita ingin membawa indonesia lebih maju pada masa depan, kita harus mencari pemimpin yang dapat mewakili kita," kata presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Anis menyebutkan bahwa saat ini bangsa Indonesia telah memasuki era gelombang ketiga. "Generasi gelombang ketiga ini memiliki lima ciri, (yaitu) mereka adalah orang-orang muda, berpendidikan bagus, berpenghasilan bagus, terkoneksi dengan baik, dan native democracy (warga negara asli demokrasi –red)," ungkapnya.

Maka pemimpin indonesia ke depan, menurut Anis, haruslah sosok yang dapat mewakili generasi tersebut. "Kita harus mencari pemimpin yang bisa mewakili pikiran, budaya, dan kepribadian dari generasi gelombang ketiga ini," jelasnya.

Anis juga menyampaikan optimismenya terkait nasib bangsa Indonesia di masa depan. "Bangsa ini memiliki semua alasan untuk optimis. Jadi tidak ada alasan bagi calon pemimpin bangsa ini untuk menjual kecemasan kepada masyarakat," pungkasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar