Senin, 06 Januari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Rutin Gelar Senam, Warga Berterimakasih Kepada PKS

Posted: 05 Jan 2014 10:55 PM PST


Lapangan parkir salah satu swalayan di Kota Tangerang ramai dipenuhi oleh ratusan warga yang ingin mengikuti senam Nusantara. Kegiatan yang rutin dilakukan sejak tahun 2009 ini tidak hanya diminati oleh orang dewasa, akan tetapi anak-anak pun turut serta meramaikan Senam yang dilaksanakan pada pekan pertama setiap bulannya.

Ketua Departemen Olah Raga dan Kebugaran (DOKE) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Taangerang, Wawan Sumarwan mengatakan bahwa pada awalnya kegiatan senam ini hanya diikuti oleh segelintir orang saja, namun saat ini semakin banyak warga yang turut memeriahkan. "Sedikitnya ada 200 warga yang turut senam bersama," ungkap Wawan dalam rilis yang diterima Humas DPP PKS, Ahad (5/1/2013).

Selain senam, DPD PKS Kota Tangerang bekerja sama dengan DPC PKS Cibodas juga menggelar "Pojok Bugar". Di Pojok Bugar, PKS menyediakan layanan kesehatan gratis, diantaranya tes gula darah dan asam urat secara gratis.

Dari aksi ini diharapkan lahirnya masyarakat bugar sepanjang usia, "orang yg sehat belum tentu bugar namun orang yg bugar sudah tentu sehat," tukas Wawan.
Salah satu warga yang mengikuti senam mengatakan sangat bersyukur dan berterima kasih terkait pelaksanaan Senam PKS Nusantara, "kami berharap kegiatan senam ini bisa berjalan rutin," ujar peserta senam, Agus.

Dalam aksi senam ini tidak hanya pengurus PKS Kota Tangerang dan DPC Cibodas saja yang menyiapkan keperluan selama acara berlangsung, akan tetapi juga adanya partisipasi dari pengelola swalayan, mereka bersedia menyiapkan sound system setiap pekannya. Dukungan sama pun diberikan oleh Ketua DPD PKS Kota Tangerang, Hilmi Fuad dengan mengirimkan para instruktur senam yang didatangkan langsung dari DOKE DPP PKS.

*http://www.kabarpks.com/2014/01/rutin-gelar-senam-warga-berterimakasih_5559.html

PKS: Perempuan Harus Menjadi Agent Of Change

Posted: 05 Jan 2014 10:49 PM PST


TEMBILAHAN - Ketua Dewan Penasehat Gabungan Organisasi Wanita Inhil Zulaikhah Wardan membuka Seminar Bidang Perempuan DPD Partai Keadilan Sejahtera Indragiri Hilir, Senin (6/1/14).

Kegiatan seminar yang digelar di Gedung Engku Kelana Tembilahan ini mengangkat tema 'Peran Perempuan dalam Politik' turut dihadiri Ketua Bidang Perempuan PKS Provinsi Riau Ninik Samsiati, Ketua Bidang Perempuan PKS Kabupaten Indragiri Hilir Heni Pratiwi, Ketua Dharma Wanita Persatuan Inhil Haryati, Ketua BKMT Inhil Raihana dan sekaligus sebagai pemateri Ketua Komisi I DPRD Bengkalis dari PKS Mira Roza.

Tri Yumarni, Ketua Panitia Pelaksana dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman politik kepada kaum perempuan.

"Perempuan merupakan populasi yang sangat besar, oleh karena itu keterlibatannya sangat diharapkan," ujarnya.

Sedangkan Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Inhil Heni Pratiwi mengharapkan, lewat seminar ini muslimah-muslimah PKS akan memiliki 3 karakter yang penting untuk dimiliki kaum perempuan, yaitu sholihat (religius), 'alimat (berilmu), dan za'imat (bekerja dengan profesional dan ikhlas).

Sementara itu Ketua Bidang Perempuan PKS Provinsi Riau Ninik Samsiati mengharapkan ke depan perempuan tidak lagi termarjinalkan. Ia mengajak perempuan menjadi agent of change, dalam mengupayakan peningkatan peran perempuan, khususnya perempuan PKS dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar.

Sejalan dengan semangat yang dibawa Perempuan PKS, selaku Ketua Dewan Penasehat GOW Inhil Zulaikhah berpesan dalam sambutannya, agar perempuan merasa terdorong untuk menjalankan haknya sebagai pemilih atau yang dipilih dalam dunia politik.

"Ada tiga langkah strategis untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam memajukan pembangunan, yaitu meningkatkan kecerdasan spiritual, meningkatkan kecerdasan emosional, dan meningkatkan kecerdasan berpikir," pesan isteri Bupati Inhil ini.

Di samping itu, Zulaikhah juga mengajak kaum perempuan untuk memprioritaskan keluarga sendiri, baru mendedikasikan diri untuk organisasi.

Dalam kesempatan ini, Zulaikhah juga menerima cendramata dari Ketua Bidang Perempuan PKS Inhil, berupa buku untuk mengenang salah satu tokoh PKS.*

*http://www.pksmarpoyan.org/2014/01/pks-kini-perempuan-harus-menjadi-agent.html


Sambangi LT3 Besar PKS Medan Amplas, Tifatul Diserbu Ibu-ibu

Posted: 05 Jan 2014 10:39 PM PST


Medan - LT3 Besar DPC PKS Medan Amplas Minggu, 6 Januari 2014 terasa begitu sangat istimewa. Pasalnya acara yang diadakan tiap minggu ini kedatangan tamu istimewa, Menteri Komunikasi dan Informasi Ir. Tifatul Sembiring.

Acara yang dihadiri kader dan simpatisan se-kecamatan Medan Amplas ini begitu terasa sangat meriah ketika Tifatul Sembiring turun dari mobil. Ibu-ibu pun berkerubutan minta foto bersama Pak Tif :)

Pada kesempatan ini, Tifatul Sembiring yang tampil mengenakan stelan baju koko bermotif logo PKS ini diminta untuk menyampaikan spirit motivasi bagi kader yang hadir. Walaupun keberadaan beliau hanya setengah jam karena ada agenda lain namun apa yang disampaikan beliau cukup membuat kader bersemangat.

Dalam penyampaiannya, seperti biasa yang ia lakukan memulai dengan pantun yang kontan mendapat tepuk tangan meriah dari para kader dan hadirin.

"Negeri ini butuh pemimpin yang baik. Dan kita harus memperjuangkan kepemimpinan itu. Caranya kita harus mengalirkan darah para pejuang dalam diri kita," ucapnya dengan senyumnya yang khas.
   
Sekitar tiga puluh menit, Tifatul beserta rombonganpun meninggalkan kantor DPC PKS Medan Amplas. Sebelum pergi Tifatul melayani ajakan berfoto dengan para kader dan simpatisan. Kedatangan Tifatul ke kecamatan Medan Amplas juga mendapat sambutan dari tokoh masyarakat setempat.

"Baru kali ini menteri datang kesini," tutur seorang tokoh masyarakat yang hadir.
   
Sepeninggal Tifatul Sembiring acara LT3 Besar kembali berjalan seperti biasa. Acara ini diisi ceramah oleh ustadz Asmu'i yang juga menjadi calon legislatif DPRD Kota Medan.

Dalam ceramahnya yang energik beliau mengatakan bahwa taujih itu gak perlu banyak-banyak. Yang penting adalah beraksi dan turun ke lapangan menyapa dan melayani masyarakat.


Selain ceramah, bidpuan DPC PKS Medan Amplas juga mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis dan bazar pakain murah layak pakai dan penjualan minyak goreng bersubsidi. Di akhir acara para kader langsung turun ke masyarakat untuk direct selling dan membagi-bagikan kalender. (Saftian Cahyadi)



Anis: Indonesia Tatap Sejarah Gelombang Ketiga

Posted: 05 Jan 2014 07:48 PM PST


MAKASSAR -- Tahun 2014 bukan semata ditandai proses pergantian kepemimpinan. Tapi sekaligus momentum peralihan sejarah Indonesia memasuki gelombang yang ketiga.

PRESIDEN Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta membagi perjalanan sejarah Indonesia menjadi tiga gelombang besar. Pertama, "menjadi Indonesia" yang berlangsung sejak abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20. Kedua, "menjadi negara modern" yang terjadi sejak merdeka sampa era Reformasi, dan ketiga adalah gelombang "sejarah baru" yang dimulai 2014 sampai waktu yang akan ditentukan oleh sikap bangsaini ke depan.

"Pemilu 2014 menjadi strategis bukan semata disebabkan peralihan kekuasaan, tapi peralihan sejarah. Pergantian kepemimpinan itu biasa dalam demokrasi. Yang lebih penting, apa maknanya bagi perjalan kita sebagai bangsa," terang Anis Matta saat tampil sebagai pembicara pada Mukernas VIII Wahdah Islamiyah di Asrama Haji Sudiang, Makassar 5 Januari.

Menurutnya, jika pendorong (dirve) gelombang sebelumnya berasal dari luar; kolonialisme (gelombang I)  dan Perang Dingin (gelombang II), maka drive gelombang ketiga berasal dari dalam, yaitu perubahan signifikan komposisi demografi.

Anis menyebut perubahan yang utama adalah proporsi orang di bawah 45 tahun akan mencapai lebih dari 60 persen dari populasi. Ini disebutnya "the new majority", kelompok mayoritas baru yang ada di Indonesia sekarang ini. Yang diistilahkan sejumlah ekonom dan ahli kependudukan sebagai bonus demografi atau "dividen demografi".

Anis melanjutkan, tantangan politik yang segera muncul di gelombang ini adalah perlunya kategorisasi baru yang bukan berbasis ideologi untuk mewakili kelompok. "Semua polarisasi lama dalam politik, apalagi polarisasi ideologi tidak lagi relevan. Makanya, kita harus mencari ide tentang "the next Indonesia" yang benar-benar mewakili ruh zaman, mewakili orang-orang yang berumur di bawah 45 tahun," sambung mantan wakil ketua DPR RI ini.

Pada gelombang baru ini, orang akan mengagungkan pertumbuhan, tetapi akan disandingkan dengan pertanyaan tentang kualitas hidup. Masyarakat Indonesia ke depan di-drive oleh usaha mencari bukan sekedar kesejahteraan, tetapi hidup yang lebih berkualitas.

Anis juga meyakini, di gelombang ketiga, akan lahir native democracy. Generasi yang sejak lahir hanya mengenal demokrasi. Mereka tidak  melewati dan merasakan perubahan dari situasi Orde Baru ke zaman Reformasi. Makanya, memandang demokrasi sebagai given (terberi), bukan hasil perjuangan berdarah-darah.

"Karena gelombang sejarah ini di-drive oleh perubahan demografi, maka orientasi kemanusiaan menjadi utama. Tidak perlu lagi ada pertentangan antara negara dan masyarakat. Negara kembali ke makna dasar sebagai organisasi sosial yang menciptakan keteraturan.

Konsolidasi sosial akan membesarkan komunitas hingga mampu bernegosiasi dengan negara. Manusia sebagai orientasi utama ini menuntut pendekatan kepemimpinan (leadership approach) baru," tegas di depan seribuan kader Wahdah Islamiyah se-Indonesia.

Putera kelahiran Bone ini  juga menjelaskan peta kekuatan Islam di masa mendatang bukan terutama pada basis teritorinya, akan tetapi pada kekuatan narasi dan ide-idenya.

Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, Zaitun Rasmin merespons positif wacana dan gagasan Anis  di Muktamar Wahdah. "Pak Anis tidak hanya memiliki fikiran cemerlang tapi juga pengetahuan luas, dia aset berharga bangsa ini," tutup Zaitun Rasmin Lc.

Anggota DPRD Kota Makassar dari PKS, Iqbal Djalil LC mengaku gagasan sejarah Indonesia gelombang ketiga menyisakan tantangan bagi generasi ini. "Ulasan itu mengingatkan gerakan Islam lebih kuat pada konsep dan ide-ide yang selaras dengan gagasan bangsa ini," tambahnya. (ysd)

*http://m.fajar.co.id/politik/3081288_5964.html


Mencapai Target Itu Mudah | Oleh Cahyadi Takariawan

Posted: 05 Jan 2014 07:42 PM PST


"Mencapai Target Itu Mudah"

Oleh Cahyadi Takariawan

Pesan dari akh Rahmat Teguh, senior Jogja yang sekarang tinggal di Kebumen, melalui sms kepada saya:

Ketidak Pencapaian Target itu bukan krn kurang hebatnya Strategi, bukan krn Tinggi rendahnya Target, bukan pula krn Kepemimpinan. Tetapi Seringkali Ketidak pencapaian target itu Krn Terabaikannya Keteraturan.

Keteraturan aktivitas itu mjd syarat mutlak tcpainya Target. Seyogyanya keteraturan itu tercermin dlm Budaya Kerja Jamaah dan ada dalam Daily Kader Activity  yg tercermin dalam Buku Agenda Kader.

Buku Agenda inilah yg mjd Undang_undang dlm Daily Kader Activity.

Faktor kedua yi Message dlm alam bawah sadar setiap Kader dg Visualisasi bahwa mcp target itu mudah. Jamaah kita baik, caleg kita competen dan activitas kita adalah jalan dakwah ilallah.

Akhi... Mencapai Target itu Mudah. Kita Upayakan Mencapai TARGET.

ALLAHU MAIY, ALLAHU HAFIDHZY, ALLAHU NADIRUN ILAYYA.


Alfin: Kader PKS itu diajarkan untuk selalu melakukan silaturahim

Posted: 05 Jan 2014 06:41 PM PST


Menyadari fungsinya sebagai partai politik, kader PKS Tanjungpinang menjelang Pemilu 9 April 2014 mendatang menemui warga Tanjungpinang  secara langsung di tiga Dapil hanya sekedar memberikan pencerdasan politik. Aksi menemui warga itu dilakukan pada Ahad pagi (5/1).

Menurut Ketua DPD PKS Tanjungpinang, Alfin, S.TP, M.H kegiatan menemui warga ini rutin dilakukan oleh semua kader ada tidaknya Pemilu.

"Kader PKS itu diajarkan untuk selalu melakukan silaturahim ke warga, jadi kegiatan temu warga ini bagi kader PKS adalah sebagai ibadah tambahan selain ada ibadah wajib lainnya," kata Alfin, S.TP, M.H.

Ratusan kader PKS Tanjungpinan turut serta mengikuti kegiatan mingguan ini sembari membagikan brousur dan  tempe.

"Kegiatan menemui warga Tanjungpinang in disejalankan dengan sosialisasi Pemilu 2014 dan upaya PKS Tanjungpinang untuk memerangi Golput," tutup Alfin, S.TP, M.H.


Mursyid Thariqat Naqsyabandi Do’akan PKS

Posted: 05 Jan 2014 06:44 PM PST


Bangkinang - Senyum sumringah terpancar dari wajah Mursyid Thariqat Naqsyabadi Desa Tanjung Alai, Kecamatan 13 Koto Kampar,  H. Tengku Mudo Mahmuddin, menyambut kedatangan Wakil Bupati Kampar 2006- 2011 H. Teguh Sahono,Sp  beserta rombongan PKS yang bersilaturahim ke rumahnya, Ahad (5/1).

Meski mengaku terkejut sebab tak ada pemberitahuan sebelumnya, ia mengaku sangat senang dengan kedatangan rombongan PKS Kampar ke rumahnya. Ia pun mendo'akan agar kiranya PKS dapat terus berkibar dan menjadi partai besar, sehingga dapat menjadi corong terdepan yang menyuarakan kepentingan umat kedepannya.

Sebelumnya rombongan juga bersilaturahim kerumah Kepala Desa Tanjung Alai, Kecamatan 13 Koto Kampar. Kepada rombongan, Kades Tanjung Alai ini berpesan, agar PKS terus memompa lampunya di kecamatan yang berbatasan langung dengan Sumatera Barat ( Sumbar ) ini. Sehingga sinar kebaikan PKS semakin meluas di masyarakat. Ia juga mendo'akan agar PKS sukses di pemilu 2014 mendatang, namun sebagai kepala desa, ia akan tetap menjaga netralitas dan independensi.

Selain menerima rombongan dari PKS Kampar, Kepala Desa Tanjung Alai juga kedatangan tamu Ketua KNRP Kabupaten Kampar, Sumirad,ST. Ketua KNRP yang sedang melakukan kegiatan di Desa Tanjung Alai juga terlibat dalam diskusi yang sesekali diselingi canda tawa ini.

Manager Dapil 4 Ir.Hermanto menjelaskan, mendekati pemilu 2014 PKS Kampar akan semakin menggencarkan silaturahim, terutama ke tokoh- tokoh masyarakat. Tujuannya, agar dapat mendengar langsung pandangan dan masukan, sehingga mendapat gambaran yang real tentang peta kekuatan PKS di lapangan.  (Delvin)


PKS: Memalukan Dagelan yang Dipertontonkan SBY-Dahlan Iskan

Posted: 05 Jan 2014 06:01 PM PST


TRIBUNNEWS.COM - Politisi PKS Indra mengeritik kenaikan harga elpiji 12 kg yang dilakukan Pertamina. Ia menilai publik disuguhi adegan lawakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

"Sangat memalukan dan memuakkan dagelan yang dipertontonkan oleh SBY - Dahlan Iskan dalam kasus kekisruhan kebijakan kenaikan gas elpiji 12 kg," kata Indra dalam keterangannya, Minggu (5/1/2014).

Ketua DPP PKS itu mengatakan kenaikan harga elpiji dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 jelas menimbulkan dampak yang besar terhadap masyarakat. Kenaikan elpiji 12 kg memberikn efek domino naiknya harga-harga barang dan memicu inflasi.

Ia mengatakan setelah pemerintah melalui PT Pertamina dengan penuh kesadaran menaikan gas elpiji 12 kg, yang pada akhirnya menimbulkan kekisruhan. Mulai dari persoalan kenaikan yang begitu tinggi, persoalan kelangkaan pasokan, hingga banyaknya pihak yang menolak kenaikan elpiji 12 kg.

"Tiba-tiba Presiden SBY tanpa rasa berdosa menyatakan penolakannya atas kenaikan gas elpiji 12 kg tersebut," ungkapnya

Padahal, kata Indra, kenaikan gas elpiji 12 kg merupakan kebijakan pemerintah atau setidaknya PT Pertamina melalui persetujuan pemerintah.

"Dagelan yang nggak lucu ini juga disempurnakan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan yang dengan entengnya mengaku salah atas kekisruhan yang terjadi sebagai akibat karena kurangnya koordinasi," ungkapnya.

Padahal sebelumnya, tutur Indra, Menteri Perekonomian mengungkapkan keputusan kenaikn elpiji 12 kg telah disetujui dalam Rapat RUPS PT Pertamina. "RUPS itu kan Menteri BUMN, jadi sebetulnya BUMN (Menteri) sudah tahu duluan bahwa itu naik," katanya.

Indra pun mengaku tidak mengerti apakah SBY sedang cuci tangan atas kebijakan pemerintahannya yang tidak pro rakyat atau presiden sudah tidak dianggap lagi oleh para pembantunya.

"Sehingga pembantunya membuat kebijakan yang bertentangan dengan kemauan sang presiden, ataukah ini bukti bahwa pemerintahan SBY tidak efektif lagi. Begitu menyedihkannya pemerintahan kita ini," ujarnya.

Ia pun saya mendesak pemerintah agar jangan hanya basa-basi dan melakukan evaluasi sesegera mungkin.  "Serta segera menghentikan smua dagelan tersebut," imbuh anggota Komisi IX DPR itu.

*sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/05/politisi-pks-memalukan-dagelan-yang-dipertontonkan-sby-dahlan-iskan


KontraS: Penanganan Teroris di Ciputat Penuh Tanda Tanya

Posted: 05 Jan 2014 05:43 PM PST


Penanganan Teroris di Ciputat Penuh Tanda Tanya

KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) menilai ada sejumlah kejanggalan dalam tindakan Tim Densus 88 AT saat penggerebekan terduga teroris di Jalan KH Dewantara, Gang Haji Hasan, Kampung Sawah Dalam, Ciputat, Tanggerang Selatan, pada malam 31 Desember 2013 dan berakhir pada dini hari  1 Januari 2014. Tindakan Densus 88 AT yang mengeksekusi mati terduga teroris di lokasi kejadian sudah menjadi pola yang lazim digunakan dalam setiap operasi.

Berangkat dari temuan awal dan informasi media massa, KontraS menganggap kematian enam terduga teroris; Hidayat, Nurul Haq, Fauzi, Rizal, Hendi, dan Edo- tidak wajar dan mengandung unsur-unsur pelanggaran prosedur hukum serta hak asasi manusia, termasuk hak asasi warga yang terkena dampak.

Berikut ini adalah beberapa temuan awal KontraS dilapangan dan perbandingan dengan pemberitaan media massa, termasuk keterangan dari pihak Polri;

Pertama menurut informasi dari seorang warga sekitar(nama tidak mau disebutkan) bahwa sejak tiga bulan lalu orang-orang yang diduga intel sering berkeliaran disekitar lokasi. Intensitas mereka meningkat sekitar satu minggu sebelum terjadi penggerebekan. Pada malam satu hari sebelum terjadi penggerebekan, dua orang yang diduga intel juga sempat mendatangi rumah terduga teroris. Informasi lain sebagaimana disampaikan warga lainnya, bahwa pada hari Senin 30 Desember 2013 sudah ada beberapa mobil mondar-mandir di perkampungannya. Mobil diparkir dilapangan bola yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi penggerebekan. Dari informasi tersebut, disimpulkan bahwa aparat kepolisian memungkinkan melakukan penangkapan dalam keadaan hidup karena sudah memiliki informasi yang cukup, tanpa harus jatuh korban jiwa, kerugian materil dan trauma masyarakat. Tetapi tindakan tersebut tidak dilakukan.

Kedua pada 31 Desember 2014, siang hari, sebelum terjadi penggerebekan, aparat kepolisian menyuruh warga menjauh dari lokasi. Sebagian warga meninggalkan lokasi pergi ke rumah-rumah saudaranya, kecuali beberapa orang yang tidak bersedia menghindar lantaran menjaga keluarganya yang sedang sakit. Penggusiran warga dari lokasi disinyalir sebagai upaya Densus 88 AT untuk meminimalisir korban dipihak penduduk sekitar dan hal ini patut diduga sebagai bagian dari mobilisasi terencana untuk penindakan terhadap terduga teroris, yang kemudian berakhir dengan korban jiwa.

Ketiga penembakan terhadap Hidayat yang diduga sebagai pimpinan teroris Ciputat. Hidayat merupakan terduga pertama yang ditembak dibagian kepala hingga tewas di Gang Hasan, sekitar 200 meter dari rumahnya. Saat terjadi penembakan, Hidayat sedang mengendarai motor memboceng Irwan (warga) untuk membeli makanan (nasi goreng). Hidayat ditembak tanpa ada perlawanan yang membahayakan aparat. Namun menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar bahwa terjadi baku tembak antara anggota Densus 88 AT dengan Hidayat. Anggota Densus 88 AT yang sudah menguntit dari belakang dan menyergapnya ditembak oleh Dayat dengan pen gun dalam jarak dekat sehingga anggota Densus tertembak dibagian kaki kiri tepat dibawah lutut tembus ke paha kanan. Anggota Polisi yang lain yang sudah siap mengarahkan tembakan ke Dayat yang mengakibatkan Dayat meninggal. Boy Rafli Amar juga memberikan keterangan yang berbeda bahwa dua orang dilumpuhkan karena berusaha melarikan diri menggunakan motor Honda Supra B 6516 PGE.

Keempat beberapa saat setelah penembakan Hidayat, warga berkerumun dilokasi kejadian yang terletak sekitar 200 meter dari rumah yang digerebek. Saat bersamaan, Tim Densus menggerebek rumah yang dihuni oleh terduga teroris lainnya. Rumah terduga berada didepan sebuah Mushala, hanya berjarak tiga meter. Didepan rumah terdapat tanah lapang ukuran tiga meter. Rumah tersebut terletak diantara rumah penduduk yang lain, hanya dipisahkan oleh gang kecil. Dibelakang rumah, dan samping kiri terdapat sedikit semak-semak, sementara sebelah kanan tanah kosong. Dilihat dari posisi rumah, kontak tembak kemungkinan besar terjadi dalam jarak dekat, antara lima atau 10 meter. Jika benar terjadi kontak senjata sebagaimana disampaikan oleh Polisi, berarti ada bangunan-bangunan didepan rumah yang terkena tembakan peluru milik terduga teroris. Namun sejauh ini tidak ada bekas peluru di bangunan Mushala atau rumah warga yang berada didepan rumah terduga. Selain itu, hanya rumah terduga yang ditutup dengan terpal dan police line, sementara lokasi sekitar Mushala dan rumah warga tidak diberi police line. Warga juga dapat mondar-mandir di Gang yang berjarak dua atau tiga meter dari rumah terduga. Klaim bahwa terjadi baku tembak selama 10 jam patut dipertanyakan? KontraS menduga rumah terduga teroris dikepung dan diberondong peluru serta bom dalam tempo yang cepat. Setelah itu, suara letusan senjata api hanya akal-akalan untuk menciptakan suasana mencekam.

Kelima keterangan Komisioner Kompolnas Syafriadi Cut Ali yang mengatakan bahwa terduga melempar dua bom keluar, satu meledak satu tidak. Dan keterangan Boy Rafli Amar yang mengatakan menemukan enam bom rakitan didalam rumah dan satu ditemukan sudah meledak. Pernyataan tersebut kontradiksi. Jika mengaju ke pernyataan Syafriadi, artinya ada bekas ledakan bom diluar rumah, ada bangunan yang rusak, dan tentunya ada aparat yang terkena serpihan bom. Namun sebagaimana telah kami uraikan pada point empat  tidak ada lokasi diluar rumah yang rusak dan di police line. Sementara pernyataan Boy Rafli yang menyatakan ada bom meledak didalam rumah makin memperdalam kebingungan publik. Sebab, jika satu bom meledak didalam rumah, pasti rumah tersebut rata dengan tanah dan orang-orang didalamnya hancur. Sejauh ini, rumah terduga teroris hanya terlihat bolong diatap dan beberapa bekas peluru didinding.

Atas sejumlah fakta diatas, kami menyimpulkan:

Pertama, terdapat sejumlah keterangan dari pihak polri yang tidak sesuai dengan gambaran dilapangan. Oleh karenanya, kedua, patut diduga terdapat pelanggaran prosedur penindakan terhadap terduga teroris. Pelanggaran ini berimplikasi pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia, baik yang dijamin oleh Konstitusi, aturan perundang-undangan sampai aturan internal Polri--ketentuan perlindungan HAM dalam tugas pemolisian, tata cara penindakan dalam operasi melawan teroris, maupun dalam tata cara penggunaan senjata. Secara umum, peristiwa diatas dapat dilihat sebagai bagian dari tren umum operasi melawan teroris yang penuh ketidak akuntabilitasan dan tidak profesional, sebagaimana terjadi pada beberapa kasus lainnya.

Oleh karenanya kami merekomendasikan, pertama, harus ada upaya serius evaluasi atas peristiwa diatas, termasuk upaya pemulihan yang tepat sesuai aturan hukum. Lembaga-lembaga seperti LPSK dan komnas HAM serta ombudsmen harusnya bisa berperan, meskipun sejauh ini lembaga-lembaga ini tidak berfungsi dengan baik. Kedua, Pemerintah Indonesia harus segera mengundang pelaporan khusus PBB untuk isu penghormatan HAM dalam melawan terorisme dengan harapan bisa mendapatkan masukan yang konstruktif memperbaiki tindakan-tindakan penegakan hukum untuk isu ini. Kalau polri bisa membuka diri dari negara-negara donor maka tidak ada alasan untuk tidak  mengudang pelapor khusus ini. Ketiga, Polri harus membuka siapa otak dibalik jejaring panjang kelompok teroris ini, suplai senjata, alat peledak dan perekrutannya. Kami yakin melihat pola yang berulang bahwa para teroris bukanlah berdiri sendiri melainkan mendapatkan bantuan dari tangan-tangan kotor yang ingin mengambil keuntungan dari kekacauan di Indonesia. Terakhir, kami meminta komnas HAM dan lembaga-lembaga serupa seperti kompolnas agar memperbaiki diri untuk bisa menangani kasus-kasus Pemberantasan terorisme.

Jakarta, 5 Januari 2014

Hormat kami
Badan Pekerja KontraS



Haris Azhar
Koordinator


http://nasional.kompas.com/read/2014/01/01/1445421/Ini.Kronologi.Penyergapan.Terduga.Teroris.di.Ciputat

http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/03/polri-tewasnya-enam-teroris-di-ciputat-bukan-eksekusi

http://nasional.kompas.com/read/2014/01/01/1445421/Ini.Kronologi.Penyergapan.Terduga.Teroris.di.Ciputat

http://nasional.kompas.com/read/2014/01/01/1140227/Satu.Bom.Milik.Terduga.Teroris.Ciputat.Meledak


*sumber: http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=1832

(foto: www.analisadaily.com)


Anis Matta Berbagi Narasi Indonesia di Mukernas Wahdah Islamiyah

Posted: 05 Jan 2014 10:50 PM PST


Makassar - Setelah menjadi salah satu pembicara dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah bertema "Menuju Indonesia Yang Berkemajuan", Jumat (3/1), Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta tampil sebagai pembicara pada kegiatan Mukernas VIII Wahdah Islamiyah yang digelar di Asrama Haji Sudiang, Makassar (5/1). Anis berbicara tentang narasi Indonesia yang akan memasuki Gelombang ke 3 dalam sejarahnya.

Di depan seribuan kader Wahdah Islamiyah se-Indonesia itu, Anis mengajak kader Wahdah untuk mengambil bagian dalam narasi Indonesia untuk membangun Indonesia  "Memimpin Indonesia bukan semata untuk meraih suara terbanyak, tetapi menjadi otak, hati dan tulang punggung Indonesia," kata Anis Matta,

"Kebutuhan negara terhadap agama melampaui kebutuhan agama terhadap negara. Negara itu datang dan juga pergi sementara agama akan selalu kekal dan abadi." lanjutnya.

Putera kelahiran Bone ini  juga menjelaskan peta kekuatan Islam di masa mendatang. "Kekuatan Islam pada masa yang akan datang bukanlah terutama pada basis teritorinya akan tetapi kekuatannya kelak akan ada pada narasi dan ide-idenya," tegas mantan wakil ketua DPR RI ini

Menurut ketua umum DPP Wahdah Islamiyah, Zaitun Rasmin bahwa kedatangan Anis Matta selain untuk bersilaturahim juga untuk berbagi pemikiran. "Kita tentu bersyukur bahwa ada tokoh nasional sekelas pak Anis hadir di Muktamar Wahdah," kata Zaitun Rasmin saat memberi sambutan.

"Pak Anis tidak hanya memiliki fikiran yang cemerlang tapi juga pengetahuan yang luas, dia adalah aset berharga bangsa ini," tutupnya

Mukernas VIII Wahdah Islamiyah dihadiri oleh ribuan kader dari 116 cabang di seluruh Indonesia, Mukernas Wahdah Islamiyah mengusung tema Meningkatkan Komitmen Kader dan Memantapkan Manajemen Organisasi Serta Memaksimalkan Upaya Untuk Mewujudkan Visi 1436 H.

Pada kesempatan itu, Anis Matta didampingi oleh ketua DPW PKS Sulsel, Andi Akmal Pasluddin dan legislator DPRD Makassar, Iqbal Djalil


PKS, The "Moneyless Party"

Posted: 05 Jan 2014 06:34 PM PST


Namanya Toyotomi Hideyoshi. Sejarah Jepang abad ke-16 menterakan dengan indah namanya. Keberhasilannya menyatukan klan-klan yang lama tenggelam dalam kecamuk perang di era feodal dan meredam gementrang katana para Ronin (Samurai bayaran) yang berebut pengaruh, menjadi karyanya yang paling monumental dalam legenda bangsa Jepang.

Dari gambaran prestasi ini saja, sudah cukup rasanya benak kita mendramatisir sosoknya secara fisiologis. Betapa tinggi besar tubuhnya,  hebat kanuragan dan jurus pedangnya, serta gagah perawakannya seperti umumnya trah kaum samurai di zamannya.

Namun semua visualisai itu salah besar, karena faktanya justru amat paradoks. Perawakan Hideyoshi hanya setinggi 150 senti dengan perwajahan yang kurang enak dipandang. Jangankan bermain pedang, menggenggam pedang samurai saja Ia tak mampu. Ia sendiri, seperti dituturkan Kitami Masao penulis biografi Toyotomi Hideyoshi, menceritakan tentang dirinya;

"Orang menyebutku Monyet karena kecerdikan fikiranku dan karena telingaku yang leber, kepala yang kebesaran dan tubuh yang kerempeng. Aku pendek dan tidak menarik. Mereka yang baru pertama kali melihatku terkaget-kaget. Mereka tidak mengira orang yang paling berkuasa dinegeri ini punya perawakan mirip kurcaci botak dengan bentuk tubuh tak karuan. Beberapa bahkan berkata aku adalah pemimpin berwajah paling jelek dalam sejarah Jepang!"

Lalu faktor apa yang membuat Hideyoshi naik ke tampuk pimpinan tertinggi mengungguli para ksatria samurai yang telah lebih dulu eksis?

Penghargaan, kerja keras dan win-win solution, itulah kuncinya. Prinsip-prinsip itu mengalahkan tajamnya katana dan kedigdayaan ksatria samurai yang paling hebat sekalipun.

Penghargaan itu muncul karena rasa cinta dan kasih sayang dan bukan kebencian serta dendam, bahkan kepada musuh yang paling jahat sekalipun. Kerja keras adalah kunci sukses yang akan melampaui sekat-sekat keterbatasan dan menaklukkan batas-batas kemustahilan.  Dan win-win solution adalah sikap yang arif dan rasional karena silang-sengkarut permasalahan bangsa dan negara tak bisa ditanggulangi oleh satu orang. Sehingga seluruh potensi positif yang ada disetiap golongan, legacy yang baik disetiap rezim dan keunggulan yang menyembul dari seluruh anak bangsa, dapat terkanalisasi secara harmoni dalam menyelesikan problematika ummat.

PKS & Hideyoshi, The Power of Under Estimate

Dititik inilah PKS dan sosok Hideyoshi menemukan korelasi dan relevansi. Sama-sama terlahir dari rahim "under estimate" dan kemustahilan. Keduanya sama-sama dipandang sebelah mata pada awalnya, bahkan kerap dinyinyiri dan diremehkan.

Hideyoshi lahir dari keluarga petani miskin, sebagaimana juga PKS yang "miskin logistik" dan "fakir keuangan" harus terjun kegelanggang demokrasi dalam pusaran tradisi politik yang culas dan pragmatis.

Jika perawakan Hideyoshi jauh dari profil seorang samurai, begitupun PKS yang tak jarang diremehkan karena tak punya basis massa kultural, minus tokoh, apatah lagi dukungan logistik yang kuat. Jauh dari kesan sebuah "partai besar"dalam logika mainstream.

Namun takdir telah memberikan kesaksian; prinsip penghargaan, kerja-keras dan win-win solution yang dipegang teguh oleh Hideyoshi telah menghantarkannya menjadi seorang Ksatria Samurai yang paling hebat di masanya, meski ia bergelar "The Swordless Samurai" (Samurai tanpa pedang). Sebagaimana, Insya Allah PKS juga akan muncul sebagai pemenang dengan mengusung prinsip; Cinta 愛(ai), kerja 働き(hataraki), dan harmoni ハ-モニ-(haamonii), meski orang menyebutnya "The Moneyless Party" (partai tanpa uang).

Nikmatilah nyinyiran itu. Nikmatilah cibiran dan ocehan penuh kebencian itu, kata demi kata. Karena tak lama lagi, kita akan menikmati kemenangan itu! Insya Allah......


*by Rusdy Haryadi
@rusdy_haryadi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar