PKS PIYUNGAN |
- Banjir Melanda Kota Palu, Relawan PKS Bergerak Cepat Membantu Warga
- Ketika Jaya Suprana Kagum dengan FPI
- "Politik dan Ilmu Tajwid"
- Tidak Parsial Memahami Al-Qur'an dan Hadits
- Banjir Manado, Ibu-ibu PKS Bikinin Nasi Bungkus untuk Korban Banjir
- Jingle PKS Tea Nomor 3
- Aher: Mengatasi Banjir bukan dengan Saling Menyalahkan
- Anis Matta: Menjadi Otak, Hati, Tulang Punggung Indonesia
- Langkah Pemkot Depok Menahan Air ke Jakarta
Banjir Melanda Kota Palu, Relawan PKS Bergerak Cepat Membantu Warga Posted: 16 Jan 2014 03:13 PM PST Palu - Hujan yang melanda Kota Palu sejak malam (15/1) hingga pagi menyebakan banjir beberapa titik di Kota Palu. Salah satu titik yang terparah terkena banjir di Kelurahan Kabonena sekitar jalan Lasoso dan BTN CBN. Mendengar bencana banjir di frequensi BNPB PKS langsung menerjunkan pulahan kadernya membantu warga yang terkena musibah, Kamis (16/1). Kader dan Relawan PKS langsung bergerak cepat dengann mengisi karung dengan pasir dan dan ditata sehingga air tidak masuk ke rumah warga. Selain itu PKS juga membagikan nasi bungkus siap saji kepada warga yang mengunsi. Dalam aksi tersebut juga hadir Anggota DPRD Kota Palu dan DPRD Propinsi dari PKS Ust. Muhammad Ali Lamu (ketua Fraksi PKS) dan Ust. H. Zainuddin Tambuala (ketua DPW PKS Sulteng). Menurut Ketua Kepanduan Kota Palu Amto, ada 300 karung plastik yang berisikan pasir yang digunakan untuk mengarakan air agar tidak masuk kerumah warga, aksi ini dimulai jam 2 siang hingga jam sepuluh malam. Dia menambahkan, insya Allah besok (Jumat 17/1) PKS Palu merencanakan beberapa aksi 1. Membersikan lumpur dari rumah warga. 2. Mendirikan dapur umum. Dan 3. Pengobatan gratis. Salam #AYTKTM. | ||
Ketika Jaya Suprana Kagum dengan FPI Posted: 16 Jan 2014 03:10 PM PST
*by Aminah Mustari Jaya Suprana mengundang "biang kerusuhan", ketua FPI, Habib Rizq untuk berdiskusi. Tepatnya sih, Jaya Prana mendengarkan. Persis seperti seorang ibu yang mendengarkan anak yang "katanya" nakal. Sebelum talkshow, Jaya Suprana datang ke wilayah tempat tinggal Habib Rizq di Petamburan. Ternyata, kata beliau rumah Habib Rizq (yang di sana juga terdapat markas FPI) terletak di sebelah gereja Bethel. Ketika pendetanya sendiri ditanya oleh Jaya Suprana, ia menjawab bahwa Habib melindungi gereja itu. Habib tinggal di Petamburan dengan lima gereja di sekitarnya. Menurut Habib, di sana tidak pernah ada masalah, tidak ada bentrok-bentrokan antara FBI dengan Gereja, karena toleransi dalam arti sebenarnya sudah dijalankan di wilayah itu selama berpuluh-puluh tahun. Sebagai bagian dari masyarakat, mereka saling memberi masukan dan bantuan sosial. Menurut Habib, ada 10 pliar-pilar toleransi dalam Islam, 3 di antaranya adalah: 1. La iqraaha fid-din, 'tidak ada paksaan dalam agama". Seorang muslim tidak boleh melakukan pemaksaan dalam bentuk apa pun kepada orang lain untuk masuk ke dalam ajaran Islam. 2. Tidak boleh ada caci-maki terhadap agama lain. Seorang muslim tidak boleh mencaci-maki agama lain. 3. Lakum dinukum waliyadin, 'bagimu agamamu, bagiku agamaku." Tidak ada paksaan dalam beribadah dan menjalankan syariat Islam. Pluralitas diterima, pluralisme ditolak. Pluralitas diterima dalam Islam. Pluralitas adalah keragaman dan kebhinekaan. Ini adalah alamiahnya kehidupan manusia. Karena itulah ada prinsip toleransi dalam Islam. Pluralisme ditolak. Pluralisme adalah paham bahwa semua agama adalah sama. Ini tidak benar. Siapa pun berhak mengatakan bahwa agamanya adalah paling benar. Dia punya hak untuk merasa agamanya adalah benar, apa pun agamanya. Orang Islam punya hak bilang Islam benar. Orang Kristiani juga sah-sah saja mengatakan agamanya paling benar. Kerena agama adalah soal keyakinan. Yang salah itu kalau dia merasa agamanya benar, lalu mencaci-maki agama orang lain. Orang lain juga tidak boleh intervensi dan mengatakan bahwa orang lain harus mengakui bahwa agamanyalah yang benar. Dan bertoleransi dalam hal ini adalah sesuatu yang naif dan menyesatkan keyakinan. Toleransi itu indah. Keberagaman itu indah. Jika saja kita saling memahami dan pandai menempatkan diri. Simak juga prosedur standar aksi FPI di video ini. Menurut saya tidak ada vandalisme. Memang, mendengarkan itu lebih manusiawi ketimbang menuduh dan mencaci. Baik sekali untuk mendengarkan sesuatu langsung dari sumbernya, ketimbang percaya pada media. Apresiasi penuh untuk Jaya Suprana! ** Catatan ini saya buat bagi teman-teman yang malas buffering dan berkuota pas-pasan LINK VIDEO: https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=DyZFFQVAsGg | ||
Posted: 16 Jan 2014 02:59 PM PST Oleh Syukri Wahid 1. Mungkin ada yg bertanya, apa hubungan politik dan ilmu tajwid. 2. Kalau melihatnya secara defenisi, tentulah jauh, namun kita tidak memandangnya dari situ. 3. Kita dikatakan benar membaca al quran jika diantaranya kita membaca sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. 4. Ilmu tajwid mengajarkan kita tentang banyak hal, bukan saja saat kita butuh berinteraksi dgn Quran, tapi juga dgn kehidupan. 5. Dalam tajwid ada hukum membaca nun mati atau tanwin jika bertemu dgn huruf Hijaiyyah maka cara bacanya beragam. 6. Ada cara baca IZHAR yg artinya Jelas/ Terang, ada IKHFA yg artinya samar-samar, ada IQLAB artinya berubah & IDGHAM yg artinya melebur. 7. Dari semua hukum baca tersebut, yg paling mudah cara menyebutkannya adalah IZHAR, karena jelas. Kita sebut nun matinya dan juga hurufnya. 8. Politik Izhar adalah politik yang jelas dan terang, tidak ada yg samar-samar apalagi sampai berubah fungsi. 9. Masyarakat harus bisa melihat peran partai seperti mereka membaca tajwid IZHAR, jelas & terang. 10. Agenda Partai juga harus Izhar jelas dan terang tanpa ada yang tersamarka, apalagi jadi IQLAB atau berubah. 11. Kita harus IZHAR dimasyarakat & bangsa, supaya jelas & terang siapa yg bekerja, siapa yg melayani utk mereka. 12. Melayani bangsa jangan pakai IKHFA atau samar-samar, mereka bingung siapa yg bekerja melayani & bantu mereka. 13. Apalagi jika melayani memakai hukum Iqlab, berubah karena agenda lain, jangan biarkan bangsa kebingungan di zaman ketidakpercayaan ini. 14. Kenapa harus Izhar? Agar bangsa mengetahui apa itu perbuatan baik dan siapa yg berbuat baik, itulah Izhar. 15. Mengapa jika bantu orang dlm bencana, kita pakai identitas partai? Bilang sekarang sdg hukum Izhar, harus jelas dan terang. 16. Itulah sebabnya Allah swt juga mengutus Rasulullah saw ke ummat untuk mengIZHARkan agama ini. 17. "Huwalladzi arsala Rasuulahu bil huda wa diinil haq, liyuZHIRAHU alaa diini kullihi..." (QS as shoff : 9) 18. Rasul itu izhar ditengah ummatnya, tidak ada yang tersamarkan dan tertutup. 19. Kalau nabi saw tdk izhar di masyarakat, darimana gelar al amin beliau terima, gelar itu diberikan publik ke beliau. 20. Bahkan publik lebih sering memanggil beliau dgn nama panggilan Al Amin ketimbang nama Muhammad saw. 21. Itu karena beliau melakukannya dalam waktu lama dan IZHAR atau jelas ditengah masyarakat. 22. Gelar itu tak mungkin diraih dengan Ikhfa apalagi iqlab, apalagi yg kerja 5 tahunan baru mau deket dgn publik. 23. Jika kita adalah orang baik, maka Izharkan dia ditengah publik, jangan sembunyikan. 24. Agar publik bisa memisahkan mana yg baik dan mana yg buruk, karena itu identitas kita harus JELAS. 25. Kita hanya membantu bangsa ini agar mereka juga menjadi bangsa yang jelas, bangsa yang IZHAR. 26. Izhar politik itu penting dan itu juga agenda nubuwwah, agar dia menjadi terang dan jelas diatas segalanya. 27. Jika dalam kaidah tajwid, kita membacanya dgn benar, maka bacaan kita akan berpahala, 1 huruf 10 kebajikan. 28. Jangan tergoda dgn serangan "membantu kok bawa-bawa bendera segala?" memangnya kita diminta Mengaji tanpa Tajwid. 29. So..mari buktikan bahwa kita baik, & juga berbuat kebaikan. Sebab mengaji itu setiap hari, maka kerja politik itu juga setiah hari. 30. Biarkanlah bangsa yang memberikan stempel kebaikan itu pada kita, bukan krn rekayasa iklan & media. 31. Jika kita selalu IZHARkan kebaikan kita pd bangsa ini, jangan salahkan mereka menyebut kita dgn panggilan2 kebaikan. *sumber: @Syukri_W on twitter https://twitter.com/Syukri_W | ||
Tidak Parsial Memahami Al-Qur'an dan Hadits Posted: 16 Jan 2014 02:29 PM PST Zulfi Akmal Al-Azhar Cairo *** Waktu belajar hadits dengan Prof. DR. Sa'id Shawaby di kuliah dulu, beliau pernah menerangkan bahwa al Qur'an dan hadits itu saling menerangkan dan saling memperjelas. Ketika ada pemahaman ayat yang terasa belum pas, bisa diminta penjelasannya dari ayat lain atau hadits Rasulullah. Memahami ayat al Qur'an itu harus sejalan dengan ayat yang lain dan hadits. Tidak boleh parsial. Juga, ayat al Qur'an dan hadits tidak ada yang saling bertentangan, tapi justru saling mendukung. Contohnya: Ada syubhat tentang hadits yang dilontarkan musuh Islam semenjak dulu, dan diungkit-ungkit kembali oleh para orientalis belakangan ini. Karena putus asa menyerang al Qur'an, mereka beranjak memerangi hadits. Syubhatnya berbunyi: "Imam Bukhari itu membuat kedustaan terhadap Rasulullah. Sesuatu yang tidak mungkin diucapkan Rasulullah malah ia tuliskan di dalam kitab yang dicap sebagai kitab shahih. Seperti: Al Qur'an menyatakan bahwa di hari kiamat nanti matahari dihancurkan. Sementara ia menuliskan riwayat bahwa Rasulullah mengatakan matahari direndahkan menjadi dekat ke kepala manusia. Kalau matahari sudah hancur, apa lagi yang akan direndahkan? Di samping itu, matahari yang begitu jauh saja sudah membuat bumi terbakar, bagaimana kalau diturunkan sampai mendekati manusia? Tentu mereka hangus terbakar. Bukan hanya mandi keringat. Jawaban syubhat begini sangat mudah...... Imam Bukhari tidak berdusta dalam meriwayatkan itu, karena Rasulullah betul-betul mengatakannya. Dan Rasulullah juga tidak salah, apalagi berdusta dengan sabdanya itu. Betul matahari sudah dihancurkan. Betul juga matahari direndahkan sehingga mendekati kepala orang-orang di Padang Mahsyar. Betul juga mereka tidak hancur karena panasnya. Ayat dan hadits itu tidak saling bertabrakan karena matahari yang sudah dihancurkan itu diganti dengan matahari yang lain. Mataharinya sudah beda. Makanya hukum alamnya pun berbeda. Kalau matahari di dunia ini yang begitu jauh, tidak peduli apakah akan membikin orang mukmin kepanasan atau orang kafir. Yang shaleh dan yang thaleh sama saja. Sama-sama kepanasan. Tapi matahari di akhirat tidak demikian. Dia bisa membedakan siapa yang akan merasa kepanasan dan tidak. Tahu siapa mukmin yang perlu dihindarkan dari terik panasnya dan siapa pendurhaka yang harus disiksa dengan sengatannya. Allah berfirman dalam surat Ibrahim 48: "Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit. Dan mereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". Ini hanya salah satu contoh cara memahami ayat al Qur'an dan hadits. Untuk selanjutnya bisa diterapkan cara seperti itu untuk ayat dan hadits yang lain. Makanya kita tidak boleh cepat-cepat memberikan kesimpulan suatu masalah dalam al Qur'an sebelum menghubungkan dan membandingkan dengan ayat lain. Untuk bisa melakukan itu tidak ada jalan lain selain harus menghafal al Qur'an keseluruhannya. Dan memperbanyak perbendaharaan hadits, paling kurang hafal maknanya saja. Tidak heran bila ada ungkapan dari para guru kita "Bukan Azhary yang tidak hafal al Qur'an". NB: Akibat mengutak-atik muqarrar (diktat) jadul muncul lagi file-file lama. | ||
Banjir Manado, Ibu-ibu PKS Bikinin Nasi Bungkus untuk Korban Banjir Posted: 16 Jan 2014 12:12 AM PST Manado - Banjir bandang yang menerjang sebagian besar Kota Manado, Sulawesi Utara, berangsur surut pada Kamis (16/01) siang, namun ribuan orang korban banjir belum tertangani dengan baik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyatakan 13 orang tewas dan dua orang masih dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor di Manado dan sekitarnya. Untuk membantu meringankan derita para korban banjir, DPW PKS Sulawesi Utara mengerahkan para kader dan relawan baik untuk membantu evakuasi, menyediakan makan dan kebutuhan lain. Kamis pagi tadi (16/1), salah satu relawan PKS Mega Adhina Bawoel via akun twitternya @Mega_Adhina menginformasikan kegiatan relawan PKS. Diantaranya aktivitas relawan ibu-ibu PKS yang mempersiapkan nasi bungkus untuk korban banjir Manado. Sementara, Kepanduan PKS yang mendistribusikan nasi bungkus dan bantuan lain ke posko-posko dan lokasi lokasi banjir.
Bagi yang mau donasi/infak untuk membantu korban banjir Manado via Relawan PKS Manado bisa transfer ke Rekening BNI 0215526745 dan BRI 005401072828504 a.n. Nur Amalia. Bagi yang sudah mentransfer mohon segera konfirmasi ke no.081244338860 Atau 085657150067. Terimakasih atas partisipasi dan kepeduliannya. #AYTKTM | ||
Posted: 15 Jan 2014 11:41 PM PST "Jingle PKS Tea Nomor 3" Produser : DPP PKS Menejer : UcEp UNiy WahyuNi Bambu studio lirik : Hidayat Diyan Dhia acappella : Yogia Nurlasma mangga di listen atau di download..sebarkan jg :) | ||
Aher: Mengatasi Banjir bukan dengan Saling Menyalahkan Posted: 15 Jan 2014 06:31 PM PST Penyelesaian banjir di DKI Jakarta sulit dan tidak mungkin diselesaikan dengan cara saling menyalahkan, kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Rabu,(15/1/14). Ia menilai penyelesaian banjir di Jakarta bisa dilakukan dengan komunikasi yang baik antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah DKI Jakarta. Selanjutnya dilakukan pemetaan permasalahan dari hulu ke hilir, untuk kemudian dibagi tanggung jawab per daerah dalam menyelesaikan akar permasalahan terkait banjir di Jakarta. "Perlu ada aksi nyata dalam menangani banjir. Tidak mungkin masalah banjir selesai dengan marah-marah melalui media massa," katanya, disela pemantauan korban banjir di Karawang, Rabu,(15/1/14). Heryawan juga menilai permasalahan banjir tidak akan bisa diselesaikan jika pembahasan solusi banjir hanya dilakukan saat terjadi banjir. "Jadi harus diakhiri hanya membicarakan banjir saat banjir. Sedangkan saat banjir usai, selesai pembahasan solusi banjir," kata dia. Dikatakannya, terjadinya banjir justru menjadi momentum untuk bersama-sama menyelesaikan banjir. Setelah banjir usai, pembahasan tentang solusi banjir bisa terus dilakukan. Terkait dengan terjadinya banjir di Jakarta yang terjadi hampir setiap tahun, pihaknya akan bertemu dengan Pemerintah DKI Jakarta dan pemerintah pusat.[ANT/Islamedia/YL] | ||
Anis Matta: Menjadi Otak, Hati, Tulang Punggung Indonesia Posted: 15 Jan 2014 11:26 PM PST JAKARTA, KOMPAS - Memimpin Indonesia tidak akan berhasil hanya karena menjadi seorang presiden, tidak akan berhasil hanya karena punya banyak menteri. Anda akan berhasil memimpin Indonesia apabila mau menjadi otaknya Indonesia hatinya Indonesia dan tulang punggung Indonesia. Demikian konsepsi pemimpin menurut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disampaikan Presiden PKS M Anis Matta dalam wawancara khusus dengan Kompas di kantor The Future Institute, Jakarta Kamis (9/1). Menurut dia, pemimpin negeri ini harus menguasai wacana, memiliki kemampuan mengarahkan atau menggerakkan emosi publik, serta mampu merealisasikan rencana atau program-program pembangunan. Menurut Anis, fungsi tersebut bisa dilihat dalam pemerintahan Orde Baru. "Militer bisa memimpin selama Orde Baru itu bukan karena Pak Harto (Presiden Soeharto)," katanya. Sejak awal Orde Baru, militer sudah intensif mengembangkan wacana keindonesiaan. Bahkan, hasil seminar TNI Angkatan Darat tahun 1966 digunakan sebagai ide dasar penyusunan platform pembangunan. Pada sisi inilah, militer berhasil memosisikan diri sebagai otaknya Indonesia Militer juga berhasil menggerakkan emosi masyarakat dengan menciptakan kepercayaan diri dan optimisme bangsa. Selain itu, militer juga menguasai pemerintahan karena diberlakukan Dwi-Tungsi ABRI. "Itulah kenapa dia (militer) mampu mengeksekusi (merealisasikan) semua rerrcana Pembangunan yang dicanangkan sebelumnya." ujarnya. Pelajaran untuk Parpol Mengambil pengalaman Pemerintahan Orde Baru bukan berarti PKS menginginkan militer berkuasa kembali. Peran yang diambil militer sebagai otak, hati, dan tulang punggung bangsa itulah yang seharusnya menjadi pelajaran partai politik sebagai pabrik pemimpin bangsa. Seharusnya setelah Dwifungsi ABRI dihapuskan pada era Reformasi, parpol bisa mengambil peran yang sebelumnya dilakukan kelompok militer. Namun, hingga 15 tahun reformasi, belum ada satu pun kekuatan Politik yang mampu. PKS sendiri diakui belum mampu menjalankan fungsi sebagai otak, hatl dan tulang punggung lndonesia. Menurut Anis, 10 tahun Pertama habis untuk membangun infrastrukfur dan kapasitas lain untuk menjadi partai modern. Penguatan ideologi dan Penokohan sebenarnya sudah dirancang dilakukan pada 10 tahun kedua PKS, tetapi terhenti karena terganjal kasus hukum yang menimpa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Setelah reformasi tahun 1998, menurut Anis, semestinya fokus perhatian pemerintah juga berubah. Perhatian tak lagi difokuskan pada politik seperti Orde Lama atau fokus ke ekonomi seperti pada Orde Baru, tetapi fokus kepada masyarakat sipil. Pasalnya politik dan ekonomi sudah menemukan keseimbangan baru. Begitu Pula sumber-sumber ketegangan lain, seperti relasi agama dan negara, dialektika demokrasi dan Pembangunan, serta hubungan Pusat dan daerah sudah menemukan keseimbangan baru. Keseimbangan baru juga terlihat dengan munculnya relasi antara negara, agama, dan masyarakat sipil. Akan tetapi, sayang keseimbangan baru itu muncul bersamaan dengan fenomena baru, yakni ledakan demografi baru. Muncul sebuah generasi baru yang lahir tahun 1990-an, yang tak punya asosiasi emosional dan ideologi terhadap sumber ketegangan pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Mereka lahir di tengah ideologi baru, yakni demokrasi dan pasar bebas. Persoalan muncul karena para politisi atau calon pemimpin bangsa justru masih menggunakan isu-isu lama seperti kedaulatan, integrasi, dan nasionalisme. Yang menjadi perbincangan lembagalembaga Politik tidak sesuai dengan yang dipikirkan dan dibutuhkan masyarakat. Masyarakat yang cara pandangnya sudah berubah juga tidak merasakan manfaat negara dan semua institusi politik. Akibatnya muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap negara dan institusi politik. Kondisi itu juga menyebabkan terjadi disorientasi sehingga bangsa kehilangan arah. Kegaduhan terjadi dimana-mana, tetapi sebenarnya tidak ada hal substansial yang menjadi pokok perdebatan. Bukan pemimpin otoriter Untuk menghadapi persoalan baru tersebut diperlukan pula pendekatan baru dalam model kepemimpinan. Masyarakat tidak memerlukan lagi pemimpin yang otoriter atau pemimpin yang hanya mengandalkan wibawa. Pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mengandalkan gagasan, memiliki kemampuan persuasif, dan kemampuan koordinasi. Anis menganalogikan pemimpin seperti pemandu sorak. Dengan kata lain, tugas pemimpin adalah menciptakan lingkungan strategis bagi masyarakat untuk terus berkembang. Masyarakat harus dibuat taat kepada pemimpin karena pemimpin memiliki gagasan besar yang bermanfaat untuk masyarakat. Pendekatan semacam itulah yang juga dilakukan PKS. Kader taat bukan karena takut pada otoritas partai, melainkan karena sadar pada kebenaran dalam gagasan yang dibawa pemimpin mereka. Bicara masalah ketegangan antara Islam, modernitas, dan ke-indonesiaan, Anis mengatakan, itu sudah menjadi masa lalu. Saat ini, ketegangan segitiga pada masa lalu tersebut semestinya dijadikan dasar untuk membangun masa depan Indonesia. PKS memiliki gagasan mengintegrasikan agama, pengetahuan, dan kesejahteraan untuk membangun masa depan bangsa. PKS tidak ingin lagi ada komplikasi antara Islam dan keindonesiaan atau Islam dengan modernitas. Hal itu karena Islam yang dibawa PKS merupakan Islam yang moderat dan terbuka. Gagasan itulah yang melandasi PKS memutuskan menjadi parpol terbuka sejak tahun 2008. Denjan menyatukan agama, pengetahuan, dan kesejahteraan, Indonesia diharapkan akan menjadi bangsa yang religius, lebih berpengetahuan, tetapi sejahtera. Agama akan memberikau basis orientasi dan basis moral. Pengetahuan memberikan basis kompetensi dan basis produktivitas. Adapun kesejahteraan merupakan cita-cita Indonesia yang tercantum dalam konstitusi, yakni menjadi negara adil dan makrnur. Dengan penyatuan agama, pengetahuan, dan kesejahteraan itu, Indonesia diyakini akan menjadi model bagi negara-negara Islam dan juga negara-negara Barat. (ANITA YOSSIHARA) *sumber: KOMPAS cetak edisi Kamis (16/1/2014) | ||
Langkah Pemkot Depok Menahan Air ke Jakarta Posted: 15 Jan 2014 03:32 PM PST MARGONDA -- Banjir yang mengancam Jakarta tentunya memerlukan kerja sama dengan daerah-daerah di sekitarnya, seperti Depok, Tanggerang, Bekasi, dan Bogor. Sudah bukan saatnya saling menyalahkan siapa yang salah atau mengambinghitamkan wilayah lain soal banjir. Kepala Tata Ruang Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Wijayanto, mengatakan jika benar ingin sungguh-sungguh menangani banjir di daerahnya, Pemprov DKI harus menjalin kerja sama dengan Depok. Ia menyentil ungkapan Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama yang mengatakan Depok sebagai biang kerok banjir Jakarta. "Saya baru saja pulang dari Situ Pedongkelan. Ada tanggul jebol, yang punya DKI. Airnya sudah mengaliri wilayah Depok," tuturnya kepada Republika, Rabu (15/1). Namun, Wijayanto segera menutup pernyataannya tersebut bahwa tidak perlu ada saling menyalahkan antara Pemkot Depok dan Pemprov DKI Jakarta. "Kita tidak memilah-milah hal itu, pokoknya ini tanggung jawab kita sama-sama," katanya menambahkan. Wijayanto mengatakan, kerja sama Pemkot Depok dan Pemprov DKI untuk penanganan banjir mencakup kerja sama struktural dan non-struktural. "Secara struktural, mulai dari perbaikan drainase, revitalisasi Situ, normalisasi kali dan tanggul-tanggul. Sementara yang non-struktural, mulai dari pemberishan saluran, penegakan aturan, sosialisasi pembuang sampah agar jangan sembaragan, dan opotimalisasi satgas banjir kita," paparnya. Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, ada beberapa langkah yang telah ditempuh Pemkot Depok untuk menahan air agar tidak sampai membanjiri Jakarta. "Upaya menahan air (ke Jakarta) kita sudah mengintensifkan dengan penanaman di kawasan terbuka hijau. Kemudian aplikasi pembuatan sumur resapan. Kita juga menghimbau kepada pengembang perumahan itu supaya membuat isntalasi pengolahan air limbah. Kita juga mendorong bagi pengguna air bawah tanah agar membuat sumur resapan," tutur Nur ketika menengok tanggul Kali Laya di Cimanggis yang jebol diterjang banjir, Senin (13/1) lalu. Selain itu, Nur juga sering menghimbau warganya agar berprilaku hidup sehat dengan tidak membuang sampah ke kali. Sebagai solusinya, bank-bank sampah yang mendaur ulang sampah terus ia apresiasi. Bank sampah tersebut cukup membantu upaya Nur yang ingin mengubah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi Tempat Pengolahan Akhir. (ROL) (foto: antara) |
You are subscribed to email updates from PKS PIYUNGAN To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar