Kamis, 09 Januari 2014

PKS PIYUNGAN

PKS PIYUNGAN


Pak Sabar Sumbangkan Keahlian "Khusus" untuk Bantu PKS

Posted: 09 Jan 2014 02:00 AM PST


Pak Sabar, demikian sosok bapak muda itu sering dipanggil. Dengan keahlian 'khusus' yang dimilikinya, karyawan salah satu perusahaan logistik di Jakarta ini menjadi salah satu orang yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan "Musholla Make Over" yang dilakukan DPC PKS Ciputat, (5/1)

Pak Sabar, walau seorang pegawai kantoran tapi memiliki keahlian "mengaci", yaitu memplester bagian dinding yang masih kasar dengan semen. Dengan keahliannya pekerjaan ini dia lakukan semenjak pagi, bahkan beliau membawa steger sendiri dari rumah.

Selain Pak Sabar, Kader PKS DPC Ciputat lainnya, termasuk anggota legislatif dan caleg, melakukan bersih-bersih dan mencat bagian dalam dan luar dari musholla yang terletak di kampung Rawalele, kelurahan Jombang, kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan ini.

Sedangkan ibu-ibu kader PKS juga melaksanakan cek darah dan tes ekg jantung untuk masyarakat sekitar musholla.

Selain di kampung Rawalele, aksi kebersihan juga dilakukan di Komplek Puri Bintaro dengan melakukan fogging dan kerja bakti bersama warga.

Pak Toha, selaku sesepuh warga mengungkapkan kegembiraannya atas bantuan dari kader-kader PKS Ciputat. Beliau sebagai orang yang tinggal di daerah itu merasa selama ini terpinggirkan dikarenakan letaknya yang jauh dari pusat kota dan kebetulan dekat dengan perbatasan daerah. Beliau berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan PKS sehingga semakin dicintai oleh masyarakat.

Hal ini diamini oleh Ketua DPC Ciputat, Muhammad Lukman, bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan dalam lingkup Kota Tangerang Selatan. Bahkan DPC telah menjadwalkan akan melakukan kerja bakti secara teratur di setiap pekannya dengan tempat yang berbeda.

Acara "Musholla Make Over" ini berakhir selepas Dzuhur, semoga musholla semakin dicintai dan digunakan masyarakat dengan sebaik-baiknya.


Modal Minim, Tukang Sol Sepatu Ini Tak Gentar Jadi Caleg PKS

Posted: 09 Jan 2014 01:07 AM PST


Hartoyo jadi caleg dari PKS. "Itu amanah dari Tuhan, dari masyarakat."

VIVAnews - Bagi sebagian orang, menjadi calon legislatif (caleg) tentu saja harus bermodal besar. Di tengah situasi masyarakat yang pragmatis, ongkos politik akan begitu besar. Tapi tidak bagi Hartoyo Jabaruddin.

Pria kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 5 Agustus 1973 ini punya pandangan lain. Bapak dua anak yang berprofesi sebagai tukang sol sepatu ini percaya diri maju menjadi caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2014-2019 meski modal minim.

Bagi Hartoyo, modal dalam pengertian uang, meski tetap diperlukan, adalah nomor dua. Yang terpenting baginya rajutan kekerabatan sosial yang telah lama ia jalin.

"Saya jadi caleg didorong oleh teman-teman PKS. Itu amanah dari Tuhan, dari masyarakat," kata Hartoyo saat ditemui VIVAnews di tempat kerjanya.

Meski harus berhadapan dengan caleg bermodal tebal, Hartoyo tak gentar. Tekadnya sudah bulat. Dia pun maju melalui Dapil Denpasar Timur dengan nomor urut 9.

"Jika awalnya dicalonkan teman-teman, maka selanjutnya nanti saya bersungguh-sungguh, bertanggungjawab kepada masyarakat," ucap dia.

Hartoyo mengaku tak banyak modal. Dalam sehari saja, dia hanya mampu mengumpulkan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, dengan menjual jasa sol sepatu. Tapi, dia mengaku punya modal investasi sosial.

Sejak berkecimpung di PKS 15 tahun silam, Hartoyo sudah banyak berbuat untuk masyarakat. Utamanya basis suara muslim yang ia bidik menjadi kantong suaranya.

"Jika nanti terpilih, artinya saya dipilih oleh Tuhan dan masyarakat. Tinggal menjalaninya sebaik-baiknya. Saya berharap penuh untuk bisa berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat," kata Hartoyo diplomatis.

Bagi Hartoyo, hidup dan proses pencalegannya berjalan mengalir saja. Meski begitu, Hartoyo tetap berupaya sungguh-sungguh mengejar impian menjadi wakil rakyat.

Dia menyulap nota usahanya menjadi kartu nama. Nota yang diberikan kepada pelanggan, selain sebagai bukti pembayaran, juga tercantum ajakan untuk mencoblosnya pada Pileg April mendatang.

Hartoyo optimistis dapat melenggang dengan mulus menuju DPRD Kota Denpasar. "Saya sudah menjalin hubungan dengan masyarakat, komunitas-komunitas. Tinggal menindaklanjutinya saja, lebih mengintensifkan saja," katanya yakin.

Ia menyandarkan proses pencalegannya kepada masyarakat, Tuhan dan dirinya sendiri. "Itu bekal saya yang paling utama," ucapnya.

Bagi dia, modal sosial yang dimiliki kelak dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat. Jika terpilih, dia tidak akan berbuat sesuatu yang melanggar.

"Kalau jadi pemimpin itu, kalau sudah baik secara lahir batin, kemudahan akan dimunculkan. Kesulitan akan akan dimudahkan. Pasti selalu ada jalan ke luar. Lain halnya kalau sudah tidak baik," kata Hartoyo.  (umi)



*sumber: vivanews

PKS Tidak Akan Andalkan Iklan

Posted: 09 Jan 2014 12:56 AM PST


SEMARANG -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tidak akan mengandalkan komunikasi dengan iklan atau alat peraga untuk meraih suara pada pemilu legislatif (pileg) 2014.

Para calon legislatif (caleg) partai politik ini akan mengedepankan komunikasi langsung dengan konstituen yang dinilai lebih efektif ketimbang melalui iklan maupun berbagai alat peraga kampanye.

"Kader dan calon anggota legislatif dari PKS sangat mengandalkan komunikasi langsung dengan para konstituen," ujar Presiden PKS, Anis Matta, di Semarang, Rabu (8/1).

Cara ini, jelasnya, jauh lebih mengena dalam membangun komunikasi antara caleg dan konstituen yang lebih baik. Khususnya dalam membidik dukungan pada pileg nanti. (ROL)

Anis Matta: Kuliner Kepala Manyung Semarang, Top Markotop!

Posted: 08 Jan 2014 08:39 PM PST


SEMARANG—Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Anis Matta mengaku menyukai kuliner kepala manyung khas Semarang. Menurut Anis, kepala manyung yang hanya bisa didapatkan di daerah pesisir ini memiliki cita rasa tersendiri, selain rasa dagingnya yang empuk, nuansa pedas yang diperoleh dari kepala manyung bisa membuat lidah semakin  bergoyang kencang.

"Rasanya top markotop," kata Anis Matta saat menikmati sajian kepala manyung di salah satu warung rakyat di kawasan Jl. kokrosono, Semarang, Rabu (8/1/2014).

Eks Wakil Ketua DPR RI ini juga menyebut bahwa kuliner kepala manyung yang merupakan kuliner khas pesisir bisa dijadikan makanan khas Semarang. " Saya siap promosikan  kuliner kepala manyung ini," tandas penulis buku Serial Cinta dan Mencari Pahlawan Indonesia ini.

Anis sendiri berkunjung ke Semarang dalam rangka memberikan arahan para kader PKS se-Jateng guna mempersiapkan pemenangan Pemilu 2014 mendatang. Sebelumnya, selain pernah mencoba kepala manyung, Anis juga menyukai aneka kuliner Semarang lainnya seperti halnya Tahu Gimbal Simpang Lima.


Banjir dan Angin Puting Lampung Timur, Relawan PKS Langsung Sigap Bantu Warga

Posted: 08 Jan 2014 08:24 PM PST


Lampung Timur (9/1) - Kader PKS Lampung Timur terjun membantu warga di wilayahnya yang menjadi korban banjir. Hujan besar disertai puting yang mengguyur sebagian besar wilayah Lampung sejak Rabu (8/1) dini hari menimbulkan banjir besar di kawasan tersebut.

Sedikitnya 60 rumah penduduk mengalami kerusakan dan 30 rumah diantaranya rusak berat di Kampung Karanganyar, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.

Anggota Gugus Pandu Reaksi Cepat (GPRC) Partai Keadilan Sejahtera Lampung Timur (PKS Lamtim) Adam Bakri mengatakan, timnya langsung terjun ke lokasi bencana untuk membantu warga. Tim pendahuluan bahkan segera datang dini hari pasca kejadian dengan membawa tim kesehatan.

"Kalau yang pagi ini, ada sekitar 20 orang Pandu yang turun membawa bahan makanan dan chain saw (pemotong kayu) karena banyak pohon tumbang yang merusak rumah penduduk maupun menghalangi jalan," jelas Adam dalam rilis yang diterima Humas Dewan Pengurus Pusat PKS, Kamis (9/1/2013)

Di lokasi, bersama warga GPRC PKS Lamtim turut memperbaiki rumah warga serta menyingkirkan pepohonan yang tumbang.

Adam menjelaskan satu korban luka berat di kepala sudah dihantarkan ke klinik untuk dijahit lukanya. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," ujar Adam.

Sehari sebelumnya pada Selasa (7/1) pukul 04.45 WIB, sebuah pohon besar setinggi 50 meter di Jalan Hasanuddin Kecamatan Kupang Teba Bandar Lampung roboh karena angin kencang dan menimpa sedikitnya 10 rumah warga. Mengetahui hal itu, tim kepanduan dari Pos Penanggulangan Bencana (P2B) PKS turut hadir dan memberikan bantuan di lokasi.

Menurut anggota P2B PKS Bandar Lampung Abdullah, tim kepanduan PKS termasuk yang pertama hadir dan memberi bantuan di lokasi bencana. "Warga yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit dan bersama warga kita memberikan pertolongan pertama untuk yang membutuhkan," ujar pria yang akrab disapa Aab ini. []


ISSaCT: Dunia Harus Hentikan Kejahatan Militer di Mesir

Posted: 08 Jan 2014 05:18 PM PST


Koordinator The Institute of Strategic Studies and Civilizational Transformarion (ISSaCT), Sapto Waluyo, mengecam sikap dunia yang bungkam dengan kekejaman junta militer di Mesir. Hal itu diungkapkan dalam acara Public Lecture bersama Prof. Tareq Masoud dari John F. Kennedy School of Government di Universitas Harvard.
 
"Apa yang terjadi di Mesir bukan konflik antara warga versus pemerintah, melainkan pembantaian massal. Rakyat dan mahasiswa melakukan aksi damai untuk mengembalikan pemerintahan yang sah, tapi rezim militer di bawah kontrol Jenderal Abdel Fattah al-Sisi justru menyerang brutal. Penguasa menuding organisasi Ikhawanul Muslimin sebagai teroris, padahal aparat sendiri yang mengerahkan preman dan agen intelijen untuk membuat keonaran," cetus Sapto, yang melakukan riset tentang Mesir pasca Revolusi 25 Januari 2011.
 
Prof. Tareq membenarkan Ikhwan sejak berdiri 1928 menjalankan prinsip gerakan sipil damai (non-violence). Dalam kuliah umum bertajuk "Democracry Revised: Global Experience", Tareq menepis tudingan Ikhwan sebagai organisasi teroris.
 
"Pada tahun 1942, Hassan al-Banna selaku pendiri Ikhwan ikut serta dalam pemilihan umum dan mendukung proses demokrasi. Al-Banna memandang demokrasi yang menghargai kebebasan dan menjaga kehormatan manusia sebagai sistem yang sesuai dengan nilai Islam," ungkap Tareq yang menulis disertasi PhD tentang pengaruh gerakan Ikhwan di Universitas Yale.
 
"Kondisi Mesir saat ini lebih buruk dari era Husni Mubarak dan Gamal Abdel Nasser. Keamanan warga terancam dan kebebasan sipil serta pers tertekan. Itu kemunduran besar bagi kelompok liberal dan demokrat, tak hanya ujian berat bagi Islamis," papar Tareq.
 
Politisi muda dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dr. Zulkieflimansyah, mengakui kondisi di Indonesia lebih kondusif untuk perkembangan demokrasi.
 
"Militer di Indonesia turut serta dalam proses reformasi. Kekuatan sipil dan gerakan mahasiswa juga masih besar pengaruhnya. Karena itu, rezim otoriterian kecil kemungkinan tampil kembali di Indonesia, beda dengan Mesir," ujar Zul yang pernah menjabat Ketua SMUI dan menjadi visiting scholar di Universitas Harvard.
 
Untuk itu, PKS sepakat dengan seruan ISSaCT agar dunia (PBB dan OKI) berinisiatif menghentikan pembantaian di Mesir.



Caleg PKS dan Nokia Butut E71

Posted: 08 Jan 2014 04:10 PM PST


Sederhana. Itulah kesan yang saya dapatkan pertama kali ketika memotret kehidupan seharian Pak Tri, begitu sapaan akrab Tri Purwo Handoyo. Kesan sederhana itu jauh dari anggapan umum jika anggota dewan itu mesti hidup mewah berkecukupan.

Tapi Pak Tri yang satu ini benar-benar anggota dewan DPRD Lampung Utara dan anggota DPR, Daerah Pinggir Rel maksud saya, ya rumahnya yang sederhana itu berada di Daerah Pinggir Rel tidak jauh dari Tugu Payan Mas. Dan saya pun tidak mengira rumahnya pun masih bata merah luar dalam, tanpa plafon.

Cobalah berkunjung ke rumah sederhana Pak Tri, kita tak akan menemukan sofa empuk mewah dengan ukiran Jepara, tapi Pak Tri akan tetap menyambut kita dengan hangat walaupun duduk lesehan, itu pun saya perhatikan ada lantainya yang amblas.

Dalam usianya yang beranjak 48 tahun dengan seorang istri ini, ditengah kesederhanaannya ia bersama istri tetap menomor satukan pendidikan anak-anaknya. Dari 5 orang anaknya seorang anaknya yang sulung tengah menempuh kuliah di Jawa Timur. Hmmm… saya tak dapat bayangkan bagaimana kesibukkannya diantara kewajiban dakwahnya, sebagai anggota dewan dan suami serta abi bagi anak-anaknya.

Saya kira dengan kesibukkan itu akan dipermudah dengan fasilitas yang ada. Ternyata saya salah duga… Untuk komunikasi HP yang dipegangnya Nokia E71 yang sudah pecah layarnya. Sepertinya jauh dari kesan gengsi. Wara-wiri kesana kemari memenuhi panggilan tugas dengan mobil pribadi? Bukan, itu mobil yang dipinjam, mobil itu milik kantor DPD PKS Lampung Utara. Hanya Honda Revo yang menjadi tunggangannya, itu pun mesti berbagi dengan istrinya untuk mengantarkan anak-anak sekolah, termasuk keperluan istrinya sendiri.

Maka, coba telpon pagi hari minta bertemu pagi hari, kita akan mendapatkan jawaban dari Pak Tri "Maaf, saya pagi ini sedang antar istri belanja sayur di Pasar Sentral". Sederhana, iya kan?

Pesan kami, Pak Tri, menjadi anggota dewan bukan karena banyaknya baliho dan spanduk, tapi pahit getirnya memperjuangkan aspirasi masyarakat.


*Dikirim oleh : Afifah Nusaibah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar